You are on page 1of 33

“Strategi Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa”

Dosen Pengampu: Nanang Purwanto M, Pd

Kelompok 01:
M. Iqbal Maulana (126208211026)
Rif’atul Masruroh (126208211035)
Mutiara Hima Malini P (126208212086)
Ratna Wilisia (126208211034)
A. Pengertian Strategi,Metode,dan Pendekatan Pembelajaran
“Mutiara Hima Malini P”
A.Pengertian Strategi,Metode,dan Pendekatan Pembelajaran
1) Konsep strategi
merupakan sebuah konsep yang perlu dipahami dan diterapkan oleh setiap pengusaha dalam segala
macam bidang usaha.Pimpinan suatu organisasi setiap hari berusaha mencari kesesuaian antara kekuatan-
kekuatan internal perusahaan dan kekuatan- kekuatan eksternal (peluang dan ancaman) suatu pasar.

2) Metode
Metode adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Lalu ada satu istilah
lainnya yang berkaitan dengan 2 istilah ini, yaitu teknik adalah cara yang spesifik dalam pemecahan masalah
tertentu yang ditemukan dalam pelaksanaan prosedur.
Pengertian metode belajar adalah proses sistematis dan teratur yang dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan materi kepada siswanya. Dengan adanya metode belajar, diharapkan proses belajar dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
metode pembelajaran adalah cara kita mengajar sedangkan model pembelajaran adalah rangkaian
semua unsur mulai dari pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran. Tujuan pokok metode
pembelajaran adalah untuk lebih memudahkan proses dan hasil belajar siswa sehingga apa yang telah
direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin oleh peserta didik.
B. Macam-macam model pembelajaran
1) Model Pembelajaran Langsung
pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada
peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. pembelajaran langsung atau
Direct Instruction merujuk pada berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru
kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan
seluruh kelas.

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)


model pembelajaran ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berdasarkan masalah
terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan
kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inquiri (Trianto, 2010:91). Pengajaran
berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.
Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan
menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

3. Model Pembelaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)


suatu pendekatan pembelajaran matematika yang mengungkapkan pengalaman dan kejadian yang dekat
dengan siswa sebagai sarana untuk memahamkan persoalan matematika. (Depdiknas, 2010: 7). Anwar
(2010) menyatakan bahwa PMRI adalah satu pendekatan pembelajaran matematika yang coba
menggunakan pengalaman dan lingkungan siswa sebagai alat bantu mengajar primer.
4. Model Pembelajaran Kontekstual
konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia
kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dalam
kehidupan sehari-hari (Mulyasa: 2006: 102).

5. Model pembelajaran Index Card Match (Mencari Pasangan)


model pembelajaran yang cukup menyenangkan, digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan
sebelumnya. Materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan catatan peserta didik diberi tugas mempelajari topik
yang akan diajarkan terlebih dahulu sehingga peserta didik ketika masuk
ruangan kelas sudah memiliki bekal pengetahuan.

6. Model Pembelajaran Kooperatif


metode atau strategi pembelajaran gotong-royong yang konsepnya hampir tidak jauh berbeda dengan
metode pembelajaran kelompok. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode pembelajaran kelompok.
Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan
asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif.
B. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
“RIF’ATUL MASRUROH”
B. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran
Bila dilihat dari penyajiannya, jenis strategi pembelajaran dibagi 2 yaitu induktif dan deduktif. Jenis strategi
pembelajaran ini sifatnya konseptual. Strategi atau model pembelajaran ini bisa diimplementasikan dengan
bentuk metode pembelajaran yang nyata.
1. Ceramah,
2. Diskusi kelompok,
3. Demonstrasi ,
4. Simulasi,
5. Pengalaman lapangan,
6. Mind Mapping,
7. Drama

Dalam kurikulum 2013 jenis - jenis strategi pembelajaran atau model pembelajaran ada 5 :
1. Strategi Discovery Learning (DL) (Menyingkap Pembelajaran)
2. Strategi Inkuiri Learning (IL) (Penyelidikan Pembelajaran)
3. Strategi Problem Based Learning (PBL) (Pembelajaran Berbasis Masalah)
4. Strategi Project Based Learning (PBL) (Pembelajaran Berbasis Proyek)
5. Strategi Saintifik Learning (SL) (Pembelajaran Ilmiah)
Definisi dari Jenis - Jenis Strategi Pembelajaran:

Strategi discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar
tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri.

Strategi Inkuiri learning didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran yang
mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi,
ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang
ditemukan orang lain.

Strategi Problem Based Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai
konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh
pengetahuan.

Strategi Project Based Learning adalah pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Strategi Saintifik Learning adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.
Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
&
Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks
Standar Proses Pendidikan

“M IQBAL MAULANA”
C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
• Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
• Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan/materi pembelajaran
• Pertimbangan dari sudut siswa
• Pertimbangan-pertimbangan lainnya

Mempertimbangkan Kelebihan Penggunaan Strategi Berorientasi pada Aktivitas


Siswa
1. Dalam strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa ini menekankan kepada
aktivitas siswa secara optimal, yaitu bahwa ada keseimbangan antara aktivitas fisik,
mental, emosional juga aktivitas intelektual.
2. Siswa berperan sebagai subjek pendidikan bukan objek pendidikan yang harus
dijejali dengan berbagai informasi, melainkan siswa tersebut mengolah informasi
tersebut dan mengaplikasikannya atau menghubungkannya dengan kehidupan.
3. Dalam strategi pembelajaran yang berorientasi pada
aktivitas siswa guru tidak berperan sebagai satu-satunya
sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran
kepada siswa, akan tetapi guru berperan sebagai penunjuk
dan fasilitator dalam memanfaatkan sumber belajar.
4. Dalam strategi pembelajaran yang berorientasi pada
aktifitas siswa guru dan siswa sama-sama berperan sebagai
subjek belajar yang membedakan hanyalah tugasnya masing-
masing.
5. Kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan efisien
karena siswa berpartisipasi dalam kegiatan perumusan
tujuan pembelajaran dan pengambilan kesimpulan.
Mempertimbangkan Kekurangan Penggunaan Strategi Berorientasi pada Aktivitas
Siswa
1. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
yang berorientasi pada aktifitas siswa aktif dan tidak aktifnya siswa
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran hanya siswa yang mengetahuinya
secara pasti. Karena keaktifan siswa ada yang dapat diamati secara
langsung seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, megumpulkan data dan
lainnya. Namun ada hal yang tidak dapat diamati seperti kegiatan
mendengarkan dan menyimak.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktifitas siswa
sangat tergantung kepada apa yang dimiliki oleh guru seperti kemampuan
guru, sikap profesionalitas guru, latar belakang pendidikan dan pengalaman
mengajar guru. Karena hal-hal tersebut yang sangat menentukan bagaimana
guru bisa menjalankan perannya sebagai penunjuk dan fasilitator sehingga
guru dapat memfasilitasi siswanya untuk belajar. Tanpa hal-hal yang harus
dimiliki oleh guru tersebut dapat dipastikan proses kegiatan pembelajaran
tidak akan berhasil dengan baik.
D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam
Konteks Standar Proses Pendidikan

Prinsip-prinsip umum : Prinsip-prinsip khusus :


• Berorientasi pada Tujuan • Interaktif
• Aktivitas • Inspiratif
• Individualitas • Menyenangkan
• Integritas • Menantang
• Memotivasi
STRATEGI PEMBELAJARAN
BERORIENTASI PADA AKTIVITAS
SISWA (PBAS)
Adapun prinsip-prinsip penggunaan strategi
pembelajaran sebagai berikut :

1. BERORIENTASI 2. AKTIVITAS
PADA TUJUAN

3. INDIVIDUALITAS 4. INTEGRITAS
1. Berorientasi pada tujuan

Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen


yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah
diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini
sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang
bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi
pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Aktivitas

Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau


informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh
pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mendorong aktivitas siswa.
3. Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap


individu siswa. Walaupun kita mengajar pada
sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin
kita mencapai adalah perubahan perilaku setiap
siswa.
4. Integritas

Dalam hal ini, mengajar harus dipandang oleh seorang


guru sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi
siswa. Jadi mengajar bukan hanya mengembangkan
kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi
pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh
karena itu, strategi pembelajaran harus dapat dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara
terintegrasi.
Pandangan tersebut diperkuat dan telah diatur
dalam Bab IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 ditegaskan bahwa dalam proses pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
pengembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)

LANDASAN PBAS

Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran KONSEP & TUJUAN


didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, PBAS
sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai PERAN GURU
subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran
DALAM
IMPLEMENTASI PBAS
ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa PENERAPAN PBAS
(PBAS). DALAM
PEMBELAJARAN
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
PBAS
KELEBIHAN PBAS

KEKURANGAN PBAS
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran
berorientasi pada aktivitas siswa, yaitu :

1. Asumsi tentang pendidikan

2. Asumsi tentang siswa

3. Asumsi tentang guru

4. Asumsi tentang proses pengajarannya


1. Asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha
untuk sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik
kedewasaan intelektual, sosial maupun kedewasaan moral. Oleh
karena itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan
intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak
didik. Dengan demikian, hakikat pendidikan pada dasarnya adalah:
a. Interaksi manusia
b. Pembinaan dan pengembangan potensi manusia
c. Berlangsung sepanjang hayat
d. Kesesuaian kemampuan dan tingkat pengembangan siswa
2. Asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan yaitu:

a. Siswa bukanlah manusia yang berukuran mini

b. Setiap manusia mempunyai kemampuan yang


berbeda.

c. Anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif,


kreatif dan dinamis dalam menghadapi
kemampuannya

d. Anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi


kebutuhannya.
3. Asumsi tentang guru meliputi :

a. Guru bertanggung jawab atas kepercayaan hasil


belajar peserta didik

b. Guru memiliki kemampuan yang profesional dalam


mengajar

c. Guru mempunyai kode etik keguruan

d. Guru memikili peran sebagai sumber belajar, pemimpin


dalam belajar yang memungkinkan terciptanya
kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar.
4. yaitu sebagai berikut:
a. Bahwa proses pengajaran direncanakan dan
dilaksanakan sebagai suatu sistem.
b. Peristiwa belajar akan terjadi manakala anak didik
berintegrasi dengan lingkungan yang diatur oleh guru
c. Proses pengajaran akan lebih afektif apabila
menggunakan metode atau tekhnik yang tepat dan
berdaya guna
d. Pengajaran memberi tekanan kepada proses Asumsi
yang berkaitan dengan proses – proses
pengajarannyadan produk secara seimbang.
e. Inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar
siswa secara optimal.
1. Konsep dan Tujuan

PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan


dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktiivitas
siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar
berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara berkembang. Dari konsep diatas dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan dari PBAS adalah
untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan
kreatif, sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat menunjang
terbentuknya kepribadian yang mandiri.
Pendekatan PBAS berbeda dengan proses
pembelajaran yang selama ini banyak berlangsung. Selama
ini proses pembelajaran banyak diarahkan kepada proses
penghafalan informasi yang disajikan guru. Ukuran
keberhasilan pembelajaran adalah sejauh mana siswa dapat
menguasai materi pembelajaran; apakah materi itu dipahami
untuk kebutuhan hidup setiap siswa, apakah siswa bisa
menangkap hubungan materi yang dihafal itu dengan
pengembangan potensi yang dimilikinya, bukan tidak
menjadi soal, yang penting siswa dapat mengungkapkan
kembali apa yang telah di pelajarinya.
2. Peran Guru Dalam Impementasi PBAS

Dalam implementasi PBAS, guru tidak berperan


sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas
menuangkan materi pelajaran kepada siswa, tetapi yang
lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi siswa agar
belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menuntut guru
untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan
kegiatan mengajaranya dengan gaya dan karakteristik
belajar siswa.
Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat
dilakukun guru, diantaranya adalah :

a. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang


harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.

c. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang


harus dilakukan.

d. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar,


membimbing, dan lain sebagainya melalui pengajuan
pertanyaan-pertanyaan.

e. Memberikan bantuan pelayanan pada siswa yang membutuhkan.

f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.


3. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam


berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi,
memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan
masalah, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa ada yang
secara langsung dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat
secara langsung teramati.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan PBAS

Keberhasilan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat


dipengaruhi oleh :

a. Guru
 Kemampuan guru
 Sikap professional guru
 Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru

b. Sarana belajar
 Ruang kelas
 Media dan sumber belajar
 Lingkungan belajar
THANK YOU ^_^…

You might also like