You are on page 1of 31

Journal

Reading
Temuan Otopsi Kasus Pembunuhan Anak:
Apakah Pembunuhan Bayi atau
Pembunuhan Anak? Perspektif Indonesia:
Sebuah Laporan Kasus
Jihan G. Ismail
Pembimbing Klinik : dr. Asrawati Azis., Sp. FM
JOURNAL
01 Abstrak

02 Pendahuluan

TABLE OF 03 Laporan Kasus


CONTENT
04 Diskusi
S
05 Kesimpulan
ABSTRAK
● LATAR BELAKANG : Pembunuhan bayi dan pembunuhan
anak sering terjadi tetapi bukan kasus pembunuhan yang
sama. Menurut hukum pidana Indonesia, pembunuhan bayi
berarti pembunuhan yang dilakukan oleh ibunya sendiri,
sedangkan pembunuhan anak berarti pembunuhan yang dapat
dilakukan oleh siapa saja. Tanda-tanda perawatan bayi
menjadi faktor pembeda yang sangat signifikan untuk kedua
jenis pembunuhan ini.
● PRESENTASI KASUS : Dilaporkan kasus penemuan bayi tak
dikenal dengan wajah tidak dapat dikenali dan bagian tubuh yang
tidak lengkap oleh warga di Sungai Sanehan, Kecamatan Silih Nara,
Aceh Tengah, dalam keadaan tidak terbungkus apapun. Pada
identifikasi bayi diperkirakan umur berdasarkan usia kehamilan
adalah 38-40 minggu dengan panjang badan berkisar antara 44-46
cm. Pada pemeriksaan luar ditemukan trauma tajam pada tengkuk
belakang, kedua lengan dan kedua paha dipotong, luka terbuka di
perut bagian bawah. Hasil otopsi menunjukkan trauma tumpul pada
bagian belakang kepala dan tulang wajah tampak remuk. Tes flotasi
paru menunjukkan bahwa bayi itu lahir hidup.
● KESIMPULAN: Penyebab kematian korban adalah
pukulan tajam dan tumpul pada kepala dan anggota badan
serta pukulan tumpul pada perut. Perkiraan waktu kematian
korban berkisar antara 6 sampai 8 hari sebelum
pemeriksaan. Perlu ditentukan apakah kasus pembunuhan
ini merupakan kasus pembunuhan bayi atau pembunuhan
anak. Dari analisa dan pendalaman data oleh tim kedokteran
forensik, kemungkinan besar bayi dalam kasus ini adalah
kasus pembunuhan bayi, dimana bayi sudah mendapatkan
kasih saying dari orang tua bayi tidak mungkin terjadi.
PENDAHULU
AN
Infanticide adalah pembunuhan bayi
di bawah usia 12 bulan oleh ibu
kandungnya sendiri yang belum
sepenuhnya pulih dari proses Beberapa faktor terjadinya
kehamilan, persalinan, dan menyusui, pembunuhan bayi pada bayi baru
serta menderita gangguan jiwa lahir biasanya karena tekanan atau
sampai derajat tertentu. kasus dan gangguan mental dari orang tua bayi
kasus pembunuhan lainnya. atau kelahiran bayi yang tidak
diinginkan. Faktor penyebab
pembunuhan bayi adalah bayi lahir
cacat yang juga sering menjadi
korban pembunuhan bayi
Secara umum, berbagai jenis pembunuhan terhadap
anak dikategorikan sebagai pembunuhan, namun
beberapa negara membedakan antara pembunuhan
anak dan pembunuhan bayi demi hukum yang
berlaku di negara tersebut, seperti di Indonesia
LAPORAN
KASUS
Seorang warga Sungai Sanehan, Kecamatan Silih Nara,
Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Indonesia, menemukan
jenazah bayi tak dikenal dengan wajah tak bisa dikenali
dan bagian tubuh yang tidak lengkap. Pemeriksaan yang
dilakukan terhadap jenazah berupa identifikasi,
pemeriksaan luar, dan otopsi.
Pada identifikasi, pengukuran panjang badan pada bayi tidak
dapat dilakukan secara langsung, dikarenakan kondisi bayi
yang anggota gerak bawahnya telah terpotong, dan
ditemukan potongan yang terlepas sehingga perkiraan
panjang badan bayi hanya dapat diperkirakan dari data
tentang panjang sisa tubuh yang ditemukan.

.
Panjang tulang dada dan tulang belakang lumbal bayi adalah
21 cm, sedangkan ukuran dari ujung kepala sampai bawah
perut bayi adalah 28 cm, berdasarkan proporsi tubuh bayi,
terdapat bagian tubuh yang ditemukan 5/ 8 badan, dapat
diperkirakan 5/8 panjang badan total bayi = 28 cm, jadi
perkirakan panjang badan total bayi ± 44,8 cm. Dari panjang
badan ini menurut rumus de Haas dapat ditentukan umur bayi
berdasarkan masa kehamilan adalah 44,8 dibagi 5 yaitu 8,96
bulan atau dibulatkan menjadi 9 bulan yang berarti bayi cukup
bulan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2.
Pada pemeriksaan luar, jenazah ditemukan terbungkus
kantong plastik transparan berwarna putih dengan panjang
182 cm. Di bagian dalam plastic terdapat kantong jenazah
berwarna oranye bertuliskan Indonesia Automatic Fingerprint
System (INAFIS) dengan panjang 120 cm dan lebar 55 cm.
Setelah dibuka, panjang tas 215 cm dan lebar 120 cm.
Namun, ditemukan benda di samping jenazah berupa infus
set berwarna putih.
Ditemukan luka memar di punggung dan tidak terlihat
jelas karena sudah mengalami proses pembusukan.
Proses kaku jenazah telah selesai karena telah
mengalami pembusukan. Terjadi penurunan suhu tubuh.
Tanda-tanda pembusukan terdapat pada seluruh tubuh
berupa kulit yang berwarna hitam, sudah berair, dan
berbau tidak sedap (Gambar 1 dan 3).
Pada pemeriksaan bagian dalam tubuh, saat kulit
kepala dibuka, ditemukan tulang tengkorak
yangremuk dan terpisah satu sama lain. Panjang
ubun-ubun 7 cm dan lebar 7 cm, sedangkan panjang
ubun-ubun kanan 11 cm dan ubun-ubun kiri 11 cm.

Pada ubunubun kanan dan kiri ditemukan garis fraktur


minimal. Tulang pelipis kiri dan kanan tidak
ditemukan. Pada tengkuk ditemukan infiltrasi darah.
Pada tulang rongga mata kanan ditemukan bekas
memar dengan ukuran 0,8 cm.
Pada tulang rongga mata kiri
ditemukan infiltrasi darah
dengan ukuran 0,6 cm. Jaringan
otak sudah berupa cairan
berwarna merah kecoklatan.

Pada palpasi dari wajah, ditemukan


patah tulang pipi kanan dan kiri
(Gambar 4
dan 5).
Pada bukaan kulit dada ditemukan belatung di seluruh
rongga dada dan tulang dada hilang. Pada tulang rusuk
ditemukan bekas memar.

Pada pemeriksaan jantung, jantung tampak seperti kerucut


(normal), berwarna merah kehitaman. Konsistensi
jantung kenyal, tidak tertutup jaringan lemak dan
permukaannya halus.
Pada pemeriksaan paru- paru, saat dipalpasi, tidak
ditemukan perlengketan. Pada pemeriksaan paru
kanan dan kiri didapatkan warna paru merah
kecoklatan dan ditemukan belatung pada semua
rongga paru.

Paru-paru kanan berukuran panjang 4 cm dan lebar 4 cm.


Paru-paru kiri panjangnya 4 cm dan lebarnya 3 cm.
Tubuh bayi diuji ekspansi paru-parunya dengan
menyuntikkan jaringan paru-paru ke dalam air dan
kedua paru-parunya mengembang (Gambar 6).
Pada bukaan organ perut ditemukan rongga perut
berwarna kecoklatan dan ditemukan belatung. Di
bagian bawah ditemukan rongga perut adanya tanda
memar. Pada pembukaan kulit perut ditemukan
bekas memar pada selaput dinding perut. Usus
ditemukan berwarna kecoklatan.
DISKUSI
Berdasarkan hukum yang
berlaku di Indonesia, jenis
pembunuhan bayi dibagi menjadi Jenazah bayi perlu diketahui yaitu
dua garis besar, yaitu umur bayi lahir mati atau bayi
pembunuhan bayi dan hidup, dan umur bayi setelah lahir,
pembunuhan anak. apakah bayi sudah dirawat, apa
penyebab kematian bayi tersebut.

Dalam menentukan kasus pembunuhan Semua data tersebut tidak


bayi atau pembunuhan anak, harus ditemukan secara jelas dari proses
memenuhi kriteria sebagai berikut: (a) identifikasi korban, karena
Pembunuhan harus dilakukan oleh ibu kurangnya informasi dan kondisi
kandung korban,(b) korban harus anak korban yang dimutilasi dan
kandung ibunya, dan (c) sang ibu membusuk
membunuh anaknya dengan alasan takut
diketahui orang akan kelahiran anaknya
Berdasarkan pengukuran panjang badan yang
dapat dilakukan pada bayi ini, hanya dapat
dilakukan dari puncak sampai di bawah pusar
(sejajar dengan pangkal vertebra lumbal ke-
5 ), nilainya adalah 28 cm. Total panjang Penentuan umur bayi dapat
badan yang baru didapatkan hanya 62,5% dari menggunakan rumus de Haas yaitu
total panjang badan bayi baru lahir, hubungan panjang badan dengan
diperkirakan panjangbadan total bayi ini ± umur bayi. Selain menggunakan rumus
44,8 cm de Haas, penentuan umur bayi juga dapat
dilakukan dengan menghitung berat
badan, lingkar kepala, dan pusat osifikasi
Dari hasil identifikasi diketahui
bahwa bayi tersebut tewas dalam
kondisi termutilasi, dimana bagian
tungkai bawah bayi (di bawah perut)
terpisah dari tubuh bayi (hilang).
Bentuk tulang tengkorak yang
Namun, dalam kasus ini, beratnya terdapat pada kepala bayi yang
tidak dapat dinilai karena bayi telah berbentuk hampir persegi, dapat
dimutilasi. Lingkar kepala sulit disimpulkan bahwa bayi ini
dinilai karena terjadi patah tulang memiliki ras mongoloid, yang
pada kepala bayi yang juga kita ketahui bahwa ras
menyebabkan kepala bayi tidak mongoloid deutero-Melayu
lengkap. Pusat penguatan tidak merupakan ras mayoritas
dilakukan pada bayi ini. masyarakat Aceh.
Bentuk tulang tengkorak yang terdapat pada kepala bayi yang
berbentuk hampir persegi, dapat disimpulkan bahwa bayi ini
memiliki ras mongoloid, yang juga kita ketahui bahwa ras
mongoloid deutero-Melayu merupakan ras mayoritas
masyarakat Aceh.

Dalam hal ini, warna paru-paru ditemukan berwarna


merah kecoklatan dengan tes flotasi paru positif. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa bayi tersebut lahir hidup.
Usia bayi yang tergolong sangat muda saat bayi dibunuh adalah
9 bulan atau dengan kemungkinan usia lahir pada usia
kehamilan 38 minggu 4 hari, sangat kecil kemungkinan bayi ini
diasuh oleh orang tua bayi tersebut, ditambah bukti adanya
kateter intravena yang ditemukan di sekitar tubuh bayi dapat
menjadi bukti bahwa bayi tersebut meninggal sesaat setelah
dilahirkan.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil identifikasi,


dapat ditarik garis besar bahwa bayi ini teridentifikasi sebagai
bayi laki-laki dengan panjang badan kurang lebih 44,8 cm,
berumur kurang lebih 9 bulan dalam kandungan saat bayi
dibunuh, dan adalah bayi ras mongoloid adalah ras tulang
tengkorak khas keturunan Aceh. Penentuan penyebab
kematian sulit untuk diidentifikasi. Pembusukan yang terjadi
pada jenazah membuat sulitnya mendapatkan informasi.
KESIMPULA
N
Hal-hal penting yang sering ditemukan
pada kasus pembunuhan bayi

Panjang badan bayi Umur bayi Umur bayi


setelah lahir lahir

Bayi lahir Riwayat perawatan atau


hidup atau kasih sayang
mati
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, tidak banyak bukti
konkrit yang dapat disimpulkan dari kondisi bayi tersebut. Dari
analisa dan pendalaman data oleh tim kedokteran forensik,
kemungkinan besar bayi dalam kasus ini adalah kasus
pembunuhan bayi, dimana bayi sudah diterima, kasih sayang dari
orang tua bayi tidak memungkinkan
TERIMAKASIH

You might also like