Professional Documents
Culture Documents
Kel. I Ang. I - Atiq Hadiqoh - MPI7 Penugasan Surveilans Tetanus Neonatorum
Kel. I Ang. I - Atiq Hadiqoh - MPI7 Penugasan Surveilans Tetanus Neonatorum
4. Klinik swasta
Bagian klinik persalinan/perinatology menemukan kasus konfirmasi TN melalui review register
MTBM dilaporkan kepada petugas surveilans puskesmas wilayah setempat, petugas surveilans
melakukan wawancara kepada orang tua pasien menggunakan form TN 01, kemudian dilaporkan
kepada Dinkes Kab/Kota melalui laporan SKDR. Sedangkan pasien langsung dirujuk ke RS untuk
mendapatkan penanganan segera.
Sehubungan dengan laporan dari petugas surveilans puskesmas sukamaju di kab. Bekasi Propinsi
Jabar pada tanggal 20 September 2019 pukul 14.30 WIB. Bahwa ada satu kasus Kematian an.Bayi
Ny Suhartini Umur 9 Hari , Jenis Kelamin Laki-laki meninggal di puskesmas sukamaju. setelah di
rawat di ruang anak selama 3 hari. dengan gejala panas, kejang-kejang, mulut sukar di buka serta
sesak nafas di sertai bunyi.
Pertanyaan:
1. Berdasarkan soal kasus diatas, saudara diminta untuk menginput data-data kedalam form
pencatatan pelaporan yang tersedia.
2. Buatlah analisa secara deskriptif dan interpretasikan hasilnya berdasarkan data hasil
Penyelidikan Epidemiologi TN tersebut.
Menurut Orang
Berdasarkan data diatas seorang bayi umur 9 hari jenis kelamin laki-laki meninggal setelah
dirawat 3 hari dengan gejala panas kejang-kejang, mulut sukar dibuka, sesak nafas, disertai
bunyi.
Menurut Waktu
Berdasarkan data diatas telah terjadi kematian bayi umur 9 hari pada tanggal 20 September
2019 pukul 14.30 WIB.
Menurut Tempat
Berdasarkan data diatas telah terjadi kematian bayi umur 9 hari di Puskesmas Sukamaju
Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat
3. Apa tindakan saudara sebagai petugas Surveilans Puskesmas setelah tahu bahwa telah terjadi TN?
Surveilans Puskesmas melakukan pelaporan kasus TN dilaporkan segera dengan format W1 (1 x 24 jam) ke dinas
kesehatan kabupaten/kota.
a. Setiap kasus TN dilakukan pelacakan menggunakan formulir TN-01 kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(Dinkes Kab/Kota) melalui mekanisme pelaporan yang ditentukan (WA, email, dsb).
b. Kasus TN tersebut juga harus dilaporkan melalui mekanisme pelaporan SKDR (skdr.surveilans.org).
Selain itu Petugas Surveilans juga melakukan
a. Pelacakan persalinan yang ditolong selama 3 bulan terakhir di fasilitas pelayanan kesehatan atau diluar fasilitas
pelayanan kesehatan dengan formulir TN-01.
b. Melacak kasus tersangka TN yang ditolong 3 bulan terakhir oleh penolong persalinan yang sama
c. Menanyakan kepada masyarakat setempat, tokoh masyarakat dan kader setempat apakah ada kematian bayi
umur 3-28 hari atau kasus yang sama disekitar tempat tinggal kasus yang tidak ketahui penyebabnya
d. Apabila ditemukan kasus tambahan atau kematian bayi umur 3-28 hari dalam periode 3 bulan terakhir, maka
dilakukan kunjungan dan wawancara dengan menggunakan formulir TN-02.
e. Mengumpulkan data cakupan imunisasi Td2+ pada ibu hamil di tingkat desa, persalinan di fasyankes dan
kunjungan neonatal desa kasus bersumber dari Puskesmas.
f. Lakukan Rapid Community Assessment dengan mewawancara minimal 7 atau lebih ibu yang melahirkan dalam 2
tahun terakhir untuk mendapatkan informasi status imunisasi, tempat dan orang yang membantu dalam
persalinan, penggunaan alat-alat yang tidak higienis dalam memotong tali pusat, penggunaan ramuan/bahan
yang tidak higienis pada perawatan tali pusat, dan status imunisasi anak.
4. Informasi apa saja yang harus dikumpulkan untuk melengkapi laporan TN?
a. Form TN01 (Identitas Pasien, Pengkajian Bayi Baru Lahir, Riwayat Persalinan,
Riwayat Imunisasi, Riwayat ANC)
b. Riwayat Kehamilan dan Persalinan sebelumnya
c. Mengkaji faktor sosio demografi (Kepercayaan, kemudahan akses layanan
Kesehatan, budaya) dan status Ekonomi.
5. Apa rencana tindak lanjut dan rekomendasi saudara terkait kasus TN tersebut
a. Melakukan AMP bersama faskes jejaring lainnya
b. Meningkatkan cakupan tetanus WUS
c. Menjalin kemitraan dengan paraji
d. Menguatkan kerjasama dengan Surveilans berbasis masyarakat RS
e. Melakukan sosialisasi dan komunikasi risiko terhadap sasaran sekunder
f. menganjurkan semua faskes untuk melakukan sterilisasi dengan autoclave/UV
g. Melakukan analisa situasi dan melakukan desiminasi dengan program lain