You are on page 1of 57

PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

PERTEMUAN 1 DAN 2

AUDIT PADA SIKLUS PENUALAN DAN


PENAGIHAN

1 (SUSI SUSILAWATI SE.,M.M : 083804148432)


TUJUAN AUDIT (TUJUAN KHUSUS)
• Menguji kewajaran asersi manajemen atas transaksi
dan saldo rekening siklus pendapatan serta penagihan.
• Pengujian dilakukan berdasarkan :
1. Pengujian atas pengendalian yang lazim
2. Pengujian substantif atas transaksi yang lazim

• Kategori sasaran audit transaksi :


– Eksistensi atau terjadinya/keberadaan (Existence)
– Kelengkapan (Completeness)
– Akurasi (Accuracy)
– Klasifikasi (Classification)
– Ketepatan waktu (Timing)
– Posting dan pengikhtisaran (Posting and
2 Summarization)
3
Kecurangan yang mungkin :
– Eksistensi atau terjadinya/keberadaan : lebih saji
karena penjualan fiktif (penjualan yang kebenarannya
tidak terjadi) dapat ditelusuri dari jurnal penjualan,
faktur penjualan, dokumen pengiriman, pesanan
pelanggan.
– Kelengkapan : kurang saji. Dapat ditelusuri dari
dokumen pengiriman sampai salinan faktur penjualan
– Akurasi : tidak akurat jenis. Jumlah perhitungan dan
posting harus sama. Arah tes biasanya tidak relevan
– Klasifikasi : tidak diklasifikasikan dengan pantas
– Ketepatan waktu : pencatatan tidak dalam waktu yang
sesuai
– Posting dan pengikhtisaran : pisah batas/tidak
4 diiktisarkan dengan benar
Existence (Keberadaan) Transaksi
Penjualan
Ø Test of control (Pengujian Pengendalian) – examine (telaah) sales
invoice apakah sesuai dengan bill of lading dan customer order yang
terkait.

Ø Substantive test – Auditor harus memperhatikan tiga jenis


misstatements yang sering terjadi:
- Pencatatan penjualan tanpa pengiriman barang (recorded sales with no
shipment) – trace (telusuri) dari sales journal entry ke shipping
document.
- Penjualan dicatat lebih dari sekali (sales recorded more than once) –
periksa apakah ada pembatalan dokumen pengangkutan.
- Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif – pegawai yang
5 mencatat penjualan harusnya tidak merangkap fungsi otorisasi
Completeness (Kelengkapan)
Transaksi Penjualan
Ø Test of control – teliti jumlah dan urutan
shipping documents (yang prenumbered).

Ø Substantive test – salah satu prosedur yang


efektif adalah men-trace dari shipping
documents (dokumen pengangkutan) ke sales
invoice dan entry dalam sales journal

6
Accuracy (Akurasi) Transaksi
Penjualan
Ø Test of control – Examine (telaah)
approved price list untuk meneliti akurasi dan
apakah telah mendapat otorisasi.

Ø Substantive test – ambil entries dalam


sales journal kemudian bandingkan dengan
rincian ledger accounts receivable dan sales
invoices.

7
Classification (Klasifikasi) Transaksi
Penjualan
Ø Test of control – Examine document package for
duplicate verification.

Ø Substantive test –perhatikan cara penjurnalan, tidak


diperkenankan mendebit accounts receivable untuk
penjualan tunai atau mengkredit penjualan untuk
penerimaan kas dari penagihan piutang. Tidak
diperkenankan pula untuk mencatat penjualan
operating assets sebagai sales. Prosedur yang sering
digunakan adalah menelaah duplicate sales invoice
untuk meneliti kebenaran klasifikasi penjurnalan.
8
Timing (Ketepatan Waktu)
Transaksi Penjualan
Ø Test of control – periksa kelengkapan dan urutan
shipping documents.
Ø Substantive test – Penjualan harus dicatat pada saat
kepemilikan barang sudah beralih pada pihak pembeli.
Prosedur yang biasanya digunakan adalah
membandingkan tanggal pencatatan sales journal dengan
tanggal pada duplicate sales invoice dan shipping
document.

9
Posting and Summarization
Transaksi Penjualan
Ø Test of control – Examine (telaah) bukti-
bukti bahwa accounts receivable master file
telah direkonsiliasi dengan general ledger-
nya.

Ø Substantive test – Lakukan footing dan


cross-footing terhadap sales journal dan trace
jumlah totalnya ke general ledger.

10
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI
 Saldo Piutang Dagang Rp300 juta.
 Pengujian asersi Eksistensi dan
Terjadinya/keberadaan:
Membuktikan bahwa piutang tersebut
ada, misalnya dengan konfirmasi
piutang, serta membuktikan bahwa
transaksi piutang benar-benar terjadi,
misalnya dengan memeriksa faktur
penjualan kredit.

11
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI
 Saldo Piutang Dagang Rp300 juta.
 Pengujian asersi Kelengkapan:
Menguji dan membuktikan tentang
kemungkinan adanya piutang yang
belum dicatat dan dilaporkan dalam
saldo piutang, misalnya dengan cara
menelusuri bukti piutang/faktur
penjualan kredit ke buku jurnal, buku
pembantu dan buku besar.

12
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI
 Saldo Piutang Dagang Rp300 juta.
 Pengujian asersi akurasi:
Menguji kewajaran pencadangan
piutang serta penghapusan piutang,
misalnya dengan mereview
penentuan persentase kerugian
piutang, membandingkan dengan
persentase tahun sebelumnya, dan
menghitung kembali jumlah kerugian
piutang yang dicadangkan.
13
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI
 Saldo Piutang Dagang Rp300 juta.
 Pengujian asersi klasifikasi:
Meriview ketepatan penyajian
piutang dalam neraca, misalnya
tentang penempatan piutang jangka
pendek dan jangka panjang, serta
pelaporan cadangan kerugian
piutang

14
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI
 Saldo Piutang Dagang Rp300 juta.
 Pengujian asersi ketepatan waktu :
Melihat ketepatan waktu dalam
pencatatan atau pada waktu yang
sesuai dengan transaksi/kejadian

15
ILUSTRASI PENGUJIAN ASERSI
 Saldo Piutang Dagang Rp300 juta.
 Pengujian asersi ketepatan waktu :
Melihat ketepatan waktu dalam
pencatatan atau pada waktu yang
sesuai dengan transaksi/kejadian

16
REKENING dan PENGGOLONGAN TRANSAKSI
DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

Tujuan audit siklus penjualan dan penagihan 


apakah saldo rekening yang terpengaruh oleh siklus
ini secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip
dasar akuntansi

17
Rekening di dalam Siklus Penjualan dan Penagihan

Penjualan Kas di Bank


Penjualan
tunai
Piutang dagang
Penjualan Saldo Penerimaan Diskon yang
kredit awal tunai diberikan

Penjualan Retur penjualan


kredit dan pengembalian

Saldo Penghapusan piutang Retur penjualan


akhir tak tertagih dan potongan
penjualan
Cadangan piutang tak
tertagih
Penghapusan piutang Saldo
tak tertagih awal Beban piutang
Perkiraan tak tertagih
beban tak tertagih
Saldo akhir
18
5 GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS
PENJUALAN dan PENAGIHAN KAS
1. Penjualan
2. Penerimaan kas
3. Retur penjualan dan potongan
4. Penghapusan piutang yang tak tertagih
5. Memperkirakan piutang tak tertagih
 Kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlah
akhirnya akan masuk ke salah satu dari rekening
piutang atau cadangan piutang yang tak tertagih
(diasumsikan pengendalian internal pada golongan
penjualan kredit dan tunai sama)

19
Tabel 13-1 Pengelompokkan Transaksi, Rekening, Fungsi Bisnis dan Catatan
Serta Dokumen Yang Terkait untuk Siklus Penjualan dan Penagihan

Pengelompokkan Rekening Fungsi Bisnis Catatan dan dokumen


Transaksi

Penjualan Penjualan Memproses pesanan Pesanan pelanggan


Rekening piutang pelanggan pemberian Pesanan penjualan
kredit pengiriman barang Dokumen pengiriman
tagihan kepada pelanggan Faktur penjualan
dan membukukan penjualan File transaksi penjualan
Jurnal atau daftar penjualan
Lap. Ikhtisar penjualan
File rekening piutang dagang
induk
Memeriksa saldo piutang
dagang/neraca saldo piut.dag
Rekening bulanan

Uang masuk/ Uang di Bank Memproses dan membutuhkan -Pemberitahuan kiriman uang
penerimaan kas (debet uang uang masuk -Mencatat sementara uang
yang masuk ) masuk
-File penerimaan tunai hasil
transaksi
-nota pembayaran
-Daftar atau jurnal uang
20
masuk/penerimaan kas
Tabel 13-1 ( sambungan )

Pengelompokan Rekening Fungsi Bisnis Catatan dan Dokumen


Transaksi

Retur penjualan dan Retur penjualan Pemprosesan dan pembukuan -Nota kredit
Potongan / dan potongan retur penjualan dan potongan -Jurnal retur penjualan
pengurangan harga Rekening piutang /pengurangan harga dan potongan/
pengurangan harga

Menghapus piutang Rekening piutang Menghapus piutang yang - Formulir otorisasi


Yang tak tertagih Pinjaman yang tak tertagih rekening yang tak
tak tertagih tertagih
- Jurnal buku besar

Beban piutang tak Piutang yang tak Menetapkan piutang yang Jurnal buku besar
Tertagih tertagih tidak ditagih
Cadangan piutang
yang tak tertagih

21
FUNGSI BISNIS, CATATAN dan DOKUMEN
TERKAIT

Siklus penjualan dan penagihan  proses pemindahan


kepemilikan barang-barang dan jasa kepada pelanggan
setelah keduanya tersedia untuk dijual
Terdapat 8 fungsi bisnis siklus penjualan dan penagihan
(kolom ketiga Tabel 13-1). Proses pertama dari empat
proses merupakan pencatatan penjualan, sadangkan
golongan transaksi lainnya hanya merupakan bagian dari
satu fungsi bisnis.

22
1. Memproses Pesanan Pelanggan
 Titik awal dari keseluruhan siklus
 Penawaran untuk membeli barang dengan ketentuan tertentu.
Adanya penerimaan pesanan pelanggan sering mengakibatkan
terjadinya pesanan penjualan.
 Pesanan pelanggan
Permintaan barang dari pelanggan. Pesanan yang diterima
lewat telepon, surat, formulir yang dikirim pelanggan atau
jaringan lainnya antara penyalur dan pelanggan.
 Pasanan penjual
Sebuah dokumen yang berisi uraian tentang barang, kuantitas
dan informasi yang berhubungan dengan barang yang dipesan
oleh pelanggan.
 Persetujuan kredit
Sebelum barang dikirim, orang yang mengotorisasi rekening
penjualan terlebih dahulu harus menyetujui kredit untuk
pelanggan. Adanya persetujuan kredit pada pesanan penjualan
juga sebagai persetujuan untuk pengiriman barang.
23
2. Pengiriman Barang
Titik awal dari siklus dimana aset
perusahaan dikelola. Perusahaan
mengetahui adanya penjualan ketika
barang dikirim.

Dokumen pengiriman : Berisi tentang


deskipsi barang yang dijual, kuantitas
pengiriman, dan data lain yang relevan
(lembar asli dikirim kepada pelanggan,
dan salinannya disimpan).

24
3. Tagihan kepada Pelanggan dan Pembukuan Penjualan
 Pelanggan diberitahukan tentang jumlah yang harus dibayar untuk barang
yang dibelinya, harus dibuat dengan benar dan tepat waktu.
Faktur Penjualan : Menentukan jumlah barang yang dijual dan jatuh tempo
pembayaran untuk pelanggan (lembar asli dikirim kepada pelangggan,
salinannya disimpan).
File Transaksi Penjualan : Berisi semua transaksi penjualan yang diproses
melalui sistem akuntansi untuk 1 periode. Informasi pada file transaksi
penjualan digunakan untuk berbagai catatan, daftar, atau laporan,
tergantung perusahaan.
Jurnal Penjualan atau Daftarnya : Dibuat dalam berbagai periode, tetapi lebih
sering untuk 1 bulan. Kecuali daftar/jurnal yang meliputi total masing-
masing nomor rekening dibuat untuk suatu periode waktu tertentu.
Daftar/jurnal juga meliputi retur penjualan dan potongan, atau daftar/jurnal
yang terpisah dari transaksi tsb.
Piutang di Neraca Percobaan : Daftar jumlah piutang masing-masing
pelanggan dan waktunya. Neraca percobaan memperlihatkan umur
piutang dan komponen saldo piutang dari setiap pelanggan sampai pada
tanggal laporannya.
Rekening Bulanan : Dokumen yang dikirim melalui pos/elektronik kepada
pelanggan yang menyatakan saldo rekening awal piutang, jumlah dan
tanggal setiap penjualan, pembayaran tunai yang diterima, memo kredit
yang dikeluarkan, dan saldo akhir.
25
4. Pemprosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
 Memproses dan mencatat penerimaan (meliputi menerima,
menyimpan, dan mencatat penerimaan tunai). Penerimaan tunai
meliputi uang tunai dan cek.
Berita Pengiriman Uang : Digunakan untuk menunjukkan nama
pelanggan, nomor faktur penjualan, dan jumlah faktur ketika
pembayaran diterima. Digunakan untuk mengotorisasi setoran
tunai dan untuk meningkatkan pengawasan terhadap penjagaan
aset.
Daftar Penerimaan Tunai Sementara : Daftar yang dipersiapkan
ketika uang tunai diterima oleh seseorang yang tidak bertanggung
jawab untuk mencatat penjualan, rekening piutang atau uang tunai
dan seseorang yang tidak mempunyai akses ke dalam catatan
akuntansi.
File Transaksi Penerimaan Tunai : Berisi semua transaksi
penerimaan tunai yang diproses dengan sistem akuntansi dalam 1
periode (hari, minggu, atau bulan. Dan berisi informasi yang sama
dengan yang ada pada data transaksi penjualan.
Daftar atau Jurnal Penerimaan Tunai : Laporan yang dibuat dari
data transaksi penerimaan tunai yang berisi semua transaksi
26
dalam berbagai periode.
5. Memproses dan Membukukan Penerimaan Tunai
Memo Kredit : Dokumen yang berisi pengurangan jumlah pembayaran
dari pelanggan,karena barangnya dikembalikan atau ditukar.
Jurnal Retur Penjualan dan Potongan Jurnal yang digunakan
untuk mencatat retur penjualan dan potongan. Jurnal ini
mempunyai fungsi yang sama dengan jurnal penjualan.

6. Menghapus Piutang Tak Tertagih


Formulir Otorisasi Rekening Yang Tak Tertagih Dokumen
yang digunakan secara internal yang berisi kewenangan
untuk menghapusbukukan piutang yang tak tertagih.

7. Menetapkan Piutang yang Tak Tertagih


 Adanya cadangan untuk menentukan piutang yang tak dapat ditagih untuk
periode penjualan yang sekarang merupakan upaya perusahaan jika tidak
dapat lagi menagihnya dimasa yang akan datang.
 Sebagian besar perusahaan, cadangan hutang yang tidak
dapat ditagih merupakan penyesuain manajemen terhadap
cadangan piutang yang tak tertagih pada akhir periode.
27
8. Efek E-Commerce terhadap Siklus Penjualan
dan Penagihan
 Aktivitas manajemen penjualan dan penagihan pada
perusahaan yang menggunakan pasar elektronik maupun
yang masih tradisional adalah sama
 Manajemen akan tetap bertanggung jawab dengan
menggunakan kebijakan akuntansi dan pengawasan internal
ketika beraktivitas dengan menggunakan e-commerce.
 Pada beberapa perusahaan sistem penjualan online
diintegrasikan dengan sistem penjualan tradisional, sedang
pada perusahaan lain membuat sistem pembukuan
akuntansi dan pengawasan internal secara terpisah untuk
penjualan online.
 Auditor harus mampu memahami kunci desain dan
operasional pengawasan internal yang ada pada e-
commerce sebagai tambahan pemahaman terhadap
pengawasan internal dalam siklus penjualan dan penagihan.
28
Pemisahan Fungsi dalam Siklus
Penjualan (1)
A. Otorisasi transaksi penjualan: transaksi penjualan
dimulai dengan adanya “customer order”. “Customer
order” dijadikan dasar untuk penyiapan”sales order”
B. Persetujuan kredit: copy “sales order” dikirim ke
credit department untuk mendapat persetujuan.
Persetujuan diberikan berdasarkan kredit limit dan
kinerja dari pelanggan ybs.
C. Pencatatan penjualan: Bagian Account Receivable
mengelola accounts receivable subsidiary ledger; dan
Bagian General Accounting mengelola general ledger
D. Penyimpanan barang: dilakukan oleh bagian gudang

29
Pemisahan Fungsi dalam Siklus
Penjualan (2) – Suggested List
Fungsi Otorisasi:
Menerima order dari pelanggan
Persetujuan kredit dan penagihan piutang
Fungsi Pencatatan:
Pencatatan penjualan dan proses billing
Pencatatan fisik persediaan
Pengelolaan general ledger accounting records
Pengelolaan detailed accounts receivable records
Fungsi Pengelolaan Fisik Aset:
Persediaan barang (inventory)
30 Pemrosesan cash receipts
METODOLOGI UNTUK MENDESAIN TES KONTROL DAN TES SUBSTANTIF
TRANSAKSI PENJUALAN
TUJUAN 13-4
Dengan pengetahuan ini, sekarang kita dapat mempelajari desain
tes kontrol dan tes substantif transaksi untuk lima kelompok Memahami pengawasan
transaksi di dalam siklus. Metodologi untuk memahami internal, mendesain, serta
pengawasan internal dan desain kontrol dan tes substantif melaksanakan tes kontrol
dan tes substantif transaksi
transaksi penjualan diperlihatkan pada Gambar 13-2
penjualan

GAMBAR 13-2 Metodologi untuk Desain Tes Pengawasan dan Tes Substantif Transaksi Penjualan
Memahami Pengawasan
Internal penjualan

Menilai rencana
Risiko pengawasan

Mengevaluasi keuntungan
Dan kerugian tes pengawasan

Prosedur Audit
Mendesain tes pengawasan
dan tes substantif transaksi Ukuran Sampel
Penjualan untuk mencapai Bagian yang dipilih
Sasaran audit
Waktu
31
GAMBAR 13-3 Bagan Struktur Personil Organisasi Hillsburg Hardware

Dewan Direksi
Direktur Max Mohr
Rick Chulick Mary Mohr
Start Fata

Pembelian dan
Manager Penjualan Pengawas
Pengawasan stok
Bob Jolly Erma Swanson
barang

Penerimaan Pengolah
Tenaga
Pengiriman Pembelian Pemesanan Data
pemasaran
Harry Oscar Reed Pam Dilley Virgil
luar kota
Morton Gillings

32
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dari pengendalian
internal dalam memahami penilaian resiko pengendalian. Ada 4
langkah penting untuk penilaian tersebut.
1. Auditor memerlukan kerangka acuan untuk menilai resiko
pengendalian (kerangka untuk semua kelompok transaksi
yaitu 6 transaksi yang berkaitan dengan audit).
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal dan
kelemahan penting dalam penjualan
3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahan, auditor
menghubungkan keduanya dengan tujuan audit
4. Terakhir, auditor menilai risiko pengendalian pada masing –
masing tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan
kelemahan dari setiap tujuan. Langkah ini penting karena
mempengaruhi keputusan auditor tentang tes pengendalian
33
dan tes substantif
GAMBAR 13-4 Bagan Penjualan dan Penerimaan Hillsburg Hardware

BAGIAN PEMESANAN BAGIAN PENGIRIMAN PENGOLAHAN DATA RESEPSIONOS


Pam Bailley Jim Morton Virgin Gillings

Penerima Menerima
Pesanan Cek
Menyiapkan Kunci Data Data baru
pelanggan
Pesanan Daftar kirim transaksi transaksi rekening
Diprint out barang penjualan penjualan piutang Cek
Pesanan
Pelanggan Jurnal Data
Pencetakan
Penjualan rekening Menyiapkan
CO 2 rekening
piutang daftar
BI 4 sementara
Menyiapkan
Pesanan BI 3
SO 3 Daftar sementara
Pelanggan BI 2
CO Cek
Daftar kirim
barang BI 3
CO Data Kunci
Salinan Inv 2
transaksi Transaksi
SO 4 kirim Pencetakan
Inv 2 penerimaan Penerimaan
3 rekening
SO 3 2 tunai Tunai
Invoice
SO 2
Pesanan Untuk
Pelanggan Pelanggan Jurnal Daftar Form setoran
Penjualan sementara
Untuk Slip setoran
Pelanggan
1 1 2 Daf setoran

Cek
KET 1
Untuk Urutan berdasarkan alfabet
Pelanggan
2 Untuk 3
Urutan berdasarkan normal
34 3
Bank
Urutan berdasarkan tanggal
Tabel 13-2 Transaksi Yang Berkaitan Dengan Sasaran Audit, Pedoman Pengawasan Yang Berlaku, Tes
Pengawasan, Kelemahan, Tes Substantif Transaksi Penerimaan Tunai Hillsburg Hardware

Sasaran Kunci Tes


Audit Pengawasan Pengawasan Substantif
Transaksi yang berlaku Tes Kelemahan Transaksi

Catatan Penjualan Kredit disetujui secara Memeriksa pesanan Terdapat kelemahan Memeriksa
- yang pelanggan sebagai internal dalam jurnal penjualan
sesungguhnya otomatis oleh komputer bukti persetujuan memverifikasi dan data untuk
dikirim kepada dibanding dengan batas pelanggan (13e) berbagai transaksi yang
pelanggan pemberian kredit (C1) kemungkinan tidak umum dan
( keberadaan ) Penjualan didukung Memeriksa faktur pencatatan faktur jumlahnya besar
dengan otorisasi penjualan yang penjualan yang lebih (1)
pengiriman dokumen mendukung daftar dari satu (W1)
dan menyetujui pengiriman barang Menelusuri entri
pesanan pelanggan pesanan pelanggan jurnal penjualan
(C2) (13b) untuk mendukung
Rekening faktur dokumen,
penjualan berurutan (12) termasuk salinan
faktur penjualan,
Jumlah total Memeriksa jumlah daftar pengiriman
kuantitas yang total data sebagai barang, pesanan
dikirim dibandingkan kontrol awal bagi penjualan dan
dengan jumlah pencatat data (8) pesanan
tagihan (C6) pelanggan (14)
Rekening bulanan Memeriksa kembali
yang dikirim kepada rekening bulanan yang
35 konsumen (C9) dikirim (6)
Mencatat setiap Dokumen yang Melaporkan Menelusuri
transaksi penjualan dikirim dicatat dan secara berurutan dokumen yang
( kelengkapan) dilaporkan secara dokumen yang dikirim dengan
mingguan (C5) dikirim (10) menggunakan
jurnal penjualan
Jumlah total kuantitas Memeriksa jumlah untuk mengetahui
yang dikirim total data sebagai mana yang telah
dibandingkan dengan pengawasan awal masuk (11)
jumlah tagihan (C6) bagi pencatat data (8)

Mencatat penjualan Penjualan didasarkan Memeriksa faktur Menelusuri entri


yang barangnya pada otorisasi penjualan dari jurnal penjualan
telah dikirim dan dokumen pengiriman dokumen pengiriman dengan faktur
memeriksa tagihan dan persetujuan (13b) penjualan
dan mencatatnya pesanan pelanggan
(akurasi) (C2) Memeriksa jumlah total Meng-input
data sebagai pengawasan kembali harga ke
Jumlah total awal bagi pencatat data (8) komputer dan
kuantitas pengiriman mencocokkannya
dibandingkan dengan Memeriksa akurasi dan dengan faktur
jumlah tagihan (C6) otorisasi ketepatan penjualan
daftar harga yang
Harga satuan penjualan disetujui (9) Menelusuri detil
yang diperoleh dari data faktur penjualan
daftar harga asli yang dengan
Memeriksa rekening
telah disetujui (C7) menggunakan
bulanan yang
dokumen
dikirim (6)
Rekening dikirim pengiriman (13c),
kepada pelanggan Pesanan penjualan
36 setiap bulan (C9) (13d) Pesanan
pelanggan (13e)
Transaksi penjualan Transaksi penjulan Memeriksa paket Memeriksa salinan
sebaiknya secara internal dokumen untuk verifikasi faktur penjualan
diklasifikasi diperiksa (C9) internal (13b) agar dapat
(klasifikasi) diklasifikasikan
dengan benar (13b)

Penjualan Dokumen pengiriman Melaporkan dokumen Terdapat Membandingkan


tanggalnya dicatat dicatat sementara dan pengiriman secara kelemahan untuk tanggal pencatatan
dengan tepat dilaporkan mingguan berurutan tes pengawasan penjualan pada
(waktu) oleh akuntan (C5) pada pencatatan jurnal penjualan
waktu (W2) dengan salinan
faktur penjualan
dan surat tagihan
(13b dan 13c)
Catatan penjualan Kredit disetujui secaraMemeriksa pesanan Terdapat kelemahan Memeriksa jurnal
yang sesungguhnya otomatis oleh komputer pelanggan sebagai internal dalam penjualan dan data
dikirim kepada dibanding dengan batas bukti persetujuan memverifikasi untuk transaksi yang
pelanggan (yang pemberian kredit (C1) pelanggan (13e) berbagai tidak umum dan
Berlaku) Memeriksa faktur kemungkinan jumlahnya besar (1)
penjualan yang pencatatan faktur
Penjualan didukung Menelusuri entri
mendukung daftar penjualan yang lebih
dengan otorisasi jurnal penjualan
pengiriman barang dari satu (W1)
pengiriman dokumen untuk mendukung
pesanan pelanggan
dan menyetujui pesanan Terdapat dokumen, termasuk
(13b)
pelanggan (C2) Rekening faktur kelemahan untuk salinan faktur
penjualan secara tes pengawasan penjualan, daftar
Jumlah total kuantitas berurutan (12) pada pencatatan pengiriman barang,
yang dikirim waktu (W2) pesanan penjualan
Memeriksa jumlah total
dibandingkan dengan dan pesanan
37 data sebagai kontrol awal
jumlah tagihan (C6) pelanggan (14)
bagi pencatat data(8)
Kunci pengawasan :
-Kemampuan Membagi Tugas Kemampuan membagi tugas berguna untuk
mencegah berbagai kesalahan, baik disengaja maunpun tidak disengaja.
-Otorisasi yang Tepat Auditor harus memperhatikan otorisasi dari tiga titik kunci :
kredit harus benar – benar disepakati sebelum penjualan berlangsung; barang –
barang harus dikirimkan bila telah diotorisasi dengan tepat; dan harga, termasuk
didalamnya, biaya pengiriman, dan diskon harus diotorisasi.
-Kelengkapan Catatan dan Dokumen Dengan sistem ini, hampir tidak ditemui
kesalahan untuk menagih pelanggan jika semua faktur dilaporkan secara periodik
-Dokumen Bernomor Urut (Prenumbered) Bertujuan untuk mencegah kesalahan
penagihan atau pencatatan penjualan dan pembuatan salinan penagihan serta
pencatatannya.
-Laporan Bulanan Agar efektivitasnya maksimum, semua perbedaan saldo di
dalam rekening harus diserahkan pada petugas yang tidak bertanggungjawab
terhadap penanganan uang atau pencatatan penjualan atau rekening piutang.
-Prosedur Verifikasi Internal Penggunaan program komputer atau orang khusus
untuk memeriksa pemrosesan dan pencatatan transaksi yang berhubungan dengan
sasaran audit.
-Ketepatan waktu
-keberadaan
38
Sasaran audit :
• Pencatatan Terhadap Penjualan Yang Terjadi. Untuk sasaran ini, auditor
akan memperhatikan tiga jenis kemungkinan kesalahan : penjualan yang masuk
ke dalam jurnal tetapi tidak dilakukan pengiriman, penjualan yang dicatat lebih
dari sekali, dan pengiriman yang dilakukan untuk pelanggan fiktif dan dicatat
sebagai penjualan
• Pencatatan Penjualan Dimana Pengirimannya Tidak Dilakukan Auditor
dapat menelusuri dari data yang dimasukkan ke dalam jurnal penjualan untuk
meyakinkan bahwa salinan yang menyangkut pengiriman dan dokumen
pendukung lain yang ada.
•Penjualan Yang Dicatat Lebih Dari Sekali Penjualan yang dicatat dua kali
dapat diketahui dengan memeriksa ulang daftar urut nomor dari catatan transaksi
penjualan yang nomornya dicatat dua kali.
• Pengiriman Untuk Konsumen Palsu Penipuan jenis ini biasanya terjadi ketika
orang yang mencatat penjualan juga diberi hak untuk melakukan pengiriman.
Pendekatan efektif lainnya untuk mendeteksi tiga jenis kesalahan tersebut adalah
dengan menelusuri kredit pada berkas induk rekening piutang ke sumbernya.
•Keberadaan Pencatatan Transaksi Penjualan Pada sebagian besar audit,
tidak ada tes substantif transaksi kelengkapan data untuk memeriksa
penggelembungan pendapatan dan aset yang lebih diperhatikan dalam audit
39
transaksi penjualan dibanding pengecilannya.
Penjualan dicatat dengan akurat Pencatatan dengan akurat transaksi penjualan
yang menyangkut jumlah pengiriman barang yang dipesan, pembuatan tagihan
dengan akurat untuk jumlah barang yang dikirim, dan mencatat dengan akurat
jumlah tagihan di dalam pembukuannya. Tes substantif dalam tiap audit akan
memastikan apakah setiap aspek telah dibuat dengan akurat.

Pencatatan Penjualan Yang Sesuai Dengan Klasifikasinya Pada umumnya


tes penjualan untuk kesesuaian klasifikasi merupakan bagian dari tes akurasi.
Auditor menguji dokumen pendukung untuk menentukan klasifikasi yang tepat
dari satu transaksi dan membandingkannya dengan rekening yang didebet.

Penjualan Dicatat dengan Tanggal Yang Benar Penjualan yang harus ditagih
dan yang dicatat segera setelah pengiriman dilakukan akan mencegah hilangnya
transaksi dengan tidak sengaja dari catatan dan untuk memastikan bahwa
penjualan dicatat pada periode yang sesuai

Transaksi Penjualan Harus Dimasukkan di Dalam Berkas Induk dan Direkap


Dengan Benar Mencantumkan dengan tepat semua transaksi penjualan ke
dalam berkas induk piutang sanatlah penting karena keakuratan dalam
40
pencatatannya akan mempengaruhi kemampuan klien untuk menagih piutang
yang belum dilunasi.
Transaksi Yang Berkaitan Dengan Sasaran Audit :
Transaksi (Kolom 1) Walaupun beberapa pengawasan internal memenuhi lebih dari satu
tujuan, namun perlu dipertimbangkan sisi masing-masing sasaran secara terpisah untuk
memudahkan penilaian risiko pengawasan yang lebih baik.
Kunci Pengawasan Internal (Kolom 2) Jika pengawasan penting untuk memenuhi salah satu
sasaran tidak memadai, maka kemungkinan kesalahan yang berkaitan dengan sasaran ditingkatkan
dengan mengabaikan pengawasan untuk sasaran lain
Tes Pengawasan (Kolom 3) Untuk setiap pengawasan internal pada kolom 2, auditor mendesain
sebuah tes pengawasan untuk memverifikasi efektivitasnya.
Kelemahan (Kolom 4) Kelemahan yang diidentifikasi oleh auditor mengindikasikan tidak adanya
pengawasan yang efektif. Auditor ada yang merespon kelemahan di dalam pengendalian internal
dengan memperluas tes subtantif transaksi untuk menentukan apakah kelemahan hasil dari
kesalahan yang signifikan.
Tes Substantif Transaksi (Kolom 5) Tujuan tes ini akan menentukan apakah ada kesalahan
keuangan di dalam transaksi penjualan. Tes subtantif transaksi tidak secara langsung berhubungan
dengan kunci pengawasan atau kolom tes pengawasan, tetapi luasnya tes subtantif transaksi
tergantung pada keberadaan pengawasan dan hasil tes pengawasan.

Untuk merubah format isian desain program menjadi format kinerja audit program yang dapat
diterapkan, prosedur harus dikombinasikan. Kombinasi tersebut akan dilakukan sebagai berikut :
 Hapus prosedur yang ganda
 Pastikan bahwa setiap dokumen akan diuji, semua prosedur akan diterapkan pada dokumen dan

41 akan selesai pada waktu itu juga


RETUR PENJUALAN DAN PENUKARAN BARANG
Untuk retur penjualan dan pengurangan harga, penekanan
umum biasanya pada tes keberadaan pencatatan transaksi
untuk membuka beralihnya uang tunai yang ditarik dari
rekening piutang yang disembunyikan melalui retur penjualan
dan pengurangan harga yang fiktif.
Walaupun penekanan untuk audit pada retur penjualan dan
pengurangan harga sering dilakukan dengan tes keberadaan
pencatatan transaksi.
Retur penjualan dan pengurangan harga yang tidak dicatat
bisa bersifat material dan dapat digunakan oleh manajemen
perusahaan untuk menekan pendapatan bersih.

42
Tujuan Audit Untuk Sales Return and
Allowance

Tujuan audit dan prosedur untuk mengaudit retur


penjualan (sales return and allowance) sama
dengan tujuan audit dan metodologi untuk
Penjualan (sales)

A. Internal Control untuk Existence


B. Internal Control untuk Completeness

43
44
45
46
METODOLOGI UNTUK MENDESAIN TES PENGENDALIAN
DAN TES SUBSTANTIF TRANSAKSI PENERIMAAN UANG
TUNAI
Tes pengendalian tergantung identifikasi auditor terhadap
pengendalian dan tingkat pengurangan risiko pengendalian
yang mereka percayai.
Bagian penting yang menjadi tanggungjawab auditor dalam
melakukan audit penerimaan uang tunai adalah 
mengidentifikasi kelemahan pengendalian internal (penipuan).
Jenis penyalahgunaan uang yang paling sulit dideteksi adalah
 terjadi sebelum uang dicatat dalam jurnal penerimaan uang
tunai atau dalam daftar lainnya, terutama jika tanda terima dan
penerimaan uang tunai dicatat serempak.
Yang dilakukan adalah  melacak berita pengiriman yang diberi
nomor, daftar penerimaan tunai sementara, catatan jurnal
penerimaan uang tunai dan ke bagian catatan rekening piutang
47 sebagai tes substantif pencatatan penerimaan uang tunai.
GAMBAR 13-6 Matrik Risiko Pengawasan Penerimaan Uang Tunai pada Perusahaan Hillsburg Hardware
PENERIMAAN UANG TUNAI YANG MENJADI SASARAN AUDIT
Pencatatan Penerimaan Penerimaan Transaksi Penerimaan Penerimaan tunai
penerimaan tunai tunai dicatat tunai di setor penerimaan tunai dicatat benar-benar masuk
sebagai simpanan pada jurnal dalam jumlah tunai diklasifikasi sesuai dengan ke dalam data
yang diterima penerimaan yang sama secara tepat tanggalnya rekening piutang dan
perusahaan tunai kas (akurasi) (klasifikasi) (waktu) rekapitulasi dengan
(keberadaan) (kelengkapan) tepat (pembukuan
PENGAWASAN INTERNAL
dan rekapitulasi)
Akuntan merekonsiliasi rekening
C C
bank secara independen
Daftar penerimaan uang disiapkan (C2) C
Cek disahkan secara ketat (C3) C
Jumlah total setiap penerimaan tunai
dibandingkan dengan hasil rekapitulasi C C C
rekening di komputer (C4)
Rekening dikirim kepada pelanggan
C C C
setiap bulan (C5)
Transaksi penerimaan uang tunai C
diverifikasi secara internal (C6)
Prosedur mengharuskan pencatatan
C
kas setiap hari (C7)
Komputer secara otomatis
memasukkan transaksi pada catatan
tambahan rekening piutang dan pada C
buku besar (C8)
Berkas induk piutang disesuaikan
dengan buku besar yang dilaporkan C
setiap bulan (C9)

Daftar sementara penerimaan uang


tunai tidak digunakan untuk W
memverifikasi penerimaan tunai
Penilaian terhadap risiko
Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah
48
pengawasan Rendah
C = Pengawasan ; W = Lemah
TABEL 13-3 Transaksi yang berkaitan Dengan Sasaran Audit, Petunjuk Pengawasan yang Berlaku,
Tes Pengawasan, Kelemahan, Tes Substantif Transaksi Penjualan Hillsburg Hardware
Sasaran Hasil Petunjuk pengawasan
yang berlaku Pengawasan Tes Kelemahan Tes Substantif Transaksi
Audit Transaksi
Meneliti apakah
Pencatatan Akuntan merekonsiliasi akuntan Memeriksa jurnal
penerimaan uang rekening bank (C1) merekonsiliasi penerimaan tunai dan data
tunai sebagai dana rekening bank (3) transaksi yang tidak biasa
yang benar-benar Jumlah total dan jumlahnya besar (1)
diterima perusahaan penerimaan uang tunai Memeriksa jumlah
(keberadaan total data sebagai Menelusuri entri
dibandingkan dengan
kontrol awal bagi penerimaan tunai dari
rekapitulasi laporan
pencatat data (8) entri jurnal penerimaan
komputer (C4)
uang tunai hingga ke
rekening bank (19)
Menyiapkan bukti
penerimaan uang tunai (18)

Penerimaan uang Daftar sementara Meneliti daftar Daftar sementara Peroleh daftar sementara
tunai dicatat pada penerimaan uang tunai sementara penerimaan kas tidak penerimaan tunai dan
jurnal penerimaan disiapkan (C2) uang tunai (4) digunakan untuk menelusuri jumlahnya
tunai membuktikan pada jurnal penerimaan
Cek disahkan secara Meneliti keabsahan
(kelengkapan) penerimaan uang tunai, ke rekening bank
ketat (C3) yang dibuat oleh
tunai (W1) (15)
Jumlah total bagian pembukuan (5)
penerimaan uang tunai Memeriksa jumlah total
dibandingkan dengan data sebagai kontrol
rekapitulasi rekening di awal bagi pencatat data
komputer (C4) (8)
Rekening koran
dikirim kepada
Memeriksa apakah
pelanggan setiap
rekening bulanan
bulan (C5)
telah dikirim (6)
49
50
Tujuan Audit untuk Transaksi Penagihan Kas

A. Existence
B. Completeness
C. Accuracy
D. Classification
E. Timing
F. Posting and Summarization

51
A. Existence Transaksi Penagihan Kas

Ø Test of control – Observe (amati) apakah akuntan


telah merekonsiliasi bank account.
Ø Substantive test – Trace penjurnalan penerimaan
kas ke bank statement (rekening koran).

B. Completeness Transaksi Penerimaan Kas

Ø Test of control – Observe (amati) prelisting of cash


receipts.
Ø Substantive test – bandingkan prelisting of cash
receipts dengan duplicate deposit slip.
52
C. Accuracy Transaksi Penerimaan Kas
Ø Test of control – Observe (amati) apakah akuntan
telah melakukan rekonsiliasi account bank (ledger
dengan rekening koran).
Ø Substantive test – bandingkan antara bukti
penerimaan kas (cash receipts) dengan rincian bukti
penerimaan dalam rincian rekening koran.

D. Classification Transaksi Penerimaan Kas


Ø Test of control – Examine (telaah) bukti-bukti
verifikasi internal.
Ø Substantive test – Examine (telaah) bukti
transaksi untuk menguji kebenaran klasifikasi
53
account.
E. Timing Transaksi Penerimaan Kas
Ø Test of control – amati penerimaan kas yang belum
tercatat pada suatu waktu untuk mengetahui kapan
transaksi itu dicatat.
Ø Substantive test – bandingkan tanggal penerimaan
pada rekening koran dengan tanggal cash receipts
journal dan prelisting of cash receipts.
E. Posting and Summarization Transaksi
Penerimaan Kas
Ø Test of control – Examine (telaah) bukti bahwa
accounts receivable master file telah direkonsiliasi
dengan general ledger.
Ø Substantive test – Lakukan footing dan cross
footing terhadap cash receipts journal dan trace jumlah
54
totalnya ke general ledger
Hal-hal Lain yang Perlu Diperhatikan

A. Lapping of Accounts Receivable


B. Audit Tests for Uncollectible Accounts

55
A. Lapping of Accounts Receivable
Lapping dilakukan untuk menutupi adanya pencurian
kas, dimana seorang pegawai menunda pencatatan
penerimaan kas dari satu customer dan menutupi
kekurangan dengan penerimaan dari customer lain.
Dapat dideteksi dengan membandingkan nama,
jumlah, dan tanggal yang tercantum dalam remittance
advices dengan cash receipts journal dan deposit
slips.

56
B. Pengujian Audit untuk Uncollectible Accounts
(Piutang Tidak Tertagih)

Perhatian utama adalah pada pencurian kas


yang dilakukan dengan menghapus (write-off) piutang
yang sebenarnya sudah dapat ditagih.
Pengujian audit harus dilakukan untuk menilai
keabsahan otorisasi pernghapusan piutang. Biasanya
dilakukan dengan menelaah aging schedule dan
dokumentasi yang terkait koresponsendi dengan
customer yang piutangnya dihapuskan.
Setelah auditor menilai bahwa penghapusan
piutang telah mendapat otorisasi semestinya, auditor
juga harus memverifikasi journal entries dan postings
dalam
57 general dan subsidiary ledgers.

You might also like