You are on page 1of 39

BANTUAN HIDUP DASAR

BASIC LIFE SUPPORT

Dr. Aslifah
Title Layout
Subtitle
1. HENTI JANTUNG
Henti jantung adalah penghentian tiba-tiba aktivitas pompa jantung
efektif yang mengakibatkan penghentian sirkulasi. Dengan berhentinya
sirkulasi akan menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat.
Kematian biologis dimana kerusakan otak tidak dapat diperbaiki lagi
hanya terjadi kurang lebih 4 menit setelah tanda-tanda kematian klinis.
Kematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi karotis dan femoralis,
terhentinya denyut jantung dan atau pernafasan serta terjadinya
penurunan/hilangnya kesadaran.
Penyebab Henti Jantung

1. Penyakit kardiovaskuler: penyakit jantung iskemik,


infarkmiokard akut aritmia lain, emboli paru
2. Kekurangan oskigen: sumbatan benda asing, henti nafas
3. Kelebihan dosis obat: digitalis, quinidin, anti depresan trisiklik
4. Gangguan asam basa/elektrolit: asidosis, hiperkalemi,
hiperkalsemi, hipomagnesium
5. Kecelakaan: tenggelam, tersengat listrik
6. Refleks vagal
7. Syok
TANDA HENTI JANTUNG

 Nadi karotis tidak teraba


 Penurunan kesadaran
 Nafas tidak ada atau nafas yang tersengal- sengal
Penatalaksanaan :
POSISI MANTAP
Posisi sisi mantap dipergunakan untuk korban dewasa yang tidak sadar yang
telah bernafas dengan normal dan sirkulasi efektif. Posisi ini dibuat untuk
menjaga agar jalan nafas tetap terbuka dan mengurangi risiko sumbatan jalan
nafas dan aspirasi. Korban diletakkan pada posisi miring pada salah satu sisi
badan dengan tangan yang di bawah berada di depan badan
SUMBATAN JALAN NAFAS
TANDA SUMBATAN JALAN NAFAS

a. Klien tidak dapat bicara


b. Tidak dapat bernafas
c. Tidak dapat batuk
d. Dapat terjadi Sianosis
e. Klien sering memegang lehernya diantara
ibu jari dan jari lainnya
f. Dapat terjadi penurunan kesadara
Penatalaksanaan :
3. Cidera kepala

Anatomi Kepala
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai
kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi
akibat injury baik secara langsung maupun tidak
langsung, dengan disertai atau tanpa disertai
perdarahan yang mengakibatkan gangguan fungsi
otak.
 Kasus trauma terbanyak disebabkan oleh kecelakaan lalu
lintas, disamping kecelakaan industri, kecelakaan olahraga,
jatuh dari ketinggian maupun akibat kekerasan. Angka
kejadian cedera kepala pada laki-laki 58% lebih banyak
dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan karena
mobilitas yang tinggi di kalangan usia produktif sedangkan
kesadaran untuk menjaga keselamatan di jalan masih rendah
disamping penanganan pertama yang belum benar dan
rujukan yang terlambat.
Pengelompokan Cidera Kepala :

1. CKR (Cidera Kepala Ringan) GCS 14 s.d 15

2. CKS (Cidera Kepala Sedang) GCS 9 s.d 13

3. CKB (Cidera Kepala Berat ) GCS 3 s.d 8


Contoh kasus

Ada 2 orang berboncengan mengendari sepeda motor, motor


tersebut menabrak pembatas jembatan dan mengakibatkan
kedua pengendara terlempar..1 pengendara habis terlempar
langsung bangun dan berteriak minta tolong, pengendara
yang satunya tetap diam tidak bergerak, dan setelah
dipanggil panggil oleh temannya tetap diam, kemudian
temanya itu mengguncang2 badannya baru dia membuka
matanya dan mengerang saja, dan hanya menggerakkan
kakinya.
Cara Menilai penurunan fungsi Otak :
1. Pandangan mata mulai kabur /tidak

2. Kesadaran menurun/tidak

3. Ada muntah proyektil/tidak


Penatalaksanaan pada Cidera Kepala :

Disesuaikan dengan berat tidaknya cidera kepala yang terjadi.

Pada CKR cukup dilakukan observasi di rumah selama 24 jam dengan tiap
2 jam dilakukan monitoring ada tidaknya penurunan kesadaran atau
tidak. (waspada dengan fenomena Lucid Interval)

Pada CKS dan CKB perlu mendapatkan perawatan di RS.


4. Fraktur
fraktur adalah patah tulang, yaitu diskontinyuitas
dari suatu jaringan tulang. Tulang yang sangat kuat
itu bisa mengalami patah disebabkan oleh adanya
pukulan langsung, adanya gaya yang sangat kuat,
gerakan memutar yang tiba-tiba atau terjadinya
konstraksi otot yang sangat ekstrem.
Penyebab terjadinya fraktur yang tersering adalah
karena kecelakaan. Fraktur dapat juga disebabkan
karena proses patologis seperti pada kasus tumor
tulang akibat dari metastase. Faktor degeneratif
juga dapat menyebabkan fraktur seperti pada
osteoporosis
Tanda-tanda Fraktur :

  Nyeri
  Deformitas: perubahan bentuk
  Krepitasi
  Bengkak
  Daerah fraktur mengalami peningkatan suhu (teraba panas)
  Pergerakan abnormal
  Ekimosis
  Kehilangan fungsi
Fraktur dapat mengakibatkan kondisi-kondisi yang
tidak kita harapkan dan dapat membahayakan
anggota bagian tubuh yang mengalami fraktur dan
bahkan kematian bila tidak mendapatkan
pertolongan yang memadai. Karena tulang
mengandung banyak pembuluh darah, maka fraktur
akan menyebabkan putusnya pembuluh-pembuluh
darah.
Contoh - contoh Fraktur
Penatalaksanaan Fraktur
Tatalaksana fraktur yang tepat akan dapat mengurangi nyeri, kecacatan
dan dan komplikasi yang berat

Berikut adalah prinsip-prinsip penanganan kegawat-daruratan pada kasus fraktur:


a. Imobilisasi bagian tubuh yang mengalami fraktur sebelum korban dipindah
b. Jika pasien harus dipindah sebelum dipasang splint (bidai), tahan bagian atas dan
bawah daerah fraktur untuk mencegah gerakan rotasi atau anguler.
c. Pembidaian dilakukan secara adekuat terutama pada sendi-sendi disekitar fraktur
Pada tungkai kaki, kaki yang sehat dapat digunakan sebagai bidai
d. Pada ekstremitas atas, lengan dipasang plester elastik ke dada atau lengan bawah
dipasang sling
e. Status neurovaskuler bagian bawah fraktur dikaji untuk menentukan adekuasi
perfusi jaringan perifer dan fungsi saraf
Prosedur Pembidaian:
a. Siapkan alat berupa papan dan kain bidai
b. Berikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan
c. Bagian ekstremitas yang cidera harus tampak seluruhnya, pakaian
harus dilepas kalau perlu digunting
d. Periksa nadi, fungsi sensorik dan motorik ekstremitas bagian distal
dari tempat cidera sebelum pemasangan bidai
e. Jika ekstrimitas tampak sangat bengkok dan nadi tidak ada, coba
luruskan dengan tarikan secukupnya, tetapi bila terasa ada tahanan
jangan diteruskan, pasang bidai dalam posisi tersebut dengan melewati
2 sendi
d. Bila curiga adanya dislokasi pasang bantal atas bawah jangan mencoba
untuk diluruska
e. Bila ada patah tulang terbuka, tutup bagian tulang yang keluar dengan
kapas steril dan
f. jangan memasukkan tulang yang keluar ke dalam lagi, kemudian baru
dipasang bidai dengan melewati 2 sendi
g. Periksa nadi, fungsi sensorik dan motorik ekstremitas bagian distal
dari tempat cidera
5. Gigitan ular berbisa
Gejala gigitan ular berbisa

Ular berbisa memiliki dua taring yang dapat mengeluarkan


racun ketika menggigit. Meskipun demikian, ular berbisa juga
bisa menyebabkan gigitan kering karena bisa yang dimilikinya
terbatas. Pada dasarnya, sulit untuk membedakan bekas
gigitan antara ular berbisa dan tidak berbisa. Maka dari itu,
seseorang yang terkena gigitan ular harus mendapatkan
bantuan medis.
Beberapa gejala yang bisa ditimbulkan akibat
gigitan ular berbisa di antaranya adalah:

 Terdapat dua luka tusuk akibat gigitan


 Pembengkakan dan rasa nyeri di sekitar area gigitan
 Kemerahan atau memar di sekitar area gigitan
 Peningkatan detak jantung
 Kesulitan untuk bernapas
 Pusing dan merasa lemah
 Sakit kepala
 Penglihatan kabur
 Keringat berlebih
 Demam
 Mual hingga muntah
Terdapat beberapa langkah-langkah pertolongan
pertama saat digigit ular yang perlu diperhatikan,
berikut di antaranya:
 Cobalah untuk mengingat warna dan bentuk ular. Dengan melakukan hal ini
dapat membantu pengobatan gigitan ular berdasarkan jenisnya
 Segera menjauh dari area tempat gigitan ular terjadi
 Selalu berusaha untuk tenang. Ini dapat memperlambat penyebaran racun
jika ular yang mengigit berbisa
 Pastikan area yang terkena gigitan berada di bawah jantung. Ini dilakukan
untuk memperlambat penyebaran racun melalui aliran darah. Jangan
mengangkat area gigitan lebih tinggi di atas jantung
 Longgarkan pakaian di area gigitan
 Lepaskan perhisasan atau benda-benda yang ketat, misalnya saja seperti
cincin atau jam tangan di sekitar area gigitan untuk menghindari bahaya lain
jika terjadi pembengkakan
 Usahakan tidak terlalu banyak bergerak. Sebab, terlalu banyak bergerak
dapat menyebabkan racun menyebar lebih cepat ke seluruh tubuh
 Bersihkan area yang terkena gigitan. Kemudian, balut dengan perban yang
bersih. Jika tidak ada, balut dengan kain bersih dan kering
 Selalu memantau korban yang terkena gigitan
 Muntah dapat terjadi. Untuk mengantisipasi hal ini, posisikan seseorang yang
terkena gigitan pada sisi kiri dalam posisi pemulihan
Ingat untuk mencari pertolongan
medis sesegera mungkin

ABU
TERIMA KASIH

You might also like