You are on page 1of 22

Cystografi

Bipolar
KELOMPOK 3
ANGGOTA

M.ARDIANS HAFIDZ
DILAN D N YAH ASEP M R GUNTUR
TRO/16/01117 TRO/16/01131 TRO/16/01112 TRO/16/01123

FADHIL SYIAR IBNU SILMA


IMZA A GEMA R M
TRO/16/01119 TRO/16/01145 TRO/16/01124
Vesika Urinaria

Vesika urinaria atau yang sering disebut kandung kemih merupakan viscera pelvis
berongga yang tersusun oleh otot polos lamina promina submukosa dan mukosa
Kandung kemih memiliki bentuk menyerupai buah pir (kendi) dan dilapisi oleh lapisan
mukosa sel epitel transional, muskulus yang tebal (detrusor muscle), jaringan fibrous
(kecuali pada bagian superior dibentuk oleh peritoneum parietal)
n pada 3anita terletak
Kandung kemih terletak di dalam panggul besar sekitar bagian
posterosuperior dari simphysis pubis. Pada laki-laki terletak dibagiananterior
dari rectum sedangkan pada wanita terletak disebelah anterior
vagina dan uterus. Kandung kemih memiliki tiga bentuk membuka pada
daerah triangular yang disebut sebagai rigone

Pada saat kosong, vesika urinaria akan terlihat kolaps dan akan
tampak rugae-rugae (kerutan). Apabila terisi penuh kandung kemih akan
menegang atau membesar dan rugae akan menghilang. Bentuk,
ukuran dan posisi vesika urinaria bervariasi tergantung dari jumlah urine
yang terdapat di dalamnya. Secara umum volume kandung kemih berkisar
antara 350-500ml. Kandung kemih berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara (reservoa) urine.
PROSTAT

Ukuran prostat kecil dan letaknya ke arah posterior dan inferior dari simphysis pubis. Selain
bentuknya yang kecil, kelenjar prostat juga menyerupai kerucut dengan bagian dorsalnya berhimpit
dengan kandung kemih serta bagian apeksnya berhubung dengan bagian bawah pelvis. Ukuran
bagian transversalnya ialah sekitar 1,5 inchi (3,75) serta bagian anteroposterior sepanjang (2,5 cm).
Prostat hanya ditemukan pada laki-laki dan berfungsi untuk motalitas semen selama reproduksi
Urethra

Urethra merupakan saluran sempit yang terdiri


dari mukosa membrane dengan muskulus yang
berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung
kemih. Pada vesikourethra junction terdapat penebalan
dari muskulus detrusor yang disebut internal urethral
sphincter (involuntary). Sedangkan eksternal urethral
sphincter (voluntary) dibentuk oleh muskulus skeletal
yang mengelilingi urethramelalui diafragma urogenital.
Dindingnya terdiri dari tiga lapisan yaitu : epitel
transional, columnair pseudostratified dan squamous
stratified. Letak urethra di atas dari orivisium internal
urethra pada kandung kemih dan terbentang sepanjang
1,5 inchi (3,75 cm) pada Wanita dan 7-8 inchi (18,75
cm) pada pria.
Bipolar Urethrocystography
Pengertian
Pemeriksaan radiologi untuk melihat fungsi dari urethra dan vesica urinaria yang mengalami gangguan
berupa penyempitan dan sumbatan sehingga menimbulkan gangguan pada urethra dan vesica urinaria. Dikatakan
bipolar urethrocystografi karena teknik pemasukan kontras media melalui dua saluran, yaitu saluran urethra dan
kandung kemih yang dilakukan secara cystotomi. Cystotomi adalah pembentukan lubang kedalam kandung kemih
dengan cara membuat lubang pada kulit supra pubis melalui pembedahan. Pembuatan lubang ini dilakukan
dengan tujuan untuk memasang cystofix sehingga pasien dapat melakukan miksi.
Cystofix adalah suatu kateter sementara yang dipasang pada daerah supra pubis dan berguna untuk
mengalirkan urin dari kandung kemih. Teknik pemasukan bahan kontras secara bipolar (antegrade dan
retrograde) dilakukan karena adanya kelainan atau gangguan yang menghalangi urine dari kandung kemih menuju
urethra, sehingga jika kontras media hanya dimasukkan melalui urethra kemungkinan besar kontras media tidak
akan sampai masuk ke kandung kemih.
INDIKASI

01Striktur urethra
Striktur urethra adalah penyempitan lumen urethra
02 Retensi urine

. .
Kesulitan dalam berkemih.
akibat adanya jaringan parut yang dialami dinding
urethra dan terjadinya kontraksi.

03 Kelainan congenital
04 Fistule Saluran abnormal yang

. .
Kelainan bawaan dari lahir, hal ini
terbentuk antara dua buah organ yang
jarang terjadi.
seharusnya tidak berhubung.

05 Tumor
Lesi padat yang terbentuk akibat

. pertumbuhan
normal.
sel yang tidak
KONTRA INDIKASI

01 Cystitis akut

. Peradangan akut pada kandung kemih yang biasanaya disebabkan


oleh infeksi bakteri.

02 Alergi terhadap media kontras


.
03 Urethritis akut
.
. Peradangan akut pada saluran kemih.
Persiapan alat dan bahan

 Pesawat sinar x
 Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm beserta marker
 Media kontras urografin
 Gliserin
 Bengkok atau mangkuk steril
 Kateter
 Kapas alcohol
 Spuit
 Plester
 Kassa steril
 Baju pasien
 Handscoon
Persiapan pasien
 Penjelasan tindakan yang akan dilaksanakan dan penandatanganan inform consent
 Tidak ada persiapan khusus
 Vesica urinaria dikosongkan semaksimal mungkin

Pemasukan media kontras


 Pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan
 Daerah orificium urethra diolesi dengan gliserin
 Masukkan media kontras melalui kateter sebanyak 12 cc untuk urethrography
 Lakukan pemotretan dengan beberapa proyeksi
 Masukkan media kontras sebanyak 150 – 500 cc melalui kateter cystotomi untuk
cystography
 Lakukan pemotretan dengan beberapa proyeksi
Teknik Radiografi Bipolar Urethrocystography

 Plain Foto
Dilakukan dengan foto pelvis tampak urethra dengan proyeksi AP.
Tujuan plain foto :
1. Ketepatan positioning
2. Koreksi faktor eksposi
3. Melihat kemungkinan adanya patologi lain pada urethra
 Posisi Pasien

Pasien tidur terlentan

Posisi pasien plain foto posisi AP


Posisi Objek Pengaturan sinar dan eksposi

 MSP tubuh di tengah meja pemeriksaan  Arah sinar/central ray (CR) : vertikal tegak lurus kaset
 Kedua tangan diletakkan di samping  Titik bidik/central pint (CP) : 5 cm diatas symphysis pubis
tubuh  Focus Film Distance (FFD) : 100 cm
 Daerah pelvis dan urethra ditempatkan  Film dan kaset khusus fluoroscopy dengan ukuran 24 x 30 cm
persis di pertengahan meja pemeriksaan  Eksposi ekspirasi tahan napas
serta kedua kaki direnggangkan
 Batas bawah : tampak urethra

Kriteria radiograf
Tampak gambaran tulang pelvis, kandung kemih dan urethra
Proyeksi AP

Posisi Objek
Posisi Pasien
Pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan a. MSP tubuh di tengah meja pemeriksaan
b. Kedua tangan diletakkan di samping tubuh
c. Daerah pelvis dan urethra ditempatkan persis di pertengahan
meja pemeriksaan serta kedua kaki direnggangkan
d. Batas bawah : tampak urethra

Pengaturan sinar dan eksposi


Gambar 2.6 Posisi pasien proyeksi AP (Merrill’s, 2010)  Arah sinar/central ray (CR) : 10o – 15o caudad
 Titik bidik/central pint (CP) : 5 cm diatas symphysis pubis
 Focus Film Distance (FFD) : 100 cm
 Film dan kaset khusus fluoroscopy dengan ukuran 24 x 30 cm

 Eksposi: ekspirasi tahan napas


Proyeksi AP

Kriteria radiograf

Tampak gambaran tulang pelvis (ilium, ischium, sacrum dan


symphisis pubis). Tampak rongga pelvis, tampak kandung
kemih dan urethra yang terisi media kontras dengan kandung
Gambar 2.7 Hasil radiograf posisi AP (Merrill’s, 2010)
kemih tidak superposisi dengan symphisis pubis.
Proyeksi Oblik (RPO)

Posisi Pasien
Pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan dan daerah panggul dimiringkan 35 – 40 o.

Posisi Objek

a. Daerah panggul diatur miring kira-kira 35 – 40o ke kanan


dengan kaki kiri ditekuk sebagai tumpuan namun tidak
menutupi gambaran.
b. Daerah pelvis dan urethra ditempatkan persis di pertengahan
Gambar 2.8 Posisi pasien RPO (Merrill’s, 2010) meja pemeriksaan.
Proyeksi Oblik (RPO)

Pengaturan Sinar Dan Eksposi

a. Arah sinar/central ray (CR) : vertical tegak lurus kaset


b. Titik bidik/central pint (CP) : 5 cm di atas symphysis pubis
dan 5 cm ke arah medial dari SIAS
c. Focus Film Distance (FFD) : 100 cm
d. Eksposi : ekspirasi tahan napas
Gambar 2.9 Hasil radiograf proyeksi RPO (Merrill’s, 2010)
e. Film dan kaset khusus fluoroscopy dengan ukuran 24 x 30 cm

Kriteria radiograf
Tampak kontras mengisi urethra (Pars cavernosa, Pars membranecea, pars prostatica).
Proyeksi Lateral (Optional)
Posisi Objek
Posisi Pasien
a. Kedua lutut ditekuk sebagai fiksasi dan kedua lutut diberi
Pasien tidur miring di salah satu sisi
bantalan.
b. Daerah pelvis berada tepat pada pertengahan meja
pemeriksaan.

Pengaturan sinar dan eksposi

a. Arah sinar/central ray (CR) : vertikal tegak lurus kaset


Gambar 2.10 Posisi pasien lateral kiri (Optional) (Bontrager, 2014) b. Titik bidik/central pint (CP) : 5 cm diatas menuju ke belakang
symphysis pubis
c. Focus Film Distance (FFD) : 100 cm
d. Ukuran film dan kaset khusus fluoroscopy ukuran 24 x 30 cm
e. Eksposi : ekspirasi tahan napas
Proyeksi Lateral (Optional)

Kriteria Radigraf

 Hip joint dan femur superposisi

 Tampak vesica urinaria terisi dengan kontras


Gambar 2.11 Hasil radiograf proyeksi lateral (Merrill’s, 2010)
Proteksi Bagi Pasien

 Pemeriksaan dengan sinar-x hanya dilakukan atas


permintaan dokter
 Mengatur luas lapangan pemeriksaan sesuai
dengan kebutuhan
 Waktu penyinaran sesingkat mungkin
Proteksi Bagi Petugas
Proteksi Bagi Masyarakat Umum
1. Tidak menggunakan berkas sinar–x • Pintu pemeriksaan tertutup rapat
yang mengarah ke petugas • Tidak mengarahkan sinar sumber sinar
2. Berlindung dibalik tabir saat melakukan x keruangan umum
• Bagi yang tidak berkepentingan
eksposi
dilarang masuk ke ruang pemeriksaan
3. Menggunakan alat monitoring radiasi
secara continue selama bertugas
Terima
Kasih

ADZAB TEMAN
BANYAK TANYA
TERTIMPA BANYAK

You might also like