You are on page 1of 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN STROKE

Oleh

Ns. I Made Oka Adnyana, SKep


Definisi

 Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi


ketika pasokan darah ke suatu bagian
otak tiba-tiba terganggu
 Stroke adalah sindroma serebrovaskular
yang mengacu kepada setiap gangguan
neurologic mendadak yang terjadi akibat
pembatasan atau terhentinya aliran
darah melalui system suplai arteri otak.
(ylvia A. Price dan Wilson, 2006)
Definisi
 Stroke secara umum merupakan defisit
neurologis yang mempunyai serangan
mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai
akibat dari terganggunya pembuluh darah
otak (hudak dan Gallo, 1997)
 Tekanan intrakranial (TIK) didefiniskan
sebagai tekanan dalam rongga kranial dan
biasanya diukur sebagai tekanan dalam
ventrikel lateral otak. (Joanna Beeckler,
2006).
Epidemiologi

 Stroke adalah penyebab kematian ketiga di


Amerika Serikat dan banyak negara industri di
Eropa (Jauch, 2005).
 Serangan stroke ulang berkisar antara 30%‐
43% dalam waktu 5 tahun.
 Angka kematian akibat stroke berkisar antara
20% sampai dengan 30%, meningkat 47% pd
stroke ulang
 Setiap penambahan usia 10 tahun sejak usia 35
tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat.
Epidemiologi
 Prevalensi hipertensi sebagai faktor risiko
utama yang tidak terkendali di Indonesia
adalah sekitar 95 %, maka para ahli
epidemiologi meramalkan bahwa saat ini dan
masa yang akan datang sekitar 12 juta
penduduk Indonesia yang berumur diatas 35
tahun mempunyai potensi terkena serangan
stroke.
 ICU RSUP SANGLAH...
 3 Bulan terakhir ada 23 kasus, meninggal 15
orang, pindah ruangan 8 orang
Etiologi
 Trombosis serebral (bekuan darah di dalam
pembuluh darah otak atau leher)
 Embolisme serebral (bekuan darah atau
material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain).
 Iskemia (penurunan aliran darah ke area
otak)
 Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh
darah ke dalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak).
Etiologi

 Tumor primer atau metastasis


 Hemoragia otak
 Hematoma subdural
 Abses otak
 Hidrosefalus akut
 Nekrosis otak yang diinduksi oleh radiasi
Fatofisiologi
 Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana
saja di dalam arteri-arteri yang membentuk sirkulus
Willisi : arteria karotis interna dan sistem vertebrobasilar
atau semua cabang-cabangnya.
 Apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15-
20 menit maka akan terjadi infark atau kematian jaringan
 Aterosklerosis dan trombosis atau robeknya dinding
pembuluh darah dan terjadi peradangan, berkurangnya
perfusi akibat gangguan status aliran darah misalnya syok
atau hiperviskositas darah, gangguan aliran darah akibat
bekuan atau infeksi pembuluh ektrakranium dan ruptur
vaskular dalam jaringan otak. (Sylvia A. Price dan Wilson,
2006)
Klasifikasi
 Tiga kategori berdasarkan penyebab yaitu
trombosis, embolik dan hemoragik
 Dengan teknik pencitraan yang lebih baru
seperti CT scan dan MRI, didapatkan diagnosis
pendarahan subaracnoid dan intraserebrum
dengan tingkat kepastian yang tinggi
 Dua katagori dasar gangguan sirkulasi yang
menyebabkan stroke adalah iskemia-infark dan
pendarahan intrakranium, yang masing-masing
menyebabkan 80%-85% dan 15%-25% dari
semua kasus stroke.
Klasifikasi

 Stroke Iskemia (nonhemoragi)


Stroke Lakunar
Stroke Trombotik Pembuluh Besar
Stroke Embolik
Transient Ischemic Attack (TIA)
RIND (Reversible Ishemic Neurologic Deficit)
Complete Stroke
 Stroke hemoragi
Pendarahan intraserebral
Pendarahan subaracnoid
Gejala klinis
 Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
(hemiparese atau hemiplegia
 Lumpuh pada salah satu sisi wajah “ Bell’s Palsy”
 Tonus otot lemah atau kaku
 Menurun atau hilangnya rasa
 Gangguan lapang pandang “Homonimus
Hemianopsia”
 Gangguan bahasa
 Gangguan persepsi
 Gangguan status mental
Trias klasik TIK

 Nyeri kepala karena regangan duramater


dan pembuluh darah
 Papiledema disebabkan oleh tekanan dan
pembengkakan diskus optikus.
 Muntah sering proyektil.
Pemeriksaan fisik

 Keadaan umum
 Pemeriksaan neurologi
 Pemeriksaan nervus cranialis
 Pemeriksaan motorik
 Pemeriksaan sensorik
 Pemeriksaan refleks
Pemeriksaan diagnostik

 CT Scan
 Angiografi serebral
 Thorax foto
 Ultrasonografi doppler
 EEG
 ECG
 MRI
 Pemeriksaan laboratorium
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan jalan napas yang agresif
 hiperventilasi untuk mengurangi PaCo2 sampai
25-30 mmHg.
 Pertimbangkan pemberian manitol 1-2 mg/kg IV
 Pertimbangkan deksametason 200-100mg IV :
mulai timbulnya efek lebih lambat dari pada
tindakan intubasi atau manitol.
 Pemantauan tekanan intrakranial secara
noninvasif seperti MRI, CT scan
 Dekompresi secara bedah berdasarkan temuan
CT scan mungkin diperlukan.
Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan jalan napas yang agresif
 hiperventilasi untuk mengurangi PaCo2 sampai
25-30 mmHg.
 Pertimbangkan pemberian manitol 1-2 mg/kg IV
 Pertimbangkan deksametason 200-100mg IV :
mulai timbulnya efek lebih lambat dari pada
tindakan intubasi atau manitol.
 Pemantauan tekanan intrakranial secara
noninvasif seperti MRI, CT scan
 Dekompresi secara bedah berdasarkan temuan
CT scan mungkin diperlukan.
Penatalaksanaan di ICU
 Menstabilkan tanda – tanda vital
 Monitor TIK
 Mempertahankan saluran nafas (sering melakukan
penghisapan yang dalam, trakeotomi, pasang alat bantu
pernafasan bila batang otak terkena)
 Kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan
 Pemasangan CVP atau arteri line
 Monitor cairan dan elektrolit
 Pemasangan NGT
 Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung
 Mobilisasi posisi pasien/fisiotherapi
 Observasi produksi urine
Penatalaksanaan medis
 Neuroproteksi
 Antikoagulasi
 Trombolisis Intravena
 Trombolisis Intraarteri
 Terapi Bedah
 Komplikasi
Hipoksia serebral
Aliran darah serebral
Embolisme serebral
Prognose
 Prognosis stroke ditentukan oleh banyak parameter
dan prediktor klinis.
 Infark yang terlihat pada gambaran CT Scan kepala
akan meningkatkan risiko kematian sebesar 4,5 kali
dan ketergantungan hidup sebesar 2,5 kali
 Pada kasus stroke perdarahan, angka mortalitas
relatif lebih tinggi
 Penelitian Kiyohara, dkk (2003) pada 1621 pasien
stroke di Jepang memperlihatkan hasil angka
kematian pada perdarahan serebral di 30 hari
pertama adalah 63,3% dibanding infark serebral
sebesar 9%.
Prognose
 Penelitian kohort Kernan, dkk (2000)
memperlihatkan prognosis stroke dipengaruhi
oleh usia, komorbiditas gagal jantung, riwayat
stroke sebelumnya, diabetes, hipertensi, dan
penyakit jantung koroner. Adanya komorbiditas,
usia tua, riwayat stroke sebelumnya akan
memberikan prognosis yang lebih buruk.
 Pada kasus stroke perdarahan, angka mortalitas
relatif lebih tinggi. Penelitian Larsen, dkk (1984)
pada 53 pasien stroke perdarahan menunjukkan
bahwa angka mortalitas akut adalah 27%.
Prognose
 Faktor prognosis yang paling signifikan adalah usia,
tingkat kesadaran saat masuk RS, dan ukuran
hematoma.
 Penelitian Fieschi, dkk (1988) pada 104 pasien stroke
menunjukkan angka kematian pada bulan pertama
adalah 30%.
 Penelitian Kiyohara, dkk (2003) pada 1621 pasien
stroke di Jepang memperlihatkan hasil serupa,  angka
kematian pada perdarahan serebral di 30 hari pertama
adalah 63,3% dibanding infark serebral sebesar 9%.
 Faktor demografik, penyakit penyerta, dan keparahan
gejala stroke berkontribusi terhadap luaran stroke
Asuhan Keperawatan
 Pengkajian primer , A, B, C
 Identitas
 Keluhan utama
 Keadaan umum
 Tanda-tanda vital
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan diagnostik
 Pengkajian sekunder
Diagnose Keperawatan
 Bersihan jalan nafas tidak efektif
 Nyeri akut
 Gangguan perfusi jaringan serebral
 Hambatan mobilitas fisik
 Gangguan persepsi sensori
 Gangguan komunikasi verbal
 Sindrom kurang perawatan diri
 Risiko cidera
 Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan
 Risiko kerusakan integritas kulit

You might also like