You are on page 1of 24

Part 2

METODE ELEKTROKIMIA

Ratih Aryani, M.Farm.,Apt.


Metode Elektrokimia

Elektrokimia : bagian ilmu kimia yang mempelajari hubungan


antara reaksi kimia dengan arus listrik.
Metode elektrokimia
 Prinsip dasar : reaksi reduksi dan oksidasi (Redoks)
 Oksidasi : pelepasan satu atau lebih elektron dalam suatu
atom, ion atau molekul
 Reduksi : penangkapan satu atau lebih elektron suatu
atom, ion atau molekul
 Lepasnya elektron dari suatu atom, ion atau molekul selalu
disertai dengan penangkapan elektron oleh atom, ion atau
molekul lain.
 Proses berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam
suatu sistem elektrokimia
Metode Elektrokimia

Karena didasarkan pada reaksi redoks, pereaksi utama yang


berperan dalam metode ini adalah elektron yang dipasok dari
suatu sumber listrik

Sesuai dengan reaksi yang berlangsung, elektroda dalam suatu


sistem elektrokimia dapat dibedakan menjadi :
 Katoda yaitu elektroda dimana reaksi reduksi berlangsung

 Anoda yaitu elektroda dimana reaksi oksidasi berlangsung

Sistem elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi


elektrokimia.
Sel Elektrokimia

Sel Galvani / Sel Volta


Sel elektrokimia yang menghasilkan energi listrik karena terjadinya
reaksi spontan di dalamnya.

Sel Elektrolisis
Sel elektrokimia dimana reaksi tak spontan terjadi di dalamnya, dan
tempat reaksi kimia yang berlangsung karena adanya energi listrik
dari luar.

Hal yang membedakan kedua sel tersebut adalah kutub listrik di


masing-masing kedua elektrodanya.
Pada sel volta (katoda positif(+), anoda negatif(-)) dan
Pada sel elektrolisis (katoda negatif(-), anoda positif(+)).
Sel Galvani/ Sel Volta

Setiap unsur/spesi mempunyai potensial reduksi standar (E0).


Berdasarkan masing-masing harga potensial reduksi
standarnya tersusunlah deret volta.
Dalam urutan deret voltanya, spesi yang mempunyai potensial
reduksi standar lebih kecil itu berada disebelah kiri spesi yang
mempunyai potensial reduksi standar lebih besar.
Semakin ke kiri dalam deret voltanya, spesi semakin mudah
teroksidasi (semakin kuat sifat reduktornya) dan semakin ke
kanan spesi semakin mudah tereduksi (semakin kuat sifat
oksidatornya).
Sel Galvani/ Sel Volta

Sel volta dibuat dengan berpatokan pada nilai potensial reduksi


standar setiap spesi dalam deret voltanya. Spesi yang potensial
reduksi standarnya lebih kecil akan berperan sebagai elektroda
anoda dan spesi yang potensial reduksi standarnya lebih besar
berperan sebagai elektroda katoda. Contoh:

Dalam sel volta, karena E0 Mg lebih kecil dari E0Al, maka Mg


menjadi elektroda anoda (unsur logamnya teroksidasi) dan Al
menjadi elektroda katoda (ion logamnya tereduksi).
Sel Galvani/ Sel Volta

 Jembatan garam (pipa berisi elektrolit


KCl atau KNO3), berfungsi untuk
memelihara kenetralan muatan pada
masing-masing setengah sel.

 Untuk menetralkan kelebihan dan


kekurangan muatan ini jembatan garam
yang kaya akan ion, melepaskan ion
negatif pada sel yang mengalami reaksi
oksidasi dan melepaskan ion positif
pada sel yang mengalami reaksi
reduksi.

 Misal KNO3 : ion NO3 dilepaskan


Sel Galvani/ Sel Volta

Berikut adalah persamaan reaksi di kedua elektrodanya di


A=anoda dan di K=katoda dan persamaan reaksi selnya:

(elektron (e) disetarakan dan tidak akan merubah


harga E0)
Jadi persamaan reaksi dalam sel volta tersebut adalah:
Sel Galvani/ Sel Volta

Persamaan reaksi dalam sel volta dapat dirubah ke bentuk


notasi selnya. Rumus notasi sel volta
adalah OKSIDASI || REDUKSI. Seperti persamaan reaksi sel
volta berikut:

Maka bentuk notasi sel voltanya adalah  Mg|Mg2+ || Al3+|Al.


Contoh Sel Galvani/ Sel Volta

Sel aki terdiri dari elektroda Pb (anoda) dan PbO2 (katoda).


Keduanya   dicelupkan dalam   larutan H2SO430%. Sel aki
setelah habis bisa diisi kembali.
Sel kering atau baterai kering (Leclanche), Sel kering terdiri
dari elektroda Zn (anoda) dan elektroda batang karbon (katoda)
yang dicelupkan ditengah-tengah pasta dari campuran batu
kawi (MnO2), NH4Cl, serbuk karbon, dan sedikit air.
Baterai nikel-kadmium.  Baterai nikel-kadmium adalah baterai
kering yang bisa diisi kembali. Sel ini terdiri dari 
elektoda anoda (Cd) dan elektoda katoda (NiO2 dan sedikit
air).

Sel Elektrolisis

Reaksi kimia dalam sel elektrolisis berlangsung tidak spontan,


artinya reaksi kimia dalam sel elektrolisis baru akan terjadi
kalau ada aliran listrik yang dimasukkan ke dalamnya.
Misalnya dalam larutan NaCl akan berlangsung reaksi kimia
(redoks), kalau ke dalam larutan itu dimasukkan aliran listrik.

Contohnya liquid NaCl dilektrolisis, maka akan terjadi :


 Reaksi reduksi langsung kation Na nya di katoda dan
 Reaksi oksidasi anion Cl nya di anoda.
Sel Elektrolisis

Inert: tak aktif (tidak teroksidasi), contoh: C dan Pt.


Tak inert: aktif (mudah teroksidasi), contoh: Fe, Cu, dll.
Sel Elektrolisis

Larutan NaCl dilektrolisis dengan kedua elektrodanya dari


karbon, maka karena kationnya
dari unsur golongan IA, yang mengalami reaksi reduksi di
katoda adalah H2O. Elektroda anodanya inert dan anionnya
Cl–, maka yang mengalami oksidasi di anoda adalah langsung
anion Cl–. Berikut adalah persamaan reaksi redoks di kedua
elektrodanya:
Sel Elektrolisis

Contoh aplikasi sel elektrolisis : penyepuhan dan pemurnian


logam.
Penyepuhan adalah proses melapisi suatu logam dengan logam
lain dengan cara elektolisis.
Misalnya sendok logam besi ingin dilapisi
dengan logam perak. Sendok logam besi
yang akan dilapisi logam Ag dijadikan
elektroda katoda/kutub (-) dan logam Ag
yang akan melapisi sendok besi dijadikan
elektroda anoda/kutub (+).
Di dalam prosesnya, logam Ag akan
teroksidasi menjadi ionnya. Ion Ag (kation)
yang terbentuk akan bergerak menuju
katoda/kutub (-). Dan di katoda, ion Ag akan
tereduksi menjadi logamnya yang akan
 Berikut adalah persamaan reaksi redoks di kedua elektrodanya:

 Perhitungan berapa jumlah zat yang dihasilkan/yang terlibat


dari/dalam sel elektrolisis dapat dilakukan menggunakan
rumusan hukum Faraday I atau Faraday II.
 Hukum Faraday mana yang dipakai, tergantung data yang ada
dalam soalnya. Kalau data soal menyebutkan satu spesi zat yang
terlibat, maka perhitungan yang berhubungan dengan zat tersebut
dapat menggunakan hukum Faraday I. Dan kalau data soal
menyebutkan dua spesi zat (spesi zat yang ditanya jumlahnya dan
spesi zat yang diketahui jumlahnya), maka penyelesaian
Keterangan :  
w= massa spesi (g)                  
    
i = kuat arus (A)                    
  
F =faraday
e =  berat ekivalen (Ar/v)        
     
q= muatan listrik (coulumb)
v =  valensi/muatan/biloks      
      
Metode Elektrokimia

Umumnya nama dari teknik elektroanalisis menunjukkan


sinyal yang digunakan.
 Hubungan konsentrasi dengan potensial  potensiometri
 Hubungan konsentrasi dengan jumlah muatan listrik 
coulometri dan voltametri.
Jenis Metode Elektrokimia

Potensiometri : metode elektrokimia dengan penentuan aktivitas ion


melalui pengukuran perbedaan potensial listrik antara elektroda
indikator dan elektroda pembanding.

Coulometri : penetapan kadar zat dalam suatu larutan dengan


mengukur kuantitas kelistrikan yang diperlukan untuk bereaksi
dengan zat tersebut.

Polarografi : suatu bentuk elektrolisis dimana pada elektroda yang


digunakan (elektroda tetes raksa) dipasang tegangan searah yang
sama dan direkam suatu kurva arus terhadap voltase (tegangan) yang
disebut polarogram. Dari kurva tegangan arus tersebut konsentrasi zat
dapat ditentukan.
Jenis Metode Elektrokimia

Amperometri : metode elektrokimia berdasarkan perubahan


kekuatan arus antara dua elektroda, umumnya salah satu
elektrodanya adalah elektroda tetes raksa, sedangkan satunya
lagi merupakan elektroda pembanding.

Konduktometri : metode elektrokimia berdasarkan perubahana


daya hantar suatu larutan. Untuk pengukuran daya hantar suatu
larutan digunakan jembatan wheatstone.
ELEKTRODA
Elektroda Pengukur/ Indikator

Ada 2 jenis elektroda yang digunakan pada sel elektrokimia, yaitu


elektroda pengukur (elektroda indikator) dan elektroda pembanding
(reference electrode).

Elektroda pengukur/ elektroda indikator


1. Elektroda Platina (Pt)
banyak digunakan pada titrasi redoks yang ditentukan secara
potensiometri misalnya penentuan kadar Fe 2+ secara serrimetri dengan
larutan Ce4+. Elektroda platina dicelupkan ke dalam larutan yang
dianalisis, kemudian potensial elektroda platina akan bertambah karena
Fe2+ akan berkurang.

2. Elektroda Perak
Elektroda ini berupa kawat perak yang dicelupkan dalam larutan.
Elektroda Pengukur/ Indikator

3. Elektroda Hidrogen
nilai potensial normal untuk H+/H2 adalah nol. Nilai aH2
pada tekanan atmosfer mempunyai harga 1. potensial
elektroda ini bergantung pada pH.

4. Eleketroda gelas
Elektroda ini terdiri dari tabung gelas yang ujungnya setengah
bulat berdinding tipis terbuat dari gelas kaya natron. Biasanya
digunakan untuk pengukuran pH secara potensiometrik dan
untuk titrasi asam basa dan titrasi bebas air.
Elektroda Pembanding/ Standar

Elektroda pembanding (reference) / elektroda standar


Adalah elektroda yang potensialnya diketahui dan selama pengukuran
potensial ini tetap konstan.

Ada beberapa macam elektroda antara lain :


1. Elektroda hidrogen baku (EHB)
selain digunakan sebagai elektroda pengukur juga sebagai pembanding.
2. Elektroda kalomel (Hg2Cl2)
elektroda ini terdiri dari logam raksa yang dicampur dengan kalomel
dan dilindungi terhadap larutan kalium klorida. Pada lapis raksa
tertanam kawat platina untuk mengalirkan arus. Larutan kalium klorida
dihubungkan dengan larutan yang hendak dianalisis melalui gelas
berpori.
Elektroda Pengukur/ Indikator

3. Elektroda perak-perak klorida


Elektroda ini terdiri dari kawat perak yang dilapisi dengan
perak klorida dan dicelup ke dalam larutan kalium klorida
Ag + + e ↔ Ag
Seperti elektroda kalomel, pada elektroda ini konsentrasi ion
perak diatur oleh konsentrasi ion klorida lewat Ksp untuk
AgCl.
AgCl ↔ Ag + Cl -

You might also like