You are on page 1of 42

Kebijakan Program

Penanggulangan Kanker Leher


Rahim dan Kanker Payudara

dr. Yoan Hotnida Naomi, M.Sc

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian PTM


13 Februari 2023 1
2
Hasil Belajar (HB)

Setelah mengikuti mata pelatihan


ini, peserta diharapkan mampu
memahami kebijakan program
penanggulangan kanker leher rahim
dan kanker payudara.
Indikator Hasil Belajar (IHB)

Setelah mengikuti mata pelatihan ini,


peserta diharapkan dapat:
a) Menjelaskan situasi dan
menganalisis masalah kanker leher
rahim dan kanker payudara;
b) Menjelaskan strategi
penanggulangan kanker leher
rahim dan kanker payudara;
c) Menjelaskan kegiatan pokok
penanggulangan kanker leher
rahim dan kanker payudara.
Topik

Fakta dan Permasalahan Kanker di Indonesia


Pilar Penanggulangan Kanker
Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Leher Rahim
Rekomendasi

TOPIK 5
Fakta Kanker di Dunia
Tingginya kasus kanker payudara dan kematian akibat kanker payudara dan kanker leher rahim di dunia

1 Di dunia Angka absolut: kasus baru #1 dan angka kematian #4


Jumlah kasus baru kanker payudara #1

Pada tahun 2020, diperkirakan terdapat:


• 2.261.419 kasus baru kanker payudara
• 684.996 kematian akibat kanker payudara

Number of New Cases in 2020, both sex, all ages


Age standardized rate: incidence rate #1 dan mortality rate #2
Incidence Rate 47.8 per 100.000 penduduk
Mortality rate 13.6 per 100.000 penduduk
Age-standardized (World) incidence and mortality rates, top 10 cancers

Sumber: Globocan, 2020 6


Fakta Kanker di Indonesia
Tingginya kasus kanker payudara dan kematian akibat kanker payudara dan kanker leher rahim di Indonesia

2 Di Indonesia
Jumlah kasus baru kanker payudara #1
Jumlah kasus baru kanker leher rahim #2

Pada tahun 2020, diperkirakan terdapat:


• 65.858 kasus baru kanker payudara
• 22.430 kematian akibat kanker payudara
Age standardized rate kanker payudara:
• 36.858 kasus baru kanker leher rahim
incidence rate #1 dan mortality rate #1
• 21.003 kematian akibat kanker leher rahim
Incidence Rate 44.0 per 100.000 penduduk
Number of New Cases in 2020, both sex, all ages Mortality rate 15.3 per 100.000 penduduk

Age-standardized (world) incidence and mortality rates, top 10 cancers

Sumber: Globocan, 2020 7


Kanker terbanyak di Indonesia yaitu kanker payudara dengan angka kematian
tertinggi
Cakupan skrining masih rendah (kanker payudara: 10,75%; kanker leher
rahim: 9,31%)
Permasalahan
Baru 45% puskesmas melakukan deteksi dini kanker (laporan dinas kesehatan)
kanker di
indonesia Cakupan layanan paliatif baru 1% dari kebutuhan (imPACT 2018)

70% kasus kanker datang pada stadium lanjut (SIRS 2015)

Waktu tunggu yang panjang (9-15 bulan) sejak didiagnosis sampai


mendapatkan terapi definitif (PERABOI)

8
Permasalahan Kanker di Indonesia (1/4)
Kasus baru, kasus kematian, tren faktor risiko kanker terus meningkat, & penemuan kasus pada stadium lanjut

1 Kasus baru dan kematian akibat kanker, serta prediksi 2 Tren persentase faktor risiko kanker meningkat
kasus baru dan kematian pada tahun 2040

7.0

95.5
6.5

93.5
6.0

5.0
In hundred thousand

4.0
4.0 3.5 4.1

33.5
29.3
28.8
26.6

26.1
31
3.0

21.8
14.8
2.0 2.3
2.1
1.0 Obesitas pada Obesitas sentral Merokok Aktivitas fisik Kurang makan
dewasa kurang sayur dan buah
0.0
2018 2020 2040
2013 2018
New cases Deaths
Sumber: Globocan, 2020 Sumber: Riskesdas 2013, Riskesdas 2018
Permasalahan Kanker di Indonesia (2/4)
Tingginya kasus kanker yang ditemukan pada stadium lanjut

3 Hampir 70% kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut

Jika didiagnosis lebih awal,


9 dari 10 penderita bertahan
hidup 5 tahun setelah diagnosis

Namun, jika ditemukan pada


stadium lanjut
hanya 1 dari 10 penderita
yang bisa bertahan hidup 5 tahun
setelah diagnosis

Sumber: American Cancer Society, 2016


Permasalahan Kanker di Indonesia (3/4)
Tingginya beban pembiayaan kanker

4 Tren Pembiayaan Penyakit Katastropik

Cirrhosis Hepatis

Leukeamia

Haemophilia
Pada tahun 2020 dan 2021,
Thalassaemia
kanker menduduki peringkat 2
Gagal ginjal
terbesar penyakit katastropik
Stroke dengan pembiayaan tinggi yang
memakan biaya 3,5T
Kanker 3,500,655,437,003.0
0
Jantung
0 20,000,000,000,000 40,000,000,000,000

2019 2020 2021

2019 2020 2021


Katastropik
Kasus Biaya (000) Kasus Biaya (000) Kasus Biaya (000)
Kardiovaskular 14.310.978 11.839.721.426 12.960.712 9.816.450.836 12.934.931 8.671.706.289
Kanker 2.743.858 4.125.509.910 2.553.289 3.589.163.933 2.595.520 3.500.655.437

11
Indonesia Kanker Kanker
Payudara Leher Rahim

Total Sasaran
DETEKSI DINI Wanita usia 30-50 tahun
41,881,534 41,881,534

Cakupan Deteksi Dini


Kanker Payudara dan Target tahun 2022 (45%) 18,846,690 18,846,690
Kanker Leher Rahim

Cakupan Deteksi Dini 10.77% 9.35%


(4,511,853 orang) (3,914,885 orang)
(Jan 2020 – Des 2022)

Capaian kinerja 23.94% 20.77%

12
DETEKSI DINI
Cakupan deteksi dini kanker payudara (s.d. 19 Desember 2022)
JUMLAH WANITA USIA 30- TARGET 2022 B12 JUMLAH SKRINING
No. PROVINSI % CAKUPAN

1 NTB
50 TAHUN
820.446
(45%)
369.201
(2020-2022)
289.458 35,28% Target dan Capaian
2 Sumatera Selatan 1.309.766 589.395 425.160 32,46%
3 Kepulauan Bangka Belitung 227.067 102.180 64.032 28,20%
4 Banten 2.033.267 914.970 356.099 19,73%
5 Jawa Tengah 5.290.121 2.380.554 249.825 19,34%
6 DKI Jakarta 1.805.114 812.301 884.705 16,72%
7 Lampung 1.291.856 581.335 327.178 16,09% Deteksi Dini Kanker Payudara
8 Bali 705.738 317.582 64.906 13,63%
9 Bengkulu 311.602 140.221 82.841 11,74% Tahun 2020-2022
10 Sulawesi Tengah 476.154 214.269 86.098 10,81%
NASIONAL 41.881.534 18.846.690 4.511.853 10,77%
11 Kepulauan Riau 390.055 175.525 33.018 10,60%
Total Sasaran :
12 Sumatera Utara 2.181.683 981.757 618.845 9,83% 41,881,534 orang
13 NTT 796.253 358.314 38.125 9,77%
14 Sumatera Barat 838.876 377.494 10.038 9,64%
15 Kalimantan Utara 104.084 46.838 190.747 8,74%
16 Jambi 558.253 251.214 68.902 8,21% Cakupan :
17 Sulawesi Selatan 1.422.704 640.217 50.024 7,87%
18 Kalimantan Timur 580.137 261.062 37.707 6,75% (2020-September 2022)
19 Kalimantan Selatan 635.984 286.193 87.850 6,17%
20 Jawa Timur 6.293.244 2.831.960 29.825 5,14% 4,511,853 orang (10.77%)
21 Jawa Barat 7.734.373 3.480.468 40.254 4,88%
22 Kalimantan Tengah 434.315 195.442 350.377 4,53%
23 Aceh 824.065 370.829 7.833 4,14%
24 Riau 1.119.456 503.755 17.854 4,11% Capaian Kinerja: 23.94%
25 Sulawesi Barat 207.360 93.312 7.883 3,80%
26 DIY 606.955 273.130 13.478 3,34%
27 Kalimantan Barat 802.858 361.286 16.860 2,78%
Provinsi dengan cakupan tertinggi:
28 Maluku Utara 189.190 85.136 30.958 2,77% 1. NTB (35.28%)
29 Gorontalo 187.097 84.194 21.965 2,74%
30 Sulawesi Tenggara 403.465 181.559 2.938 1,57% 2. Sumatera Selatan (32.46%)
31 Maluku 262.834 118.275 3.979 1,51% 3. Kepulauan Bangka Belitung (28.20%)
32 Sulawesi Utara 368.484 165.818 525 0,34%
33 Papua Barat 152.408 68.584 712 0,19%
34 Papua 516.270 232.322 854 0,17%
10 PROVINSI
DENGAN CAPAIAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERTINGGI DAN
TERENDAH

Top 10 Provinsi Jumlah Capaian kinerja Top 10 Provinsi Jumlah Capaian kinerja
No No
Tertinggi Skrining (terhadap target 2022) Terendah Skrining (terhadap target 2022)

1 NTB 279620 75,74% 1 Papua 854 0,37%

2 Sumatera Selatan 438670 74,43% 2 Sulawesi Utara 712 0,43%

3 Kep. Bangka Belitung 63065 61,72% 3 Papua Barat 525 0,77%

4 DKI Jakarta 276027 33,98% 4 Maluku 3979 3,36%

5 Lampung 158542 27,27% 5 Gorontalo 2938 3,49%

6 Jawa Tengah 884705 37,16% 6 Kalimantan Barat 21965 6,08%

7 Banten 397116 43,40% 7 Riau 30958 6,15%

8 Sulawesi Tengah 45122 21,06% 8 DIY 16860 6,17%

9 Bali 86531 27,25% 9 Sulawesi Tenggara 13478 7,42%

10 NTT 66424 18,54% 10 Sulawesi Barat 7883 8,45%


% Kab/Kota Melakukan Deteksi Dini
Kanker Payudara

Grafik
% Kab/Kota Melakukan Deteksi Dini Payudara dan Cakupan Deteksi Dini Kanker Payudara
Berdasarkan Provinsi Tahun 2022
Interpretasi:
%Jumlah Kab/Kota Melakukan deteksi dini kanker payudara % Cakupan SADANIS • Hanya 92% kabupaten/kota (471
100% 100% kabupaten/kota) di seluruh provinsi
92% 89% 90%
90% 87% 90% Indonesia yang melakukan deteksi dini
82% 80%
80% 80% kanker payudara.
70% 70% • Cakupan deteksi dini kanker payudara di
60% 60%
35.28%

Indonesia sebesar 10,76% (4.431.417 dari


32.46%

Persentase Cakupan Deteksi Dini


28.20%

50% 50%
23% 41.881.534 perempuan usia 30-50 tahun).
19.34%
18.53%
16.72%

40% 17% 40%


16.09%
13.63%
11.74%
Persentase Kab/Kota

• Provinsi NTB memiliki cakupan deteksi


10.81%
10.60%
10.58%

30% 30%
9.83%
8.74%
8.21%
7.39%
6.17%
5.76%
5.14%
4.88%
4.53%
4.44%
4.14%
4.11%
3.87%
3.80%
dini tertinggi (35,28%), diikuti Sumatera

3.34%
2.77%
2.74%
2.09%
1.51%
1.25%
20% 20%

0.34%
0.19%
0.17%
10% 10% Selatan (32,46%) dan Kep Bangka
0% 0% Belitung (28,20%).

DIY
Jawa Timur

Kalimantan Timur
NTT

Maluku Utara
NTB

DKI Jakarta

Sumatera Utara

Kalimantan Utara

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Utara
Papua
Kepulauan Bangka Belitung
Lampung

Jawa Tengah
Banten
Sulawesi Tengah
Bali

Bengkulu
Nasional

Sumatera Barat

Sulawesi Selatan
Jambi

Aceh
Jawa Barat
Kepulauan Riau

Kalimantan Tengah

Sulawesi Barat

Riau
Kalimantan Barat

Maluku
Gorontalo
Papua Barat
Sumatera Selatan

Kalimantan Selatan
• 3 Provinsi dengan cakupan terendah
adalah Papua (0,17%), Papua Barat
(0,19%) dan Sulawesi Utara (0,34%).

Provinsi Sumber: data manual PKKD


DETEKSI DINI
Cakupan deteksi dini kanker leher rahim (s.d. 19 Desember 2022)
JUMLAH WANITA USIA 30- TARGET 2022 B12 JUMLAH SKRINING
No. PROVINSI % CAKUPAN
Target dan Capaian
50 TAHUN (45%) (2020-2022)
1 NTB 820.446 369.201 279.620 34,08%
2 Sumatera Selatan 1.309.766 589.395 438.670 33,49%
3 Kepulauan Bangka Belitung 227.067 102.180 63.065 27,77%
4 Banten 2.033.267 914.970 397.116 19,53%
5 Jawa Tengah 5.290.121 2.380.554 884.705 16,72%
6 DKI Jakarta 1.805.114 812.301 276.027 15,29%
7 Lampung 1.291.856 581.335 158.542 12,27% Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
8 Bali 705.738 317.582 86.531 12,26%
9 Bengkulu 311.602 140.221 35.003 11,23% Tahun 2020-2022
10 Sulawesi Tengah 476.154 214.269 45.122 9,48%
NASIONAL 41.881.534 18.846.690 3.914.885 9,35%
11 Kepulauan Riau 390.055 175.525 34.066 8,73%
Total Sasaran :
12 Sumatera Utara 2.181.683 981.757 188.985 8,66%
13 NTT 796.253 358.314 66.424 8,34%
41,881,534 orang
14 Sumatera Barat 838.876 377.494 62.929 7,50%
15 Kalimantan Utara 104.084 46.838 7.194 6,91%
16 Jambi 558.253 251.214 37.707 6,75% Cakupan :
17 Sulawesi Selatan 1.422.704 640.217 76.239 5,36%
18 Kalimantan Timur 580.137 261.062 29.795 5,14% (2020-September 2022)
19 Kalimantan Selatan 635.984 286.193 31.661 4,98%
20 Jawa Timur 6.293.244 2.831.960 296.393 4,71% 3,914,885 orang (9.35%)
21 Jawa Barat 7.734.373 3.480.468 282.376 3,65%
22 Kalimantan Tengah 434.315 195.442 15.472 3,56%
23 Aceh 824.065 370.829 24.991 3,03%
24 Riau 1.119.456 503.755 31.422 2,81% Capaian Kinerja: 20.77%
25 Sulawesi Barat 207.360 93.312 5.790 2,79%
26 DIY 606.955 273.130 16.396 2,70%
27 Kalimantan Barat 802.858 361.286 21.572 2,69%
Provinsi dengan cakupan tertinggi:
28 Maluku Utara 189.190 85.136 4.772 2,52% 1. NTB (34.08%)
29 Gorontalo 187.097 84.194 2.988 1,60%
30 Sulawesi Tenggara 403.465 181.559 6.274 1,56% 2. Sumatera Selatan (33.49%)
31 Maluku 262.834 118.275 3.289 1,25%
3. Kepulauan Bangka Belitung (27.77%)
32 Sulawesi Utara 368.484 165.818 2.512 0,68%
33 Papua Barat 152.408 68.584 550 0,36%
34 Papua 516.270 232.322 687 0,13%
% Kab/Kota Melakukan Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim

Grafik
% Kab/Kota Melakukan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Cakupan Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim Berdasarkan Provinsi Tahun 2022
Interpretasi:
%Jumlah Kab/Kota Melakukan deteksi dini kanker leher rahim % Cakupan IVA • Hanya 92% kabupaten/kota (472
kabupaten/kota) di seluruh provinsi
100% 92% 90% 100%
90% 90%
Indonesia yang melakukan deteksi dini
78% 82%
80% 80% kanker leher rahim.
70% 70% • Cakupan deteksi dini kanker leher rahim
60% 60% di Indonesia sebesar 9,32% (3.904.160
34.08%
33.49%

Persentase Cakupan Deteksi Dini


50% 50% dari 41.881.534 perempuan usia 30-50
25.76%
19.53%

40% 40% tahun).


16.72%

31%
14.24%
Persentase Kab/Kota

12.27%
12.26%
11.23%

30% 30% • Provinsi NTB memiliki cakupan deteksi


9.48%
9.19%
8.41%
8.34%
7.50%
5.76%
5.36%
5.35%
17% 20%

5.14%
4.71%
4.44%
3.88%
3.65%
3.56%
3.03%
2.81%
2.79%
2.69%
2.52%
2.08%
1.56%
20%

1.28%
1.25%
0.68%
0.36%
0.13%
dini tertinggi (34,08%), diikuti Sumatera
10% 10%
Selatan (33,49%) dan Kep Bangka
0% 0%
Belitung (25,76%).

DIY
Kalimantan Timur
Jawa Timur
NTT

Maluku Utara
NTB

DKI Jakarta

Sumatera Utara

Kalimantan Utara

Sulawesi Tenggara

Sulawesi Utara

Papua
Kepulauan Bangka Belitung
Banten
Jawa Tengah

Lampung
Bali
Bengkulu
Sulawesi Tengah
Nasional

Sumatera Barat
Jambi
Sulawesi Selatan

Kepulauan Riau

Jawa Barat
Kalimantan Tengah
Aceh
Riau
Sulawesi Barat
Kalimantan Barat

Gorontalo
Maluku

Papua Barat
Sumatera Selatan

Kalimantan Selatan
• 3 Provinsi dengan cakupan terendah
adalah Papua (0,13%), Papua Barat
(0,36%) dan Sulawesi Utara (0,68%).

Provinsi

Sumber: data manual PKKD


10 PROVINSI
DENGAN CAPAIAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM TERTINGGI DAN
TERENDAH

Top 10 Provinsi Jumlah Capaian kinerja Top 10 Provinsi Jumlah Capaian kinerja
No No
Tertinggi Skrining (terhadap target 2022) Terendah Skrining (terhadap target 2022)

1 NTB 279.620 75,74% 1 Papua 687 0,30%

2 Sumatera Selatan 438.670 74,43% 2 Papua Barat 550 0,80%

3 Kep Bangka Belitung 63.065 61,72% 3 Sulawesi Utara 2512 1,51%

4 Banten 397.116 43,40% 4 Maluku 3289 2,78%

5 Jawa Tengah 884.705 37,16% 5 Sulawesi Tenggara 6274 3,46%

6 DKI Jakarta 276.027 33,98% 6 Gorontalo 2988 3,55%

7 Lampung 158.542 27,27% 7 Maluku Utara 4772 5,61%

8 Bali 86.531 27,25% 8 Kalimantan Barat 21572 5,97%

9 Bengkulu 35.003 24,96% 9 DIY 16396 6,00%

10 Sulawesi Tengah 45.122 21,06% 10 Sulawesi Barat 5790 6,20%


Topik

Fakta dan Permasalahan Kanker di Indonesia


Pilar Penanggulangan Kanker
Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Leher Rahim
Rekomendasi

TOPIK 19
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan sebagai upaya memperbaiki
sistem kesehatan di Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkan kesehatan


RPJMN Memperkuat sistem
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat
bidang kesehatan & pengendalian
berencana dan kesehatan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
obat dan makanan
kesehatan reproduksi

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem ketahanan


layanan rujukan kesehatan
a b c d a b
Meningkatkan
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
akses dan mutu
Penduduk primer sekunder kapasitas dan ketahanan sektor ketahanan
6 layanan sekunder
Penambahan kapabilitas farmasi & alat tanggap darurat
kategori Penguatan peran kader, Screening 14 penyakit & tersier
kampanye, dan imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer Pembangunan RS di
kesehatan Jejaring nasional
utama tertinggi di tiap sasaran surveilans berbasis lab,
membangun gerakan, menjadi 14 antigen Revitalisasi jejaring dan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri 14
dan perluasan usia, screening stunting, & standardisasi layanan di pengampuan 4 layanan tenaga cadangan tanggap
menggunakan platform vaksin rutin, top 10 obat,
peningkatan ANC untuk Puskesmas, Posyandu, unggulan, kemitraan top 10 alkes by volume & darurat, table top exercise
digital dan tokoh cakupan di seluruh
kesehatan ibu & bayi. dan kunjungan rumah dengan world’s top kesiapsiagaan krisis.
masyarakat Indonesia. by value.
healthcare centers.

4 Transformasi sistem pembiayaan 5 Transformasi SDM Kesehatan 6 Transformasi teknologi


kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam & luar Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan
cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar bioteknologi di sektor kesehatan.
pemanfaatan yang efektif dan efisien. negeri. a Teknologi informasi b Bioteknologi

20
Pilar
Penanggulangan Kanker
Peraturan Menteri Kesehatan No. 71/2015 Tentang Penanggulangan PTM

Promosi Deteksi Perlindungan Penanganan


Kesehatan Dini Khusus Kasus
Perubahan Perilaku dan Identifikasi dan intervensi sejak Vaksinasi (HPV) diawali proyek Pemerataan akses & mutu
Pemberdayaan Masyarakat dini faktor risiko dengan metode demonstrasi menuju nasional melalui sistim pengampuan dan
melalui pendekatan edukasi & terbaik yang sesuai dengan rujukan
upaya koersi kebutuhan & sumber daya)

Tenaga terlatih
- Teknik deteksi dini ntas Program & Lintas Sektor
- Interpretasi hasil
- Promosi kesehatan 21
Promosi
Kesehatan
(Meningkatkan pengetahuan &
Kesadaran Masyarakat)
1 PROMOSI KESEHATAN
Strategi Promosi Kesehatan
Koersi
SE MK terkait himbauan K/L untuk melakukan deteksi dini

Edukasi

Pendekatan karakteristik masyarakat (kultur, struktur, figur) :


• Pelibatan Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama, pimpinan institusi
• Pelibatan organisasi kemasyarakatan/LSM/kader

Kampanye secara langsung dan melalui sosial media


Mengajak komponen masyarakat untuk melakukan deteksi dini

Seminar dan Webinar


Meningkatkan pengetahuan dan awareness masyarakat terhadap kanker

Kerjasama Lintas Progam dan Lintas Sektor


Pencantuman pesan kesehatan pada produk wanita

23
Deteksi
Dini
(Peningkatan Cakupan &
pengembangan Metode Deteksi Dini)
2 DETEKSI DINI
Strategi Deteksi Dini
Pemenuhan Sumber Daya

• Pelatihan dokter dan bidan untuk deteksi dini


• Dukungan Bahan Medis Habis Pakai untuk deteksi dini
• Dukungan mekanisme pembiayaan pada kegiatan det. Dini (KDK JKN)

Penjaringan Sasaran
Kegiatan di dalam dan di luar gedung
• Deteksi dini reguler di Puskesmas
• Kegiatan luar gedung

Kerjasama Lintas Progam dan Lintas Sektor


• Kerjasama dengan organisasi kewanitaan seperti OASE, TP PKK, DWP, dan sebagainya
• Kerjasama dengan K/L lain

25
Penguatan deteksi dini
kanker payudara dan leher rahim

Pelatihan tenaga kesehatan


untuk deteksi dini kanker
Perbaikan Kurikulum payudara dan leher rahim
Modul Dokter dan bidan
Pengembangan metode Teknik deteksi dini
deteksi dini saat ini: Interpretasi hasil deteksi dini
Metode deteksi dini saat ini: - SADANIS dengan perabaan +
- USG untuk DD kanker Promosi kesehatan
SADANIS dengan perabaan
untuk DD kanker payudara payudara Rujukan
- IVA untuk DD kanker leher - IVA + DNA HPV (co testing)
rahim untuk DD kanker leher rahim

26
Perlindungan
khusus
(Perluasan Cakupan)
3 PERLINDUNGAN KHUSUS
Perlindungan Khusus saat ini berfokus pada pencegahan Kanker Leher
Rahim melalui : Keputusan Menteri
Imunisasi HPV Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/6779
/2021
Sasaran:
Siswa kelas 5 dan 6 SD/sederajat Tentang Program
Introduksi Imunisasi
Lokus 2022 – 2023 : HPV
 Provinsi DKI Jakarta
 Provinsi DI Yogyakarta
 Provinsi Jawa Tengah
 Provinsi Jawa Timur
 Provinsi Bali
 Provinsi Gorontalo
 Provinsi Sulawesi Tenggara
 Provinsi Sulawesi Utara
 Kota Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan

2024 akan diperluas secara Nasional

28
Penanganan
Kasus
(Pemerataan Akses & Mutu Layanan
Skema Pengampuan Layanan Prioritas
Regionalisasi pengampuan untuk penyakit kanker
RS Pengampu Nasional:
RS Kanker Dharmais

RSUP H. Adam Malik RSCM

RSUP Dr. Wahidin RSUP Prof.


11 Sudirohusodo Dr. R. D. Kandou
RSUP Dr. Sardjito
4
18

7 4 9 5 RSUP Fatmawati
5 6
8
12
8 8 8
7
6 4
12 8 14 7
RSUP Dr. M. Djamil 6 11
15
9
4
RSUP Dr. M. Hoesin 6
16
22
4 20 6 7
RSUP Persahabatan
14
RSUP Dr. Hasan Sadikin

RSUP Sanglah
RSUP Dr. Kariadi RSUD Dr. Soetomo

*RS Persahabatan akan membantu RS Kanker Dharmais untuk pengampuan Kanker Paru 30
Pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring RS nasional untuk 4
penyakit tersebut ditargetkan mencapai 100% kab/kota di 2027

Percepatan peningkatan cakupan


pelayanan RS rujukan untuk 4 penyakit
katastropik utama, dengan visi:
• 34 provinsi memiliki minimal 1 RS
tingkat Paripurna / Utama
• 514 kab/kota memiliki minimal 1 RS
tingkat Madya*

Target
50% kabupaten/kota sebelum 2025 dan 50% 100%
100% sebelum 2028 2022 2024 2027

31
Stratifikasi RS Layanan Kanker
​Ya ​Tidak

​Layanan ​Tindakan ​ Dasar ​Madya ​ Utama ​Paripurna

Bedah
Kanker
Kemoterapi

Radioterapi

Penanganan komprehensif dan


mutakhir
*Strata dasar di Puskesmas

32
2. LAYANAN KANKER

No Strata Kriteria SDM Prasarana


1 Paripurna • Pelayanan kanker komprehensif Sp.OG(K)Onk, Sp.PD KHOM, CT Scan
• Diagnostik dan terapi teknologi mutakhir Sp.Bedah lainnya (Dig, Neuro, MRI
Thorax, OT), Sp.THT, Sp.M, Sp.PD Mammographi
dan Sp.OG lainnya, Sp.A(K)Onk, Bone Scan
Sp.A lainnya, Sp.Onk Rad, Sp.PA LINAC
Brakhiterapi
Kamera (PET/CT,
SPECT/CT)
2 Utama • Pelayanan kanker tersier Sp.OG(K)Onk, Sp.PD KHOM, CT Scan
• Pemeriksaan/tindakan medik spesialistik dan Sp.Bedah lainnya (Dig, Neuro, MRI
subspesialistik Thorax, OT), Sp.THT, Sp.M, Sp.PD Mammographi
• Dokter spesialis bidang kanker dan Sp.OG lainnya, Sp.A(K)Onk, LINAC/Cobalt 60
• Meningkatkan kualitas terapi, hidup, dan Sp.A lainnya, Sp.Onk Rad, Sp.PA Brakhiterapi
penyediaan alternatif terapi yang lebih nyaman Kamera (PET/CT,
(acceptable) SPECT/CT)

3 Madya • Pelayanan kanker sekunder Sp.OG(K)Onk, Sp.PD KHOM, CT Scan


• Pemeriksaan/tindakan medik spesialitik Sp.Bedah lainnya (Dig, Neuro, Mammographi
• Dokter spesialis bidang kanker Thorax, OT), Sp.THT, Sp.M, Sp.PD Brakhiterapi
• Meningkatkan kesintasan hidup (survival) dan Sp.OG lainnya, Sp.A(K)Onk, LINAC/Cobalt 60
Sp.A lainnya, Sp.Onk Rad, Sp.PA

4 Pratama • Pelayanan kanker primer/dasar Sp.OG (K) Onk, Sp. Bedah Lainnya CT Scan
• Pemeriksaan/tindakan medik spesialistik (Dig Neuro, Thorax, Ot), Sp.PD dan
• Dokter spesialis Sp.OG lainnya, Sp.A dan Sp.PK
Topik

Fakta dan Permasalahan Kanker di Indonesia


Pilar Penanggulangan Kanker
Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Leher Rahim
Rekomendasi

TOPIK 34
Sebaran Tenaga Terlatih Deteksi Dini Kanker Payudara & Leher
Rahim
Total Tenaga Terlatih Untuk Deteksi Dini di Setiap Provinsi di Indonesia

Nasional 10,138
Jawa Timur
Jawa Barat
Jawa Tengah
1,430
1,077
1,042
10,138
Kalimantan Selatan
NTT
1,031
773
Tenaga terlatih di Indonesia:
DKI Jakarta 757 • Dokter 3,090
Sulawesi Selatan 663
Sumatera Utara 509 • Bidan 7,048
Lampung 433
Jambi 430
Kalimantan Barat 387
Kalimantan Timur 356
NTB 355
Aceh 334
Bali 332
Kalimantan Tengah
Sulawesi Tenggara
325
322 Permasalahan tenaga terlatih:
Bengkulu
Sumatera Barat
209
182 • Distribusi tidak merata
Maluku 158
Banten 152 • Mutasi
Sulawesi Utara 145
Kalimantan Utara 143 • Promosi
Kepulauan Bangka Belitung 135
Kepulauan Riau
Gorontalo
135
86
• Sekolah
Riau 80
DIY 53
Sumatera Selatan 38
Maluku Utara 36
Papua 34
Sulawesi Barat 27
Sulawesi Tengah 21
Papua Barat 16
- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

35
Sebaran Tenaga Terlatih Deteksi Dini vs
Sasaran dan Cakupan
Jumlah Wanita Usia Total tenaga terlatih
No Provinsi Cakupan IVA Cakupan SADANIS Rasio
30-50 Tahun (Dokter+bidan)
1 Kalimantan Selatan 635,984 4.98% 7.87% 1031 1.62
2 Kalimantan Utara 104,084 6.91% 9.64% 143 1.37
3 NTT 796,253 8.34% 10.81% 773 0.97
4 Sulawesi Tenggara 403,465 1.56% 3.34% 322 0.8
5
6
Jambi
Kalimantan Tengah
558,253
434,315
5.76%
3.56%
5.76%
4.11%
430
325
0.77
0.75
Tidak ada hubungan
7 Bengkulu 311,602 11.23% 10.60% 209 0.67 antara rasio tenaga
8 Kalimantan Timur 580,137 5.14% 5.14% 356 0.61
9 Maluku 262,834 1.25% 1.51% 158 0.6 kesehatan terlatih dengan
10
11
Kepulauan Bangka Belitung
Kalimantan Barat
227,067
802,858
25.76%
2.69%
28.20%
2.74%
#3 135
387
0.59
0.48
besarnya cakupan deteksi
12 Bali 705,738 12.26% 11.74% 332 0.47 dini
13 Sulawesi Selatan 1,422,704 5.36% 6.17% 663 0.47
14 Gorontalo 187,097 1.28% 1.25% 86 0.46
15 NTB 820,446 34.08% 35.28% #1 355 0.43
16 DKI Jakarta 1,805,114 15.29% 19.73% 757 0.42
17 Aceh 824,065 3.03% 4.88% 334 0.41
18
19
20
Sulawesi Utara
Kepulauan Riau
Lampung
368,484
390,055
1,291,856
0.68%
8.73%
12.27%
0.19%
9.77%
19.34%
145
135
433
0.39
0.35
0.34
Faktor??
NASIONAL 41,881,534 9.32% 10.76% 12206 0.29
21 Sumatera Utara 2,181,683 8.66% 8.74% 509 0.23
22 Jawa Timur 6,293,244 4.71% 9.83% 1430 0.23
23 Sumatera Barat 838,876 7.50% 8.21% 182 0.22
24 Jawa Tengah 5,290,121 16.72% 16.72% 1042 0.2
25 Maluku Utara 189,190 2.52% 4.14% 36 0.19
26 Jawa Barat 7,734,373 3.65% 4.53% 1077 0.14
27 Sulawesi Barat 207,360 2.79% 3.80% 27 0.13
28 Papua Barat 152,408 0.36% 0.34% 16 0.1
29 DIY 606,955 2.70% 2.78% 53 0.09
30 Riau 1,119,456 2.81% 2.77% 80 0.07
31 Banten 2,033,267 19.53% 16.09% 152 0.07
32 Papua 516,270 0.13% 0.17% 34 0.07
33 Sulawesi Tengah 476,154 9.48% 13.63% 21 0.04 36 36
34 Sumatera Selatan 1,309,766 33.49% 32.46% #2 38 0.03
Pelatihan Deteksi Dini Kanker Payudara & Leher Rahim
Upaya pemenuhan dokter dan bidan untuk deteksi dini

Total Dokter Dan


Bidan terlatih 1.871
No Penyelenggara Jumlah
1 BBPK Makassar 569
2 Bapelkes Cikarang 330
Pada tahun 2022, dilakukan pelatihan
3 Bapelkes Jogya 74
4 Bapelkes Batam 508 kepada 1.871 dokter dan bidan
5 Bapelkes Semarang 120 untuk melakukan deteksi dini kanker
6 Bapelkes Jawa Tengah 180 payudara dan kanker leher rahim
7 Bapelkes Mataram 30
8 BBPK Jakarta 60
TOTAL 1871

37
Deteksi Dini Kanker Payudara & Leher Rahim
Indikator Hasil Belajar

Mampu:

IDENTIFIKASI PERENCANAAN DETEKSI DINI


Mampu mengidentifikasi Mampu melakukan perencanaan Mampu melakukan deteksi dini
besaran masalah yang dihadapi program dan kegiatan kanker payudara dan kanker
leher rahim

PAHAM & ADVOKASI &


PENCATATAN
TAHU SOSIALISASI
• Mengetahui kebijakan Mampu melakukan advokasi Mampu melakukan pencatatan
operasional penanggulangan dan sosialisasi hasil deteksi dini
kanker
• Memiliki pengetahuan dasar
tentang kanker dan teknik
komunikasi

38
Best Practice
Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim

NTB

 Peningkatan Kapasitas Petugas/Pengelola Program Di


Kabupaten Dan Puskesmas (Pelatihan, Orientasi atau OJT)
 Skrining PTM di POSGA (IVA & Sadanis) dan Penyediaan IVA
Kit di setiap POSYANDU KELUARGA
 Melakukan Skrining IVA dan Sadanis TERPADU dengan
pelayanan KB.
 Advokasi Program P2PTM Khususnya P2 Kanker kepada Ketua
Organisasi Wanita seperti PKK dan Lainnya.
 KIE kepada masyarakat terutama kelompok wanita sasaran
seperti Majelis Taklim dll melalui TP-PKK, Dai Kesehatan & Org
Profesi
 Memperkuat Jejaring Kemitraan LS, Swasta seperti Kimia
Farma, Nutifood dll di Provinsi maupun KabKot.

Pelaksanaan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim di


Puskesmas Gerung, NTB

39
Best Practice
Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim

DKI Jakarta

 Regulasi berupa Peraturan Gubernur terkait PTM, memuat


upaya penanggulangan PTM termasuk kanker payudara dan leher
Rahim
 Kerjasama dengan organisasi kewanitaan OPD dan K/L
 Membuka layanan deteksi dini untuk kanker payudara dan leher
Rahim pada event mingguan seperti HBKB/CFD
 Bekerjasama dengan perusahaan/pabrik di wilayah kerja
puskesmas untuk deteksi dini kanker payudara dan leher Rahim.
Seperti JNE, Wacoal
 Beberapa puskesmas memanfaatkan CSR
 Kerjasama dengan Female Cancer Program
 Untuk peningkatan wawasan tenaga kesehatan bekerjasama
dengan OP seperti POI, HOGI, PERABOI
 Beberapa puskesmas memiliki mobile IVA (Puskemas Cilincing,
Tambora, Senen) Peraturan Gubernur terkait Mobil IVA
Penanggulangan PTM

40
Best Practice
Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim

Kab. Banyuasin
Sumatera Selatan
 Penguatan imbauan melalui pembuatan SK Bupati Banyuasin
tentang Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
serta SE Camat

SK Bupati Banyuasin SE Camat Sumber Marga


tentang DD KP KLR Telang tentang DD KP KLR
41
42

You might also like