You are on page 1of 16

By The Name of Allah

The All Beneficent and


The Most Merciful

Dengan Nama Allah yang Maha


Pengasih dan Maha Penyayang
SPEKTROSKOPI ATOM
Analit (larutan) dirobah jadi
atom bebas (gas)
Spektroskopi absorbsi, emisi dan
fluorisensi
Klasifikasi metoda
Pengatoman Suhu (oC) Dasar Metoda Analitik
Nyala 1700 – 3100 Absorbsi Spektrofotometri Serapan Atom (AAS)
Emisi Spektroskopi Emisi Atom (AES)
Fluorisensi Spektroskopi Fluorisensi Atom (AFS)

Elektrotermal 1200 – 3000 Absorbsi SSA tungku grafit (GF-AAS)


(Tungku Grafit) Fluorisensi SFA tungku grafit (GF-AFS)

Plasma
ICP 6000 – 8000 Emisi Inductively Coupled Plasma (ICP-AES)
Fluorisensi (ICP-AFS)
DCP 6000 – 10000 Emisi Direct Current Plasma (DCP-AES)
MIP 4000 – 7000 Emisi Microwave Induced Plasma (MIP-AES)
Ion ICP-MS dan MIP-MS

Arc dan Spark 4000 - 40000 Emisi Spektroskopi Emisi


Tingkat eneri orbital Na dan Mg+
Orientasi elektron pada tingkat
eksitasi
Tingkat energi orbital Mg
Tingkat energi orbital Ca
Garis-garis spektrum Ca
Jumlah garis spektrum
Atom Jumlah garis

Li 30
Cs 645
Mg 173
Ca 662
Ba 472
Cr 2277
Fe 4757
Ce 5755
Spektrum Atom
1. Absorbsi, atom menyerap sinar dengan
energi yang sama hingga elektron
tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi
2. Emisi, elektron yeng tereksitasi oleh energi
panas turun ke orbital berenergi lebih
rendah
3. Fluorisensi, atom tereksitasi oleh energi
sinar turun ke orbilal berenergi lebih rendah
(Spektrum atom perupa garis karena
tidak ada vibrasi)
Pelebaran garis
Tebal garis (whfh) alamiah = 10-5 nm, diamati 0,002 – 0,005 nm

Pelebaran Doppler
Absorbsi
Atom bergerak menuju sumber sinar menyerap frekuensi
lebih tinggi ( rendah)
Emisi
Atom bergerak menuju monokromator memancarkan
frekuensi lebih tinggi ( rendah)
Pelebaran Tekanan
Tumbukan akan merobah tingkat energi dasar
PENGARUH SUHU
Persamaan Boltzmann
Nj/No = Pj/Po e –Ej/kT
N = jumlah atom
P = Jumlah keadaan dengan energi yang sama
j = keadaan eksitasi
o = keadaan dasar
Ej = beda energi antara keadaan eksitasi dengan
keadaan dasar
k = konstanta Boltzman = 1,38 x 10-23 J/K
Hitung perbandingan jumlah atom natrium tereksitasi
ke orbilal 3p dengan jumlah atom dalam keadaan
dasar pada suhu 2500K dan 2510 K
Ej dari  rata-rata (589,0 +589,6)/2 = 589,3 nm
E = h = hc/ = (6,63 x 10-34 J.s)(3,00 x 108 m/s)/ (589,3 nm x 10-9
m/nm) = 3,37 x 10-19 J
Pj = 3 p = 6 keadaan Po = 3 s = 2 keadaan
Pj/Po = 6/2 = 3
Pada 2500 K
Nj/No = 3 e –(3,37 x 10-19 J)/(1,38 x 10-23 J/K)(2500K)
= 1,72 x 10-4
Pada 2510 K
Nj/No = 1,79 x 10-4

Kenaikan atom tereksitasi =


100 % x (1,79 x 10-4 - 1,72 x 10-4) / 1,72 x 10-4 = 4 %
Pengaruh suhu terhadap metoda
analitik
Absorbsi
Berhubungan dengan atom dalam keadaan dasar, jumlahnya tidak
banyak dipengaruhi suhu, hingga perubahan suhu yang tidak terlalu
besar tidak memberikan pengaruh yang berarti

Emisi
Berhubungan dengan atom tereksitasi, dengan perubahan suhu 10
derjat memberikan perubahan jumlah atom tereksitasi sampai 4 %.
Berartri suhu harus dikontrol dengan baik

Fluorisensi
Juga berhubungan dengan atom dalam keadaan dasar, maka identik
dengan metoda absorbsi

You might also like