You are on page 1of 18

JOURNAL READING

SUBLINGUAL VS. ORAL CAPTOPRIL IN


HYPERTENSIVE CRISIS
Pembimbing:
dr. Eddy Mulyono, Sp.PD FINASIM

 Disusun Oleh:
Elisabeth W. Lusitania
19.P1.0034

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD RAA SOEWONDO PATI
PERIODE 22 MEI - 29 JULI 2023
IDENTITAS
JURNAL
Judul Jurnal
Informasi Penulis
Informasi Institusi

Tahun Terbit dan


Publikasi
Abstrak
Pendahuluan
• WHO  hipertensi  tingkat tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan
darah diastolik 90 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang tidak menjalani terapi obat.

• Krisis hipertensi  tekanan darah sistolik 180 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan darah
diastolik 120 mmHg atau lebih.

• Kedaruratan  jika disertai gejala kerusakan organ vital seperti angina, dispnea, sakit kepala,
gangguan neurologis akut, oliguria, dan anuria.

• Captopril  obat oral atau sublingual untuk menurunkan tekanan darah

• Tujuan penelitian  membandingkan penggunaan captopril oral dan sublingual pada pasien
dengan urgensi hipertensi yang dirawat di UGD
Metode

• Jenis studi: cross-sectional

• Waktu studi: Januari 2012 – Januari 2013

• Tempat studi: IGD RS Bedah Kardiovaskular Tersier Universitas Yeditepe

• Di IGD  captopril digunakan oral atau sublingual tergantung dari dokter yang bertanggung jawab

• Obat IV digunakan jika pengobatan gagal atau ada kerusakan organ


Metode

• Kriteria inklusi  semua pasien HT urgensi

• Kriteria eksklusi  • Dalam pengobatan dialisis kronis

• Nyeri dada • Stenosis arteri ginjal

• Infark miokard • Pada stadium terminal penyakit ganas

• Gejala serebral ensefalopati hipertensi atau • Pada terapi sitotoksik


stroke • Terapi kortikosteroid jangka panjang
• Dispnea akut • Terapi kontrasepsi oral
• Gagal ginjal akut • Overdosis kokain dan amfetamin
• Penyakit ginjal kronis • Kehamilan
Metode

• Syarat penelitian  pemeriksaan EKG, darah lengkap dan kimia darah.

• Subjek : 212 pasien (114 perempuan)

• Pasien dianamnesis  masuk kriteria inklusi  informed consent  pemeriksaan sebagai syarat
penelitian  diberikan captopril 25 mg secara oral maupun sublingual  TD diukur dalam 10, 30
dan 60 menit  Penurunan TD 25% dari TD awal setelah pemberian captopril 1 jam dianggap
responsive  penyesuaian terapi oral  pasien dipulangkan dan dicatat dalam penelitian

• Pemberian oral dan sublingual dilakukan secara bergantian.

• Protokol penelitian ini dikonfimasi dengan pedoman etika Helsinki Declaration, 1975. Disetujui oleh
komite etik lokal rumah sakit.
Analisis statistik
• Analisis statistik  SPSS 15.0 (SPSS Inc., Chicago, IL).

• Kesesuaian dengan distribusi normal variabel diperiksa menggunakan gambar (histogram) dan
metode analisis (uji Kolmogorov-Smirnov/Shapiro-Wilk).

• Analisis deskriptif untuk variabel berdistribusi normal diberikan dengan menggunakan rata-rata dan
SD.

• Perubahan SBP, DBP, dan tekanan darah rata-rata (MBP) pada efek captopril dengan metode
sublingual atau oral dianalisis menggunakan analisis varian ukuran berulang.

• Total tingkat kesalahan tipe-1 untuk signifikansi statistik ditetapkan sebesar 5%.
Hasil
Hasil
Hasil
Diskusi
• Krisis hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba dan mewakili lebih dari
25% dari semua urgensi/kedaruratan medis, seringkali mengancam nyawa pasien.

• Penurunan tekanan darah lambat dengan obat oral atau sublingual lebih dari 24 sampai 48 jam
disarankan dalam urgensi hipertensi.

• Nifedipin sublingual  menurunkan tekanan darah dengan cepat dan efektif dalam hipertensi
emergensi.

• Memiliki efek samping  jantung berdebar, kemerahan, takikardia, dan sakit kepala  tidak
direkomendasikan
Diskusi
• Guerrera et al., dan Angeli et al.,  efek penurun tekanan darah captopril sama efektifnya dengan
nifedipine, dengan efek samping yang lebih sedikit.

• Pemberian sublingual  rasa tidak enak dan trauma mukosa lokal  sehingga digunakan ketika
pasien tidak dapat menelan.
Diskusi

Dessi et al., Salkic et al., dan Didapatkan penyerapan captopril yang rendah dari
Dali et al.,  memiliki hasil rongga sublingual kelinci, beberapa penelitian lain tidak
bertentangan tentang menemukan perbedaan dalam proporsi penurunan TD,
penggunaan sublingual penghambatan aktivitas renin plasma, dan
captopril. penghambatan ACE.

Al-Furaih et al., Chetty et al.,


dan Pe´rez et al.,  memiliki Menemukan bahwa penurunan tekanan darah captopril
hasil sejalan tentang sublingual lebih baik daripada metode oral.
penggunaan sublingual
captopril.
Diskusi
Pasien dalam kelompok sublingual mengalami penurunan TD lebih

PENELITIAN INI banyak pada pengukuran TD 10 dan 30 menit dan ini signifikan secara
statistik, dan perbedaan penurunan TD menghilang pada pengukuran
60 menit.

Sesuai dengan penelitian Chetty et al., Sesuai dengan penelitian Pe´rez et al.,

Menemukan mekanisme perembesan difusi Konsentrasi captopril plasma maksimum


pasif dalam model babi di mana fluks dicapai dengan cepat pada kelompok
sublingual selaras dengan konsentrasi darah sublingual, yang berarti tmax yang singkat
captopril dengan metode sublingual.
Keterbatasan Penelitian
• Keterbatasan penelitian  ukuran sampel yang relatif kecil, data pusat tunggal, dan
pengukuran tekanan darah sphygmomanometer manual.
Kesimpulan
• Krisis hipertensi memerlukan evaluasi dan pengobatan segera karena potensi kerusakan organ
akhir yang mengancam jiwa tanpa pengobatan.

• Hipertensi emergensi diobati dengan obat intravena untuk mendapatkan penurunan tekanan
darah yang cepat.

• Captopril, obat yang populer untuk digunakan dalam hipertensi urgensi.

• Dalam penelitian ini  captopril sublingual ditemukan menurunkan TD lebih efisien dalam 30
menit pertama, tetapi perbedaan ini disamakan pada 60 menit.

• Ketika penurunan TD segera diinginkan, cara sublingual lebih dianjurkan.

• Ketika tidak diperlukan pengurangan TD segera, salah satu metode dapat digunakan.

You might also like