You are on page 1of 35

PSIKOLOGI SOSIAL

TERAPAN
Kuliah Gabungan VII
25 Mei 2005

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 1


Buku-buku
 Oskamp, Stuart & Schultz, P.
Wesley, 1998: Applied Social
Psychology, New Jersey: Prentice
Hall
 Sarwono, Sarlito W., 1998: Psikologi
Sosial: Psikologi Kelompok dan
Psikologi Sosial Terapan, Jakarta:
Balai Pustaka, Bab VII
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 2
Definisi Psikologi Sosial
Terapan:
 Galileo: All science must be applied science,
the goal of which is to lighten the work of
everyday life.
 Oskamp & Schulz: applied social psychology
is application of social psychological
methods, theories, principles, or research
findings to understanding or solution of social
problems.
 Applied works begin with a group or societal
problem, not just with scientific curiosity.

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 3


Terapan psikologi sejak
dulu:
 Phrenologi
 Mesmerisme
 Test “individual difference” (J. McKeen
Cattell, 1890)
 Klinik psikologi pertama: utk kasus
alkoholics (Lightner Witmer, 1896)
 Test “Army Alpha” (Perang Dunia I dan II)
 Prof. Slamet Iman Santoso: “The right
man in the right place” (1953)

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 4


Psikologi Sosial Terapan
 Hollander (1979):
 attitude toward nuclear,
 opinions about political leaders,
 predictions of long term job performance,
 group functioning on lengthy space flights.
 Claude Levy-Leboyer (1988):
 TV presentation on anti alcoholism,
 reasons of high turn over of nurses in hospitals,
 vandalism to public phone booths,
• Next slide

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 5


 Judith Rodin (1980):
 energy use,
 overcrowding cities,
 poverty,
 crime,
 consequences of obesity
 Zimbardo (1977):
 Personal shyness
 Others:
 Team building,
 improvement of working quality,
 government policies,
 improvement of health care,
 educational innovations, etc

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 6


Penelitian dan Terapan Psi. Sos
di FPsi UI
 Rumah susun  Pasca trauma Tsunami
(Pusat Krisis)
 3 in 1
Disertasi:
 Konflik Ambon  Tawuran pelajar (Dr.
 Konflik Kalbar Winarini Mansur)
 Hubungan antar umat  Kebersihan/sampah (Dr.
beragama Istiqomah Wibowo)
 Baku Bae di Ambon  Merokok pada remaja (Dr.
Siti Purwanti)
 Perilaku seks remaja
 Penghakiman massa (Dr.
 Sistem seleksi calon Zainal Abidin)
anggota Polri  Religious Coping (Dr.
 Merjer KPK Wilman Dahlan)
 dll
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 7
Dua macam Psikologi
Empirik:
 Psikologi Laboratorium:
 Mengapa dan bagaimana suatu perilaku
terjadi
 Psikologi Terapan:
 Mengubah perilaku melalui intervensi
psikologi

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 8


Typical Features of Applied
Social Psychology
 Problem orientation
 Value orientation:
Psikologi Sosial tidak bebas nilai, contoh:
 Penelitian anti-narkoba

 Intervensi soial terhadap “khitan wanita”

 Social utility:
Action research, contoh: T-Group training
(K.Lewin)
• Next

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 9


 Focus on Social Situations
 Broad approach:
 Comprehensive
 Inclusive
 Whole range of variables
 Field settings:
 Contrast to the artificial atmosphere of most
laboratory experiments
 Practical cosiderations:
 Hasil yang bisa digenaralisasikan dengan biaya,
waktu dan tenaga yang terbatas.

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 10


Comparison between basic and
applied research (Leonard Bickman,
1981)
Purposes Gaining Knowledge Solving problems
Relationship between Large effects
variables Prediction
Determining causes

Activities Theory development Program development


Theory testing Program evaluation

Context University Industrial/business


Laboratory Field
Not time bound Real time constraints
Short duration study Long duration study
Long duration program Short duration programs
Initiated by researcher Initiated by sponsor
Unidisciplinary Multidisciplinary

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 11


Comparison between basic and
applied research (continued)
Methodologies Experimental Quasi experimental
High precision Low precision
Behavioral Self reports
emphasis Multiple methods
Single method External validity
Internal validity
Participants Specialists Generalists
Solitary Team orientation
Peer orientation Client orientation
Medium
High compensation
compensation
High prestige Medium prestige
Evaluation by Evaluation by
publications experience
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 12
Functions of theories:
 Provide ideas, guide steps in
research
 Help understand findings (like map
of unfamiliar city)
 Predicting what will happen
 Control events

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 13


Roles and activities of
Applied Social Psychology
 Research
 Evaluation
 Consultation and Change Agent
 Policy advice
 Management of organizations
 Social activism (LSM)

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 14


Konflik antara Applied vs
Theoretical Soc. Psy.
 Dimulai tahun 1936 dengan berdirinya SPSSI
(Society for Psychological studies on Social
Issues), termasuk K. Lewin sebagai anggotanya.
 Memuncak pada tahun 1947, di antara para
pengikut K. Lewin, beberapa tahun sebelum Lewin
meninggal.
 Praktisi mengembangkan terus teknik T-group
 Peneliti kembali ke laboratorium
 Akhir-akhir ini sudah mulai saling mendekat,
dengan ditemukannya metode-metode yang
sekaligus bisa meliput penelitian teori dan applied,
misalnya: Large scale multivariate research

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 15


Problems for Applied Social
Psychology
 What is the evidence?
 Is the Evidence Generalizable?
 Unintended consequences
 Ethical issues
• Next

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 16


Masalah Etika
 Siapa yang menentukan baik/buruk?
 Apa kriteria baik/buruk?
 Apa hak psikolog untuk menentukan
baik/buruk?
 Apa hak psikolog untuk mengubah
perilaku orang lain?
 Dalam terapan psikologi sosial psikolog
harus menghadapi 2 pihak atau lebih:
 Tidak boleh memihak
 Tidak boleh memaksakan nilainya sendiri
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 17
Theories in Applied Social
Psychology
 Constructs:
 Measurement of abilities
 Interests, Values and Motives
 Principles:
 Approach-avoidance conflict
 Foot-in-the-door and Door-in-the-Face
 Public commitment
 Expectations
 Theories of Social Influence:
 Learning theories
 Theories of Persuasion
 Cognitive dissonance theory
 Reactance theory
 Theories of normative influence
• Next

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 18


 Theories of Social Cognition:
 Attitudes
 Stereotypes
 Adaptation-Level Theory
 Social Comparison Theory
 Attribution Theory
 Theories of Social Relations:
 Equity Theory
 Role Theory
 Group Process Theories
 Theories of Organizational Behavior
 Theories about Communities

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 19


Psikologi dan Hukum
Kesenjangan antara kehidupan riil dengan revisi/produk hukum:
 UU Lalulintas 1962 vs 1992
 UU Kartu Kredit: belum ada
 UU Perkawinan 1974:
 Perkawinan antar agama
 Poligami
 KUHP
 Melarang kontrasepsi
 Tidak melarang hubungan seks pra/ekstra-nikah
 PP 5/1974 vs Otonomi daerah
 Hukum Agraria vs Hak Ulayat
 UU No 2/2002 tentang Kepolisian: polisi sipil vs perilaku polisi
yang militeristik
 UU HAKI: Individualisme vs Kolektivisme

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 20


Psikologi dan Kepolisian
 Teknik interogasi
 Bimbingan/kemitraan masyarakat:
 Polisi masuk sekolah
 Siskamling
 Satpam
 PHH (Pengendalian Huru-Hara) dan Rusuh Massa
 Negosiasi
 Anti Terorisme
 Gegana
 Lalu-lintas:
 3 in 1
 Jembatan penyeberangan
 PKL

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 21


Psikologi Massa di
Pengadilan
 Kasus “Upington 26” (Pengadilan Afrika Selatan):
 Penghakiman massa atas diri polisi sampai tewas di kota
Pabello, 13 Nop. 1985
 Pembela: para terdakwa tidak bersalah karena berada
dalam pengaruh “Psikologi Massa”/deindividuasi.
 Jaksa dan saksi ahli: Terdakwa tetap bersalah karena tetap
harus bertanggung jawab atas perilakunya sendiri.
 Dalam kasus lain di Afsel:
 Penghakiman massa sampai mati atas 4 orang karyawan
perusahaan kereta api karena tidak mau ikut mogok
 4 terdakwa dibebaskan karena dalam pengaruh psikologi
kelompok, 4 terdakwa dihukum mati

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 22


Masukan Psikologi dalam
Hukum di Indonesia
 UU Kesejahteraan Anak
 UU anti kekerasan Domestik
 UU Kependudukan
 UU Penyiaran
 UU Lingkungan Hidup
 UU Anti terorisme

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 23


Hasil-hasil penelitian
psikologi kepolisian
 Crime rate versi polisi lebih rendah dari versi
masyarakat
 Etnisitas dan jenis kelamin bukan prediktor
terhadap sikap negatip terhadap polisi.
Prediktornya adalah pelayanan pada
masyarakat.
 Polisi yang bertugas diudara panas lebih
bersikap negatip thd pelanggar
 Penempatan polisi selama 1 tahun tidak
mengurangi kecemasan thd. Kejahatan, tetapi
meningkatkan hubungan polisi-masyarakat
 dll
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 24
Mengapa kejahatan tidak
dilaporkan?
 Pelaku tidak menyadari telah melanggar (misal anak-
anak)
 Korban sendiri terlibat (aborsi, kumpul-kebo)
 Korban tidak sampai hati melaporkan pelaku (kerabat
sendiri, orang miskin)
 Korban tidak suka pada polisi
 Korban tidak mau repot
 Korban pesimis terhadap kemungkinan terungkap
 Korban malu melapor (perkosaan)
 Saksi tidak setuju dengan UU yang dilanggar (apartheid)
 Korban/saksi di-black mail
 Tidak ada saksi lain kecuali pelanggar sendiri (speeding)

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 25


Psikologi AGAMA
 Inkonsistensi perilaku: Bangsa Indonesia dikenal sangat taat
beragama, tetapi:
 KKN, perselingkuhan, kekerasan, perjudian, pelacuran juga
sangat tinggi.
 Orang Indonesia tidak disiplin dalam waktu (surat “Wal Asri”),
jorok (“Kebersihan adalah bagian dari Iman”), tidak mau antri
dan melanggar aturan lalu lintas (“Tunjukkan jalan yang benar”)
 Violence on behalf of GOD di seluruh dunia:
 Bosnia-Serbia
 Irlandia Utara
 Timur Tengah
 India
 Sri Langka
 Philipina Selatan
 Thailand Selatan
Indonesia: Komando Jihad, FPI dll.

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 26


Pengaruh positif agama:
 Petterson (1991): Di Swedia, keyakinan dan
praktik agama Kristen berbanding terbalik dengan
kriminalitas, kekerasan dan alkoholisme.
 Thalbourne (1994): Di Australia, pemeluk agama
Timur (percaya pada kehidupan akhirat,
dinamakan: “Paranormal”) lebih konservatif,
puritan, anti hedonisme dan militan punitif.
 Peran Psikologi: mengupayakan agar agama:
 Menimbulkan perilaku positif: Perlindungan/ pelestarian
lingkungan hidup, perlindungan HAM, pengurangan
kemiskinan dll.)
 Mencegah perilaku negatif: Narkoba, kekerasan,
kejahatan, penyelewengan, terorisme, KKN dll).

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 27


Fungsi agama dalam
psikologi
 Sexton (1991): APA (American Psychological Association)
membuka Divisi khusus “Psychology of Religion”
 Van der Lans (1994): agama bukan inti perilaku manusia,
melainkan salah satu cara manusia menyeusiakan diri
pada lingkungan (coping)
 Wilman Dahlan Mansur, 2004: Di Indonesia religious
coping merupakan jenis coping ketiga di samping problem
oriented dan emotional coping
 Dalam Psikologi: Agama bukan tujuan akhir, melainkan
sarana untuk mencapai penyesuaian diri yang optimal
terhadap lingkungan (mengurangi stress dan emosi
negatif, meningkatkan emosi positif, relax, mental health)

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 28


Penelitian Terapan Psikologi
Agama:
 Sarwono, S.W., Azumardi Azra (1997): Rohaniwan, tokoh
dan pemuka agama di Indonesia cenderung eksklusif
 Tu Weiming (2004): untuk menjembatani agama dan dunia
nyata, pemimpin agama harus bilingual: Bahasa agama
untuk umatnya, bahasa umum untuk masyarakat umum
 APA (1989): pandangan psikolog AS:
 74% setuju bahwa agama tercakup dalam psikologi
 91% menanyakan agama kliennya
 57% menggunakan istilah keagamaan
 36% menyarankan klien agar terlibat dalam kegiatan
keagamaan
 32% menganjurkan klien membaca buku agama
 7% berdo’a bersama klien
• Next

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 29


 Howe (1980): mistik di Jawa Tengah digunakan
untuk penyembuhan penyakit (sehat fisik) dan
pencapaian keseimbangan jiwa (sehat mental)
 Day & Lucifer (1987): di AS agama mewarnai proses
hukum (yurisprudensi, pelibatan organisasi agama
dalam pembuatan peraturan dll.)
 Gorschuch:
 (1994): korelasi pernyataan lisan dengan sejumlah besar
perilaku lebih reliabel dari pada pengukuran korelasi
terhadap satu perilaku tertentu.
 (1955): penyalah gunaan zat di kalangan orang yang
religius lebih rendah dari pada di kalangan non-religius.
 Hunsberger (1995): prasangka agama tinggi pada
pemeluk yang keyakinan agamanya setengah-
setengah, tetapi rendah pada yang keyakinan
agamanya masih rendah dan yang sudah sangat
tinggi. Mereka yang setengah-setengah mudah
dipengaruhi oleh pemuka agama yang ultra-kanan.
• Next

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 30


Hunsberger (1995)
10
9
8
7
6
5
Prasangka
4
3
2
1
0
Rendah Agak R Sedang Agat T Tinggi

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 31


 Ojha & Jha (1991): Penelitian di
India: dalam skala EPPS, skor n-
Ach, autonomy dan endurance pada
orang Hindu lebih tinggi dari pada
Muslim, karena cara beribadah
Muslim sudah baku (Tuhan satu,
tata perilaku jelas), sementara
Hindu lebih flexible (boleh ber-tuhan
dan cara ibadah masing-masing).

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 32


Terapan Psikologi Sosial
dalam Olah Raga
 Pengukuran kecerdasan dan kepribadian untuk tingkatkan prestasi
atlit (Tanenbaum & Bar-Elli, 1995)
 Pengendalian emosi oleh atlit (Hackfort, 1991)
 Memanfaatkan daya khayal untuk tingkatkan prestasi (Smith,
1991)
 Teknik pengendalian stress untuk masing-masing atlet (Cox, 1991)
 Memanfaatkan competitive anxiety untuk tingkatkan prestasi
(Martens, Vealey & Burton, 1990)
 Teknik “Konseling Keluarga” untuk konsultasi tim olahraga
(Zimmerman & Protinsky, 1993)
 Psikologi untuk atlet penyandang cacat (Sheriff, 1990)
 Melatih mental atlit untuk mengatasi gugup, mengatasi kehilangan
konsentrasi akibat isu negatif, menepis kisah-kisah keunggulan
lawan (Nideffer, 1985)
 Mengurangi keganasan dan tindakan kekerasan penonton
(Guttman, 1986)

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 33


Penerapan Psikologi
Lingkungan
 Desain lingkungan (arsitektur, prasarana, tata kota,
petabumi dll) sesuai dengan psikologi (Zube &
Moore, 1989, 1991; Sarwono dkk., 1987)
 Pengendalian lalu lintas (3 in 1) (Sarwono, dkk.,
1993)
 Aspek-aspek psikologik dari bencana (Gist & Lubin,
1989)
 Psi. Lingkungan untuk kesehatan masyarakat: anti
rokok, cegah HIV/AIDS, anti Narkoba (Quirk &
Wapner, 1995)
 Menciptakan keseimbangan antara aspek security
dan aspek pembinaan di penjara untuk terpidana
dengan hukuman berat (Ellis, 1989)
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 34
Terimakasih

12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 35

You might also like