You are on page 1of 20

REFERAT

MENGENAL AGE RELATED MACULAR


DEGENERATION : DRY AMD AND WET AMD

Anggie Anggraini Pageno


N11121084

Pembimbing Klinik
dr. Neni K Parimo, Sp.M
Pendahuluan
◈ Age-related Macular Degeneration (AMD) merupakan degenerasi progresif
makula, yang juga mempengaruhi outer retina, retinal pigmen epithelium
(RPE), membran Bruch, dan koriokapiler.
◈ AMD timbul pada usia lebih dari 50 tahun. Prevalensi AMD 29,2%
unilateral dan 70,8 % bilateral. Terdapat 8 juta penderita AMD di Amerika
dan 20-25 juta di seluruh dunia. Di Indonesia, diperkirakan jumlah
penderita AMD akan semakin meningkat, walaupun angka pastinya belum
didapatkan.
◈ Sekitar 85-90% menderita dry AMD (non-neovaskular atau non-eksudatif)
dan 10-15% menderita wet AMD (neovaskular).
2
Anatomi Retina
Retina adalah lembaran
jaringan saraf berlapis yang
tipis dan semitransparan yang
melapisi bagian dalam dua
pertiga posterior dinding
bolamata.

3
Retina berbatasan dengan koroid dan
sel pigmen epitel retina yang terdiri
atas 10 lapisan (dari luar ke dalam):
1) Epitelium pigmen retina
2) Lapisan fotoreseptor
3) Membran limitan eksterna
4) Lapisan nukleus luar
5) Lapisan pleksiform luar
6) Lapisan nukleus dalam
7) Lapisan pleksiform dalam
8) Lapisan sel ganglion
9) Lapisan serabut saraf
10) Membran limitan interna
4
Retina menerima darah dari dua
sumber : koriokapilaris yang
berada tepat di luar membran
Bruch, yang mendarahi sepertiga
luar retina, termasuk lapisan
pleksiform luar dan lapisan inti
luar, fotoreseptor, dan lapisan
epitel pigmen retina, serta cabang-
cabang dari arteri sentralis retina,
yang mendarahi dua pertiga dalam
retina.

5
Age-related Macular Degeneration (AMD)
AMD adalah penyakit degenerasi makula
yang biasanya mengenai individu usia
lanjut, yang menghasilkan kehilangan
penglihatan di sentral penglihatan (makula)
karena kerusakan retina. Hal ini ditandai
dengan hilangnya ketajaman visual yang
disebabkan oleh degenerasi
choriocapillaris, epitel pigmen retina
(RPE), dan fotoreseptor, biasanya dimulai
dengan drusen dan perubahan pigmen pada
membran Bruch.

6
Etiologi
Penyebab pastinya masih belum diketahui. Namun, kejadian AMD dapat ditingkatkan
oleh beberapa faktor risiko, diantaranya:
• Umur
• Genetik
• Merokok
• Ras
• Riwayat Keluarga
• Hipertensi dan Diabetes
• Paparan terhadap sinar ultraviolet
• Obesitas dan kadar kolesterol tinggi
• Stress oksidatif
• Mutasi Fibulin-5
7
PATOFISIOLOGI

Teori Proses Penuaan

Patofisiologi pasti belum jelas

Teori Kerusakan
Oksidatif

8
Teori proses penuaan
Degenerasi
Bertambah lapisan Pe↓ permeabilitas
Lapisan
nya usia retina di terhadap sisa-sisa
elastin ↓ ↓
membrane pembuangan sel
bruch

Terganggunya
degradasi
Penebalan
membrane Apoptosis makromolekul Penimbunan
bruch EPR (protein & lipofusin di
lemak), epitel pigmen
keseimbangan retina (EPR)
VEGF, bersifat
fotoreaktif

Neovaskularisasi
koroid

9
Teori kerusakan oksidatif

Gangguan
Terbentuknya metabolism Kerusakan
reactive oxygen intrasel antara oktidatif sel EPR
substance (ROS) lain metabolism
protein dan
lemak

Memicu Produksi VEGF


timbulnya choroid dalam jumlah
neovascular besar
(CNV)

10
KLASIFIKASI AMD
Dry AMD (Non-eksudatif AMD)
• AMD tanpa neovaskularisasi
• Paling sering terjadi (90% dari kasus
AMD)
• Pada pemeriksaan funduskopi ditemukan
makula dikelilingi drusen, pembuluh darah
tampak melebar.
Wet AMD (Eksudatif AMD)
• AMD dengan neovaskularisasi
• Pendarahan & eksudat subretina
• Lebih jarang terjadi
• Penyebab utama kehilangan penglihatan
pada pasien AMD
11
MANIFESTASI KLINIS
• Distorsi penglihatan, obyek-obyek terlihat salah ukuran atau bentuk
• Garis-garis lurus mengalami distorsi (membengkok) terutama dibagian pusat
penglihatan
• Kehilangan kemampuan membedakan warna dengan jelas
• Ada daerah kosong atau gelap di pusat penglihatan
• Kesulitan membaca, kata-kata terlihat kabur atau berbayang
• Secara tiba-tiba ataupun secara perlahan akan terjadi kehilangan fungsi
penglihatan tanpa rasa nyeri

13
Distorsi Penglihatan Penderita AMD pada Amsler Grid

Central skotoma
14
DIAGNOSIS

• Funduskopi. akan terlihat di daerah makula berupa drusen, kelainan epitel pigmen retina
seperti hiperpigmentasi atau hipopigmentasi yang berhubungan dengan drusen pada kedua
mata, neovaskularisasi koroid, perdarahan subretina, dan lepasnya epitel pigmen retina dapat
menolong sebagai konfirmasi diagnosis,tetapi penemuan tersebut bisa muncul tanpa
kehilangan penglihatan.
15
DIAGNOSIS

• Test Amsler grid. Kartu Amsler pada awal AMD neovaskular dapat terlihat distorsi garis lurus
(metamorfopsia) dan skotoma sentral.

16
DIAGNOSIS
• Fundus fluorescein angiography (FFA). gold standard bila dicurigai CNV. Gambaran FFA
dapat menentukan tipe lesi, ukuran dan lokasi CNV, sehingga dapat direncanakan tindakan
selanjutnya.
• Indocyanine green angiography (ICGA). ICGA sangat lambat mengisi kapiler koroid
sehingga struktur koroid dapat terlihat lebih detail.
• Optical Coherence Tomography (OCT). menggunakan prosedur gambaran 2 dimensi.
Pemeriksaan ini berguna untuk membedakan lapisan retina, melihat ketebalan dari lubang
makula, melihat adanya edema makula dan mengevaluasi cairan subretina yang tidak dapat di
lihat melalui angiografi fluorosens.

17
TATALAKSANA
Tujuan pengobatan AMD neovaskuler adalah untuk mempertahankan tajam penglihatan
yang ada dan menurunkan risiko penurunan tajam penglihatan yang lebih berat. Tindakan laser
bertujuan untuk merusak CNV tanpa menyebabkan kerusakan jaringan yang berarti.
Tatalaksana dry AMD/Non-eksudatif meliputi edukasi, follow up, perubahan gaya hidup,
mikronutrien, dan laser fotokoagulasi. Beberapa penelitian menunjukkan kegunaan dari konsumsi
mikronutrien (15 mg betakaroten, 500 mg vitamin C, vitamin E 400 IU, seng 80 mg, dan tembaga
2 mg) pada pasien dengan AMD noneksudatif ringan dan sedang dengan hasil adanya penurunan
progresi AMD menjadi AMD lanjut walaupun efek tersebut kecil.
Pada Wet AMD/Eksudatif diterapi dengan medikamentosa, thermal laser photocoagulation,
photodinamic theraphy, dan terapi pembedahan. Terapi medika mentosa yang direkomendasikan
saat ini adalah anti VEGF seperti pegaptanib sodium, ranibizumab, bevacizumab, aflibercept.

18
PROGNOSIS

Bentuk degenerasi makula yang progresif dapat menyebabkan kebutaan total sehingga aktivitas
dapat menurun. Prognosis dari AMD tipe eksudat lebih buruk daripada AMD tipe noneksudat.
Prognosis dapat didasarkan pada terapi, tetapi belum ada terapi yang bernilai efektif sehingga
kemungkinan untuk sembuh total sangat kecil.

19
THANK
YOU!

You might also like