You are on page 1of 7

TITRASI

KOMPLEKSOMETRI
Kelompok 6 : Pindi Lestari
Azahra Niken Ferina P
Alifiana Nur’asifha A
Lidia vitri
PENGERTIAN

Menurut Day dan Underwood (2006), titrasi


kompleksometri merupakan salah satu jenis
titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan
senyawa kompleks antara ion logam target
dengan zat pembentuk kompleks. Zat pembentuk
kompleks yang umum digunakan adalah asam
Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA) yang akan
membentuk kompleks kuat dengan perbandingan
1:1 dengan logam.
Syarat-syarat indikator logam

• Stabilitas dari ikatan kompleks indikator-logam harus


lebih rendah dari pada ikatan kompleks logam-EDTA
• Terjadi perubahan warna pada range pH yang di
tetapkan, dimana terjadi pembentukan kompleks stabil.
• Perubahan warna terjadi oleh adanya indikator bebas
dari kompleks logam dalam larutan, karena sejumlah
eqivalen EDTA ditambahkan untuk membentuk
kompleks logam-EDTA.
Beberapa Indikator Yang Paling
Banyak Digunakan Dalam Titrasi
Kompleksometri
1. Eriochrom Black-T (EBT) merupakan asam
lemah,tidak stabil dalam air karena senyawa organik
ini merupakan gugus sulfonat yang mudah terdisolasi
sempurna dalam air dan mempunyai 2 gugus fenol
yang terdisolasi lambat dalam air.
2. Murexid merupakan indikator yang sering digunakan
untuk titrasi Ca2+,pada pH =12
3. Jingga xylenol,kompleks dengan logam memberikan
warna merah
4. Calmagite
5. Tiron
6. Violet cathecol
CARA KERJA
HASIL

Ca2+ Na2EDTA
Volume Konsentrasi mol mol Volume Konsentrasi
20 ml 0,005 M 0,1 mmol 0,1 mmol 13,6 ml 0,0074
20 ml 0,005 M 0,1 mmol 0,1 mmol 13 ml 0,0077
Na2EDTA Sampel
Konsentrasi Volume mol mol Volume Konsentrasi
0,0076 M 7,4 ml 0,056 mmol 0,056 mmol 20 ml 0,0028 M
0,0076 M 8,5 ml 0,056 mmol 0,056 mmol 20 ml 0,0033 M

You might also like