This document discusses applied social psychology. It defines applied social psychology as the application of social psychological methods, theories, principles, or research findings to understand or solve social problems. Applied social psychology begins with a societal problem rather than just scientific curiosity. Examples are given of early applications of psychology including phrenology and army testing in World Wars I and II. Areas of application discussed include health, crime, energy use, and team building. The document also discusses theories used in applied social psychology and challenges such as ethical issues and unintended consequences.
This document discusses applied social psychology. It defines applied social psychology as the application of social psychological methods, theories, principles, or research findings to understand or solve social problems. Applied social psychology begins with a societal problem rather than just scientific curiosity. Examples are given of early applications of psychology including phrenology and army testing in World Wars I and II. Areas of application discussed include health, crime, energy use, and team building. The document also discusses theories used in applied social psychology and challenges such as ethical issues and unintended consequences.
This document discusses applied social psychology. It defines applied social psychology as the application of social psychological methods, theories, principles, or research findings to understand or solve social problems. Applied social psychology begins with a societal problem rather than just scientific curiosity. Examples are given of early applications of psychology including phrenology and army testing in World Wars I and II. Areas of application discussed include health, crime, energy use, and team building. The document also discusses theories used in applied social psychology and challenges such as ethical issues and unintended consequences.
Buku-buku Oskamp, Stuart & Schultz, P. Wesley, 1998: Applied Social Psychology, New Jersey: Prentice Hall Sarwono, Sarlito W., 1998: Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Sosial Terapan, Jakarta: Balai Pustaka, Bab VII 12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 2 Definisi Psikologi Sosial Terapan: Galileo: All science must be applied science, the goal of which is to lighten the work of everyday life. Oskamp & Schulz: applied social psychology is application of social psychological methods, theories, principles, or research findings to understanding or solution of social problems. Applied works begin with a group or societal problem, not just with scientific curiosity.
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 3
Terapan psikologi sejak dulu: Phrenologi Mesmerisme Test “individual difference” (J. McKeen Cattell, 1890) Klinik psikologi pertama: utk kasus alkoholics (Lightner Witmer, 1896) Test “Army Alpha” (Perang Dunia I dan II) Prof. Slamet Iman Santoso: “The right man in the right place” (1953)
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 4
Psikologi Sosial Terapan Hollander (1979): attitude toward nuclear, opinions about political leaders, predictions of long term job performance, group functioning on lengthy space flights. Claude Levy-Leboyer (1988): TV presentation on anti alcoholism, reasons of high turn over of nurses in hospitals, vandalism to public phone booths, • Next slide
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 5
Judith Rodin (1980): energy use, overcrowding cities, poverty, crime, consequences of obesity Zimbardo (1977): Personal shyness Others: Team building, improvement of working quality, government policies, improvement of health care, educational innovations, etc
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 6
Penelitian dan Terapan Psi. Sos di FPsi UI Rumah susun Pasca trauma Tsunami (Pusat Krisis) 3 in 1 Disertasi: Konflik Ambon Tawuran pelajar (Dr. Konflik Kalbar Winarini Mansur) Hubungan antar umat Kebersihan/sampah (Dr. beragama Istiqomah Wibowo) Baku Bae di Ambon Merokok pada remaja (Dr. Siti Purwanti) Perilaku seks remaja Penghakiman massa (Dr. Sistem seleksi calon Zainal Abidin) anggota Polri Religious Coping (Dr. Merjer KPK Wilman Dahlan) dll 12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 7 Dua macam Psikologi Empirik: Psikologi Laboratorium: Mengapa dan bagaimana suatu perilaku terjadi Psikologi Terapan: Mengubah perilaku melalui intervensi psikologi
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 8
Typical Features of Applied Social Psychology Problem orientation Value orientation: Psikologi Sosial tidak bebas nilai, contoh: Penelitian anti-narkoba
Intervensi soial terhadap “khitan wanita”
Social utility: Action research, contoh: T-Group training (K.Lewin) • Next
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 9
Focus on Social Situations Broad approach: Comprehensive Inclusive Whole range of variables Field settings: Contrast to the artificial atmosphere of most laboratory experiments Practical cosiderations: Hasil yang bisa digenaralisasikan dengan biaya, waktu dan tenaga yang terbatas.
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 10
Comparison between basic and applied research (Leonard Bickman, 1981) Purposes Gaining Knowledge Solving problems Relationship between Large effects variables Prediction Determining causes
Activities Theory development Program development
Theory testing Program evaluation
Context University Industrial/business
Laboratory Field Not time bound Real time constraints Short duration study Long duration study Long duration program Short duration programs Initiated by researcher Initiated by sponsor Unidisciplinary Multidisciplinary
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 11
Comparison between basic and applied research (continued) Methodologies Experimental Quasi experimental High precision Low precision Behavioral Self reports emphasis Multiple methods Single method External validity Internal validity Participants Specialists Generalists Solitary Team orientation Peer orientation Client orientation Medium High compensation compensation High prestige Medium prestige Evaluation by Evaluation by publications experience 12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 12 Functions of theories: Provide ideas, guide steps in research Help understand findings (like map of unfamiliar city) Predicting what will happen Control events
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 13
Roles and activities of Applied Social Psychology Research Evaluation Consultation and Change Agent Policy advice Management of organizations Social activism (LSM)
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 14
Konflik antara Applied vs Theoretical Soc. Psy. Dimulai tahun 1936 dengan berdirinya SPSSI (Society for Psychological studies on Social Issues), termasuk K. Lewin sebagai anggotanya. Memuncak pada tahun 1947, di antara para pengikut K. Lewin, beberapa tahun sebelum Lewin meninggal. Praktisi mengembangkan terus teknik T-group Peneliti kembali ke laboratorium Akhir-akhir ini sudah mulai saling mendekat, dengan ditemukannya metode-metode yang sekaligus bisa meliput penelitian teori dan applied, misalnya: Large scale multivariate research
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 15
Problems for Applied Social Psychology What is the evidence? Is the Evidence Generalizable? Unintended consequences Ethical issues • Next
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 16
Masalah Etika Siapa yang menentukan baik/buruk? Apa kriteria baik/buruk? Apa hak psikolog untuk menentukan baik/buruk? Apa hak psikolog untuk mengubah perilaku orang lain? Dalam terapan psikologi sosial psikolog harus menghadapi 2 pihak atau lebih: Tidak boleh memihak Tidak boleh memaksakan nilainya sendiri 12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 17 Theories in Applied Social Psychology Constructs: Measurement of abilities Interests, Values and Motives Principles: Approach-avoidance conflict Foot-in-the-door and Door-in-the-Face Public commitment Expectations Theories of Social Influence: Learning theories Theories of Persuasion Cognitive dissonance theory Reactance theory Theories of normative influence • Next
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 18
Theories of Social Cognition: Attitudes Stereotypes Adaptation-Level Theory Social Comparison Theory Attribution Theory Theories of Social Relations: Equity Theory Role Theory Group Process Theories Theories of Organizational Behavior Theories about Communities
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 19
Psikologi dan Hukum Kesenjangan antara kehidupan riil dengan revisi/produk hukum: UU Lalulintas 1962 vs 1992 UU Kartu Kredit: belum ada UU Perkawinan 1974: Perkawinan antar agama Poligami KUHP Melarang kontrasepsi Tidak melarang hubungan seks pra/ekstra-nikah PP 5/1974 vs Otonomi daerah Hukum Agraria vs Hak Ulayat UU No 2/2002 tentang Kepolisian: polisi sipil vs perilaku polisi yang militeristik UU HAKI: Individualisme vs Kolektivisme
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 20
Psikologi dan Kepolisian Teknik interogasi Bimbingan/kemitraan masyarakat: Polisi masuk sekolah Siskamling Satpam PHH (Pengendalian Huru-Hara) dan Rusuh Massa Negosiasi Anti Terorisme Gegana Lalu-lintas: 3 in 1 Jembatan penyeberangan PKL
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 21
Psikologi Massa di Pengadilan Kasus “Upington 26” (Pengadilan Afrika Selatan): Penghakiman massa atas diri polisi sampai tewas di kota Pabello, 13 Nop. 1985 Pembela: para terdakwa tidak bersalah karena berada dalam pengaruh “Psikologi Massa”/deindividuasi. Jaksa dan saksi ahli: Terdakwa tetap bersalah karena tetap harus bertanggung jawab atas perilakunya sendiri. Dalam kasus lain di Afsel: Penghakiman massa sampai mati atas 4 orang karyawan perusahaan kereta api karena tidak mau ikut mogok 4 terdakwa dibebaskan karena dalam pengaruh psikologi kelompok, 4 terdakwa dihukum mati
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 22
Masukan Psikologi dalam Hukum di Indonesia UU Kesejahteraan Anak UU anti kekerasan Domestik UU Kependudukan UU Penyiaran UU Lingkungan Hidup UU Anti terorisme
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 23
Hasil-hasil penelitian psikologi kepolisian Crime rate versi polisi lebih rendah dari versi masyarakat Etnisitas dan jenis kelamin bukan prediktor terhadap sikap negatip terhadap polisi. Prediktornya adalah pelayanan pada masyarakat. Polisi yang bertugas diudara panas lebih bersikap negatip thd pelanggar Penempatan polisi selama 1 tahun tidak mengurangi kecemasan thd. Kejahatan, tetapi meningkatkan hubungan polisi-masyarakat dll 12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 24 Mengapa kejahatan tidak dilaporkan? Pelaku tidak menyadari telah melanggar (misal anak- anak) Korban sendiri terlibat (aborsi, kumpul-kebo) Korban tidak sampai hati melaporkan pelaku (kerabat sendiri, orang miskin) Korban tidak suka pada polisi Korban tidak mau repot Korban pesimis terhadap kemungkinan terungkap Korban malu melapor (perkosaan) Saksi tidak setuju dengan UU yang dilanggar (apartheid) Korban/saksi di-black mail Tidak ada saksi lain kecuali pelanggar sendiri (speeding)
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 25
Psikologi AGAMA Inkonsistensi perilaku: Bangsa Indonesia dikenal sangat taat beragama, tetapi: KKN, perselingkuhan, kekerasan, perjudian, pelacuran juga sangat tinggi. Orang Indonesia tidak disiplin dalam waktu (surat “Wal Asri”), jorok (“Kebersihan adalah bagian dari Iman”), tidak mau antri dan melanggar aturan lalu lintas (“Tunjukkan jalan yang benar”) Violence on behalf of GOD di seluruh dunia: Bosnia-Serbia Irlandia Utara Timur Tengah India Sri Langka Philipina Selatan Thailand Selatan Indonesia: Komando Jihad, FPI dll.
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 26
Pengaruh positif agama: Petterson (1991): Di Swedia, keyakinan dan praktik agama Kristen berbanding terbalik dengan kriminalitas, kekerasan dan alkoholisme. Thalbourne (1994): Di Australia, pemeluk agama Timur (percaya pada kehidupan akhirat, dinamakan: “Paranormal”) lebih konservatif, puritan, anti hedonisme dan militan punitif. Peran Psikologi: mengupayakan agar agama: Menimbulkan perilaku positif: Perlindungan/ pelestarian lingkungan hidup, perlindungan HAM, pengurangan kemiskinan dll.) Mencegah perilaku negatif: Narkoba, kekerasan, kejahatan, penyelewengan, terorisme, KKN dll).
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 27
Fungsi agama dalam psikologi Sexton (1991): APA (American Psychological Association) membuka Divisi khusus “Psychology of Religion” Van der Lans (1994): agama bukan inti perilaku manusia, melainkan salah satu cara manusia menyeusiakan diri pada lingkungan (coping) Wilman Dahlan Mansur, 2004: Di Indonesia religious coping merupakan jenis coping ketiga di samping problem oriented dan emotional coping Dalam Psikologi: Agama bukan tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai penyesuaian diri yang optimal terhadap lingkungan (mengurangi stress dan emosi negatif, meningkatkan emosi positif, relax, mental health)
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 28
Penelitian Terapan Psikologi Agama: Sarwono, S.W., Azumardi Azra (1997): Rohaniwan, tokoh dan pemuka agama di Indonesia cenderung eksklusif Tu Weiming (2004): untuk menjembatani agama dan dunia nyata, pemimpin agama harus bilingual: Bahasa agama untuk umatnya, bahasa umum untuk masyarakat umum APA (1989): pandangan psikolog AS: 74% setuju bahwa agama tercakup dalam psikologi 91% menanyakan agama kliennya 57% menggunakan istilah keagamaan 36% menyarankan klien agar terlibat dalam kegiatan keagamaan 32% menganjurkan klien membaca buku agama 7% berdo’a bersama klien • Next
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 29
Howe (1980): mistik di Jawa Tengah digunakan untuk penyembuhan penyakit (sehat fisik) dan pencapaian keseimbangan jiwa (sehat mental) Day & Lucifer (1987): di AS agama mewarnai proses hukum (yurisprudensi, pelibatan organisasi agama dalam pembuatan peraturan dll.) Gorschuch: (1994): korelasi pernyataan lisan dengan sejumlah besar perilaku lebih reliabel dari pada pengukuran korelasi terhadap satu perilaku tertentu. (1955): penyalah gunaan zat di kalangan orang yang religius lebih rendah dari pada di kalangan non-religius. Hunsberger (1995): prasangka agama tinggi pada pemeluk yang keyakinan agamanya setengah- setengah, tetapi rendah pada yang keyakinan agamanya masih rendah dan yang sudah sangat tinggi. Mereka yang setengah-setengah mudah dipengaruhi oleh pemuka agama yang ultra-kanan. • Next
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 30
Hunsberger (1995) 10 9 8 7 6 5 Prasangka 4 3 2 1 0 Rendah Agak R Sedang Agat T Tinggi
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 31
Ojha & Jha (1991): Penelitian di India: dalam skala EPPS, skor n- Ach, autonomy dan endurance pada orang Hindu lebih tinggi dari pada Muslim, karena cara beribadah Muslim sudah baku (Tuhan satu, tata perilaku jelas), sementara Hindu lebih flexible (boleh ber-tuhan dan cara ibadah masing-masing).
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 32
Terapan Psikologi Sosial dalam Olah Raga Pengukuran kecerdasan dan kepribadian untuk tingkatkan prestasi atlit (Tanenbaum & Bar-Elli, 1995) Pengendalian emosi oleh atlit (Hackfort, 1991) Memanfaatkan daya khayal untuk tingkatkan prestasi (Smith, 1991) Teknik pengendalian stress untuk masing-masing atlet (Cox, 1991) Memanfaatkan competitive anxiety untuk tingkatkan prestasi (Martens, Vealey & Burton, 1990) Teknik “Konseling Keluarga” untuk konsultasi tim olahraga (Zimmerman & Protinsky, 1993) Psikologi untuk atlet penyandang cacat (Sheriff, 1990) Melatih mental atlit untuk mengatasi gugup, mengatasi kehilangan konsentrasi akibat isu negatif, menepis kisah-kisah keunggulan lawan (Nideffer, 1985) Mengurangi keganasan dan tindakan kekerasan penonton (Guttman, 1986)
12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 33
Penerapan Psikologi Lingkungan Desain lingkungan (arsitektur, prasarana, tata kota, petabumi dll) sesuai dengan psikologi (Zube & Moore, 1989, 1991; Sarwono dkk., 1987) Pengendalian lalu lintas (3 in 1) (Sarwono, dkk., 1993) Aspek-aspek psikologik dari bencana (Gist & Lubin, 1989) Psi. Lingkungan untuk kesehatan masyarakat: anti rokok, cegah HIV/AIDS, anti Narkoba (Quirk & Wapner, 1995) Menciptakan keseimbangan antara aspek security dan aspek pembinaan di penjara untuk terpidana dengan hukuman berat (Ellis, 1989) 12/13/23 Psikologi Sosial II - SWS 34 Terimakasih