You are on page 1of 19

SKIZOFRENIA
Oleh
Kelompok 5
DEFINISI

Skizofrenia adalah suatu kerusakan mental


yang luas dengan gejala-gejala psikotik yang
ditandai dengan menarik diri dari
hubungan interpersonal dan adanya
gangguan kognitif dan persepsi yang
menyebabkan kesulitan dalam berhubungan
dengan realita. (Varcasolis, 1994 ; 493)
LANJUTAN

 Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik,


pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai
realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk
(Kaplan dan Sadock, 1997).
ETIOLOGI
 Tidak ada jalur etiologi tunggal yang telah diketahui menjadi penyebab
skizofrenia. Penyakit ini mungkin mewakili sekelompok heterogen
gangguan yang mempunyai gejala-gejala serupa. Secara genetik,
sekurang-kurangnya beberapa individu penderita skizofrenia
mempunyai kerentanan genetic herediter. Kemungkinan menderita
gangguan ini meningkat dengan adanya kedekatan genetic dengan, dan
beratnya penyakit, probandnya. Penelitian Computed Tomography
(CT) otak dan penelitian post mortem mengungkapkan perbedaan-
perbedaan otak penderita skizofrenia dari otak normal walau pun
belum ditemukan pola yang konsisten. Penelitian aliran darah,
glukografi, dan Brain Electrical Activity Mapping (BEAM)
mengungkapkan turunnya aktivitas lobus frontal pada beberapa
individu penderita skizofrenia. Status hiperdopaminergik yang khas
untuk traktus mesolimbik (area tegmentalis ventralis di otak tengah ke
berbagai struktur limbic) menjadi penjelasan patofisiologis yang paling
luas diterima untuk skizofrenia.
GAMBARAN KLINIS

Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi


menjadi 3 fase yaitu:
 Fase prodromal
 Fase aktif
 Fase residual
GEJALA-GEJALA SKIZOFRENIA
 Gejala Positif = gejala tipe I

Ditandai munculnya persepsi pikiran, dan perilaku


yang tidak biasa secara menonjol, misalnya:
halusinasi, delusi, pikiran dan pembicaraan kacau,
dan perilaku katatonik
LANJUTAN

 Gejala Negatif = gejala tipe II

Ditandai hilangnya atau berkurangnya kemampuan


di area tertentu, misalnya tidak munculnya perilaku
tertentu, afek datar, dan alogia (tidak mau bicara).
GEJALA-GEJALA LAIN YANG
MUNGKIN AKAN TIMBUL

1. Afek yang tidak tepat

2. Anhedonia (kehilangan kemampuan untuk


merasakan emosi tertentu)

3. Ketrampilan sosial yang terganggu


JENIS-JENIS SKIZOFRENIA

 Skizofrenia Paranoid

Gejala dominan berupa waham atau delusi dan


halusinasi pendengaran.
 Skizofrenia Hebefrenik

Gejala yang menonjol berupa pembicaraan kacau,


perilaku kacau, dan afek yang mendatar atau
menumpul.
LANJUTAN

 Skizofrenia Katatonik

Tipe skizofrenia yang ditandai dengan sekurangnya dua


gejala berikut : ketiadaan gerak, pergerakan berlebihan
tanpa tujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimulus
eksternal, sikap melawan berlebihan untuk bergerak ketika
diberikan perintah atau postur kaku yang dipertahankan
dan tidak bisa digerakan oleh orang lain, postur tubuh yang
dipertahankan aneh, ekolalia atau ekopraksia.
LANJUTAN

 Skizofrenia Tak Terinci

Skizofrenia yang memenuhi kriteria diagnostik


skizofrenia namun tidak memenuhi kriteria
diagnostik subtipe paranoid, hebefrenik, ataupun
katatonik.
LANJUTAN
 Skizofrenia Residual
Tipe skizofrenia yang ditandai dengan hilangnya
waham, halusinasi, pembicaraan kacau, dan perilaku
kacau atau katatonik yang menonjol. Namun
ditemukan bahwa gangguan tetap berlangsung yang
diindikasikan dengan munculnya gejala negatif.
TERAPI SKIZOFRENIA

1. Terapi Psikofarmaka
 Pemilihan obat

Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai


efek primer (efek klinis) yang sama pada dosis
ekivalen, perbedaan utama pada efek sekunder ( efek
samping).
LANJUTAN

 Obat antipsikotik yang beredar dipasaran dapat


dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu
antipsikotik generasi pertama (APG I) dan
antipsikotik generasi ke dua (APG ll).

 APG I dapat dibagi lagi menjadi potensi tinggi bila


dosis yang digunakan kurang atau sama dengan 10
mg diantaranya adalah trifluoperazine, fluphenazine,
haloperidol dan pimozide
LANJUTAN

 Potensi rendah bila dosisnya lebih dan 50 mg diantaranya

adalah Chlorpromazine dan thiondazine

 APG II sering disebut sebagai serotonin dopamin antagonis

(SDA) atau antipsikotik atipikal. Bekerja melalui interaksi

serotonin dan dopamin pada ke empat jalur dopamin di otak

yang menyebabkan rendahnya efek samping extrapiramidal

dan sangat efektif mengatasi gejala negatif. Obat yang tersedia

untuk golongan ini adalah clozapine, olanzapine, quetiapine dan

rispendon. 
LANJUTAN

 Pengaturan Dosis

*Onset efek primer (efek klinis) : 2-4 minggu

*Onset efek sekunder (efek samping) : 2-6 jam

*Waktu paruh  : 12-24 jam (pemberian 1-2 x/hr)


LANJUTAN

 Cara / Lama pemberian

Mulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran dinaikkan

setiap 2-3 hr sampai mencapai dosis efektif (sindrom psikosis

reda), dievaluasi setiap 2ininggu bila pertu dinaikkan sampai

dosis optimal kemudian dipertahankan 8-12 minggu.

(stabilisasi). Diturunkan setiap 2 minggu (dosis maintenance)

lalu dipertahankan 6 bulan sampai 2 tahun ( diselingi drug

holiday 1-2/hari/minggu) setelah itu tapering off (dosis

diturunkan 2-4 minggu) lalu stop.


LANJUTAN

2. Terapi Psikososial

→Psikoterapi individual

→Psikoterapi kelompok

→Psikoterapi keluarga

→Manajemen kasus

→Assertive Community Treatment (ACT)


T
E
R
I
M
A
K
A
S
I
H

You might also like