Professional Documents
Culture Documents
Koneksi Antar Materi Modul 2.3 - Endang Permana
Koneksi Antar Materi Modul 2.3 - Endang Permana
materi modul
2.3
Coacing untuk
Supervisi
Akademik
Endang Permana, S.Pd
CGP Angkatan 7
SD Negeri Sindangraja
Kesimpulan & REFLEKSI
Pada tahap eksplorasi konsep, mempelajari tentang konsep
coaching secara umum dan konsep coaching dalam konteks
pendidikan. Membedakan antara Coaching dengan pengembangan
diri lainnya yaitu mentoring, konseling, fasilitasi dan training.
Kenyataan di lapangan
Namun pada kenyataannya supervisi yang
Tujuan supervisi dilakukan di kelas hanya sekedar memenuhi
kewajiban saja dan tidak ada efek yang berarti
supervisi akademik memiliki tujuan bagi guru yang telah disupervisi. Melalui prinsip
untuk mengevaluasi kompetensi dan paradigma berpikir coaching dalam
mengajar guru dan proses belajar di supervisi akademik, guru yang disupervisi akan
kelas. lebih diberdayakan potensi yang dimilikinya
sehingga ia mampu membuat perubahan yang
harus dilakukannya melalui pertanyaan-
pertanyaan yang memberdayakan.
Sub
bahasan
Kompetensi02.
Inti
Coaching dan TIRTA
sebagai Alur
Percakapan Coaching
Kompetensi inti coaching:
1. Kehadiran Penuh/Presence
2. Mendengarkan Aktif
3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot
Penjelasan :
1. Kehadiran penuh/presence adalah kemampuan untuk bisa
hadir utuh bagi coachee, atau di dalam coaching disebut
sebagai coaching presence sehingga badan, pikiran, hati
selaras saat sedang melakukan percakapan coaching.
2. Keterampilan mendengarkan dengan aktif atau sering kita
sebut dengan menyimak. Seorang coach yang baik akan
mendengarkan lebih banyak dan lebih sedikit berbicara.
Dalam percakapan coaching, fokus dan pusat komunikasi
adalah pada diri coachee, yakni mitra bicara.
3. Pertanyaan yang diajukan seorang coach diharapkan menggugah orang untuk berpikir
dan dapat menstimulasi pemikiran coachee, memunculkan hal-hal yang mungkin
belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri dan yang
dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan
kompetensi.
T (Tujuan):
Tanyakan tujuan perencanaan: apa yang ingin dicapai dengan program
pengembangan/kegiatan
TA (Tanggung Jawab):
Sepakati kapan akan melakukan sesi untuk refleksi/kalibrasi
Sub
bahasan 03.
Supervisi Akademik
dengan Paradigma
Berpikir Coaching
Supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang
bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru
dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas.
Dalam pelaksanaannya
ada dua paradigma utama
yang menjadi landasan kita
menjalankan proses
supervisi akademik yang
memberdayakan, yakni
paradigma pengembangan
kompetensi yang
berkelanjutan dan
optimalisasi potensi setiap
individu.
Beberapa prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma
berpikir coaching meliputi:
Percakapan Pasca-observasi
Percakapan pasca-observasi idealnya berisikan aktivitas berikut:
1. Tujuan percakapan: analisis hasil data observasi
2. Percakapan umpan balik
3. Percakapan perencanaan area pengembangan
4. Rencana aksi pengembangan diri
Percakapan-percakapan coaching membantu
para guru berpikir lebih dalam (metakognisi)
dalam menggali potensi yang ada dalam diri dan
komunitas sekolahnya sekaligus menghadirkan
motivasi internal sebagai individu pembelajar
yang berkelanjutan yang akan diwujudnyatakan
dalam buah pikir dan aksi nyata demi
tercapainya pembelajaran yang berpihak pada
murid.
KONEKSI ANTAR MATERI
2.1 & 2.2
1. Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi
sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan
emosi?
1) Menghadirkan diri secara penuh saat proses pembelajaran akan membuat siswa merasa
nyaman dan senang belajar. Karena fokus utama kita dalam mengajar adalah mereka.
2) Mendengarkan secara aktif setiap pertanyaan dan pernyataan yang dilontarkan oleh siswa
membuat siswa merasa diakui keberadaannya sehingga memunculkan kepercayaan diri dalam
dirinya.
3) Mengajukan pertanyaan yang berbobot akan membuat siswa belajar berpikir kritis dalam
menyikapi berbagai persoalan dan menemukan alternatif-alternatif solusi dalam
menghadapinya.
KONEKSI ANTAR MATERI
2.1 & 2.2
Sebagai seorang coach dan keterkaitannya dengan pembelajaran sosial dan emosional adalah
seorang guru harus memiliki kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi
dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab yang baik. Apabila guru telah memiliki KSE ini
dengan baik maka akan lebih mudah dalam mengimplementasikan praktik coaching kepada siswa.
Berikut ini keterhubungannya :
1) Kesadaran diri -> Guru sebagai seorang coach akan menghubungkan perasaan, pikiran, dan nilai-
nilai dalam dirinya untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memberdayakan siswa dalam
menghadapi masalanya.
2) Pengelolaan diri -> Guru sebagai seorang cocah harus mampu menjadi teladan bagi para siswanya,
seperti mengelola emosi diri dan keterampilan merancang dan mengorganisir pekerjaannya.
3) Kesadaran sosial -> Guru sebagai seorang coach harus memahami sudut pandang dan dapat
berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan
konteks yang berbeda-beda.
4) Keterampilan berelasi -> Guru sebagai seorang coach harus dapat menjadi mitra bagi siswa dalam
proses memberdayakan potensi yang dimilikinya.
5) Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab -> Guru sebagai seorang coach harus
menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran kepada siswa sehingga siswa merasa diakui
keberadaannya dan ia merasa nyaman saat berbicara dengan gurunya.
KONEKSI ANTAR MATERI
2.1 & 2.2
2. Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi
sebagai pemimpin pembelajaran?