Professional Documents
Culture Documents
Surveilans Campak Rubella Sukabumirev
Surveilans Campak Rubella Sukabumirev
Endemis Campak-Rubela
Adanya penularan virus campak dan/atau virus rubela
secara terus-menerus, yang terjadi selama ≥12 bulan di
suatu wilayah tertentu. (WHO SEARO, 2019)
Kasus Campak Pasti secara Lab SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Campak (+);
riwayat imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-)
Kasus Rubela Pasti secara Lab SUSPEK CAMPAK dengan hasil lab IgM Rubella (+);
riwayat imunisasi Campak-Rubela pada 4-6 minggu terakhir sebelum muncul rash (-)
Kasus Campak-Rubela Pasti secara Epid SUSPEK CAMPAK dg hub epid (+) dg kasus
pasti secara LAB ATAU dg kasus pasti secara EPID yang lain
DISCARDED (BUKAN KASUS CAMPAK & BUKAN KASUS RUBELA) SUSPEK CAMPAK dg
hasil lab IgM Campak (-) dan IgM Rubela (-)
9/22/2022 dr. CORNELIA K 7
B. SURVEILANS CRS
Salah satu strategi untuk mengetahui dampak jangka
panjang pelaksanaan program imunisasi campak-
rubela adalah dengan melakukan surveilans CRS
secara sentinel di rumah sakit (RS).
Pelaksanaan surveilans CRS di RS sentinel akan
melibatkan beberapa RS baik milik Pemerintah maupun
daerah yang memenuhi kriteria yang ditentukan.
Saat ini lokasi surveilans sentinel CRS terdapat di 18
rumah sakit di 15 provinsi terpilih. Secara bertahap
lokasi sentinel akan diperluas sehingga akan diperoleh
data yang lebih representatif dan komprehensif.
Adalah pemantauan secara terus menerus dan
sistematis terhadap penyakit CRS pada bayi usia <1
bulan; dimulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis
dan interpretasi data serta diseminasi informasi
sehingga menghasilkan rekomendasi.
9/22/2022 dr. CORNELIA K 8
DEFINISI OPERASIONAL KASUS CRS
1. Suspek CRS : Bayi usia <12 bln dengan
minimal satu gejala klinis pada kelompok A
2. CRS klinis: Bayi usia < 12 bln dengan: Manifestasi klinis CRS
• Dua manifestasi klinis kelompok A; ATAU Kelompok A
• Satu manifestasi klinis kelompok A DAN satu manifestasi
klinis kelompok B • Gangguan pendengaran
Yang TIDAK dilakukan pemeriksaan LAB • Penyakit jantung kongenital
• Katarak kongenital ATAU Glaukoma
3. CRS Pasti : kongenital
Kasus suspek CRS dengan hasil pemeriksaan LAB salah satu • Pigmentary retinopathy
diantara berikut:
• jika usia bayi <6 bulan: IgM rubela (+) Kelompok B
• jika usia bayi 6 - <12 bulan: • Purpura
IgM dan IgG rubela (+); atau • Splenomegali
IgG dua kali pemeriksaan dengan selang waktu 1 bulan (+) • Microcephaly
• Retardasi mental
4. Bukan CRS (Discarded CRS) : • Meningoensefalitis
• Penyakit “Radiolucent bone”
Suspek CRS yang tidak memenuhi kriteria CRS klinis dan tidak • Ikterik yang muncul dalam waktu 24 jam setelah
memenuhi kriteria CRS pasti lahir
• DEMAM
• RUAM MAKULOPAPULAR
MACULAR ATAU
MACULOPAPULAR
TABUNG URINE
DINKES KAB/KOTA
1. Dinkes Kab/Kota mengrimkan specimen ke Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkes Provinsi) atau ke Laboratorium Campak-
Rubela rujukan (menggunakan Form MR-04).
2. Selama pengiriman spesimen ke Dinkes Provinsi atau ke ke Laboratorium Campak-Rubela rujukan harus dipastikan
spesimen disimpan dalam suhu antara 2-8˚C dan dipertahankan sampai ke tempat tujuan.
DINKES PROVINSI
1. Bertanggung jawab mengirimkan spesimen dari Dinkes Kab/Kota ke Laboratorium CampakRubela rujukan dan
spesimen harus diterima di laboratorium tersebut dalam 7 hari setelah pengambilan.
• Mingguan ke Pusat:
Dinkes ⮚Form MR01 Investigasi Kasus Suspek
Campak Rubella
Provinsi ⮚MR02 Form Rekap Kasus Suspek Campak
Rubella Individu
⮚MR05 Form Rekap KLB Campak
Pusat
INSTRUMEN PELAPORAN
• Form rekapitulasi kasus suspek campak rubella yang ditemukan
Form MR02 • Berfungsi sebagai raw data untuk analisis lebih lanjut
• Dapat berfungsi sebagai control nomor epid
(Dinkes Kab/Kota • Dikirim ke Provinsi dan secara berjenjang ke Pusat: SETIAP MINGGU
/Prov)
• Form pemberitahuan untuk dinkes adanya suspek campak yang berobat di fasyankes (RS, bidan
Form MR03 praktek mandiri, klinik swasta)
• Dikirim ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu <24 jam
(Fasyankes) • Dinkes Kab/Kota meneruskan ke Puskesmas tempat pasien berdomisili untuk dilakukan PE
tidak imunisasi
*) Klasifikasi
belum lengkap
tidak / belum
Total Sampel
Tanggal n?
tidak jelas /
tidak jelas /
Tahun 2014
Tahun 2018
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
tidak tahu
tidak tahu
meninggal
meninggal
Tanggal Minggu KLB Investigasi
imunisasi
Negative
imunisasi
imunisasi
imunisasi
lengkap
lengkap
Pending
Campak
NO No. KLB Kabupaten / Kota PROVINSI Berakhir
Rubela
TOTAL
TOTAL
Mulai KLB Ke: (Konfirmas Y/T
AR
AR
KLB Urban / Periksa /
Nama Ya / Baik / i Lab)
Rural*) Tidak
Tidak Kurang
Periksa
Tanggal pelacakan
Tidak Boleh tidak boleh
kosong mendahului tanggal
mulai rash
Tanggal pengambilan
dan pengiriman
spesimen harus diisi
dan sesuai dengan
data pada form
pengiriman spesimen Tidak
Boleh
kosong
• Waktu : Melihat tren Suspek Campak Campak Konfirmasi Rubela Konfirmasi Lab
N = 1448 Lab N = 16
dan kasus sdh N = 522
13%
14
berhenti atau belum % 8% <1y
4%
18% 31% 1-4y
31% 13%
13% 34% 5-9y
10 - 14 y
40% 19%
34% 15+ y
25%
Unknown
REKOMENDASI
• Membuat rekomendasi dan • Tempat : Melihat
tindak lanjut berdasarkan hasil sebaran kasus,
kajian data epidemiologi. pemetaan dan
intervensi yang akan
• Hasil kajian dipergunakan untuk dilakukan
membuat dan memberikan
rekomendasi dan menentukan
rencana tindak lanjut program
surveilans dan imunisasi.
• Membantu Kab/Kota dalam
menentukan strategi intervensi
Verifikasi rumor
Deteksi dini dari
surveillans
penanganan dini
ORI/Imunisasi
massal, pemberian
obat pencegahan
• Menemukan kasus sedini mungkin mencegah terjadi penularan yang lebih luas
• Melakukan upaya containment pelacakan kontak, karantina dan isolasi
• Upaya Eradikasi dan Eliminasi menemukan suspek untuk dibuktikan secara laboratorium bukan karena pathogen yang
akan9/22/2022
di-eliminasi atau di-eradikasi dr. CORNELIA K 58
Mengetahui tren potensial Melakukan deteksi dini p
KLB potensial KLB
Meminimalkan kesakitan/
kematian akibat KLB
9/22/2022 dr. CORNELIA K 59
PENANGGULANGAN KLB CAMPAK-RUBELA
MANAJEMEN KONTAK ERAT DAN POPULASI BERISIKO (GIZI BURUK, PENYAKIT KEKEBALAN, DLL) DI WILAYAH
KLB
• Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai ruam;
• Imunisasi pada kontak erat (bagi kontak erat yang sudah terinfeksi tidak perlu lagi imunisasi, namun kontak erat yang
remaja perlu dipertimbangkan untuk diberikan imunisasi);
• Untuk populasi berisiko dapat diberikan imunisasi MR maksimal 3 hari setelah kontak
MANAJEMEN IBU HAMIL (TERUTAMA TRIMESTER PERTAMA) PADA WILAYAH KLB RUBELA
• Lakukan pemetaan ibu hamil dan usia kehamilan
• Lakukan pengambilan spesimen serum pada ibu hamil
• Karantina selama minimal 7 hari sejak mulai ruam
• Terapkan protocol kesehatan (menggunakan masker dan peralatan makan/minum sendiri, jaga jarak, dll)
• Pantau perkembangan janin pada ibu hamil dengan hasil laboratorium rubella positif