You are on page 1of 31

Interaksi antara napza dan

ARV
Napza yang perlu diperhatikan

Benzodiazepin Opiat
O Midazolam O Heroin
O Triazolam O Metadon
O Alprazolam O Kodein

O Flunitrazepam O Morfin
O Hidrokodon
O Oksikontin
O Dan analgetik lain
Napza yang perlu diperhatikan
O Kokain
O Amfetamin
O MDMA (Ekstasi)
O Gamma hidroksibutirat (GHB)
O Ketamin
O Pensiklidin (PCP)
Benzodiazepin dan PI
O Ketika digunakan bersama PI, metabolisme
benzodiazepin akan dihambat  overdosis,
somnolens, ngantuk

O Tidak terjadi pada semua benzodiazepin tetapi


terutama pada triazolam, midazolam,
alprazolam dan flunitrazepam.
Benzodiazepin dan NVP
O NVP merupakan induser CYP P450 akan
meningkatkan metabolisme benzodiazepin:
triazolam, midazolam, alprazolam and
flunitrazepam.

O Mengakibatkan gejala putus zat dan


peningkatan dosis oleh pasien
Kokain, Amfetamin, MDMA
(Ekstasi) dan ARV
O PI menghambat CYP  overdosis/toksisitas
Heroin dan ARV
O NNRTI dan PI (dengan ritonavir) menginduksi
met. heroin  gejala putus zat yang cepat
O Kemungkinan penggunaan opiat lebih tinggi,
overdosis/toksisitas dan kematian
Kanabis dan ARV
O PI meningkatkan konsentrasi kanabis
O NNRTI dapat menurunkan konsentrasi kanabis
O Sejauh ini tidak pernah dilaporkan adanya
interaksi dengan ARV yang signifikan
O Tapi tetap hati-hati dengan kanabis 
penurunan memori dan kepatuhan
Interaksi antara ARV dan
Metadon serta Buprenorfin
AZT dan Metadon
O AZT tidak mempengaruhi kadar metadon
dalam darah
O Metadon meningkatkan konsentrasi AZT
(43%)
O Hati-hati toksisitas AZT:
anemia, mialgia, fatig, sakit kepala dan mual
ARV dan OAT
O Rifampisin merupakan induser CYP3A4
O Rifampisin menurunkan konsentrasi nevirapin
20-55%
O Rifampisin menurunkan konsentrasi golongan
PI 35-90%
- Lop/r 75%
Interaksi OAT dan ARV
Efek Samping OAT ARV
Neuropati Perifer INH Stavudin
Didanosin
Gatal Rifampisin NNRTI
INH
Pirazinamid
Mual Pirazinamid Didanosin
Zidovudin
PI
Hepatitis Rifampisin NNRTI
INH PI
Pirazinamid
Ekskresi
O Perlu penyesuaian dosis jika terjadi gangguan
ginjal
O ZDV, 3TC, d4T, ddI

O Tidak perlu penyesuaian dosis jika terjadi


gangguan ginjal
O ABC, EFV, NVP, LPV/r

O Hati-hati penggunaan NVP, EFV, and PI pada


gangguan hati berat
Sumber Internet untuk Interaksi
Obat
O http://www.drugs.com
O www.HIV-druginteractions.org
O www.HIVpharmacology.com
O www.AIDSinfo.nih.gov
O http://www.medscape.com/px/hivscheduler
O http://clinicaloptions.com/hiv/
O http://hivinsite.ucsf.edu
O http://www.tthhivclinic.com
Kasus Studi
O Wanita 28 tahun dengan HIV
O Penasun selama 12 tahun
O Ikut PTRM sudah setahun – dosis 60 mg/hari
O Ikut KDS
O HIV positif 5 tahun yang lalu
O CD4 105 sel/mm3
O Pertama-tama takut ART tetapi sekarang sudah
mau
Kasus Studi
O Konseling adherens
O Mulai ART:
AZT+3TC dua kali sehari
NVP satu kali sehari selama 2 minggu
O Follow-up pertemuan pada minggu ketiga
(untuk meningkatkan NVP menjadi dua kali
sehari)
Kasus Studi
Pada kunjungan minggu ke-3:
O Kelihatan kurus
O Mengeluh lemah dan mual tapi tetap mampu
beraktivitas walaupun terasa capai
O Otot tungkai terasa sakit
O Tidur terganggu
O Dia berpikir harus membiasakan dengan terapi
O Adherens 100%
Pertanyaan Kasus Studi
O Interaksi obat apa yang anda pertimbangkan?
O Apakah anda akan membuat perubahan dalam
regimen?
O Hal apa lagi yang perlu dipertimbangkan di
sini?
Interaksi obat apa yang anda
pertimbangkan?

O Metadon bisa meningkatkan kadar AZT


AZT toksisitas – mual, muntah, lemah, sakit
kepala
O AZT tidak mempengaruhi jumlah metadon
O NVP menurunkan jumlah metadon sehingga
terjadi gejala putus zat: menggigil, bekeringat,
mual, diare, kram perut, nyeri otot, cemas
O Metadon: tidak bepengaruh terhadap NVP
Apakah anda akan membuat perubahan dalam regimen?

O NVP berinteraksi dengan metadon


O Pertimbangkan kenaikan metadon 5-10 mg per
hari
O Lihat perbaikan gejala
O Terlalu awal menghentikan AZT kecuali
terjadi anemia berat
Hal apa lagi yang perlu dipertimbangkan di sini?

O Pasien dengan CD4<200, IO terjadi lebih


tinggi.
- Perlu pemberian kotrimokzasol
O Apakah pasien sudah anemia sebelum
memulai AZT?
O Apakah ada obat lain yang diminum
sebelumnya?
Kasus 2 (Thailand)
O Gadis muda, 14 tahun, BB: 33 kg
O Anamnesa:
AIDS 06 Feb 2002
CD4 11 (1%) ; VL I 230,000, 3 Nov 2010),
Resisten NNRTI (20 Nov 2010) ( dengan ZDV-3TC-NVP )
Kepatuhan buruk
TB Diseminata (Mulai antiTB 7 Jun2010; sekarang dengan
INH, Rif)
TB Paru non M.TB (Etambutol, klaritromisin)
Kasus 2 (Thailand)
O PF: T 36.7 C , HR 102 x/M , RR 38 x/M ,
TD 106/64 mmHg , O2sat 96 %
O KU: sadar, tidak pucat, kuning -
O Kulit : PPE di ekstremitas
O Mulut: oral candidiasis
O KGB: tidak teraba
O Jantung : dbn
O Abd: dbn
Kasus 2 (Thailand)
O ARV; ZDV-3TC-NVP diganti menjadi LPV/rtv + AZT + 3TC

O Terapi
Kotrimoksazol 960 mg 1x1 pc
Flukonazol 200 mg 1x1 pc
INH 100 mg 3x1
Rifampicin 450 mg 1x1
B6 50 mg 1x1 pc
Etambutol 400 mg 1 ¾ x 1
AZT 100 mg 2 q 12 hr
3TC 150 mg 1 q 12 hr
LPV/rtv 200/50 mg 1 ½ q 12 hr
Klaritromisin 250 mg 1 x 2 pc
Parasetamol 325 mg 1 q 6 hr
Kasus 2 (Thailand)
O Berapa banyak interaksi obat?
Kotrimoksazol 960 mg 1x1 pc
Flukonazol 200 mg 1x1 pc
INH 100 mg 3x1
Rifampicin 450 mg 1x1
B6 50 mg 1x1 pc
Etambutol 400 mg 1¾x1
AZT 100 mg 2 q 12 hr
3TC 150 mg 1 q 12 hr
LPV/rtv 200/50 mg 1 ½ q 12 hr
Klaritromisin 250 mg 1 x 2 pc
Parasetamol 325 mg 1 q 6 hr
25
Kasus 2 (Thailand)
CONTRAINDICATED

MONITOR CLOSELY

GENERALLY AVOID

26
Kasus 2 (Thailand)

27
Kasus 2 (Thailand)

28
Kasus 2 (Thailand)

29
Kasus 2 (Thailand)

30
TERIMA KASIH

You might also like