You are on page 1of 72

ERGONOMI & FISIOLOGI KERJA

PADA MASA PANDEMI COVID-19


Ergonomi/Agust.Doc 2
Ergonomi/Agust.Doc 3
Ergonomi/Agust.Doc 4
Ergonomi/Agust.Doc 5
I. PENGERTIAN
Masalah :
• Pekerjaan yang dilakukan manusia.
• Peralatan kerja import.
• Pekerja tetap sehat dalam bekerja.
• Pekerja berproduktivitas tinggi.

Ergonomi:
Ilmu yang mempelajari penserasian antara pekerjaan dengan
lingkungan terhadap orang dan sebaliknya.

Menurut ILO ( International Labour Organization ) , Ergonomi:


Adalah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan
dan manusia secara optimum, dengan tujuan agar bermanfaat demi
efisiensi dan kesejahteraan.

6
Segitiga
Ergonomi

 Manusia : Dokter dan Paramedis


 Mesin : Ahli Teknik
 Lingkungan Kerja : Ahli Hiperkes
dan KK

Tujuan :Efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat dengan


produktivitas dan kepuasan kerja.

Sasaran : Seluruh tenaga kerja baik sektor formal,


informal dan tradisional.

7
Perkembangan Ergonomi
Pendekatan Ergonomi : Mengacu pada konsep total manusia, mesin
dan lingkungan yang bertujuan agar pekerjaan dalam industri dapat
berjalan secara efisien, selamat dan nyaman.

Caranya adalah menciptakan kondisi optimal bagi pekerja, antara


lain:

 Mengurangi beban kerja. (Ergonomi Fisik)


 Memperbaiki sikap kerja. (Ergonomi Fisik)
 Menyediakan saran psikosensoral pada pemakaian instrumen. (E. Kognitif)
 Mencegah mengingat informasi yang tidak diperlukan. (E. Kognitif)
 Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai. (E. Organisasi)

8
Permenaker No 5 Tahun 2018 tentang
K3 Lingkungan Kerja

Pasal 23 (2) memuat syarat-syarat berkaitan


dengan Potensi bahaya faktor Ergonomi:

Cara kerja, posisi kerja dan postur tubuh yang tidak


sesuai saat melakukan pekerjaan;

Desain alat kerja dan tempat kerja yang tidak sesuai


dengan antropometri tenaga kerja dan;

Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas kerja


(manual handling)
FAKTOR-FAKTOR RISIKO PEKERJAAN
YG TIDAK ERGONOMIS
POSTUR KERJA TIDAK ERGONOMIS
 Memuntir, membungkuk, jongkok berlutut,
pergerakan berulang, frekuensi dan durasi,
pengerahan tenaga, beban berlebih, dll.
Stasiun kerja tidak ergonomis
 Sikap kerja berdiri, duduk, jongkok, dll.
Alat dan peralatan kerja tidak ergonomis
Angkat-angkut (manual handling)
Pasal 23 (4) PENGENDALIAN RISIKO

1. Menghindari Posisi kerja janggal


2. Perbaikan cara/metode kerja
3. Disain kembali tempat, objek, bahan dan peralatan
kerja
4. Modifikasi tempat, objek, bahan dan peralatan kerja
5. Mengatur waktu kerja & waktu istirahat
6. Bekerja dengan sikap dan posisi kerja netral
7. Menggunakan alat bantu
MANAJEMEN RISIKO ERGONOMI DI
TEMPAT KERJA
Merumuskan dan menyusun “Standar Manajemen
Risiko Ergonomi di Tempat Kerja”
Melalui proses manajemen risiko:
 Identifikasi faktor risiko pekerjaan yang tidak
ergonomis
 Penilaian risiko pekerja

 Pengendalian risiko berdasarkana skala prioritas

 Evaluasi sarana pengendalian risiko


Informasi yang dibutuhkan Faktor
Risiko Ergonomi

1. Postur Janggal,
2. Beban Berat,
3. Postur Statis,
4. Kontak dengan Penekanan,
5. Pekerjaan berulang (repetitif)
6. Getaran (vibrasi) dan suhu
7. Frekuensi (gerakan),
8. Durasi,
POSTUR KERJA

Terdapat 3 bagian anggota tubuh yang perlu diperhatikan


karena terjadinya gerakan MEMUNTIR DAN
MEMBUNGKUK/ MENEKUK (fleksi / ekstensi):

 LEHER
 PINGGANG (L5 / S1)
 TANGAN & KAKI
RISIKO POSTUR ANGGOTA TUBUH
PELAKSANAAN PENGUJIAN RISIKO ERGONOMI
No Task Alat
1 Wawancara diskripsi 1 (satu) siklus Formulir deskripsi dan alokasi waktu
alur pekerjaan pekerjaan
2 Wawancara keluhan Formulir isian keluhan
ketidaknyamanan otot pada pekerja ketidaknyamanan otot atau Nordic
Body Map
3 Observasi pelaksanaan pekerjaan Foto  depan, samping, dan
(video atau foto) belakang
Video kamera  identifikasi gambar
Stopwatch dan catatatan postur
kaku
Diminta melaksanakan tugas
sebagaimana postur kerja yang
dilakukan
4 Melakukan pengukuran dimensi Meteran; alat ukur sudut pandang
workstation atau postur tubuh saat
bekerja (bila diperlukan)
Lampiran Permenaker Nomor 5 Tahun 2018
A. PENGUKURAN, PENGOLAHAN &
PENGGUNAAN DATA ANTROPOMETRI

B. DESAIN STASIUN KERJA


 Desain Ketinggian Area Kerja

 Desain Layout Stasiun Kerja

 Desain Sikap Kerja Duduk

 Desain Sikap Kerja Berdiri

 Desai Sikap Kerja Duduk dan Berdiri Bergantian

C. MANUAL HANDLING
(Jenis pekerjaan mengangkat secara manual)
Dalam Standar ini Tdk mencakup pekerjaan membawa,
mendorong dan menarik beban.
A. POIN-POIN DALAM STANDAR
ANTROPOMETRI:

1. PENGUKURAN ANTROPOMETRI
1. Alat Ukur Antropometri
2. Penetapan dan pendefinisian mata ukur dimensi
anggota tubuh
3. Teknik Pengukuran Antropometri
a. Antropometri Statis (posisi berdiri, duduk,
antropometri kepala, kaki, tangan, dst)
b. Antropometri Dinamis (jangkauan, fleksi/ekstensi,
sudut puntir, dst
4. Pengumpulan data populasi melalui sampling
ALAT UKUR, KALIBRASI DAN METODE
PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Pendefinisian Dan Penggunaan Alat Ukur Penting


Dibuat Standar
1. Stadiometer
2. Timbangan Badan (Digital/Manual)
3. Meteran Tukang Dan Tukang Jahit
4. Antropometer
5. Caliper Geser
6. Caliper Lipatan Kulit
7. Kursi Antropometer
Dst...
2. PENGOLAHAN DATA ANTROPOMETRI

1. Pengolahan data statistik antropometri


2. Distribusi data antropometri populasi
pekerja Indonesia
3. Data olahan berupa nilai: minimum;
maksimum; rerata; standar deviasi; 2,5%-ile;
5%-ile; 50%-ile; 95%-ile; 97,5%-ile
3. PENGGUNAAN DATAANTROPOMETRI

1. PERANCANGAN AREA KERJA (work Station,


Mobile, Perkakas dll).
2. PERANCANGAN PERALATAN KERJA (spt.
Mesin, equitmen, perkakas dll.)
3. PERANCANGAN PRODUK2 KONSUMTIF (spt.
Pakaian, Kursi, Meja dll)
4. PERANCANGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK
(bentuk, ukuran dan dimensi)
B. DISAIN STASIUN KERJA
1. Desain Ketinggian Area Kerja
Klasifikasi Tinggi badan dari suatu populasi :
• Grup 1 : adalah kelompok wanita terkecil (hanya
5% lebih kecil)
• Grup 2 : adalah kelompok rerata wanita dan
kelompok laki-laki terkecil.
• Grup 3 : adalah kelompok wanita terbesar dan
kelompok laki-laki.
• Grup 4 : adalah kelompok laki-laki terbesar
(hanya 5% lebih besar)
2. Desain Layout Stasiun
Kerja
3. DESAIN STASIUN KERJA SIKAP KERJA
DUDUK
Yang harus diperhatikan adalah:
Sudut pandang yg netral tdk menyebabkan leher
mendongak,
Injakan kaki (sbg sarana relaksasi)
Ketersediaan akses thdp kaki,
Posisi tangan yg netral tdk menyebabkan bahu
terangkat.
3030 TARWAKA, PGDip.Sc.,
TARWAKA, PGDip.Sc.,M.Erg.
M.Erg.
4. DESAIN
STASIUN
KERJA
BERDIRI
5. DISAIN STASIUN KERJA DUDUK DAN BERDIRI
6. DESAIN ERGONOMI DI
PERKANTORAN
Variabilitas populasi perkantoran
Perkantoran modern
Fasilitas dan sarana perkantoran beragam
Monotoni
Beban kerja mental vs fisik
Pemberian Peregangan
Penetapan Standar Ukuran Dimensi Meja
Kerja
Panjang Meja: Panjang Depa---5%ile?
Lebar Meja: Jangkauan Depan...5%ile?
Tinggi Meja: Tinggi Siku Duduk...5%ile + 20
cm ?
Ruang Akses Kaki:
 Tinggi: Tinggi Meja – tebal papan meja
 Lebar : minimal lebar bahu...95%ile ?

Injakan kaki meja


Penetapan Standar Ukuran Kursi Kerja
Tinggi Kursi: Tinggi tungkai bawah---5%ile ?
Panjang Kursi: Panjang tungkai atas---5%-ile ?
Lebar Kursi: Lebar pinggul---95%ile ?
Sandara Tangan: Tinggi siku duduk...95%ile ?
Sandaran Punggung: Tinggi bahu duduk...5%ile ?
Bentuk sesuai struktur tulang belakang
Tinggi Kursi dapat distel: ukuran rentang antara
5%ile – 95%ile ?
Penetapan Standar Ergonomi Komputer
Tinggi Monitor: Layar paling atas maksimum
setinggi mata duduk...5%ile ?
Keyboard dan Mouse: Tinggi siku
duduk...5%ile ? Posisi center
Penempatan Dokumen: samping kanan/kiri
monitor atau center antara monitor dan
operator
Faktor Risiko

Faktor risiko berkaitan dengan CTD


( Cumulative Trauma Disorder ) yang terjadi
di perkantoran adalah:
•Repetition ( Pengulangan )
•Postur Janggal
•Pressure yang berlebihan dan lama
•Vibrasi

44
Risk Factors: Repetition
 Pengetikan yang berulang-ulang
 Data entry yang berjam-jam, dan hari ke
hari.
 Pen-stempelan yang banyak.

 Angkat angkut yang sering.

 Pergerakan / penggunaan mouse yang


berulang-ulang.

45
Risk Factors:
Posisi Janggal
Membungkuk
Mengetik dengan posture pergelangan tangan pada sisi /
sendi alas yang tidak baik.
Bahu terangkat ketika mengetik
Pencapaian / posisi mouse yang jauh
Perputaran leher karena sering mengambil benda lain.
Mengangkat benda yang terlalu rendah, atau diatas bahu.

46
47
Kerja Tidak Ergonomis

48
OFFICE WORK

49
OFFICE WORK

50
OFFICE WORK

51
C. STANDAR ERGONOMI DESAIN
MANUAL HANDLING
1. Power Zone ( Area kerja ergonomis)
2. Standar pada Aktifitas:
a. Mengangkat OBJEK
b. Menurunkan OBJEK
c. Mendorong OBJEK
d. Menarik OBJEK
e. Menahan, OBJEK
f. Memindahkan dan Membawa objek
3. Alat bantu mekanaik
POWER ZONE = SAFE ZONE =
ERGONOMICS ZONE

 Zona kerja ergonomis


 Rentang antara tinggi bahu...5%ile dan tinggi
knucle...95%ile ?
 Zona di atas dan di bawah power zone? RESIKO
TINGGI
STANDAR BERAT BEBAN OBJEK YANG
DIANGKAT

Tepatkan kalau hanya menetapkan ‘standar berat


beban angkat ‘ tanpa memperhitungkan faktor2 lain?
 Contoh: Standar berat beban objek untuk laki-laki dewasa
pada pekerjaan terus-menerus adalah 25 kg.
Tingkat risiko akan sangat berbeda, ditentukan dari;
cara angkat, letak objek, dimensi objek, frekuensi dan
durasi, jarak objek dari tubuh, karakteristik individu
pekerja, dst... Sekalipun berat objek yang diangkat
sama
Revised (1994) NIOSH lifting equation ?

RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
RWL: Recommended Weight Limit

Identifikasi beban maksimal untuk mendefinisikan


equation.
Gunakan nilai tsb untuk menentukan tingkat reiko.

Lift Index (LI): Beban Angkat Riil/ RWL


: persentase populasi pekerja berisiko ???
: apakah rerata LI populasi > 1.00 ??

Jika LI > 3.00 pekerja berada pada resiko serius


Perlu Standar Teknik Mengangkat Objek
II. KELAINAN YANG SERING TERJADI PADA
BERBAGAI PEKERJAAN
Sering pekerja menghadapi desain kondisi pekerjaan yang tidak
ergonomis. Hal ini menyebabkan beberapa kelainan pada tangan,
tungkai, sendi, punggung atau bagian tubuh lainnya, terutama
disebabkan oleh:
Pengulangan pekerjaan yang menggunakan peraratan bergetar.
 Peralatan atau tenaga yang membutuhkan memutar tangan.
 Menggunakan tenaga pada posisi yang tidak tepat.
 Penekanan lebih pada bagian tangan, punggung, kaki atau sendi.
 Bekerja di luar jangkauan tangan atau di atas kepala.
 Bekerja dengan kecenderungan memakai punggung.
 Mengangkat dan mendorong beban kerja.

63
Resiko Pekerjaan yg Tidak
Ergonomis
 Repetitive Strain Injuries (RSI)
 MSD’s
 CTS
 Cedera leher dan tulang belakang
 Hernia – disk tulang belakang pecah

 Patah tulang, tergores


 Tertimpa objek kerja
 Terpeleset dan terjatuh
 Kelelahan fisik dan mental
 Dll.
No Kelainan Gejala Penyebab
1. Bursitis. Nyeri dan bengkak Berlutut, tekukan pada
Pembengkakan bursa antara pada tempat yang siku, gerkan bahu yang
kulit dan tulang atau tendon dan sakit berulang.
tulang.
Bisa dilutut, siku, bahu
2. Carpal tunnel syndrome. Rasa tertusuk, Pengulangan pekerjaan
Penekanan syaraf yang nyeri, kaku pergelangan tangan
melewati pergelangan tangan. dengan menggunakan
peralatan yang bergetar.

3. Celulitis. Nyeri dan bengkak Menggunakan peralatan


Infeksi telapak tangan karena di telapak tangan tangan, palu.
mencuci berulang
4. Epicondilitis. Nyeri dan bengkak Pengulangan pekerjaan.
Bengkak di daerah dimana di pinggiran luka
tendon dan tulang bersatu . Bila
di siku (tennis elbow)
5. Ganglion. Keras, kecil, Pengulangan gerakan
Kista di selaput sendi atau bengkak tangan.
tendon. sekelilingnya,
biasanya nyeri
Biasanya di punggung, tangan 65
dan tungkai.
No Kelainan Gejala Penyebab
6. Osteo arthitis. Kaku dan nyeri tulang Beban lebih dalam jangka
Kerusakan sendi akibat belakang, leher dan sendi lama ar itualng belakang
parut di sendi dan lain. dan sendi lain.
tumbuh tulang.
7. Tendonitis. Nyeri, bengkak, ngilu dan Gerakan pengulangan.
Bengkak di area otot bengkak dari tangan,
dan sendi bersatu. kaki, lengan, susah
digerakkan.
8. Tenosynovitis. Nyeri, bengkak, ngilu, Pengulangan gerakn,
Bengkak tendon atau nyeri hebattangan, susah Mengangkat beban yang
selaputnya. digerakkan. tiba-tiba meningkat atau
pengenalan proses baru.
9. Tenson neck. Nyeri terlokalsir di leher Harus mempertahankan
Bengkak di otot dan atau bahu. posisi tegak.
tendon di leher bahu.
10. Triger finger. Tidak bisa menggerakkan Pengulangan gerakan,
Bengkak di tendon atau jari secara pelan tanpa pegangan terlalu lama,
selaput dari jari rasa nyeri. terlalu keras, terlalu
sering.
ERGONOMI/AGUST.DOC 66
No Kelainan Gejala
11. Algias Penyakit pada juru ketik, sekretaris, pekerja yang
posturnya membungkuk ke depan, vertebral syndrome
pada pembawa barang, pengantar barang dan penerjun
payung.
12. Osteo articular Scoliosis pada pemain violin dan operator kerja bangku,
deviations bungkuk (kifosis) pada buruh pelabuhan dan pemikul
keranjang, datarnya telapak kaki pada penunggu,
pembuat roti dan pemangkas rambut.
13. Rasa nyeri pada otot Rusaknya tendon avhiles bagi para penari, tendon
dan tendon paada ekstensor panjang bagi para drummer,
tenosyinvitis pada pemoles kaca, pemain piano dan
tukang kayu.
14. Iritasi pada cabang Saraf ulnar bagi para pengemudi kendaraan, tukang
saraf tepi kunci, tukang pandai besi, reparasi arloji, penjilidan
buku, pemotong kaca dan pengendara sepeda.
15. Hernia Nucleus Mengangkat tidak ergonomis
Pulposus/ HNP
16 Low Back Pain Cara kerja tidak ergonomis

17. Repetition Strain Semua rasa nyeri akibat pekerjaan


Injury (RSI)
III. PRINSIP DASAR ERGONOMI
Penerapan prinsip ergonomi dapat meningkatkan kenyamanan pekerja
secara signifikan, kesehatan, keselamatan dan produktivitas.
Contoh:
 Pada posisi berdiri, pekerjaan yang teliti dataran kerja 10 – 20 cm di
atas tinggi siku dan pekerjaan berat dataran kerja 10 – 20 cm di
bawah tinggi siku.
 Untuk pekerjaan rakitan, material ditempatkan di posisi otot pekerja
terkuat berkontraksi.
 Peralatan yang menggunakan tangan yang tidak enak harus
dimodifikasi / diganti.
 Tenaga tidak perlu dikeluarkan pada posisi canggung.
 Pekerja perlu mendapat pendidikan teknik mangangkat
yang benar.
 Bekerja sambil berdiri hendaknya dihindari.
 Rotasi pekerjaan untuk menghindari pengulangan
yang tinggi.
 Alat – alat ditempatkan didaerah jangkauan tangan.

68
1. IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO
• Tempat Kerja
2. Desain tempat duduk
Masalah :  Pekerja harus dapat
 Nyeri punggung menjangkau pekerjaan
 Cedera karena peregangan otot  Posisi duduk di depan
berulang pekerjaan
 Peredaran darah di kaki  Punggung tegak dan bahu
Sebab : rileks
 Desain tempat duduk yang salah  Perlu pemahaman pada
 Berdiri sepanjang hari siku, lengan atau tangan
 Jangkauan yang terlalu jauh
 Cahaya yang tidak memadai

3. Tempat Kerja Berdiri


Masalah : Action :
 Nyeri pinggang  Penyediaan kursi
 Kaki bengkak  Alas kaki yang sesuai
 Permasalahan peredaran  Pekerja dapat
darah mempertahankan lengan
Ergonomi/Agust.Doc dan 69
 Kelelahan otot kaki
4. Peralatan Yang Menggunakan Tangan
 Desain tombol, pengungkit, stir dll.

5. Pekerjaan yang Memerlukan Tenaga Fisik Berat


Masalah:
 Peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut jantung
 Cepat lelah

Action:
• Pekerjaan berat disesuaikan dengan kapasitas kerja pekerja
• Variasi kerja berat dan ringan dalam satu hari
• Pengaturan waktu istirahat yang tepat
• Pengaturan beban angkat, frekuensi, jarak dan waktu.

Ergonomi/Agust.Doc 70
Desain Pekerjaan
Desain:
Jenis pekerjaan yang perlu dikerjakan
 Bagaimana pekerjaan harus dikerjakan
 Berapa macam pekerjaan yang akan dikerjakan
 Perintah dalam pekerjaan yang perlu
 Jenis Peralatan yang diperlukan

Fungsi Desain:
 Mengizinkan pekerja dalam posisi bervariasi
 Mengizinkan pekerja diberikan rangsangan mental
 Mengizinkan pekerja mengambil keputusan dalam
pekerjaannya
 Kesempatan menyelesaikan pekerjaan
 Tersedianya pelatihan tentang pekerjaan
 Tersedianya jadwal kerja dan istirahat
Ergonomi/Agust.Doc
 Kesempatan menyesuaikan 71
dengan pekerjaan baru
TERIMA KASIH

You might also like