You are on page 1of 11

GANGGUAN BELAJAR DAN

RETARDASI MENTAL

KELOMPOK 1
MAIYSYAROH ATTYAH RAMADANI (22011599)
TIARA WANDINI (22011606)
AHMAD RIZKY SYAIFULLAH ( 22011604)
GANGGUAN BELAJAR

A. Gangguan belajar
Anak kesulitan belajar yaitu masalah belajar primer yang disebabkan karena
adanya deficit atau kekurangan fungsi dalam satu atau lebih area inteligensi.
Penyebab gangguan belajar dikenakan pada anak anak yang mempunyai
inteligensia normal hingga tinggi. Gangguan ini merupakan gangguan yang kasat
mata, berupa kesalahan dalam hal membaca (disleksia), menulis (disgrafia), dan
berhitung (diskalkulia).
a. Disleksia
beberapa penyebab dari peserta didik yang mengalami masalah dalam
disleksia dengan melihat yaitu terdiri dari:
- Kesulitan deskriminasi,menyalahkan tulisan atau kata yang sama.
- Sulit melafalkan dan ingat mengenai huruf atau tulisan
yang dilihatnnya.
PESERTA DIDIK YANG BERMASALAH DALAM DISLEKSIA MEMPUNYAI
GEJALA- GEJALA SEPERTI:
- TIDAK LANCAR DALAM MEMBACA
- SELALU KELIRU PADA KEGIATAN MENGEJA DAN MENGHAFALKAN HURUF
- KESANGGUPAN MENGERTI MAKSUD DARI TULISAN
- SUSAH MENGENALU TULISAN ATAU KATA MIRIP

CARA MENGATASI KESULITAN BELAJAR DISLEKSIA PADA ANAK ANTARANYA:


- MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR
- MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR PADA ANAK
- SELALU DAMPINGI ANAK DALAM BELAJAR
b. Disgrafia
Gangguan belajar yang banyak terjadi di sekolah salah satunya adalah
gangguan belajar menulis (disgrafia). Santrock (dalam Sa’adati, 2015)
mendefinisikan disgrafia sebagai gangguan belajar yang ditandai dengan
adanya kesulitan dalam mengungkapkan pemikiran dalam susunan tulisan.

Penyebab-penyebab dari peserta didik yang mengalami masalah dalam


Disgrafia yaitu terdiri dari :
Selain faktor keturunan (yang tentu saja telah dibawa di dalam DNA
seseorang), disgrafia juga disebabkan oleh beberapa hal lain. Yaitu:
-Cedera pada otak
-Kondisi kesehatan mental anak
Peserta didik yang bermasalah dalam Disgrafia mempunyai gejala-gejala
seperti dibawah ini:
-Jarak Antar Huruf dan Kata Tidak Konsisten
-Banyak Coretan Pada Tulisan dan Ukuran Huruf Tidak Konsisten
-Terjadi Unfinished
-Tidak Mengikuti Alur Garis yang Tepat dan Proporsional

Cara mengatasi kesulitan belajar Disgrafia pada anak diantaranya adalah :


-Strategi kegiatan pra menulis
-Kegiatan menjiplak huruf-Kegiatan menulis huruf balok
-Kegiatan menulis bersambung
c. Diskalkulia
Kesuliotan anak dalam belajar matematika sering disebut sebagai
representasi dari lemahnya penggunaan strategi pemecahan masalah siswa
yang belum matang atau tidak efisien, sehingga siswa dengan gangguan
diskalkulia tidak dapat belajar matematika dengan baik, sehingga memorinya
tidak dapat mengingat dengan lancar.

Penyebab penyebab dari peserta didik yang mengalami masalah dalam


diskalkulia yaitu terdiri dari:
- Faktor genetik
- Kelahiran bayi prematur
- Ibu mengkonsumsi obat obatan, minuman berakohol, merokok atau
makanan yang berdampak pada perkembangan bayi sejak di kandungan.
Peserta didik yang bermasalah dalam diskalkulia mempunyai gejala gejala
seperti:
- Masalah dengan menghitung angka, baik lisan maupun tulisan
- Lambat dalam melakukan perhitungan
- Kurangnya kordinasi dan gerakan dalam keterampilan motorik

Cara mengatasi kesulitan belajar pada anak adalah:


- Konsultasi dengan psikolog
- Mengunduh permainan bertema memori
- Menggunakan teknologi bantu
B. Retardasi Mental
Menurut Grossman retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual
yang menyeluruh secara bermakna dan secara langsung menyebabkan
gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan.
Menurut definisi ini penurunan fungsi intelektual yang bermakna berarti pada
pengukuran uji intelegensia berada pada dua deviasi standar di bawah rata-
rata.

Retardasi mental dibagi menjadi 4 golongan yaitu :


- Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69
- Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ 35-49.
- Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34.
- Profound retardation (retardasi mental sangat berat), IQ <20.
Penyebab dan gejala biologis atau sering disebut retardasi mental tipe
klinismempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
-Pada umumnya merupakan retardasi mental sedang sampai sangat berat
-Tampak sejak lahir atau usia dini-Secara fisik tampak berkelainan/aneh-
Mempunyai latar belakang biomedis baik pranatal, perinatal maupun
postnatal
-Tidak berhubungan dengan kelas sosial.

Penyebab dan gejala psikososial atau sering disebut tipe sosiokultural


mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
-Biasanya merupakan retardasi mental ringan
-Diketahui pada usia sekolah
-Tidak terdapat kelainan fisis maupun laboratorium
-Mempunyai latar belakang kekurangan stimulasi mental (asah)
Cara mengatasi Retardasi Mental pada anak diantaranya adalah :
-Pelajari segala hal yang berhubungan dengan retardasi mental.
-Dorong kemandirian Si Kecil
-Libatkan anak dalam kegiatan kelompok.
-Kenali orang tua lain dari anak-anak dengan retardasi mental.

Pencegahan terhadap Retardasi Mental yang dapat dilakukan adalah sebagai


berikut: Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah timbulnya
retardasi mental), atau sekunder (mengurangi manifestasi klinis retardasi
mental). Sebab-sebab retardasi mental yang dapat dicegah antara lain infeksi,
trauma, intoksikasi, komplikasi kehamilan, gangguan metabolisme,
kelainan genetik.

You might also like