You are on page 1of 100

KONSEP

PERSALINAN &
Asuhan keperawatan
NELI HUSNIAWATI

1
PERSALINAN
• Partus (persalinan)  suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus
melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar
(Hanifa,2006).
• Persalinan  proses pergerakan keluarnya janin,
plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui
jalan lahir (Rohani,2011)
• Persalinan  proses alamiah di mana terjadi
dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari
rahim ibu (DEPKES RI, 2004)
2
Jenis Persalinan (Hanifa, 2006)
1. Persalinan Normal/Biasa/Spontan
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala /
ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat / pertolongan
istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali
episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24
jam.
2. Persalinan Abnormal/Luar biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau
alat seperti versi / ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi,
embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam
dengan sectio cesarea.

3
Penyebab Terjadi Persalinan

– Penurunan fungsi plasenta : kadar


progesteron dan estrogen menurun
mendadak, nutrisi janin dari plasenta
berkurang.
– Tekanan pada ganglion servikal dari pleksus
Frankenhauser, menjadi stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos
uterus.
4
Cont...
– Iskemia otot-otot uterus karena
pengaruh hormonal dan beban, semakin
merangsang terjadinya kontraksi.
– Peningkatan beban / stress pada
maternal maupun fetal dan peningkatan
estrogen mengakibatkan peningkatan
aktifitas kortison, prostaglandin,
oksitosin, menjadi pencetus rangsangan
untuk proses persalinan.

5
Faktor yang mempengaruhi persalinan
(Bobak, 2005)
1. Passenger (Penumpang: janin dan
plasenta)
2. Passegeway (Jalan Lahir)
3. Powers (Kekuatan)
4. Potition (posisi ibu, janin)
5. Psychologic respons
6
Passenger

7
Passageway

8
Position

9
Powers

10
Psycholgyc respons

11
HIS (KONTRAKSI)
• Gelombang kontraksi
ritmis otot polos dinding
uterus yang dimulai dari
daerah fundus uteri di
mana tuba falopii
memasuki dinding uterus,
awal gelombang tersebut
didapat dari ‘pacemaker’
yang terdapat di dinding
uterus daerah tersebut.12
Penyebab His terjadi
• Kerja hormon oksitosin
• Regangan dinding
uterus oleh isi konsepsi
• Rangsangan terhadap
pleksus saraf
Frankenhauser yang
tertekan massa
konsepsi.
13
Faktor yang mempengaruhi nyeri
persalinan
• Iskemia dinding korpus
uteri
• Peregangan vagina,
jaringan lunak dalam
rongga panggul dan
peritoneum
• Keadaan mental pasien
• Prostaglandin meningkat
sebagai respons terhadap
stress
14
Pengukuran Kontraksi Uterus
• Amplitudo : intensitas kontraksi otot
polos : bagian pertama peningkatan agak
cepat, bagian kedua penurunan agak
lambat.
• Frekuensi : jumlah his dalam waktu
tertentu (biasanya per 10 menit).
• Satuan his : unit Montevide (intensitas
tekanan / mmHg terhadap frekuensi).

15
Sifat his pada berbagai fase persalinan

1. Kala 1 awal (fase laten)


• Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg,
lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm.
Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
2. Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir
• Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin
kuat sampai 60 mmHg, frekuensi 2-4 kali / 10
menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai
lengkap (+10cm).

16
Cont...
3. Kala 2
• Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4
kali / 10 menit.
4. Kala 3
• Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi
kontraksi berkurang, aktifitas uterus
menurun.
17
DIAGNOSIS
Curigai adanya persalinan jika terdapat:
◦ Nyeri abdomen intermiten setelah kehamilan 22
minggu
◦ Nyeri disertai lendir darah
◦ Adanya pengeluaran air dari vagina atau keluarnya
air secara tiba-tiba
Pastikan keadaan inpartu jika:
◦ Serviks terasa lunak – adanya pemendekan dan
pendataran serviks secara progresif
◦ Dilatasi serviks – peningkatan diameter
pembukaan serviks yang diukur dlm sentimeter
18
DIANOSIS KALA & FASE PERSALINAN
Gejala dan Tanda Kala Fase
Serviks belum dilatasi Persalinan palsu/
belum in
partu
Serviks dilatasi < 4 cm I Laten
Serviks dilatasi 4- 9 cm I Aktif
• kecepatan pembukaan 1
cm
atau lebih / jam
• penurunan kepala
dimulai
Serviks membuka lengkap (10 cm) II Awal (nonekspulsif)
• penurunan kepala
berlanjut
• belum ada keinginan
utk
meneran
Serviks membuka lengkap (10 cm) II Akhir (ekspulsif)
•bagian terbawah telah mencapai
dasar panggul 19
• ibu meneran
Gambar 1. Penurunan kepala janin menurut sistem perlimaan
20
PEMANTAUAN
Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif

Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 30 – 60 menit Setiap 30 – 60 menit

Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Pembukaan serviks Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*

Penurunan Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*

* Dinilai pada setiap pemeriksaan dalam


21
KARDIOTOKOGRAFI (KTG)
Salah satu alat untuk menilai
kesejahteraan janin dalam uterus
Kesejahteraan janin : janin dalam keadaan
hidup, sehat, tidak mengalami hipoksia
Menggunakan dua elektrode yang dipasang
pada fundus (untuk menilai aktifitas
uterus) dan pada lokasi punctum
maximum denyut jantung janin

22
KARDIOTOKOGRAFI (KTG)
Dapat menilai aktifitas jantung janin pada
saat kontraksi (his) maupun diluar his.
Dapat menilai hubungan antaran denyut
jantung dan tekanan intrauterin

23
KARDIOTOKOGRAFI (KTG)

24
KARDIOTOKOGRAFI (KTG)

Hasil rekaman KTG


DJJ: Denyut Jantung Janin; AU: Aktivitas Uterus
25
KARDIOTOKOGRAFI (KTG)
Rata-rata baseline DJJ : 120 – 160 bpm
Baseline variability : fluktuatif ± 10
beats/min setiap 5 detik
Respon DJJ terhadap kontraksi uterus
◦ Kontraksi uterus stress terhadap janin
mengurangi suplai oksigen ke janin

26
KARDIOTOKOGRAFI (KTG)

Gambaran Early Decelerations


•Djj terendah tepat berada puncak dari kontraksi uterus
•Normal dalam proses persalinan

27
KARDIOTOKOGRAFI (KTG)

Gambaran Late Decelerations

•Djj terendah muncul setelah puncak kontraksi uterus


•Menandakan adanya hipoksia janinfetal distress

28
KARDIOTOKOGRAFI (KTG)

Gambaran Variable Decelerations

•Bentuk dan waktu deselesari bervariasi terhadap kontraksi uterus


•Kemungkinan adanya kompresi tali pusat, dan juga dipengaruhi
oleh posisi ibu

29
HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

Sikap atau Habitus


◦ Hubungan antara bagian-bagian badan fetus
satu sama lain
◦ Biasanya fetus dalam keadaan fleksi,
membentuk ovoid mengikuti bentuk kavum
uteri (ruangan fundus lebih luas dari serviks)
◦ Fleksi dalam keadaan normal adalah fleksi
maksimal (kepala), punggung membungkuk,
kedua tangan bersilang di depan dada dan
kedua tungkai bersilang di depan perut

30
HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

31
HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

Letak atau Lie


◦ Hubungan antara sumbu fetus dengan sumbu
jalan lahir
◦ Letak memanjang / longitudinal : sumbu fetus
searah / sejajar sumbu jalan lahir
◦ Letak melintang / tranversal : sumbu fetus tegak
lurus terhadap sumbu jalan lahir
◦ Letak oblik : sumbu fetus dalam sudut tertentu
dengan sumbu jalan lahir

32
HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

33
HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

Presentasi
◦ Bagian tubuh fetus yang terdapat di bagian
terbawah jalan lahir
◦ Letak lintang atau oblik : dapat presentasi bahu
atau punggung
◦ Letak memanjang : dapat presentasi kepala
atau sungsang
◦ Presentasi kepala : kemungkinan presentasi
belakang kepala, puncak kepala, dahi atau muka

34
HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

35
HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR
Presentasi bokong :
◦ Presentasi bokong sempurna (complete breech)
Fetus dalam posisi duduk dalam lahir tp bokong masuk
merupakan presenting part. Seluruh anggota gerak janin
fleksi sempurna
◦ Presentasi bokong murni (Frank breech)
Bagian terbawah dari fetus adalah bokong, kedua
tungkai dalam fleksi dan sejajar toraks (lutut ekstensi)
◦ Presentasi kaki (footling breech/incomplete
breech).
Salah satu atau kedua kaki lebih inferior dibandingkan
dengan bokong dan akan menjadi bagian pertama yg
lahir
36
HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

37
HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

38
HUBUNGAN FETUS DAN JALAN LAHIR

Posisi
◦ Hubungan antara bagian tertentu fetus (UUK,
dagu, mulut, sakrum, punggung) dengan bagian
kiri, kanan, depan, belakang sumbu ibu
◦ Misalnya pada letak belakang kepala (LBK)
UUK kiri depan, UUK kanan belakang

39
PROSES PERSALINAN
Persalinan ada 4 tahapan:
1.KALA I
2.KALA II
3.KALA III
4.KALA IV

40
KALA I (Pembukaan Serviks)
• Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir
bercampur darah karena serviks mulai
membuka dan mendatar
• Kala I dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus dan pembukaan serviks, hingga
mencapai pembukaan lengkap (10cm)

Rohani, dkk.2011
41
42
Cont...
• Lamanya kala I  primigravida
berlangsung 12 jam sedangkan
multigravida sekitar 8 jam.
• Berdasarkan kurve Friedmen,
diperhitungkan pembukaan
primigravida 1 cm/jam dan
pembukaan multigravida 2 cm/jam.
(Manuaba, 1998).
43
Tanda-tanda persalinan kala I
menurut
Mochtar (2002)
– Rasa sakit adanya his
yang datang lebih kuat,
sering dan teratur.
– Keluar lendir bercampur
darah (show) yang lebih
banyak karena robekan
kecil pada servik.
– Terkadang ketuban pecah
dengan sendirinya.
– Servik mulai membuka
(dilatasi) dan mendatar

44
Fase persalinan kala I
1.Fase laten
• Dimulai Kontraksi mulai teratur tetapi
lamanya masih diantara 20-30 detik
• Tidak terlalu mules
• dari awal kontraksi hingga pembukaan
mendekati 4 cm

45
2. Fase aktif
• Kontraksi 3 kali atau lebih dalam 10
menit
• Lama kontraksi 40 detik atau lebih
dan mules
• Pembukaan dari 4 cm sampai
lengkap (10cm)
• Terdapat penurunan bagian
terbawah janin
46
Periksa Dalam
 Tentukan konsistensi dan pendataran
serviks (termasuk kondisi jalan lahir)
 Mengukur besarnya pembukaan
 Menilai selaput ketuban
 Menentukan presentasi dan
seberapa jauh bagian terbawah telah
melalui jalan lahir
 Menentukan denominator
(petunjuk) 47
PEMERIKSAAN DALAM
Dilakukan sebaiknya dilakukan setiap 4
jam selama kala I
Hal-hal yang diperhatikan:
◦ Warna cairan amnion
◦ Dilatasi serviks
◦ Penurunan kepala
Jika serviks belum membuka pada
pemeriksaan dalam pertama, mungkin
diagnosis in partu blm dpt ditegakkan

48
PEMERIKSAAN DALAM

49
PEMERIKSAAN DALAM

Kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan atau dilatasi serviks

50
51
Riwayat Yang Harus Diperhatikan
 Pernah bedah sesar (sectio cesarea)
 Riwayat perdarahan berulang
 Prematuritas atau tidak cukup bulan
 Ketuban pecah dini (ketuban pecah
sebelum waktunya)
 Pewarnaan mekonium cairan ketuban
 Infeksi ante atau intrapartum
 Hipertensi
 Tinggi badan dibawah 140 (resiko
panggul sempit) 52
Cont...
 Adanya gawat janin
 Primipara dengan bagian terbawah
masih tinggi
 Malpresentasi atau malposisi
 Tali pusat menumbung
 Keadaan umum jelek atau syok
 Inersia uteri atau fase laten memanjang
 Partus lama

53
PARTOGRAF
Instrumen untuk
memantau kemajuan
persalinan, data
untuk membuat
keputusan klinik dan
dokumentasi asuhan
persalinan yang
diberikan oleh
seorang penolong
persalinan. 54
55
KALA II (Pengeluaran Bayi)
• Merupakan fase pengeluaran bayi.
• Dimulai pada saat pembukaan serviks telah
lengkap berakhir pada saat bayi telah lahir
lengkap.
• His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih
lama, sangat kuat.
• Selaput ketuban baru pecah spontan pada
awal kala II.
56
Peristiwa penting pada kala II
oBagian terbawah janin (pada
persalinan normal : kepala) turun
sampai dasar panggul.
oIbu timbul perasaan / refleks
ingin mengejan yang makin
berat.
oPerineum meregang dan anus
membuka (hemoroid fisiologik)
57
Cont...
–Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan
suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu
putar / hipomoklion), selanjutnya
dilahirkan badan dan anggota
badan.
–Kemungkinan diperlukan
pemotongan jaringan perineum
untuk memperbesar jalan lahir
(episiotomi). 58
Tanda Gejala Kala II
Ibu ingin meneran (dorongan
meneran/doran)
Perineum menonjol (perjol)
Vulva membuka (vulka)
Tekanan anus (teknus)
Meningkatnya pengeluaran darah dan
lendir
Kepala telah turun di dasar panggul

59
Gerakan utama pengeluaran janin pada
persalinan dengan letak belakang kepala.

1. Kepala masuk pintu atas panggul


2. Kepala turun ke dalam rongga panggul
3. Fleksi
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam)
5. Ekstensi
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar)
7. Ekspulsi

60
Kepala masuk pintu atas panggul

• sumbu kepala janin dapat


tegak lurus dengan pintu atas
panggul (sinklitismus) atau
miring / membentuk sudut
dengan pintu atas panggul
(asinklitismus anterior /
posterior).
61
Kepala turun ke dalam rongga panggul

• Kepala turun ke dalam rongga


panggul, akibat : 1) tekanan
langsung dari his dari daerah fundus
ke arah daerah bokong, 2) tekanan
dari cairan amnion, 3) kontraksi otot
dinding perut dan diafragma
(mengejan), dan 4) badan janin
terjadi ekstensi dan menegang.

62
Fleksi
• kepala janin fleksi, dagu menempel
ke toraks, posisi kepala berubah dari
diameter oksipito-frontalis (puncak
kepala) menjadi diameter
suboksipito-bregmatikus (belakang
kepala).

63
Rotasi interna
• selalu disertai turunnya kepala,
putaran ubun-ubun kecil ke arah
depan (ke bawah simfisis pubis),
membawa kepala melewati
distansia interspinarum dengan
diameter biparietalis.

64
Ekstensi
• setelah kepala mencapai vulva,
terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis
bagian posterior. Lahir berturut-turut :
oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut,
dagu.

65
Rotasi Eksterna
• kepala berputar kembali sesuai
dengan sumbu rotasi tubuh, bahu
masuk pintu atas panggul dengan
posisi anteroposterior sampai di
bawah simfisis, kemudian dilahirkan
bahu depan dan bahu belakang.

66
EKSPULSI
• setelah bahu lahir, bagian tubuh
lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan
(toraks,abdomen) dan lengan,
pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.

67
FASE KALA II
1. Fase I : fase tenang, mulai dari
pembukaan lengkap sampai timbul
keinginan untuk meneran
2. Fase II : fase peneranan, mulai dari
timbulnya kekuatan untuk meneran
sampai kepala crowning (lahirnya
kepala)
3. Fase III : fase perineal, mulai sejak
crowning kepala janin sampai lahirnya
seluruh badan bayi
68
69
KALA II

70
KALA II

71
KALA II

72
KALA II

73
KALA II

74
KALA II

75
KALA II

76
KALA II

77
PERSIAPAN PERSALINAN
–Persiapan ibu dan keluarga
»Memastikan kebersihan ibu,
sesuai prinsip Pencegahan
Infeksi (PI)
»Perawatan sayang ibu
»Pengosongan kandung kemih/2
jam
»Pemberian dorongan psikologis
78
CONT...
- Persiapan Penolong Persalinan
»Perlengkapan pakaian
»Mencuci tangan (sekitar
15 detik)

79
Cont...
- Persiapan Peralatan
»Ruangan
»Penerangan
»Tempat tidur
»Peralatan persalinan
»Bahan

80
KALA III
• Merupakan fase pengeluaran plasenta.
• Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, berakhir
dengan lahirnya plasenta.
• Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan
plasenta di dinding uterus adalah bersifat adhesi,
sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan
berdarah.
• Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah
keras, fundus setinggi sekitar / di atas pusat.
• Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi
lahir 81
KALA III

82
Kala IV
• Merupakan observasi pasca
persalinan.
• Dilakukan sampai dengan 1
- 2 jam postpartum, dilakukan
observasi.

83
Tujuh pokok yang harus
diperhatikan pada kala IV
– Kontraksi uterus harus baik,
– Tidak ada perdarahan pervaginam atau
dari alat genital lain,
– Plasenta dan selaput ketuban harus sudah
lahir lengkap,
– Kandung kencing harus kosong,
– Luka-luka di perineum harus dirawat dan
tidak ada hematoma,
– Resume keadaan umum bayi, dan
– Resume keadaan umum ibu.
84
ASUHAN KEPERAWATAN

85
PENGKAJIAN
KALA I
Tahap Laten
• Riwayat tanda-tanda persalinan : kontraksi
teratur dan meningkat
• Selaput ketuban
• Dilatasi serviks : 0-3 cm
• Kontraksi/ HIS setiap 5 menit selama 10-30 detik
• Sekret merah sampai dengan coklat
• Selaput ketuban +/-
• DJJ terdengar jelas di umbilicus
86
Lingkup Dx. Kep/ masalah Kep :
• Kecemasan
• Kurang pengetahuan
• Potensial < cairan
• Tidak efektifnya coping individu
• Potensial injuri pada ibu
• Potensial injuri pada fetal

Tujuan utama Askep :


• Pertahankan (support) emosi klien
• Tingkatkan dan fasilitasi kemajuan persalinan
• Support kemampuan coping ibu
• Cegah komplikasi ibu dan fetal
87
Tahap Aktif
• Klien serius
• Lelah, pernafasan lambat dan relaksasi
• HIS tingkat sedang setiap 3-5 menit selama
20-40 detik
• Dilatasi servix : 4-7 cm
• Pengeluaran darah sedang
• Janin maju 1-2 cm dibawah spina ischiadicha
• Djj bervariasi
• Djj dapat dideteksi sedikit dibawah umbilicus

88
Lingkup masalah keperawatan :
• Gangguan rasa nyaman : nyeri
• Gangguan pola eliminasi urin
• Kecemasan
• Tidak efektifnya mekanisme koping
• Gangguan konsep diri
• Potensial injuri
• Potensial gangguan pertukaran O2

89
Tahap Deselarasi
• Memperhatikan perilaku irritable
• Kemampuan mengontrol diri turun, nafas
perlu dipimpin (saya tidak bisa bertahan)
• Mual sampai dengan muntah
• Tidak nyaman pada abdomen dan sacrum
• Gelisah, nyeri, takut
• Rasa ingin BAB
• Merasa panas

90
• Kontraksi HIS meningkat setiap 2-3 menit
selama 45-60 detik
• Dilatasi 8-10 cm
• Janin maju/ turun
• Darah dan lendir
• Berkeringat banyak
• Tensi meningkat 5-10 mmHg diatas
normal
• Nadi meningkat
• Djj terdengar jelas diatas simphisis pubis
91
Lingkup masalah keperawatan :
• Gangguan rasa nyaman : nyeri
• Gangguan dalam cardiac output
• Potensial gangguan volume cairan
• Gangguan pola tidur
• Tidak efektifnya coping individu

Nursing Prioritas
• Tingkatkan kesejahteraan janin
• Berikan support emosi dan fisik
92
KALA II
Pengkajian
• Klien mengeluh ingin BAB
• Kaki gemetar selama ada dorongan untuk
mengedan
• Lelah, tenaga kurang
• Tidak tahu teknik relaksasi
• Respon emosi takut/ khawatir
• Kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-70
detik
• Dilatasi 10 cm
• Darah dan lendir dari vagina banyak
93
• Peregangan rectum/ vagina
• Distensi vesica urinaria
• Ketuban ruptur
• Keringat banyak keluar
• Frekuensi pernafasan meningkat
• Tensi meningkat 5-10 mmHg
• Janin : bradikardi selama HIS
94
Lingkup Masalah Keperawatan
• Gangguan rasa nyaman : nyeri akut
• Potensial gangguan cardiac output
• Gangguan pertukaran O2 pada janin
• Gangguan integritas kulit
• Kurang mampu mengikuti pimpinan persalinan
• Potensial infeksi
• Potensial trauma ibu/ janin
• Tidak efektifnya koping individu
• Perubahan konsep diri
• Tidak efektifnya koping individu
95
KALA III
Pengkajian
• Perilaku gembira, letih
• Tremor kaki, menggigil
• Perdarahan vagina
• Tali pusat memanjang
• Uterus berubah bentuk bulat keras
• Jalan lahir lecet/ sobek
• Kehilangan darah normal : 250-300 cc
• Episiotomi
• Hipotensi ( R/ analgetik/ anesthesia )
• Nadi lambat
96
Lingkup Masalah Keperawatan
• Kurang volume cairan
• Potensial injuri pada ibu
• Potensial gangguan proses dalam pengeluaran
plasenta
• Kurang pengetahuan
• Gangguan rasa nyaman

Nursing Prioritas
• Meningkatkan kontraktilitas uterus
• Sirkulasi volume cairan kurang
• Perlindungan keamanan ibu dan bayi
• Support interaksi orang tua dan bayi
97
KALA IV
Puerperium (masa nifas) : kala III – 6 mg post partum

Pengkajian
• Suhu naik : 38 C selama 24 jam I
• Nadi : 50-70 x/ menit
• Berat badan turun : 5-6 kg
• Uterus : lembut-keras (TFU : antara simphisis-umbilicus, 12
jam I : 1 cm di atas umbilicus).
• Lochea : rubra, serosa, alba
• Perineum : epis, lecet, vulva oedema dan lembut
• Rectum haemoroid
• Abdomen lembut dan striae
• Mammae lembut dan kenyal
98
Lingkup Masalah Keperawatan
• Gangguan fungsi genito urinaria
• Kurang volume cairan
• Potensial infeksi
• Gangguan rasa nyaman

Nursing Prioritas
• Obs. Perubahan pemulihan
• Support ASI
• Bonding Attachment
• Obs tanda-tanda komplikasi
99
100

You might also like