You are on page 1of 15

Teknik CT Scan Kepala

dengan kasus Trauma

Dosen Pengampu : Kusnanto, S.ST., MMRS


KELOMPOK 1
1. Abdul Qalam (TRO/16/01106)
2. Alifia Rafika Putri (TRO/16/01109)
3. Asep Muhamad Ridwan (TR0/16/01112)
4. Fadhil Imza Alfasandi (TRO/16/01119)
5. Fauzan Nurulhaqi (TRO/16/01122)
6. Ibnu Silma Mausuli (TRO/16/01124)
7. Karina (TRO/16/01125)
8. Moch. Ripan Maulana (TRO/16/01130)
9. Muhammad Afri Juliawan (TR0/16/01132)
10. Muhammad Haikal Al-Farizi (TR0/16/01133)
11. Rifqi Hamzah Ikhwani (TR0/16/01140)
12. Salsabila Amalya Utami (TR0/16/01143)
13. Titanica Prisma Rosiana (TR0/16/01146)
14. Ulfa Juniyati Ningsi (TR0/16/01147)
TRAUMA KEPALA
Trauma kepala didefinisikan sebagai gangguan terhadap otak dari
kekuatan eksternal yang menyebabkan kerusakan sementara atau permanen
terhadap fungsional, psikososial, atau kemampuan fisik. Merupakan
penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas serta penyebab utama
kematian dan cacat pada anak-anak dan orang dewasa muda (Haddad &
Arabi,2012). Menurut Brain Injury Assosiation of America, trauma kepala
adalah suatu kerusakan pada kepala bukan bersifat kongenital ataupun
degeneratif tetapi disebabkan oleh benturan fisik dari luar yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran yang menimbulkan kerusakan
kognitif dan fungsi fisik (Sudibjo, 2015).
TRAUMA KEPALA
Dibagi menjadi tiga :

1. Cedera kepala ringan ( low risk )


penderita sadar,secara fisik normal,tidak ada intoksidasi alcohol/obat-obatan, minimal
laserasi atau hematoma ringan, pusing, pening atau penglihatan kabur

2. Cedera kepala sedang ( moderate risk )


Sempat pingsan, amnesia, muntah, kejang, ada tanda fraktur di tulang cranium, adanya
tanda intoksidasi alcohol/ obat –obatan, trauma yang tidak diketahui penyebabnya

3. Cederah kepala berat ( severe )


Glasgow coma score kurang dari 8 jam, penurunan atau kurangnya kesadaran, fraktur
tulang cranium, kelainan neurologis yang menendakan cedera intracranial
TRAUMA KEPALA
Trauma kapitis adalah cedera yang secara langsung atau tidak
langsung mengenai kepala yang mengakibatkan luka di kulit kepala,
fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak dan kerusakan
jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan neurologis

CT Scan pada trauma kapitis berguna untuk memberikan gambaran


hematom dan edema
INDIKASI PEMERIKSAAN

Menurut Bontrager (2010) ada beberapa indikasi pemeriksaan


CT-Scan kepala yaitu :
1. Tumor
2. Patologi sistem peredaran darah
3. Kondisi peradangan atau infeksi
4. Trauma
5. Penyakit degenerative
6. Kelainan kongenitasi
7. Hidrosefalus
CONTOH TRAUMA

KOMUSIO CEREBRI
~ Komusio cerebri merupakan bentuk taruma kepala ringan biasanya tanpa
adanya kerusakan anatomi jaringan otak
~ Secara klinis didapatkan penderita pernah atau sedang tidak sadar selama
kurang dari 15 menit, disertai sakit kepala, pusing, mual-muntah adanya
amnesia retrograde atau antegrade.
~ Gambaran radiologi Computed Tomography (CT): tidak didapatkan
adanya kelainan
KONTUSIO SEREBRI
~ Merupakan perdarahan kecil pada jaringan otak akibat pecahnya pembuluh darah

kapiler yang akan menimbulkan edema jaringan otak di daerah sekitarnya


Berdasarkan lokasi benturan lesi dibedakan atas coup kontusio (lesi di tempat
benturan) dan kontra coup (pada benda bergerak)
~ Gambaran radiologi Computed Tomography (CT): tampak area hipodens
bercampur area-area kecil hiperdens di jaringan otak yang menggambarkan suatu
perdarahan
PENDARAHAN EPIDURAL
~ Adanya penumpukan darah pada duramater dan tabula interna paling
sering terjadi pada frontal dan temporal, unilateral
Sumber perdarahan terbesar dari arteri meningea media akibat fraktur
tulang dapat juga dari vena. Manifestasi khas Lucid interval
~ Gambaran radiologi Computed Tomography (CT): tampak area
hiperdens berbentuk elips bikonveks dengan batas tegas. Pada umunya
perdarahan tidak melewati sutura
CONTOH KASUS
Seorang pasien laki laki 23 tahun masuk IGD, diantar masyarakat,
dari informasi yang diterima pasien mengendarai sepeda motor
dan menabrak jalan sekitar 30 menit yang lalu. Saat dalam
perjalanan ke RS pasien sudah tidak sadarkan diri. Saat dilakukan
pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran, terdapat
hematoma di wajah dan kepala dan krepitasi pada paha kanan 1/3
medial dextra, keluar darah dari telinga mulut dan hidung. Hasil
pemeriksaan tanda vital : tekanan darah 100/60 mmHg, Frekuensi
pernapasan 32 kali/menit, nadi 102 kali/menit, suhu 37,8 ◦c,
pemeriksaan fisik akral dingin, CRT ≥ 3 detik, blue eyes dikedua
belah mata. Hasil laboratorium didapatkan hemoglobin 9,4 gr/dl,
hematocrit 33 %, leukosit 21.200 mm3, trombosit 198.000 mm3,
hasil CT-Scan terdapat edema serebral pada bagian kepala.
Pasien terdapat foley kateter, NGT, Terapi obat IFVD RL 30
tetes /pemenit, dexameasone 3x1, citicoline 3x1, asamtransamine
3x1, vitK 3x1, cetolorac 3x1, cefotaxime 2x1.
TRAUMA MAYOR
Pertama Pada kasus diatas ditinjau dari pemeriksaan terdapatnya hematoma di wajah dan
kepala, pada bagian kepala ditandai dengan Blue eye pada kedua sisi mata yang disebabkan
oleh cedera kepala deselerasi akibat benturan kepala pada permukaan yang keras, dan gejala
klinis tersebut merupakan cedera aksonal difus (DAI)

Cedera aksonal difus merupakan suaru bentuk cedera otak traumatic yang ditandai dengan
disfungsi neurologi yang terjadi dengan hilangnya kesadaran

Patofisiologi DAI
Disebabkan oleh kekuatan akselerasi/deselerasi yang menyebabkan cedera pada akson dan
pembuluh darah kecil sering kali dihubungkan dengan cedera otak penetran, pendarah
intracerebral, atau kontusio.
Kedua Pada kasus diatas dapat menimbulkan keadaan syok hipovolemik hemoragik yang
disebabkan oleh volume darah yang rendah karna terjadinya perdarahan. Ditandai oleh
pemeriksaan Hb yang rendah 9.4 gr/dl dan juga Ht yang rendah 33%. Dan akibat dari
kurangnya volume darah mengakibatkan penurunan tekana darah 100/60 mmHg.

Dan kemudian dari pemeriksaan CT-SCAN yang hasilnya merupakan edema serebral,
kondisi dimana terjadi peningkatan jumlah air yang terkandung didalam otak sehingga saat
terjadinya pembengkakan maka tekanan didalam kepala akan meningkat. Dan dorongan
pada jaringan otak dapat menyebabkan herniasi otak (jaringan otak yang terdorong dan
masuk ke lokasi yang salah akibat tekanan dalam kepala) kemungkinan besar disebabkan
oleh dua proses yang terjadi pada kasus terutama pada kasus kecelakaan akibat benturan
pada kepala dan kedua pasien sudah mengalami peradangan otak yang ditandai dengan hasil
pemerikasan leukosit diatas normal yaitu 21.200 mm3.
THANKS!
Do you have any
questions?
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon and infographics & images by Freepik

You might also like