You are on page 1of 63

BST-CBD-MINI CEX

G1P0A0 PARTURIEN ATERM (36-37


MINGGU) KALA I FASE AKTIF DENGAN
KPD DAN JANIN LETAK SUNGSANG
Janice Setiawan
1315095

Pembimbing:
dr. Hj. D. Dian Indahwati, Sp.OG

Ilmu Kesehatan Kebidanan dan Kandungan


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
RS Immmanuel
Bandung
2018
Identitas Pasien
• Nama Pasien : Ny. D.S
• Usia Pasien : 23 tahun
• Pekerjaan Pasien : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : SLTA
• Nama Suami : Tn. A. P
• Pekerjaan Suami : Karyawan
• Tinggi Badan : 150 cm
• Berat Badan sekarang : 62 kg
• Berat Badan sebelum hamil : 43 kg
• BMI : 27,5 kg/m2
• Dokter Penanggung Jawab Pelayanan :
dr. T, Sp.OG (K)
Anamnesis
• Keluhan Utama : keluar cairan dari jalan lahir
• Anamnesis Khusus :
G1P0A0, mengaku hamil 9 bulan datang dengan
keluhan keluar cairan dari jalan lahir sejak kurang lebih 3
jam sebelum masuk IGD rumah sakit Immanuel. Cairan
berwarna bening. Disertai dengan darah bercampur
lendir. Disertai mulas yang semakin sering dan kuat.
Pasien membawa rujukan dari bidan pukul 3 pagi dan
dikatakan janinnya mengalami letak sungsang .
• Hari Pertama Haid Terakhir : 27 Oktober 2017
• Taksiran lahir : 03 Agustus 2018
• Siklus haid : Teratur, 28 hari, lamanya
4-7 hari, nyeri (-)
• Riwayat Prenatal Care : PNC ke bidan 1bulan
sekali
• Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi (-), DM (-),
Asma (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi (-), DM (-),
Asma (-)
• Riwayat Keluarga Berencana : Tidak menggunakan
KB
• Riwayat Operasi :-
• Riwayat Alergi : Tidak ada
• Golongan Darah :O
• Riwayat Pernikahan : 1x, selama 2
tahun
Riwayat Obstetri
Perkawina Persalina Lama Penolong Jenis JK BBL (gr) Umur Keadaan
n ke- n ke- Kehamila Persalina
n (bulan) n
1 Hamil
ini
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis :
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital :
• Tekanan Darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 86x/menit
• Respirasi : 20x/menit
• Suhu : 36,5°C
• Kepala : Konjungtiva anemis
-/-, sklera ikterik -/-
• Thorax :
• Cor : Bunyi jantung murni, murmur

• Pulmo : VBS kanan=kiri, Rh-/-, Wh-/-
• Abdomen : cembung gravid, BU (+)
• Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 “
oedema -/-
Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar:
• TFU : 32 cm
• LP : 96 cm
• Letak janin : memanjang
• His : + (2-3x selama 20 detik
dalam 10 menit)
• BJJ : 12-12-12x/menit
• TBBJ : 3255 gram
• Leopold I : Teraba bagian keras,
bundar, melenting
• Leopold II : Teraba bagian dengan
tahanan terbesar di
sebelah kiri
• Leopold III : Teraba bagian lunak, kurang
bundar, kurang
melenting
• Leopold IV : Divergen
Pemeriksaan Dalam :
• V/V : tidak ada kelainan
• Portio : tipis, lunak, 75%
• Pembukaan : 4-5 cm
• Ketuban : Tidak ada  saat keluar
bewarna: jernih
• Presentasi: Bokong
• Hodge 1 +
Diagnosis
G1P0A0 Parturien aterm (36-37 Minggu) Kala I Fase Aktif
dengan KPD dengan Janin Letak Sungsang
Usul Pemeriksaan Penunjang
• Hematologi Rutin  Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Waktu
pembekuan, dan Waktu perdarahan
• Urinalisis  makroskopis dan mikroskopis
• Nitrazine test
• USG
• NST
Usulan Penatalaksanaan
• Rawat inap
• Observasi TTV, DJJ, dan pembukaan
• Rencana Terminasi Kehamilan  Induksi persalinan
secara spontan
Prognosis
Ibu
• Quo ad Vitam : ad Bonam
• Quo ad Functionam : ad Bonam
• Quo ad Sanationam : dubia ad Bonam

Janin
• Quo ad Vitam : ad Bonam
• Quo ad Functionam : ad Bonam
KETUBAN PECAH DINI
Definisi
• KPD : robeknya selaput khorio-amnion dalam kehamilan
(sebelum onset persalinan berlangsung)
• Dibagi menjadi:
• PPROM (Preterm Premature Rupture of Membrane)  Ketuban
pecah saat usia kehamilan <37 minggu
• PROM (Premature Rupture of Membrane)  Ketuban pecah saat
usia kehamilan ≥37 minggu
Etiologi
1. Metalo Matrix Protein (MMP)
2. INFEKSI
3. REGANGAN/TRAUMA
Faktor Risiko
• Kulit putih > kulit hitam
• Sosial ekonomi rendah
• Merokok selama kehamilan
• Pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya +/-
tanpa KPSW
• Mengalami pendarahan pada vagina
• Distensi rahim
• Perdarahan pada trimester pertama/kedua
• Operasi pada serviks sebelumnya
• Serviks yang pendek
• Penyakit jaringan ikat (Leisch-Nyhan)
• Ehlers-Danlos syndrome
• Adanya infeksi
• Frekuensi pemeriksaan dalam yang sering
Patognesis
• Kelainan pada jaringan ikat dan desifiensi nutrisi 
Perubahan pada selaput Janin
• Degenerasi Kolagen meninggkat  Perubahan pada
selaput Janin
• Infeksi, hormonal, apoptosis, peregangan selaput janin 
Perubahan pada selaput Janin
Kriteria Diagnosis
• Umur kehamilan >20 minggu
• Keluar cairan ketuban dari vagina
• Inspekulum : Cairan ketuban (+) dari ostium uteri
eksternum
• Nitrazine Test : kertas menjadi biru
• Mikroskopis : Lanugo & verniks kaseosa (+)
PP
• USG  jumlah cairan ketuban (indeks cairan amnion),
usia kehamilan, presentasi janin, berat janin,
kesejahteraan janin, letak plasenta, kelainan kongenital
janin
• Fern test
• Nitrazine test
KPD
Penatalaksanaan
≥37 minggu
20 - < 28 28 – 36
minggu minggu

Pengelolaan
Pengelolaan Konservatif Aktif
Aktif Rawat inap 2
hari
Tanpa His (+),
Komplikasi Infeksi
lain

PNC Tiap Pengelolaan


Minggu Sampai Pulang dengan
Aktif
Minggu 37 Saran
• Pulang dengan Saran:
1. Tidak Coitus
2. Tidak Irigasi Wanita
3. Kontrol bila ada tanda infeksi
4. Kick Count Test
Konservatif
• Tidak ada penyulit (ibu dan janin), usia kehamilan 28-34
minggu, dirawat 2 hari
• Dilakukan :
• Observasi tanda infeksi (amnionitis)
• Ibu : Suhu >38oC, takikardi, leuoksitosis, nyeri rahim, sekret vagina
purulen
• Janin : takikardi
• Observasi tanda persalinan
• Antibiotik  Sefadroxil 2x500m, eritromisin 4x500 mg selama 3-5
hari
• USG
Bila ada indikasi untuk melahirkan janin :
• Obat pematangan paru janin  Deksametason 6mg tiap 12 jam (IM),
sampai 4 dosis, Betametason 12mg (IM) sampai 2 dosis dengan
interval 24 jam
• Obat proteksi otak janin  loading dose 4mg MgSO4 dilarutkan ke
dalam 100cc RL, diberi selama 15-20 menit. Setelah habis loading
dose dilanjutkan rumatan dengan dosis 8 gr dalam 500cc RL.
Tetesan 20 gtt/menit selama 4 jam.
Aktif
• Terminasi kehamilan
• Usia kehamilan >12minggu – 20 minggu:
• Misoprostol 200 mg intravagina, diulang satu kalu setelah 6 jam
sesudah pemberian pertama
• Batang laminaria selama dua belas jam
• Kombinasi batang laminaria + Misoprostol atau tetes oksitosin 10
IU dalam 500cc dekstrose 5% mulai 20 tetes/menit sampai
maksimal 60 tetes/menit
• Usia kehamilan 20-28 minggu
1. Misoprostol 100mg intravagina diulang satu kali setelah enam
jam pemberian pertama
2. Batang laminaria selama 12 jam
3. Tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes/menit
sampai maksimal 60 tetes/menit
4. Kombinasi 1+3 (Janin hidup atau mati) atau 2+3 (Janin mati)
• Usia kehamilan >28 minggu
• Misoprostol 50 mg intravagina diulang satu kali setelah enam jam
sesudah pemberian pertama
• Tetes Oksitosin 5 IU dalam dekstorse 5% mulai 20 tetes/menit
sampai maksimal 60 tetes/menit untuk primi dan multi gravida, 40
tetes untuk grande multigravida sebanyak 2 labu.

• Dilakukan SC
Pencegahan
• Menghindari infeksi
• Menghindari trauma
• Tidak merokok
• Mendapat gizi yang cukup
Prognosis
• Jika aterm, semakin cepat menuju ke persalinan
• Umur kehamilan lebih dari 32 minggu → baik selama
tidak ada komplikasi
• Jika terjadi pada trimester ke II → kurang baik
• Berulang pada kehamilan berikutnya sebesar 21-32%
LETAK SUNGSANG
Definisi Pembagian
• Letak memanjang • Letak bokong murni
dengan bokong sebagai (Frank Breech)
bagian terendah
• Letak bokong kaki
( presentasi bokong )
(Complete Breech)
• Letak lutut
(Incomplete Breech)
• Letak kaki
Pembagian
plasenta di daerah
kornu fundus uteri
hamil kembar kelainan bentuk
kepala

multiparitas
plasenta previa

Etiologi
bentuk rahim
abnormal
panggul sempit

prematur hidramnion
Diagnosis
• Anamnesis
• Gerakan anak terasa di bagian perut bawah,
dibawah pusat. Terasa benda keras ( kepala )
yang mendorong iga.
• Palpasi
• Fundus uteri : teraba kepala
• Di atas simpisis : teraba bagian yg < bundar &
lunak
• Auskultasi
• BJ terdengar pd punggung anak setinggi pusat
Score New Man
0 1 2 Score %
keberhasilan
0-2 0
Paritas 0 1 ≥2 3 14
Dilatasi (cm) ≥3 1-2 0 4 35
5 60
TBBA <2500 2500-3500 >3500
6 64
Lokasi Anterior Posterior Lateral/fundus
Plasenta 7 68

Station ≥-1 -2 ≤-3 8 80


9-10 100
Zatuchni dan Andros

0 1 2

Paritas Primi Multi

Umur kehamilan > 39 mg 38 mg <37 mg

TBBA >3630gr 3629-3176gr <3176gr

Pernah letak Tidak 1 kali > 2kali


sungsang (2500gr)

Pembukan serviks <2cm 3cm >4cm

Station <-3 -2 -1 atau lebih


rendah
Versi Luar
SYARAT PARTUS PERVAGINAM
PADA LETAK SUNGSANG

• janin tidak terlalu besar


• tidak ada suspek CPD
• tidak ada kelainan jalan lahir
Mekanisme Persalinan
• Garis pangkal paha masuk PAP. Pantat depan memutar
ke depan, terjadi laterofleksi badan
• Pantat depan dalam vulva dengan trokhanter depan
sebagai hipomoclion dan laterofleksi badan  lahir
pantat belakang pada pinggir perineum  lahir pantat
depan
• Punggung berputar ke depan, bahu masuk PAP  putar
bahu sampai ukuran bisacromial pada posisi AP PBP
• Saat bahu lahir kepala fleksi, masuk ke PAP, kepala
putar paksi sehingga kuduk terdapat di bawah simpisis
dan dagu sebelah belakang
• Kemudian lahir : dagu, mulut, hidung,dahi, dan belakang
kepala
Macam Persalinan
• Spontan
• Ekstraksi parsiil / manual aid
• Ekstraksi
• SC
PERTOLONGAN PERSALINAN
SPONTAN (BRACHT)
1. Tahap pertama : lahirnya bokong
sampai umbilikus

2. Tahap kedua : fase cepat, lahirnya umbilikus


sampai mulut, bayi harus dilahirkan cepat
karena tali pusat terjepit oleh kepala bayi di
PAP (batas waktu 8 menit)
• 3. Tahap ketiga : fase lambat, lahirnya mulut
sampai seluruh kepala.

Untuk menghindari terjadinya perdarahan


intrakranial (ruptura tentorium cerebelli) akibat
dekompresi yang mendadak.

Teknik : hiperlordosis badan bayi


• Keuntungan :
1. tangan penolong tidak masuk
jalan lahir  risiko infeksi 
2. mendekati persalinan fisiologik,
me(-)i trauma pada janin

• Kerugian :
1. 5-10% mengalami kegagalan
2. tidak dilakukan pada panggul sempit, janin
besar, jalan lahir kaku (primipara), nuchal arm
(lengan menjungkit)
PARTIAL BREECH EXTRACTION
• Indikasi :
1. bila pertolongan secara Bracht gagal
2. rintangan bahu
• Tahapan :
1. Tahap pertama
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan memakai
tenaga penolong secara klasik (Deventer), Mueller
atau Lovset.
3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dengan cara
Mauriceau-Veit-Smellie, Najouk, Wigand Martin-
Winckel, Prague terbalik, atau dengan forceps Piper
• Teknik cara klasik
melahirkan bahu dan lengan belakang lebih
dahulu, karena lengan belakang berada di
ruangan yang lebih luas (sakrum), baru
kemudian melahirkan lengan depan yang
berada di bawah simfisis. Bila lengan depan
sukar, maka lengan depan diputar menjadi
lengan belakang, yaitu dengan memutar
gelang bahu ke arah belakang dan kemudian
lengan belakang ini dilahirkan
• Teknik cara Mueller
melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu
dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu
dan lengan belakang.
• Teknik cara Lovset
Prinsip : memutar badan janin dalam setengah
lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi
cunam ke bawah sehingga bahu yang
sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir
di bawah simfisis.

• Keuntungan :
1. sederhana dan kegagalan jarang
2. tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan
lahir, sehingga risiko infeksi minimal.
• Cara Mauriceau-Veit-Smellie
Tangan penolong dimasukkan dalam jalan
lahir, jari tengah dimasukkan dalam mulut, jari
telunjuk dan jari manis mencekam fossa
kanina, sedangkan jari lain mencekam leher
• Cunam Piper
Ekstraksi
• Ekstraksi pada kaki ( pinard )
• Ekstraksi pada bokong
SC
• Indikasi
- panggul sempit
- anak yg besar
primi TBBA > 3500 g
multi TBBA > 4000 g
- tali pusat menumbung
- anak mahal
Terapi
• Paling penting : Perbaiki letak sebelum persalinan
(during pregnancy and labor )
KOMPLIKASI YANG MUNGKIN
TERJADI
1. Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium,
air ketuban
2. Prolaps foeniculi
3. Asfiksia
4. Kerusakan jaringan otak
5. Fraktur pada tulang-tulang bayi
6. Cedera pleksus brakialis, hematoma
otot-otot.
Prognosis

• Ibu : ruptur perinei mungkin terjadi


• Anak :
• Buruk  anak besar & primi gravida
TERIMA KASIH

You might also like