You are on page 1of 75

DASAR-DASAR K3

EFI AGUSTINA
Arti dan Makna Lambang Pada
Bendera Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Apa itu K3 ?
Pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
FILOSOFI dan kesempurnaan tenaga kerja dan manusia
pada umumnya, baik jasmani maupun rohani,
hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil,
makmur dan sejahtera.

Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya


dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
KEILMUAN peledakan, pencemaran, penyakit, dll.

(ACCIDENT PREVENTION)
4

Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)
5

Kesehatan (Health)
Derajat/tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
6

Aman (safe) adalah suatu


kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat
yang memadai, dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger).
 
7

Merupakan tingkat bahaya dari


suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
8

DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.
Apa itu Kecelakaan Kerja?
SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA
YANG MENGAKIBATKAN KACAUNYA PROSES
PEKERJAAN /
PRODUKSI YANG DIRENCANAKAN
SEBELUMNYA
(Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
diinginkan, gangguan terhadap pekerjaan berakibat
cedera pada manusia, kerusakan barang, dan
pencemaran lingkungan)

Catatan :
Kecelakaan kerja tidak selalu diukur adanya
korban manusia cidera atau mati.
Mengapa bisa terjadi
Kecelakaan Kerja?
08/11/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
13
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN 08/11/2023

RESIKO KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES
BAHAN ALAT

LINGKUNGAN
PERKEMBANGAN PENANGANAN K3
ERA SEBELUM REV. SESUDAH REV.
KET ZAMAN MODERN
INDUSTRI INDUSTRI
- LOSS - ANALISA
CONTROL SISTEM
PERANAN TIDAK ADA INSPEKTUR INSPEKTUR ADV/ - ANALISA
AHLI K3 K3 K3 MANAGER RESIKO
- SAFETY ENG. - ANALISA
- AHLI ERG BAHAYA

- DIKLAT - LOSS - PENAKARAN


- MACHINE KELOMPOK CONTROL RESIKO
GUARDING (1920-1950) & SAFETY - SAFETY ENG.
PROGRAM & BELUM - FTA, HAZOPS
- SAFETY - DIKLAT MGT
TEKNIK K3 TERORGANISIR - LOS PREV.
DEVICES INDIV. (1950-
- SATNDAR KK - SYSTEM
1960)
SAFETY
- PERAT. & - HUMAN
PENGAWASA FACT
N

KONSEP LACK OF
- SEBAB NASIB UNSAFE UNSAFE LACK OF
CONTROL
- INSIDEN (ACT OF GOD) CONDITION ACTS SYSTEM
MGT

1900
WORK
COMPESATION LAW
(EROPA & AS)
REV. 1930 1960 1980
INDUSTRI HEINRICH
TEORI DOMINO
1910 AUDIT K3 14
VR … UU NO 1 TH 1970
15

08/11/2023

* Zaman Mozai ± 5 abab setelah Hamurabi,


menyatakan bahwa :
“ Ahli bangunan bertanggungjawab ats
keselamatan para pelaksana dan pekerja dengan
menetapkan pemasangan pagar pada setiap
sisi area bangunan”

* ± 80 tahun sesudah masehi, Plinius seorang ahli


Encyclopia bangsa Roma mensyaratkan agar
para pekerja tambang harus menggunakan tutup
hidung

* Tahun 1450 Dominico Fontana diserahi tugas


membangun obelesik di tengah lapangan Pieter
Roma, Ia selalu mensyaratkan agar pekerja
memakai topi baja.
16

08/11/2023

* Revolusi industri (abad 18)


- penggunaan mesin uap Kecelakaan/
peledakan
* Pengusaha berpendapat kecelakaan kerja
merupakan bagian dan resiko dari
pekerjaan.

* Kecelakaan kerja merupakan beban


pekerja.

* Pekerja mendesak pengusaha untuk


mengambil langkah-langkah posistif.
17

08/11/2023

Langkah-langka Positif :

• Kecelakaan akibat kesalahan pekerja, pengusaha tidak


bertanggungjawab.

• Pemberian perawatan kepada korban kecelakaan kerja berdasarkan


prikemanusiaan.

• Pengusaha akan bertanggung jawab bila kecelakaan kerja diakibatkan


bukan kesalahan pekerja (Inggris).

• Tahun 1091 di Amerika diberlakukan UU kompensasi ( Work


Compentsation Law)
“ Tidak memandang kecelakaan tersebut terjadi akibat
kesalahan korban atau tidak, yang bersangkutan
mendapat ganti rugi “

• Tahun 1931 H.W Heinrich dalam buku “ Industrial accident


Prevention” prinsip gerakan K3 sampai saat ini.
18

08/11/2023

Peraturan K3 Periode Tahun 1847 s.d


1.

12 januari 1970
• Tahun 1847 , Hindia Belanda melakukan pengawasan penggunaan
mesin uap, keselamatan ditujukan pada K3 belum pada rakyat
Indonesia.

• 28 Pebruari 1852 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan staatblad


no. 20 tentang Keselamatan kerja pemakaian mesin uap.

• Veiligheid Reglement (VR) tahun 1910 Staatblad No 406 tentang


keselamatan kerja pemakaian diesel dan listrik di industri
pengolahan.

• Stoom Ordonantie dan stoom Verordening Tahun 1930 (Stbl No. 225
dan Stbl N0. 225) tentang keselamatan pemakaian pesawat uap
( sampai saat ini diterjemahkan menjadi UndangUndang dan
19

• Undang-Undang Penimbunan dan Penyimpan 08/11/2023


Minyak tanah
dan bahan-bahan cair lainnya yang mudah menyala (stbl 1927
No. 99.

• Ordonantie menyangkut minyak tanah tahun 1927 (Stbl 1927


No. 214)

• Loodwit Ordonnantie, Stbl No. 509 tahun 1931, yang mengatur


pengawsan terhadap bahan yang mengandung racun (pabrik
cat, accu, percetakan dll)

• Vuurwerk Ordonantie dan Vuurwerk Verordening Stbl. No.


143 dan no. 10 tahun 1932 dan tahun 1933, mengatur
pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang dan
peraturan petasan.
20

08/11/2023

• Industrienbaan Ordonantie dan Industriebaan


Verordening Stbl. No. 595 dan No. 29 Tahun 1938 dan
tahun 1939 tentang pengawasan terhadap jalan kereta
api, loko dan gerbongnya yang diginakan sebagai alat
angkut selain PJKA.

• Retribusi Ordonantie Stbl No. 424 tahun 1940 dan


Retributie Vorerdening Stbl No. 425 tahun 1940.

• Peraturan Khusus (peraturan pemberlakuan


peraturan Belanda di Indonesia)
21

08/11/2023

• Peraturan-Peraturan Khusus :
• Peraturan khusus Direktur pekerjaan Umum No.
119966/Swt.
• Peraturan Khusus AA untuk P3K
• Peraturan Khusus BB tentang Instalasi listrik arus kuat
dalam pabrik, bengkel dan bangunan (dicabut)
• Peraturan khusus CC mengenai pabrik gula
• peraturan khusus DD untuk Bejana berisi dengan udara
yang dikempa dan dipergunakan utnuk menggerakkan
motor bakar (dicabut)
• Peraturan khusus EE mengenai perusahaan, pabrik dan
bengkel yang menggunakan bahan mudah terbakar
(dicabut)
• Peraturan Khusus FF mengenai perusahaan, bengkel yang
membuat, memakai gas dalam botol baja (dicabut)
22

08/11/2023

• Peraturan khusus :
• Peraturan khusus mengenai instalasi untuk memproyektor
gambar bayang-bayang dalam gambar.
• Peraturan khusus HH mengenai perusahaan, pabrik dan tempat
kerja yang mengolah timah kering.
• Peraturan khusus II mengenai instalasi untuk pembuatan as
karbit bagi keperluan-keperluan teknik (dicabut)
• Peraturan khusus KK mengenai pabrik dan tempat kerja yang
mengolah bahan yang mudah meledak (dicabut)
• Peraturan khusus LL mengenai usaha keselamatan kerja untuk
pekerjaan dalam tangki apung.
• Peraturan khusus NN mengenai perusahaan dan pabrik yang
membuat gelas atau barang-barang dari gelas.
• Peraturan terhadap penggunaan phospos putih Stbl. 1912 No.
275.
23

08/11/2023

• Ketentuan tentang pengangkutan obat peledak, dan bahan petasan


dengan kereta api (Stbl. No. 501 Tahun 1907)
• Penetapan pelarangan bagi pembuatan import, mempunyai,
mengangkut dan menjual kereta api yang mengandung phospor
putih.
• Ketetapan tentang pemasangan dan pemakaian jaringan saluran
listrik di Indonesia (stbl. 1927-1890 N0. 190)
• Aturan bekenaan dengan mnyimpan, menimbun dan memiliki
minyak tanah dan semacam zat-zat cair yang mudah menyala 9stbl.
1927 No. 200 terakhir dirobah stbl 1940 No. 150) (dicabut)
• Ketetapan umum tentang jalanan kereta api dan trem (ABST tahun
1927) Stbl 1927 N0. 25B Jo stbl 1928 No. 415)
• Peraturan jalanan kereta api trem (Stbl 1928 N. 202)
• Peraturan Menteri No. 7/PMP/1964 tentang syarat-syarat kesehatan,
kebersihan dan penerangan di tempat kerja.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 65 tahun 1969 tentang
penyelenggaraan kursus/latihan kader keselamatan kerja.
24

08/11/2023

2. Peraturan K3 periode 12 Januari 1970 s.d. sekarang


• UU no. 1 tahun 1970 menggantikan VR 1910
• Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang pengaturan
dan pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan
• PP No. 07 Tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran,
penyimpanan dan penggunaan pestisida.
• PP No. 11 tahun 1975 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
radiasi
• PP No. 11 tahun 1979 tentang keselamatan kerja pada pemurnian
dan pengolahan miyak dan gas bumi.
• Peraturan Pelaksana UU No. 1 tahun 1970
• Peraturan-Peraturan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja.
DASAR HUKUM

Pasal 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 UU No. 13 Tahun 2003

UU No. 1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksana

Peraturan Khusus PP, Permen, SE


HAK TENAGA KERJA :

Pasal 86 UU No.13/2003 :
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
KEWAJIBAN PENGURUS

Pasal 87 UU No.13/2003 :

(1)Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
KONDISI & TANTANGAN

Potensi bahaya semakin beragam dan


komplek akibat penggunaan teknologi yang
semakin meluas di semua sektor sampai di
rumah tangga,

Dalam transaksi bisnis global mensyaratkan


pemenuhan Standar Internasional
(ISO dan OHSAS/SMK3)
PERMASALAHAN DALAM
PENERAPAN K3

Masyarakat pekerja :
 Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar
(upah dan tunjangan kesejahteraan)
K3 belum menjadi tuntutan pekerja.
Pengusaha :
– Menekankan penghematan beaya produksi dan
meningkatkan efisiensi, untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya.
Dan K3 dipandang sebagai beban beaya operasional
tambahan.
Kenapa K3?
Tujuan :
• Melindungi para pekerja dan
orang lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi/instalasi/pesawat
dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi
berjalan lancar
33

GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN


BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material

$5 $50
• Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
• Pengeluaran biaya untuk
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI penyediaan fasilitas dan peralatan
(BIAYA YANG TAK gawat darurat
DIASURANSIKAN) • Sewa peralatan
• Waktu untuk penyelidikan

$1 $3
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang
HINGGA hilang
BIAYA LAIN YANG • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
TAK DIASURANSIKAN atau biaya melatih
• Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
34

1. Safety Hazard 1. Health Hazard


• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd • Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset, • Work hours urgent (laten)
tools fatality • PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen • Pendidikan • Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak) • Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan • Utk
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan • Utk memperkecil
kepaparan
resiko
35

Piramida Kecelakaan Kerja


Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan 1
dan tercatat 10 Kecelakaan Ringan
30 Kerusakan
Properti
600 Nyaris Celaka
(Nearmiss)
• Perbuatan &
Kondisi Tidak
10.00 Aman
0
• Bahaya
Penyebab Kecelakaan Kerja
37

Logika terjadinya kecelakaan


Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL CAUSES LOSSES
38

PERKEMBANGAN

1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
39

( H.W. HEINRICH, 1931)

ENVIRON
PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
MENT

SOCIAL
ENVIRON FAULT UNSAFE
MENT OF ACT/
PERSON UNSAFE
CONDITIO
N
40

( FRANK BIRD JR, 1970 )

Lack of SYMPTOM
ORIGIN CONTACT Loss
Control

LACK OF
CONTROL BASIC IMMEDIATED
INCIDENT INJURY /
CAUSES CAUSES / ACCIDEN
DAMAGE
41

LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB


INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
42

LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB


INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIAN
43

LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB


INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
INSIDEN

 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk


 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
44

LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB


INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN SEBAB LANGSUNG  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
Contoh Tindakan Tidak Aman
46

Kondisi tidak aman


47

masmutarno
48

masmutarno
49

masmutarno
50

masmutarno
51

masmutarno
52

masmutarno

KEMBAL
I
53

LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB


INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK SEBAB DASAR
ENGINEERING
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK PENGADAAN (PURCHASING)
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN SALAH PAKAI/SALAH
 MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN
54

LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB


INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

PROGRAM TIDAK SESUAI


LACK OF CONTROL

STANDARD TIDAK SESUAI


KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
55
5. PRINSIP DASAR PENCEGAHAN
KECELAKAAN KERJA

1. MENEMUKAN FAKTA/MASALAH
 Identifikasi Masalah
2. ANALISIS
 Penilaian Risiko  pemeringkatan risiko
3. PEMILIHAN / PENETAPAN ALTERNATIF /
PEMECAHAN
 Mengendalikan risiko
4. PELAKSANAAN
 Tindakan
5. PENGAWASAN
 Sejauh mana pelaksanaan  tdk menyimpang dari rencana
56
METODE IDENTIFIKASI BAHAYA
1. SISTEM MONITORING / CHECKLIST
2. SAFETY REVIEW
3. PRELEMINARY HAZARD ANALYSIS (PHA)
4. HAZARD OPERABILITY STUDIES (HAZOPS)
5. FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
6. INSPEKSI
7. HUMAN ERROR ANALYSIS
8. DAN LAIN-LAIN SEPERTI JSA, JSO

PEMILIHAN METODE TERGANTUNG :


1. MAKSUD & TUJUAN IDENTIFIKASI
2. KAPAN / PADA TAHAPAN APA
3. INFORMASI YANG DIPERLUKAN
4. KEBUTUHAN TENAGA KERJA
5. WAKTU DAN BIAYA
57
ALUR IDENTIFIKASI
DATA SISTEM

IDENTIFIKASI BAHAYA

PERKIRAAN KEMUNG PERKIRAAN AKIBAT


KINAN KECELAKAAN KECELAKAAN

PENETAPAN
RESIKO

RESIKO DAPAT
DITERIMA

SISTEM
DIOPERASIKAN
58

Pemeringkatan Risiko
Konsekuensi
Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic
(1) (2) (3) (4) (5)
Probabilitas
Almost
(5) S S H H H
certain
Likely (4) M S S H H

Moderate (3) L M S H H

Unlikely (2) L L M S H
Rare (1) L L M S S

Hentikan pekerjaan hingga dilakukan perbaikan


H High Risk yang memadai. Segera terapkan rencana
pengendaliannya
Masih prioritas tinggi, tetapkan target waktu
S Significant Risk
untuk bertindak
Masih prioritas tinggi, tetapkan target waktu
M Moderate Risk
untuk bertindak
Tetapkan budget untuk upaya pengendalian,
L Low Risk
tanggung jawab management harus ditetapkan
59

HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO

Eliminasi

Subtitusi

Rekayasa Teknis

Rekayasa Administrasi

Alat Pelindung Diri


60

HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO


Eliminasi Menghilangkan suatu
bahan/tahapan proses berbahaya
61

HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO


Contoh :
 Mengganti bahan bentuk serbuk
dengan bentuk pasta
 Proses menyapu diganti dengan
Subtitusi vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan
deterjen
 Proses pengecatan spray diganti
dengan pencelupan
62

HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Pemasangan alat
pelindung mesin
Rekayasa Teknis  Pemasangan general dan
local ventilation
 Pemasangan alat sensor
otomatis
63

HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Pemisahan lokasi
Rekayasa  Pergantian shift
Administrasi kerja
 Pembentukan sistem
kerja
 Pelatihan karyawan
64

HIERARKI PENGENDALIAN RISIKO

Contoh :
 Helmet
APD  Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles
Pengenalan APD
Definisi :
Suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.

Jenis Jenis :
1. Alat Pelindung Kepala
Fungsi: melindungi kepala dari
benturan, terantuk benda tajam
atau benda keras, kejatuhan atau
terpukul oleh benda-benda yang
melayang atau meluncur di udara,
radiasi panas, api dan percikan
bahan-bahan kimia.
Pengenalan APD
2. Alat pelindung mata dan muka
Fungsi kacamata pengaman adalah melindungi
mata dari:
1. Percikan bahan-bahan korosif
2. Kemasukan debu-debu atau partikel-partikel
yang melayang di udara
3. Lemparan benda-benda kecil, panas
4. Pemajanan gas-gas atau uap-uap kimia yang
dapat menyebabkan iritasi pada mata
5. Radiasi gelombang elektromagnetik yang
mengion maupun yang tidak mengion
6. Pancaran cahaya
7. Benturan atau pukulan benda keras atau
benda tajam
Pengenalan APD
2. Alat pelindung mata dan muka
Jenis :
Kacamata (spectacles), Goggles,
Tameng muka (face shield)
Pengenalan APD
3. Alat pelindung telinga
Fungsi: Melindungi alat pendengaran (telinga) dari
kebisingan dan melindungi telinga dari percikan api atau
logam-logam yang panas.
Jenis :
• Sumbat telinga atau ear plug
• Penutup telinga atau ear muff

4. Alat pelindung pernafasan (Respirator)


Fungsi : Memberikan perlindungan organ pernafasan
akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu,
uap, gas fume, asap, mist, kabut dan sebagainya.
Jenis :
• Respirator untuk memurnikan udara
• Respirator untuk memasok udara
Pengenalan APD
5. Pelindung Tangan
Fungsi : Melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan
api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi
mengion listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan,
tergores, terinfeksi.
Jenis : Sarung tangan biasa, Mitten, Hand Pad, Sleeve

6. Pelindung Kaki
Fungsi: Melindungi kaki dari timpaan benda-benda berat,
tertuang logam panas cair dan bahan kimia korosif,
penyakit kulit, tersandung , terpeleset, tergelincir.
Pengenalan APD
Jenis :
• Sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan dan
pengecoran logam
• Sepatu keselamatan pada tempat kerja yang
berpotensi bahaya peledakan
• Sepatu keselamatan pada tempat kerja yang
berpotensi bahaya listrik
• Sepatu kerja untuk pekerja bangunan atau kontruksi
• Sepatu kerja pada tempat kerja yang basah atau licin.
• Sepatu keselamatan untuk mencegah bahaya terinjak
benda-benda runcing
• Sepatu keselamatan untuk mencegah dari kontak
bahan kimia
Pengenalan APD
7. Pakaian pelindung
Fungsi: Melindungi sebagian atau seluruh bagian tubuh dari
bahaya percikan bahan-bahan kimia, radiasi, panas,
bunga api maupun api.
Jenis :
• Apron (menutup sebagian tubuh
mulai dari dada sampai lutut)
• Overalis (menutup seluruh tubuh).

8. Tali dan Sabuk pengaman


Fungsi: Digunakan untuk mengurangi resiko bahaya fisik
apabila si pemakai terjatuh.
Jenis :
• Penggantung
• Pelana atau harness
72
INSPECTION
TUJUAN : - MEMPEROLEH GAMBARAN INTEGRITAS INSTALASI
- INVESTIGASI KERUSAKAN
- BANTUAN MANAJEMEN
- PERTIMBANGAN AWAL & PERIODIK BAGI SAFETY

LINGKUP : - PROSES
- SPARE PART & MATERIAL
- MODIFIKASI, REPAIR
- PERLUASAN INSTALASI
- EVALUASI SUPPLIER

TAHAPAN : DESIGN, CONSTRUSTION, STARTUP & OPERATION,


SHUTDOWN

SYARAT INSPECTOR : - PUNYA BACKGROUND THEORY


- PUNYA PENGALAMAN & DAYA
ANALISIS
- PENGUASAAN STANDAR &
PERATURAN
- MAMPU MENJELASKAN
73

(Menurut ILO)
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelak K3
 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
74

(Menurut ILO)
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan
bid K3 sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik &
teknologi
 PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan
melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-
sanksi
75

(Menurut ILO)
 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF DALAM
PENERAPAN K3

 Semua obyek pengawasan K3 secara NORMATIF


harus memiliki dokumen legal
(IJIN/PENGESAHAN/SERTIFIKAT/LISENSI)

 Untuk memperoleh LEGALITAS harus melalui


mekanisme pemeriksaan, evaluasi, penilaian,
pengujian sesuai PROSEDUR dan dibandingkan
dengan STANDAR yang berlaku, hasilnya memenuhi
KRITERIA aman / handal / kompeten .
KEGAGALAN Manajemen K3

1 2 3 4 5

Tidak Memiliki Tidak Tersedia Tidak ada


Tidak Ada Sistem Tidak Tersedia
SDM yg kompeten Dana untuk dukungan
Prosedur dan Sarana dan
& Terorganisir Melaksanakan Sistem Informasi
Rencana K3 Peralatan
Baik Program K3 Dan Komunikasi

- Intifikasi & analisa -Organisasi K3 -Record system


-Peralatan Inspeksi
potensi bahaya; -Safery Committee -Daftar contact
- Penilaian risiko -Dana Konsultasi dan pemeliharaan
-Safety officer Person/institusi
-Peralatan Uji
bahaya; -Ahli K3 -Dana Pelatihan Penting
-Pos Komando
-Prosedur Pengen- -Pelatihan -Dana Penyusunan -Brosur / Leaflet
-Sarana Kontrol
dalian risiko -Gladi simulasi K3 SOP dll -Petunjuk Kondisi
-Sarana komunikasi
-IRP Darurat
-FEP (Fire Emergency Plan) Emergency -Peta / Denah
- Program Audit -Hot Lines
78

You might also like