You are on page 1of 15

Sistem Peradilan

Islam di Indonesia
Anggota :

Didah Nurhidayah ( 10121626 )


Sherli Yani ( 10121667 )
PAI Siti Sa’adah Khoeriyah ( 10121662 )
KEL 10
Pendahuluan
sejarah peradilan Agama di ndonesia erat
hubungannya dengan hukum Islam dan umat
Islam di Indonesia. Peradilan Agama
didasarkan pada hukum Islam, sedangkan
dalam perkembangannya hukum Islam
merupakan hukum yang berdiri sendiri dan
telah lama dianut oleh pemeluk agama Islam
di Indonesia. Di kerajaan-kerajaan Islam masa
lampau, hukum Islam telah berlaku.
01
Sistem,
Peradilan, dan
Pengadilan
Apa Itu sistem, Peradilan dan
Pengadilan ?
Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma). Pengertian sistem secara bahasa adalah suatu
kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi,
atau energi untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian Peradilan
Peradilan atau dalam bahasa Arab diungkapkan dengan kata qaḍa’ berarti memutuskan, memberi keputusan,
menyelesaikan. Menurut istilah adalah suatu lembaga pemerintahan/negara yang ditugaskan untuk
menyelesaikan/menetapkan keputusan atas setiap perkara dengan adil berdasarkan hukum yang berlaku.

Pengertian Pengadilan
pengadilan adalah tempat untuk mengadili suatu perkara dan orang yang bertugas mengadili suatu
perkara disebut qaḍi atau hakim.

01
02
hukum
menurut agama
islam
Hukum Dalam Islam

"Hukum" dalam Islam. Menurut harfiah, hukum


itu artinya : " Menetapkan sesuatu atas
sesuatu". Sedangkan ejaan dalam bahasa Arab
ialah al-hukm. Secara ringkas ia berarti :
"ketetapan". Sebab itu berdasarkan ilmu bahasa,
hukum Islam yang mana bersumber dari tuhan
disebut "hukumullah" berarti ketetapan Allah.
Telah menjadi keyakinan  yang pasti dalam
Islam bahwa yang menetapkan hukum itu ialah
Allah SWT., "Tak ada hakim selain dari Allah".
Hukum Islam di Indonesia
● Ummat Islam di indonesia mencerminkan begitu besarnya agama islam. mereka
di tanah air ini sudah sepuluh abad hadir melalui pedagang dan kemudian
disebarkan oleh para ulama dan terus berkembang serta ajarannya
memasyarakat hingga terpatri dalam kebudayaan rakyat Indonesia.
● Islam masuk ke Indonesia pada abad I Hijriah atau VII Masehi yang di bawa
oleh pedagang - pedagang arab tidak berlebihan jika era ini adalah era dimana
hukum islam untuk pertama kalinya masuk ke wilayah Indonesia.
● Hukum Islam sekarang sudah bisa berlaku langsung tanpa melalui Hukum Adat,
Republik Indonesia dapat mengatur sesuatu masalah sesuai dengan Hukum
Islam, sepanjang pengaturan itu berlaku hanya bagi orang Indonesia yang
memeluk agama islam.
Tujuan hukum Islam
Ada beberapa tujuan Hukum Islam:

1. Maqashid AlSyari’ah
Maqashid Al-Syariah disebut juga dengan ketetapan hukum islam. Nah, di sini ada tiga tingkatan, yaitu
tingkatan kebutuhan primer yang wajib dipenuhi, jika tidak dipenuhi akan berantakan. Ada juga kebutuhan
sekunder sebagai kebutuhan pendukung dan kebutuhan tersier yang sifatnya hanya melengkapi saja. 
2. Kemaslahatan Umat Manusia
Sepertinya sudah disinggung di pembahasan sebelumnya. Bahwa hukum islam hadir sebagai penengah
atau solusi atas segala permasalahan yang terjadi. Baik masalah yang bersifat keyakinan ataupun
masalah hubungan interaksi sosial. 
3. Mewujudkan Kemaslahatan di dunia dan di akhirat
Ternyata tidak sekedar bermanfaat untuk urusan dunia dan masalah perbedaan saja. Hukum islam juga
bertujuan dalam mewujudkan kemaslahatan di dunia dan di akhirat.
Ada lima unsur pokok terciptanya kemaslahatan di dunia dan akhirat, yaitu : agama, jiwa, akal, keturuan
dan harta. 
Pembagian
Hukum ● Hukum yang bersifat perintah,
larrangan atau pilihan. Golongan
ini bernama hukum takliefy.
Hukum takliefy terbagi atas lima,
yang dikenal dengan hukum lima
yaitu : wajib, sunat, haram. makruh
dan mubah
● Hukum yang bersifat menunjukkan
keadaan-keadaan tertentu yang
dikwalifikasi sebagai sebab atau
syarat, atau halangan (ma'ani) bagi
berlakunya hukum. Golongan ini
bernama ( hukum wadh'i ).
03
Peradilan Islam
dari masa ke
masa
Peradilan Islam masa Kesultanan
• Adanya perubahan peradilan dengan memasukkan
unsur Hukum Dan Ajaran islam.
• Peradilan perdata diganti menjadi peradilan
Serambi.
• Dipimpin oleh ulama atau Qadhi sebagai hakim.
( Qadli di Cirebon : Sultan Seouh Sultan Anom )
• Kewenangan yang ada pada saat itu adalah
penyelesaian senketa kekeluargaan ( perkawinan
dan waris ), atau dalam masa Kerajaan Islam
Masa Kerajaan
Periangan Kewenangan absolut. Peradilan
Drigama adalah perkara-perkara perkawinan dan
waris. Sedangkan Peradilan Cilaga khusus
menangani sengketa perniagaan.
Peradilan Masa Kolonial Belanda
1. Reorganisasi ini pada dasarnya membentuk Pengadilan Agama yang baru disamping
Landraad dengan wilayah hukum yang sama, yaitu rata-rata seluas daerah kabupaten.
2. Pengadilan itu menetapkan perkara-perkara yang dipandang masuk dalam lingkungan
kekuasaan. Menurut Noto Susanto (1963:7) perkara-perkara itu umumnya meliputi:
pernikahan, segala jenis perceraian, mahar, nafkah, keabsahan anak, perwalian, kewarisan,
hibah, waqaf, shadaqah, dan baitul mal, yang semuanya erat dengan agama Islam.
3. Keputusan raja Belanda ini dinyatakan berlaku mulai 1 Agustus 1882 yang dimuat
dalam Staatblad 1882 no.153, sehingga dengan demikian dapatlah dikatakan tanggal
kelahiran badan peradilan agama di Indonesia adalah 1 agustus 1882
Masa
Kolonial
Jepang
Kebijaksanaan pertama yang
dilakukan oleh Jepang terhadap
perundang-undangan dan
pengadilan ialah bahwa semua
peraturan perundang-undangan
yang berasal dari pemerintahan
Belanda dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak
bertentangan.
Peradilan Masa Kemerdekaan
A. Awal Kemerdekaan
• Masih menggunakan peradilan pada masa kolonial Belanda.
• Berdasarakan ketentuan pasal 98 UUD sementara dan pasal 1 ayat (4) UU darurat no. 1 tahun
1951, pemerintah mengeluarkan PP No. 45 tahun 1957 tentang pembentukan Pengadilan Agama
atau Mahkamah Syar’iyah di luar Jawa-Madura.

B. Orde Baru
Lahirnya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan memperkokoh keberadaan
pengadilan agama. Di dalam undang-undang ini tidak ada ketentuan yang bertentangan dengan
ajaran Islam. Pasa1 2 ayat (1) undang undang ini semakin memperteguh pelaksanaan ajaran Islam
(Hukum Islam). Suasana cerah kembali mewarnai perkembangan peradilan agama di Indonesia
dengan keluarnya Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah
memberikan landasan untuk mewujudkan peradilan agama yang mandiri, sederajat dan
memantapkan serta mensejajarkan kedudukan peradilan agama dengan lingkungan peradilan
lainnya.
Kesimpulan

Kesimpulan
Sejarah Peradilan Agama di Indonesia lelah ada sejak jaman kerajaan-kerajaan Islam,
kemudian pada jaman penjajahan Belanda dan Jepang. Sesudah kemerdekaan sampai
akhirnya keluar UU IV No. 7 tahun 1989 lemang Pengadilan agama yang lebih
mempertegas lagi kedudukan Pengadilan Agama di Indonesia Proses interaksi
peradilan agama mi telah berlangsung dalam jangka waktu yang panjang sejak
masyarakat Islam memiliki kekuatan politik pada masa kesultanan Islam hingga
sekarang, maka ketika disebutkan peradilan agama maka yang dimaksudkan adalah
peradilan Islam di Indonesia. Hal tersebut menjelaskan bahwa sistem di Indonesia
didasari aturan hukum UUD karena sebagai dasar negara, menjadi satu kesatuan agar
tidak terjadi perpecahan. Eksistensinya dalam keberhasilan memberikan pelayanan
hukum melalui pelaksanaan syari'at islam dengan mengakomodir nilai kearifan lokal
atau hukum adat serta Hak Asasi Manusia dilaksanakan dengan baik.

You might also like