You are on page 1of 65

LAPORAN KASUS

Rhinitis Alergi

Pembimbing:
dr. Ricky Yue, Sp. THT-KL

Presentan:
Nicholas Pratama 2015 061 161
Ignatio Armando Kenzi 2016 061 119
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. C
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 15 tahun
• Pekerjaan : Pelajar
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Sunda
• Alamat : Muara Angke
ANAMNESIS

Keluhan • Bersin berulang sejak 3 bulan SMRS


Utama
Keluhan • Keluar cairan berwarna bening
• Hidung terasa gatal
Tambahan • Hidung terasa penuh
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien mengeluhkan bersin berulang sejak 3 bulan SMRS. Bersin terjadi


terutama saat malam hari dengan frekuensi lebih dari 20 kali sehari.
Keluhan terjadi minimal 5 kali dalam seminggu dan memberat jika pasien
kelelahan serta membaik jika pasien istirahat.
• Bersin disertai keluarnya cairan berwarna bening dari hidung pasien dan
menyebabkan hidung pasien terasa penuh. Keluhan sering menyebabkan
pasien sulit tidur. Pasien juga mengeluhkan hidung sering terasa gatal.
• Keluhan cairan dari hidung berwarna kuning/ hijau/ berdarah, demam,
nyeri otot, mata terasa gatal , nyeri wajah dan kepala disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien sudah berobat beberapa kali ke puskesmas, diberikan


Paracetamol 3 x 500 mg dan chlorpeniramine maleate 3 x 1 tablet
• Setelah berobat keluhan pasien berkurang namun keluhan bersin
masih ada. Pasien juga mengeluhkan mengantuk di sekolah setiap
hari setelah konsumsi obat. Pasien kemudian dirujuk ke poli THT
RSAJ.
• Pasien saat ini kelas 9 SMP dan mengaku tidak memiliki kesulitan
belajar dan selalu naik kelas. Pasien aktif mengikuti
ekstrakurikuler pramuka.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riwayat asma disangkal


• Riwayat eksim pada lipat tubuh disangkal.
• Riwayat gangguan penghidu disangkal.
• Riwayat trauma daerah hidung disangkal
• Riwayat masuknya benda asing ke lubang hidung disangkal
• Riwayat dirawat di rumah sakit disangkal.
• Riwayat operasi disangkal
• Riwayat konsumsi obat rutin disangkal.
RIWAYAT KELUARGA

• Riwayat asma pada nenek pasien


• Riwayat eksim pada keluarga disangkal
RIWAYAT LINGKUNGAN DAN KEBIASAAN

• Kebiasaan merokok disangkal


• Kebiasaan konsumsi alkohol disangkal
• Kebiasaan bermain dengan kucing yang dipelihara
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak tenang


Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Laju nadi : 88 kali per menit
- Laju napas : 16 kali per menit
- Suhu : 36,8 °C
PEMERIKSAAN FISIK

Status Antropometri
• BB : 58 kg
• TB : 158 cm
• Weight For Height : 107%
• Status Gizi Baik menurut CDC
PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala dan wajah : normocephali, deformitas (-), simetris,


adenoid facies -
• Mata :
• Konjungtiva: anemis -/-, injeksi konjungtiva -/-
• Sklera : ikterik -/-
• Sekret : -/-
• Allergic shiner : -/-
PEMERIKSAAN FISIK

Auricula Auricula
Dekstra Pemeriksaan Aurikula Sinistra

N Bentuk N

- Laserasi -
- Hematoma -
- Edema -
- Massa -
- Kista -
- Nyeri tarik Aurikula -

- Lain-lain -
PEMERIKSAAN FISIK

Auricula Auricula Auricula Pemeriksaan Retro- Auricula


Dekstra Pemeriksaan Pre-Aurikula Sinistra Dekstra Sinistra
aurikula
- Nyeri tekan tragus - - Nyeri tekan mastoid -
- Hiperemis - - Hiperemis -
- Edema - - Edema -
- Fistula - - Fistula -
- Abses - - Lain-lain -
- Lain-lain -
PEMERIKSAAN FISIK
Auricula Auricula
Pemeriksaan Liang Telinga
Dekstra Sinistra
Lapang Lapang / sempit Lapang
- Hiperemis -
- Laserasi -
- Massa -
- Benda asing -
- Lain-lain -
- Serumen -

- Sekret -
Jumlah
Sifat
Bau
PEMERIKSAAN FISIK

Auricula Auricula
Dekstra Pemeriksaan Membran Sinistra
Timpani

+ Refleks cahaya +

Jernih Warna Jernih

Intak Keutuhan Intak

- Perforasi -
Letak
Bentuk
Besar
- Lain-lain -
PEMERIKSAAN FISIK

Auricula Dekstra Auricula Sinistra


Tes Penala

+ Rinne +

Lateralisasi - Weber Lateralisasi -

Tidak diperiksa Schwabach Tidak diperiksa


PEMERIKSAAN FISIK

• Inspeksi Hidung
• Allergic crease: -
PEMERIKSAAN FISIK
Nares Dekstra Pemeriksaan Nares Sinistra
Vestibulum
- Sekret -
- Edema -
- Hiperemi -
- Laserasi -
- Krusta -
- Furunkel -
Cavum nasi
Sempit Lapang / sempit Sempit
N Mukosa N
+ Sekret +
- Darah -
Kongesti,pucat Konka Kongesti, pucat
- Meatus -
- Polip -
- Deviasi Septum -
PEMERIKSAAN FISIK

Nares
Dekstra Pemeriksaan Nares Sinistra

Simetris Hembusan (tongue Simetris


spatel)
Nyeri tekan sinus
- Sinus maksilaris -
Sinus frontalis
- Sinus ethmoidalis
-
- -
PEMERIKSAAN FISIK

Dekstra Pemeriksaan Sinistra


N Bibir N
N Lidah N
N Dasar lidah N
N Mukosa buccal N
N Palatum durum N
N Trigonum retromollare N
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Tonsil &


Dextra Sinistra
Faring
Deviasi Deviasi
Uvula
- -
N Arkus faring N
N Dinding faring N
- Edema -
- Hiperemis -
+ Post nasal drip +
- Granul -
- Abses -
T1 Tonsil T1
RESUME

• An.C , ♀️ 15 tahun datang dengan keluhan bersin berulang sejak 3 bulan


SMRS, terutama malam hari sebanyak > 20 kali sehari. Keluhan terjadi
sekitar 5 kali dalam seminggu dan memberat jika pasien kelelahan serta
membaik dengan istirahat.
• Disertai keluarnya cairan berwarna bening dari hidung yang menyebabkan
hidung terasa penuh dan pasien sulit tidur. Pasien juga mengeluhkan
hidung terasa gatal.
• Sudah ke puskesmas, mendapatkan Paracetamol 3 x 500 mg dan
chlorpheniramine maleate 3 x 1 tablet. Keluhan berkurang namun bersin
tetap ada dan pasien mengantuk di sekolah setelah konsumsi obat.
RESUME

• Pemeriksaan Fisik Umum


• Keadaan Umum : Tampak tenang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital : Dalam batas normal
• Status Antropometri : Status gizi baik menurut CDC
• Pemeriksaan THT
• Hidung
• Cavum Nasi
• Lapang : Sempit/ Sempit
• Sekret : +/+
• Konka : Kongesti, warna pucat / Kongesti, warna pucat
• Tenggorok
• Tonsil dan Faring : Postnasal drip +
DIAGNOSIS KERJA

• Rhinnitis alergi persisten derajat sedang-berat


TATALAKSANA

• Edukasi menghindari allergen


• Flutikason furoat nasal spray 2 x 2 spray pada lubang hidung kiri
dan kanan
• Kontrol 1 minggu untuk evaluasi terapi.
SARAN PEMERIKSAAN

•-
PROGNOSIS

• Quo ad vitam bonam


• Quo ad functionam bonam
• Quo ad sanationam dubia
TINJAUAN PUSTAKA
Hidung luar
Tulang 
sebagian keras,
Bentuk piramid
sebagian kartilago
dan membran

Tulang hidung
• Sempit dan tebal di
bagian atas
• Lebar dan Luas di
bagian bawah
Hidung Luar

• Inferior: kartilago lateral atas  berhubungan dengan kartilago


septum
• Lobus hidung terbentuk oleh kartilago
lateral bagian bawah krus medial dan
lateral.
• Kartilago kecil di daerah nasal ala
Kavitas Nasal
Septum nasal 
kartilago septum,
puncak maksilla,
= fossa nasalis puncak tulang palatina,
the vomer, lempeng
tegak lurus dari tulang
ethmoid

dinding nasal
Meatus  celah di
bagian lateral
antara konkha
konkha
Lateral nasal wall. 1. frontal sinus; 2. middle nasal concha; 3. middle nasal
meatus; 4. agger nasi; 5. atrium of middle nasal concha; 6. limen; 7. vestibule; 8.
inferior nasal meatus; 9. incisive canal; 10. palatine process of maxilla; 11. s0ft
palate; 12. pharyngeal recess; 13. eustachian tube orifice; 14. torus tubarius; 15.
adenoid; 16. sphenoid sinus, 17. sphenoid sinus opening; 18. sphenoethmoidal
recess; 19. inferior nasal concha; 20. superior nasal meatus; 21. superior nasal
concha; 22. palatine bone.
Nasal septum. 1, Perpendicular plate; 2, cribriform plate; 3, crista galli; 4,
frontal bone; 5, nasal bone; 6, septal cartilage; 7, medial crus; 8, anterior
nasal spine; 9, incisive canal; 10, palatine process; 11, perpendicular plate;
12, postnasal spine; 13, horizontal plate; 14, lateral pterygoid plate; 15,
medial pterygoid plate; 16,sphenoid sinus; 17, crest; 18, body.
Anatomi Vaskularisasi Hidung

Sistem Arteri
karotis
Interna

Sistem Arteri
Karotis
Eksterna
A. Karotis Interna melalui lamella bagian
lateral dari cribriform
plate

A. eth-
fissura
A.oftalmik moid post- foramina fossa
orbital sup-
us erior & ant. & post cranial
erior
anterior
A. Karotis Interna

fossa dura
cabang anterior &
Intrakranial
terminal kavitas nasi
superior

Tulang di paraclival dan parasellar carotid


tipis/lengket pada sinus sphenoid
pneumatized  masif epistaxis akibat
trauma/ aneurisma
A. Karotis eksterna

• Mukosa nasal via A. fasialis dan A.


maxillaris interna
• Crista ethmoidalis  landmark untuk
SPA  Anteromedial dari foramen
sphenopalatina  penting untuk
ligasi SPA
Anterior

A. Septum
A.
labialis bagian
fasialis
superior anterior
Posterior via foramen
sphenopalatina

A.
A. maxillaris membentuk posterolateral
sphenopalatin
interna cabang nasal cavity
a superior
Vena

• Mengikuti Arteri pada mukosa nasal


• Posterior hidung  pleksus vena 
mukosa tipis dan dinding tipis 
terpisah dr struktur sekitar  dekat
dengan konka inferior
Anastomosis Vaskular
Anterior dari Septum nasal

• Cabang dari SPA


• Little’s Area / • A. palatina magna (via
Pleksus kanal insisivus),
Kiesselbach • A. labialis superior dan
cabang dari A. etmoid
Definisi

• Respons, reaksi dari IgE berlebih akibat paparan allergen dan


ditandai dengan 3 gejala khas yaitu rhinorrhea anterior/posterior,
bersin-bersin, hidung tersumbat dan atau gatal pada hidung.
• Gejala muncul dua hari atau lebih berturut-turut selama lebih dari
satu jam dalam satu hari.
• Gejala RA (Rhinitis Alergi) seperti rhinorrhea, obstruksi nasal,
hidung terasa gatal, bersin-bersin. Post-nasal drip bisa disertai
dengan profuse rhinore anterior pada RA atau tanpa rhinore
anterior pada pasien dengan Rhinosinusitis

ARIA 2008, 2010


Klasifikasi Rhinitis
• Berdasarkan penyebab

Pekerjaan: NARES: Irritants


Infeksi: bakteri,
Intermiten Food
virus
Persisten Emotional
Drug-induced: Atrophic
Alergi:
intermiten, aspirin
persisten other Idiopatik
medications

NARES: Non-allergic Rhinitis w/


Eosinophilic Syndrome
Severity of Allergic Rhinitis

• Berhubungan dengan bagaimana kehidupan pasien untuk menjalani


kehidupan sehari-hari. (Berkaitan dengan Quality Of Life)
• Tanda-tanda impairment:
• gangguan tidur
• gangguan emosional
• gangguan aktivitas sehari-hari
• gangguan pada fungsi sosial pasien.

ARIA 2008, 2010


Klasifikasi berdasarkan ARIA
MODERATE-
MILD:
SEVERE:
- Gangguan tidur
INTERMITEN: PERSISTEN: - Gangguan tidur
- Gangguan
- Gejala terjadi - Gejala terjadi - Gangguan
aktivitas
<4 hari dalam >4 hari dalam aktivitas
sehari-hari
seminggu seminggu - Gangguan sehari-hari
ATAU DAN - Gangguan saat
- Terjadi - Terjadi bekerja /
bekerja /
sekolah
berturut-turut berturut-turut sekolah
- Gejala tidak
<4 minggu >4 minggu - Gejala sangat
terlalu
mengganggu
mengganggu
Etiologi

• Infeksi
• Occupational
• Obat-obatan  NSAID
• Hormonal  menstruasi, pubertas
• NARES  makanan
• Usia  children, elderly
• Emosional  stress
• Idiopatik
Mekanisme Alergi (1)

www.libyanjournalofmedicine.net
Mekanisme Alergi (2)
• Hipersensitivitas IgE pada paparan allergen

SENSITISASI
• Allergen  Antigen Presenting Cells (APCs)  Processing & Presenting 
Th lymphocyte
• Th2  Spesifik T helper  muncul saat promosi inflamasi akibat reaksi
alergi
• Th2  Presenting  B-lymphocyte
• B-lymphocyte  IgE dengan bantuan IL-4 dan sitokin lainnya  produksi
sel-sel plasma  masuk ke peredaran darah dan menempel pada 
Basofil dan sel mast
Baileys: Head and Neck Surgery – Otolaryngology 5th Edition
Mekanisme Alergi (3)
PAPARAN BERULANG / REEXPOSURE:
• Degranulasi basophil dan sel mast.
• Pelepasan mediator inflamasi seperti histamine
• Binding di sel-sel endotel dan otot polos vascular  vasodilatasi dan
peningkatan permeabilitas
• Reaksi pada pasien: rhinorrhea, bersin-bersin, kongesti nasal.
• Pelepasan mediator IL-5  rekrut eosinophil dan leukotrienes  REAKSI
FASE LAMBAT

Baileys: Head and Neck Surgery – Otolaryngology 5th Edition


Faktor Risiko
• Faktor Genetika
• Usia: anak-anak dan orang lansia
• Ras: Asia lebih rentan
• Paparan allergen: makanan, minuman, obat, pekerjaan, polusi, bulu
hewan, debu
• Status sosial
Diagnosis
Diagnosis (2)
1)Anamnesis dan PF:
• Pasien merasa terganggu dengan bersin-bersin, rhinore anterior, dan
obstruksi nasal bilateral.
2) Skin Test:
• Untuk mengetahui apakah terdapat reaksi alergi cepat dari IgE pada
kulit  bukti konfirmasi penegakan diagnosis.
• Metode: Scratch test, prick & puncture test, intradermal skin test,
prick-prick test, atopy patch test
3) In Vitro Test:
• Serum total IgE
• Peripheral Activation Markers
• Nasal-Spesific IgE
4) Nasal Challenge Test: Allergen and Lysine-aspirin Test
Diagnosis (3)

Symptoms of allergic rhinitis Symptoms of allergic conjunctivitis


pada pollen-induced rhinitis
Alur Diagnosis

You might also like