Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 2 - ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA
Kelompok 2 - ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA
ANGIOFIBROMA
NASOFARING BELIA
Disusun Oleh :
• bersifat jinak secara gambaran histopatologi tetapi dapat bersifat ganas karena sifatnya yang agresif, destruktif, menyebar
lokal dan seringkali meluas ke tulang tengkorak.
• Predileksi kuat ANB pada remaja laki-laki, pada rentang usia 10-25 tahun.
• Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti foto polos, CT scan,
angiografi atau MRI
Ibrahim Irsan, Ajeng Dyah. 2020. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Jurnal Ilmu Kedokteran. Jilid 14, No 1, 1-7p.
HK Ginting, N Supriana. 2018. Angiofibroma Nasofaring Juvenil. Journal of the Indonesian Radiation Oncology Society. Vol 9 (1) : 28-32p.
I Putu AB. 2019. Penatalaksanaan Angiofibroma Nasofaring Belia di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Sistem Kesehatan. Vol 5 (2) : 81-85p.
02
ANATOMI
ANATOMI
NASOPHARYNX
I Putu AB. 2019. Penatalaksanaan Angiofibroma Nasofaring Belia di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Sistem Kesehatan. Vol 5 (2) : 81-85p.
04
EPIDEMIOLO
GI
EPIDEMIOLOGI
Angka Kejadian
Jenis Kelamin
Dominan pada laki-laki
Usia
Onset paling umum terjadi pada dekade kedua;
Craig A. Tork; Dustin L. Simpson. 2021. Nasopharyngeal Angiofibroma. StatPearls Publishing. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545240/
06
KLASIFIKAS
I
KLASIFIKASI
Stadium Deskripsi
Ibrahim Irsan, Ajeng Dyah. 2020. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Jurnal Ilmu Kedokteran. Jilid 14, No 1, 1-7p.
KLASIFIKASI
Tabel 2. Klasifikasi JNA Fisch
Stadium Deskripsi
1 Tumor terbatas pada nasofaring, terbatas atau sedikit erosi pada tulang
foramen spenopalatine
2 Tumor menginvasi fossa pterygopalatine atau maxilla, destruksi tulang sinus
ethmoid atau sphenoid
3a Tumor menginvasi fossa infratemporal atau orbita dengan invasi ke intrakranial
Ibrahim Irsan, Ajeng Dyah. 2020. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Jurnal Ilmu Kedokteran. Jilid 14, No 1, 1-7p.
KLASIFIKASI
Ibrahim Irsan, Ajeng Dyah. 2020. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Jurnal Ilmu Kedokteran. Jilid 14, No 1, 1-7p.
07
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Ahmad S, Alberto S, Fliss M, Piero N. 2018. Juvenile Angiofibroma: Current Management Strategies.
Pemeriksaan Radiologi
X-ray MRI
Ct Scan Angiografi
X-ray
Temuan termasuk:
● Visualisasi massa nasofaring
● Opasifikasi sinus sfenoid
● Anterior bowing dari dinding posterior antrum rahang atas (tanda Holman-Miller)
● Pelebaran fisura pterygomaxillary dan fossa pterygopalatine
● Erosi plate pterigoid medial
Makroskopik
Mikroskopik
• Sel stoma dapat berasal dari fibroblast dan
miofibroblas
Encephalocele
Rhabdomyosarcoma
Karsinoma nasofaring
Pembedahan 01 03 Kemoterapi
Pre-Operatif
• Sebelum dilakukan pembedahan, dapat diberikan terapi anti androgen untuk menyusutkan ukuran tumor
• Flutamide diberikan selama 6 minggu dengan dosis 10mg/KgBB/hari dapat mengecilkan volume tumor sampai
17,2% (dengan rata-rata penurunan 16,5%, maskimal 40%).
Ibrahim Irsan, Ajeng Dyah. 2020. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Jurnal Ilmu Kedokteran. Jilid 14, No 1, 1-7p.
Teknik pembedahan JNA meliputi pembedahan terbuka dan pembedahan endoskopik atau
kombinasi
1. Nasal Endoscopic
2. Trans Palatal
• Trans Palatal Approach
• Trans Palatal with sub labial extension
3. Trans Maxillary
• Lateral rhinotomy / Medial maxillectomy
• Midfacial degloving
• Le fort I osteotomy approach
• Maxillary swing / Facial translocation approach
Ibrahim Irsan, Ajeng Dyah. 2020. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Jurnal Ilmu Kedokteran. Jilid 14, No 1, 1-7p.
RADIOTERAPI
Terapi primer pada post pembedahan untuk sisa Dosis pemberian radioterapi Radiasi tidak dianjurkan diberikan pada
lesi, pada ukuran tumor yang besar yang antara 30- 46 Gy pada 1,5 remaja dengan tumor jinak. Karena
diperkirakan tidak dapat direseksi atau pada sampai 2,3 Gy perterapi, komplikasi jangka panjang yang dapat
stadium lokal lanjut umumnya dosis yang terjadi yaitu transformasi maligna,
diberikan 30-35 Gy karsinoma tiroid
Ibrahim Irsan, Ajeng Dyah. 2020. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Jurnal Ilmu Kedokteran. Jilid 14, No 1, 1-7p.
KEMOTERAPI
Kemoterapi disarankan pada kasus JNA yang pertumbuhannya
agresif dan rekuren
TERAPI
HORMONAL
Hormonal : Flutamide ( androgen blocker ) dan Diethylstillbestrol
Ibrahim Irsan, Ajeng Dyah. 2020. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Jurnal Ilmu Kedokteran. Jilid 14, No 1, 1-7p.
KOMPLIKASI
Pembengkakan wajah,
nyeri atau sensasi
Kehilangan Darah
abnormal, sakit kepala, atau
mual/muntah
Craig A. Tork; Dustin L. Simpson. 2021. Nasopharyngeal Angiofibroma. StatPearls Publishing. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK545240/
PROGNOSIS
Faktor risiko meningkatkan terjadinya rekurensi yaitu usia muda, onset cepat, intensitas tinggi VEGF
dan stadium JNA dengan perluasan ke intracranial, erosi dasar tengkorak, melibatkan sinus kavernosus
Ibrahim Irsan, Ajeng Dyah. 2020. Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. Jurnal Ilmu Kedokteran. Jilid 14, No 1, 1-7p.
Ni Made A.W.D. 2018. Tatalaksana Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma. CDK-262/vol.45 no 3, 202-205p
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
Please keep this slide for attribution