You are on page 1of 51

SPGDT

LAYAD RAWAT
PSC 119
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA
BARAT
KONSEP RPMK SISTEM RUJUKAN PELAYANAN
KESEHATAN PERORANGAN
RPMK
PMK NO. 01 TAHUN 2012  Pelayanan Kesehatan dilakukan
berdasarkan kemampuan fasilitas
Pelayanan kesehatan dilakukan secara pelayanan Kesehatan dengan
berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis mempertimbangkan kebutuhan medis
pasien dimulai dari pelayanan Kesehatan pasien
tingkat pertama  Kemampuan fasilitas pelayanan Kesehatan
terdiri atas kompetensi dan daya tampung
fasilitas pelayanan Kesehatan
 Dilakukan secara online (terdapat
pengecualian)  pusat satu data

OLD NEW

AMANAH Pasal 42 ayat (3) UU No. 44 Tahun


2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 55 ayat (8) Peraturan Presiden Nomor
82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
INDIKATOR RPJMN-RENSTRA 2020 – 2024
RENSTRA TARGET
NO INDIKATOR RPJMN
IKK IKP 2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase rumah sakit yang menerapkan Rekam Medis 20 40 60 80 100
Elektronik (RME) terintegrasi √ √  

2 Jumlah fasyankes yang diampu dalam melaksanakan 67 134 201 268 335
telemedicine √ √  
3 Jumlah provinsi yang menerapkan Sistem Rujukan 34 34 34 34 34
Terintegrasi (SISRUTE) √ √  
4 Jumlah RS yang Melaksanakan respon time pelayanan 66 132 198 264 331
operasi sectio sesarea darurat dalam waktu ≤ 30 menit √ √

5 Persentase RS kelas A dan B Pendidikan yang melakukan


surveilan AMR sesuai standar √ √ 20 40 60 80 100

6 Jumlah kabupaten/kota yang mengimplementasikan Public 250 305 357 409 461
Safety Center (PSC) 119 √  

7 Persentase rumah sakit yang terintegrasi pelayanan 20 40 60 80 100


kegawatdarutannya dengan NCC/PSC 119 √

8 Persentase RS Rujukan dan RS Vertikal dengan 70 75 80 85 90


pelayanan sesuai standar   √

9 Persentase RS milik Pemerintah dengan pelayanan sesuai 70 75 80 85 90


standar √

10 Jumlah RS yang menyelenggarakan pendidikan dan 20 40 60 80 100


ditetapkan sebagai RS Pendidikan √

11 Jumlah rs kelas A dan B Pendidikan yang memiliki 16 32 50 65 82


pedoman antibiotic RS dan menerapkan sesuai standar √
LAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
NO INDIKATOR BASELINE DEFINSI OPERASIONAL

4 Jumlah RS yang 0 Jumlah RS yang melaksanakan operasi Sectio Caesaria


Melaksanakan respon darurat dengan waktu tanggap ≤ 30 menit sebesar 60%.
time pelayanan operasi dengan kriteria inklusi:
sectio sesarea darurat a. RS Umum Publik kelas A dan B serta RSIA kelas A, B, C
dalam waktu ≤ 30 menit b. SC darurat dengan status kesehatan fisik pre operasi ASA
1 dan 2

5 Persentase RS kelas A Persentase RS kelas A dan B Pendidikan yang telah


dan B Pendidikan yang melakukan surveilans AMR Sesuai standar.
melakukan surveilan  RS kelas A adalah RS Umum dan Khusus Ibu anak, paru,
AMR sesuai standar infeksi, jantung, kanker, ortopedi kelas A
 RS kelas B Pendidikan adalah dan RSU kelas B yang
telah ditetapkan menjadi RS Pendidikan utama dari
Fakultas Kedokteran oleh Menteri Kesehatan
 surveilans AMR sesuai standar adalah surveilans AMR
sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan
 Denominator 82 RS (Kelas A 34 RS, Kelas B Pendidikan
48 RS)
LAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
NO INDIKATOR BASELINE DEFINSI OPERASIONAL

6 Jumlah kabupaten/kota yang 251 Jumlah Kabupaten/Kota yang mengimplementasikan Public Safety
mengimplementasikan Public Center (PSC) 119
Safety Center (PSC) 119

7 Persentase rumah sakit yang 0 RS yang memberikan pelayanan kegawatdaruratan yang sudah
terintegrasi pelayanan terintegrasi dengan pelayanan NCC atau PSC 119
kegawatdarutannya dengan
NCC/PSC 119

8 Persentase RS Rujukan dan 40 RS Persentase kumulatif RS Rujukan dan RS Vertikal yang sesuai standar
RS Vertikal dengan (24%) kelas RS, RS Pendidikan, Akreditasi dan layanan unggulan.
pelayanan sesuai standar a. Rujukan Nasional : RS yang sesuai standar kelas A, RS Pendidikan,
akreditasi internasional dan memiliki layanan unggulan
b. Rujukan Provinsi : RS yang sesuai standar kelas A, RS Pendidikan,
akreditasi paripurna dan memiliki layanan unggulan
c. Rujukan Regional : RS yang sesuai standar kelas B, RS Pendidikan,
akreditasi utama dan memiliki layanan unggulan
d. RS Vertikal : RS yang sesuai standar kelas A, RS Pendidikan,
akreditasi paripurna dan memiliki layanan unggulan
Denominator : 167 RS (144 RS Rujukan dan 23 RS Vertikal Non
Rujukan Nasional)
LAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
NO INDIKATOR BASELINE DEFINSI OPERASIONAL
Persentase rumah sakit 45 RS Rujukan Persentase Rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit Kelas A dan
1 yang menerapkan Rekam Nasional/Rujukan RS Kelas B dan RS Prioritas KIA yang menerapkan Rekam
Medis Elektronik (RME) Provinsi/Rujukan Regional Medis Elektronik (RME) pada minimal 3 dari 6 unit layanan
terintegrasi (8%) yaitu pendaftaran, rawat jalan, igd, rawat inap, pelayanan
penunjang dan farmasi serta tersedianya Resume Medis
Elektronik yang terintegrasi dengan SISRUTE, n = 575 RS

Jumlah fasyankes yang 23% RS Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan Diampu yang mampu
2 diampu dalam PengampuTelemedicine (30 melakukan konsultasi jarak jauh dalam penegakan diagnosis
melaksanakan telemedicine RS Rujukan Provinsi dan dan/atau tindakan medis melalui fasilitas telemedicine.
Rujukan Regional)

3 Jumlah provinsi yang 34 Jumlah kumulatif provinsi yang memiliki lebih dari atau sama
menerapkan Sistem dengan 65% kab/kota yang memiliki 60% Fasyankesnya yang
Rujukan Terintegrasi telah menerapkan sistem rujukan terintegrasi (SISRUTE)
(SISRUTE)
LAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
BASELI
NO INDIKATOR DEFINSI OPERASIONAL
NE
9 Persentase RS milik Pemerintah 0 Persentase kumulatif RS umum dan khusus milik Pemerintah Daerah
dengan pelayanan sesuai standar Provinsi, PemKab, PemKot dengan standar pelayanan dan SDM yang sesuai
kelasnya.
Denominator : 760 RS Pemerintah (Kepemilikan Provinsi dan
Kabupaten/Kota)

10 Jumlah RS yang 51 RS RS yang menyelenggarakan pendidikan kedokteran dan ditetapkan statusnya


menyelenggarakan pendidikan sebagai rs pendidikan
dan ditetapkan sebagai RS
Pendidikan
11 Jumlah rs kelas A dan B a. Jumlah RS kelas A dan B Pendidikan yang telah memilki pedoman
Pendidikan yang memiliki antibiotik RS dan menerapkan sesuai standar yang telah ditetapkan
pedoman antibiotic RS dan Kementerian Kesehatan.
menerapkan sesuai standar b. RS kelas A adalah RS Umum dan Khusus Ibu anak, paru, infeksi, jantung,
kanker, ortopedi kelas A
c. RS kelas B Pendidikan adalah dan RSU kelas B yang telah ditetapkan
menjadi RS Pendidikan utama dari Fakultas Kedokteran oleh Menteri
Kesehatan
d. Pedoman antibiotik adalah pedoman penggunaan antibiotik sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
e. Target 82 RS (Kelas A 34 RS, Kelas B Pendidikan 48 RS)
Pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) ke
STANDAR PELAYANAN MINIMAL daerah akan berdasar pada kebutuhan daerah
untuk pencapaian target-target SPM.

Amanah UU No. 23/2014 : Pemerintah Daerah untuk


SPM diarahkan kepada kinerja Pemerintah memprioritaskan belanja daerah untuk mendanai urusan
Daerah untuk mencapai target yang pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan
ditetapkan. dengan SPM (pasal 298). Sehingga SPM juga akan berfungsi
sebagai instrumen untuk memperkuat pelaksanaan Performance
Based Budgeting.

Implementasi SPM akan memperkuat sisi promotif– Penerapan SPM bidang kesehatan tidak
preventif sehingga diharapkan akan ber-impact pada dapat terpisah dengan penyelenggaraan
penurunan jumlah kasus kuratif yang harus ditanggung program Jaminan Kesehatan Nasional
oleh JKN. (JKN) karena sifat saling melengkapi dan
sinergisme

Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan SPM Bidang


Kesehatan dilaksanakan secara berjenjang, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
pembinaan dan pengawasan Aplikasi spm.kemkes.go.id
1. menjadi penilaian kinerja daerah dalam memberikan
pelayanan dasar kepada Warga Negara.
2. bahan Pemerintah Pusat dalam perumusan kebijakan Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah yang tidak
nasional, pemberian insentif, disinsentif dan sanksi melaksanakan SPM dijatuhi sanksi administrative yang diatur
administrasi Kepala Daerah dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam negeri.
PENGUATAN PHC
Pelayanan Kesehatan primer yang Siklus hidup sebagai platform integrasi
komprehensif dan berkualitas 01 layanan kesehatan sekaligus sebagai
02 platform penguatan promosi dan
pencegahan seperti skrining

Pemenuhan sumber daya


pelaksanaan pelayanan kesehatan 03 Sinergi lintas program dan lintas sektor
04 dalam meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas layanan primer
Penyusunan dan harmonisasi
kebijakan pendukung pelayanan 05
Kesehatan
06 Simplifikasi dan digitalisasi data
dan pelayanan kesehatan
URGENSI
Sulit Mengakses Layanan
Kesehatan

Penuhnya Ruang Perawatan Di


Rumah Sakit

Kendala Biaya Bagi Warga Tidak


Mampu
DINAS
DINAS
PEMBINAAN & KESEHATAN
KESEHATAN PEMBINAAN
PENGAWASAN PROV
KAB /KOTA 1. Registrasi RSUD &
2. Rekom Teknis RS kelas JABAR
Rekom Teknis
PENGAWAS
C/D Kelas B
1. Registrasi FKTP AN
PEMBINAAN 3. Rujukan UKM Tersier
2. Rekom Teknis FKTP &
3. Rujukan UKM PENGAWAS
SISRUTE / SISRUTE /
Sekunder AN SIRANAP SIRANAP
FKTP
KLINIK DPM
PUSKESMAS
LUAR RUMAH SAKIT
DALAM GEDUNG (PIS
GEDUNG PK / UKM &
UKP)
LAYAD
RAWAT
BAGIAN
POLINDES / PUSTU dari Pembiayaan
PISPK-
Perkesmas

SPGDT /PSC
dengan CALL
CENTRE 119

MASYARAKAT 9
PSC119
DI DAERAH RURAL
MELALUI
KUNJUNGAN Pembiayaan
MASYARAKA RUMAH/ PIS PK
T (PERKESMAS/PROM
K
E S) Pembiayaan

PUSKESMAS
CALL TEMPAT KEJADIAN
CENTER KEGAWAT
DARURATAN
RUMAH SAKIT

Tergantung:
• kondisi pasien
PUSKESMAS • Lokasi fasyankes
• kelengkapan fasyankes

PUSKESMAS

PUSKESMAS 24 JAM
ADA PETUGAS STANDBY
PEMERINTA
H
- Pemenuhan Sumber
Daya Kesehatan
- Kelengkapan Sarana
Prasarana

MASYARAKA
T
- Kelengkapan
BISNIS
Administrasi Kerjasama Telkom
- Promosi Layanan
119

MEDIA
AKADEMISI - Informasi Program
- Pengembangan PSC 119
Kompetensi - Informasi
- Upgarde Tatalaksana PSC 119
Kompetensi - Informasi Pelaporan
Kegiatan PSC 119
LAYAD RAWAT PROVINSI JAWA
BARAT
Layad
Rawat
Kab/Kota
dengan Call
Center 119

Layad Layad
Rawat COMMAN Rawat
Kab/Kota Kab/Kota
dengan Call D dengan Call
Center 119 CENTER Center 119

Layad
Rawat
Kab/Kota
dengan Call
Center 119
TIM OPERATOR PSC 119 PROVINSI
JAWA BARAT
SIAP SIAGA 24 JAM MELAYANI
KEGAWATDARURATAN MEDIS
DI SELURUH PROVINSI JAWA
BARAT
PSC 119 PROVINSI JAWA BARAT

Overview

SITE SERVICE
ACCESS 35 Site Kegawatdaruratan medis, Reservasi,
119 (Voice) (1 ICR ,16 PSC dan 18 Jejaring ) Konsultasi kesehatan,
Rujukan antar faskes dan Layad Rawat
.

OPERATIONAL HOUR SOURCE


SEAT
ICR 24 jam 35 Seat 1 SPV
PSC 24 jam (1 ICR ,16 PSC dan 18 1 IT Staff
Jejaring OH ( 08:00 s.d.17.00 WIB ) Jejaring ) 84 Agent
PSC 119 PROVINSI JAWA BARAT
Traffic Performance

Grafik Panggilan Per PSC


900 100%
90% 90% 91% 91%
87% 87% 89%
86% 84% 86% 90%
800 83% 82%
81%
79%
80%
700 73%
69%
70%
600
60%
500
50%
400
40%
300
30%
200
20%

100 10%

- 0%
g ar g i r is ta i at n r a a
un an ah u um ar ga an ay
u
go ay bo
n
gk
nj nj m ar ar al
d
Ba
b im ia ia ak b B in d m Bo ire en
Ba
n Su C C C
rw ka g un an dr
a a m C al
ot
a
ab ot
a
ab ab Su
n g ot sik aj
ab K Pu du K n In K Ta ab M
K K K K ab n ab Pa ab C K
K C C C C C ab K Ba K PS ot
a C ab
C PS PS PS PS PS K C ab K
PS K
PS C ab PS K C K
PS
C PS K C PS C PS
C
C PS PS
PS

All 2022 COF All 2022 ACD All 2022 SCR


PSC 119 PROVINSI JAWA BARAT
Traffic Performance

Grafik Panggilan Per Jejaring


400 100%
87% 84%
350 90%
76% 75% 79%
73% 80%
300 65% 70%
250 57%
52% 60%
200 39% 40% 50%
36% 37%
150 40%
20% 21% 30%
100 17%
20%
50 6%
10%
- 0%
i ra eg i i ut i
gs ru
k T T
ga
p ng ar at
u m ah ng ya ud
a
Lo
j
un ta je ud P2
K
P2
K
Si bo s u ar uj u
uj
a
ile
U i ig ng R ab G at nd at ar M
g S C PT PT
s om ju an k ab ip a G
C an SC an ig n h Su B B PK
M ar M iU U ul C Ta bu K C
en M M g
PK ik tP K s n b la ab k M at PK PK an
C ar
u rP ka bo m K
M M Pe K eu PK p g
aw
o r si go Be ire A
rP PK on g p a bu ng un ar
Bo
g ka G
Bo a C PT o g M ul eu
n ay a a d
Be ab ot ot
a iU
g an iP
K K al K aw Ba
n K
ab K ab K Bo ed ng a m m sa
n ar ab
K ab g K
in
g K um ab um pa
P sik Ih K ot
a K
g K rin g
ar in
g b um b D Ta ab g
in in
g ja rin j ar ka g
K S ka a m SU A
l
K g
K rin
ar ar Je j a Je Je
j Su in ab Su J ab S g in ja
Je
j j Je a ar K D iR K iR in ar J e
Je ot Je
j g ab SU in
s g ns ar Je
j
g
K
arin g
K
iR rov a rin o vi Je
j
j in j
ar
in Je ar ns P Je Pr
j vi g g
Je
j
Je Pr
o
a rin in
j ar
in
g Je Je
j
j ar
Je

All 2022 COF All 2022 ACD All 2022 SCR


PSC 119 PROVINSI JAWA BARAT
Terjadi penurunan SCR dikarenakan Terjadi kenaikan call di
adanya penutupan layanan selama 3 hari
diawal januari Traffic Performance Maret karena adanya test
aksesibilitas

GRAFIK PANGGILAN 2022


3000 100%
92.86% 92.84% 91.50%
90.45%
90%
2500 2543 80%

65.58% 70%
2000
60%

1500 50%
1534
1468
40%
1000 1044 30%
848
20%
500
10%
1293 1652 2739 1623 1141
0 0%
JAN FEB MAR APR MAY

Call Masuk Call Diterima % Call Diterima


PSC 119 PROVINSI JAWA BARAT
Call Profile
GRAFIK AKTIFITAS RUJUKAN GRAFIK LAYAD RAWAT

TOLAK
3%
LVL 1
LVL 4 13%
CANCEL 18%
1%
TERIMA
51%

INFORMASI LVL 2
46% 24%

LVL 3
45%

AKTIFITAS RUJUKAN LAYAD RAWAT

DATA AKTIVITAS JEJARING TOTAL % KASUS LAYAD RAWAT TOTAL %


TOLAK 35 12.59% LEVEL 1 (Gawat Darurat Mengancam Jiwa) 45 2.87%
CANCEL 67 24.10% LEVEL 2 (Gawat Darurat) 11 0.70%
INFORMASI 126 45.32% LEVEL 3 (Gawat, Tidak Darurat) 716 45.63%
TERIMA 50 17.99% LEVEL 4 (Tidak Gawat, Tidak Darurat) 797 50.80%
PSC 119 PROVINSI JAWA BARAT
Call Profile
COVID19
180

160

140

120

100

80

60

40

20
89 157 110 89 31
0
JAN FEB MAR APR MAY

Panggilan tentang Covid-19 Tertinggi terjadi di bulan Februari 2022 dimana Gelombang Ketiga Kasus Covid-19 varian Omicron sedang ramai-ramainya, yang
mengakiabatkan kasus melonjak sebanyak 80% dibanding bulan Januari 2022
PLAN IMPROVEMENT
PAIN POINT PROGRAM DETAIL PROGRAM OBJECTIVE DUEDATE

1, IDENTIFIKASI
PLATFORM MEDIA SOSIAL
MENINGKATKAN TRAFFIC
2. CONTENT MEDIA
PANGGILAN DAN
LOW TRAFFIC DIGITAL CAMPAIGN CAMPAIGN Q2 2022
EDUKASI TENTANG
3. BLASTING CAMPAIGN
LAYANAN 119
4. MONITORING &
EVALUASI

1, IDENTIFIKASI
PROGRAM LAYAD RWAT
DAN SARPRAS DI SETIAP
SEDIKITNYA
KOTA / KAB
MASYARAKAT DAN MENINGKATKAN
2. ARAHAN DAN
DINKES KOTA / KAB LAYAD RAWAT 3.0 CAPAIAN PROGRAM Q3 2022
SOSIALISASI LAYAD
YANG MENJALANKAN LAYAD RAWAT
RAWAT DENGAN DINKES
PROGRAM LAYAD RAWAT
KOTA / KAB
3. MONITORING EVALUASI
PROGRAM LAYAD RAWAT
Dokumentasi

di Provinsi Jawa Barat


KABUPATEN
BANDUNG
KOTA CIREBON
KABUPATEN
CIREBON
KABUPATEN
MAJALENGKA
KOTA DEPOK
KABUPATEN BEKASI
KABUPATEN SUBANG
KABUPATEN
PURWAKARTA
KOTA BANJAR
KOTA TASIKMALAYA
KABUPATEN
PANGANDARAN
KABUPATEN CIAMIS
KABUPATEN KUNINGAN
KABUPATEN
INDRAMAYU
KOTA BOGOR
KABUPATEN SUKABUMI
KABUPATEN BANDUNG
BARAT
KOTA CIMAHI
KABUPATEN CIANJUR
KABUPATEN SUMEDANG
KONSEP RPMK SISTEM RUJUKAN PELAYANAN
KESEHATAN PERORANGAN
RPMK
PMK NO. 01 TAHUN 2012  Pelayanan Kesehatan dilakukan
berdasarkan kemampuan fasilitas
Pelayanan kesehatan dilakukan secara pelayanan Kesehatan dengan
berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis mempertimbangkan kebutuhan medis
pasien dimulai dari pelayanan Kesehatan pasien
tingkat pertama  Kemampuan fasilitas pelayanan Kesehatan
terdiri atas kompetensi dan daya tampung
fasilitas pelayanan Kesehatan
 Dilakukan secara online (terdapat
pengecualian)  pusat satu data

OLD NEW

AMANAH Pasal 42 ayat (3) UU No. 44 Tahun


2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 55 ayat (8) Peraturan Presiden Nomor
82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
INDIKATOR RPJMN-RENSTRA 2020 – 2024
RENSTRA TARGET
NO INDIKATOR RPJMN
IKK IKP 2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase rumah sakit yang menerapkan Rekam Medis 20 40 60 80 100
Elektronik (RME) terintegrasi √ √  

2 Jumlah fasyankes yang diampu dalam melaksanakan 67 134 201 268 335
telemedicine √ √  
3 Jumlah provinsi yang menerapkan Sistem Rujukan 34 34 34 34 34
Terintegrasi (SISRUTE) √ √  
4 Jumlah RS yang Melaksanakan respon time pelayanan 66 132 198 264 331
operasi sectio sesarea darurat dalam waktu ≤ 30 menit √ √

5 Persentase RS kelas A dan B Pendidikan yang melakukan


surveilan AMR sesuai standar √ √ 20 40 60 80 100

6 Jumlah kabupaten/kota yang mengimplementasikan Public 250 305 357 409 461
Safety Center (PSC) 119 √  

7 Persentase rumah sakit yang terintegrasi pelayanan 20 40 60 80 100


kegawatdarutannya dengan NCC/PSC 119 √

8 Persentase RS Rujukan dan RS Vertikal dengan 70 75 80 85 90


pelayanan sesuai standar   √

9 Persentase RS milik Pemerintah dengan pelayanan sesuai 70 75 80 85 90


standar √

10 Jumlah RS yang menyelenggarakan pendidikan dan 20 40 60 80 100


ditetapkan sebagai RS Pendidikan √

11 Jumlah rs kelas A dan B Pendidikan yang memiliki 16 32 50 65 82


pedoman antibiotic RS dan menerapkan sesuai standar √
LAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
NO INDIKATOR BASELINE DEFINSI OPERASIONAL

4 Jumlah RS yang 0 Jumlah RS yang melaksanakan operasi Sectio Caesaria


Melaksanakan respon darurat dengan waktu tanggap ≤ 30 menit sebesar 60%.
time pelayanan operasi dengan kriteria inklusi:
sectio sesarea darurat a. RS Umum Publik kelas A dan B serta RSIA kelas A, B, C
dalam waktu ≤ 30 menit b. SC darurat dengan status kesehatan fisik pre operasi ASA
1 dan 2

5 Persentase RS kelas A Persentase RS kelas A dan B Pendidikan yang telah


dan B Pendidikan yang melakukan surveilans AMR Sesuai standar.
melakukan surveilan  RS kelas A adalah RS Umum dan Khusus Ibu anak, paru,
AMR sesuai standar infeksi, jantung, kanker, ortopedi kelas A
 RS kelas B Pendidikan adalah dan RSU kelas B yang
telah ditetapkan menjadi RS Pendidikan utama dari
Fakultas Kedokteran oleh Menteri Kesehatan
 surveilans AMR sesuai standar adalah surveilans AMR
sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan
 Denominator 82 RS (Kelas A 34 RS, Kelas B Pendidikan
48 RS)
LAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
NO INDIKATOR BASELINE DEFINSI OPERASIONAL

6 Jumlah kabupaten/kota yang 251 Jumlah Kabupaten/Kota yang mengimplementasikan Public Safety
mengimplementasikan Public Center (PSC) 119
Safety Center (PSC) 119

7 Persentase rumah sakit yang 0 RS yang memberikan pelayanan kegawatdaruratan yang sudah
terintegrasi pelayanan terintegrasi dengan pelayanan NCC atau PSC 119
kegawatdarutannya dengan
NCC/PSC 119

8 Persentase RS Rujukan dan 40 RS Persentase kumulatif RS Rujukan dan RS Vertikal yang sesuai standar
RS Vertikal dengan (24%) kelas RS, RS Pendidikan, Akreditasi dan layanan unggulan.
pelayanan sesuai standar a. Rujukan Nasional : RS yang sesuai standar kelas A, RS Pendidikan,
akreditasi internasional dan memiliki layanan unggulan
b. Rujukan Provinsi : RS yang sesuai standar kelas A, RS Pendidikan,
akreditasi paripurna dan memiliki layanan unggulan
c. Rujukan Regional : RS yang sesuai standar kelas B, RS Pendidikan,
akreditasi utama dan memiliki layanan unggulan
d. RS Vertikal : RS yang sesuai standar kelas A, RS Pendidikan,
akreditasi paripurna dan memiliki layanan unggulan
Denominator : 167 RS (144 RS Rujukan dan 23 RS Vertikal Non
Rujukan Nasional)
LAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
NO INDIKATOR BASELINE DEFINSI OPERASIONAL
Persentase rumah sakit 45 RS Rujukan Persentase Rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit Kelas A dan
1 yang menerapkan Rekam Nasional/Rujukan RS Kelas B dan RS Prioritas KIA yang menerapkan Rekam
Medis Elektronik (RME) Provinsi/Rujukan Regional Medis Elektronik (RME) pada minimal 3 dari 6 unit layanan
terintegrasi (8%) yaitu pendaftaran, rawat jalan, igd, rawat inap, pelayanan
penunjang dan farmasi serta tersedianya Resume Medis
Elektronik yang terintegrasi dengan SISRUTE, n = 575 RS

Jumlah fasyankes yang 23% RS Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan Diampu yang mampu
2 diampu dalam PengampuTelemedicine (30 melakukan konsultasi jarak jauh dalam penegakan diagnosis
melaksanakan telemedicine RS Rujukan Provinsi dan dan/atau tindakan medis melalui fasilitas telemedicine.
Rujukan Regional)

3 Jumlah provinsi yang 34 Jumlah kumulatif provinsi yang memiliki lebih dari atau sama
menerapkan Sistem dengan 65% kab/kota yang memiliki 60% Fasyankesnya yang
Rujukan Terintegrasi telah menerapkan sistem rujukan terintegrasi (SISRUTE)
(SISRUTE)
LAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
BASELI
NO INDIKATOR DEFINSI OPERASIONAL
NE
9 Persentase RS milik Pemerintah 0 Persentase kumulatif RS umum dan khusus milik Pemerintah Daerah
dengan pelayanan sesuai standar Provinsi, PemKab, PemKot dengan standar pelayanan dan SDM yang sesuai
kelasnya.
Denominator : 760 RS Pemerintah (Kepemilikan Provinsi dan
Kabupaten/Kota)

10 Jumlah RS yang 51 RS RS yang menyelenggarakan pendidikan kedokteran dan ditetapkan statusnya


menyelenggarakan pendidikan sebagai rs pendidikan
dan ditetapkan sebagai RS
Pendidikan
11 Jumlah rs kelas A dan B a. Jumlah RS kelas A dan B Pendidikan yang telah memilki pedoman
Pendidikan yang memiliki antibiotik RS dan menerapkan sesuai standar yang telah ditetapkan
pedoman antibiotic RS dan Kementerian Kesehatan.
menerapkan sesuai standar b. RS kelas A adalah RS Umum dan Khusus Ibu anak, paru, infeksi, jantung,
kanker, ortopedi kelas A
c. RS kelas B Pendidikan adalah dan RSU kelas B yang telah ditetapkan
menjadi RS Pendidikan utama dari Fakultas Kedokteran oleh Menteri
Kesehatan
d. Pedoman antibiotik adalah pedoman penggunaan antibiotik sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan
e. Target 82 RS (Kelas A 34 RS, Kelas B Pendidikan 48 RS)
Peningkatan akses terhadap
layanan katastropik
• Layanan Penyakit Katastropik belum tersebar
• % Kab/Kota yg Memenuhi Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan
• Kab/Kota yang memliki RS yg menyelenggarakan Layanan 4 Penyakit
Katastropik (Jantung, Kanker, Ginjal, Stroke/Otak)
TERIMA
KASIH

You might also like