Professional Documents
Culture Documents
3359 13140 1 PB
3359 13140 1 PB
1
STIKes Kapuas Raya Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia
*Korespondensi Penulis: pauhdesa86@gmail.com
ABSTRACT
Medical Identity Card (MIC) is an identity card that belongs to a patient in a health
service agency. Purpose: to determine the relationship between patient compliance with
the Identity Card (MIC). Method: This research design is descriptive quantitative with
cross sectional approach. Compliance of respondents carrying identification cards (MIC)
who did not comply was 39 or (60.9%) and obedient was 25 or (39.1%). Respondents
aged <35 years were 17 or (26.6%) and >35 years old were 47 or (73.4%)
respondents. Respondents who were male were 36 or (56.3%) and female 28 or
(43.8%). The results of statistical tests showed that the value of P Value = 0.008 (P
Value> α = 0.05), so there is a relationship between age and patient compliance with
MNH. The results of statistical tests showed that the value of P Value = 0.007 (P Value>
α = 0.05), so there is a relationship between gender and patient compliance with MNH.
It is hoped that it can provide input to the Puskesmas regarding the Identity Card for
Treatment (MIC), especially for patients who do not carry a medical card at the time of
treatment.
ABSTRAK
Kartu Identitas Berobat (KIB) merupakan kartu identitas milik pasien di suatu instansi
pelayanan kesehatan. Tujuan: untuk mengetahui hubungan kepatuhan pasien membawa
Kartu Indentitas Berobat (KIB). Metode: rancangan penelitian ini deskriptif kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional. Kepatuhan responden membawa Kartu Indentitas
Berobat (KIB) yang tidak patuh sebesar 39 atau (60,9%) dan patuh sebesar 25 atau
(39,1%). Responden yang berumur < 35 tahun sebesar 17 atau (26,6%) dan > 35
tahun sebesar 47 atau (73,4%) responden. Responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebesar 36 atau (56,3%) dan perempuan 28 atau (43,8%). Hasil uji statistik didapatkan
nilai P Value = 0,008 (P Value > α = 0,05) maka ada hubungan umur dengan kepatuhan
pasien membawa KIB. Hasil uji statistik didapatkan nilai P Value = 0,007 (P Value > α =
0,05) maka ada hubungan jenis kelamin dengan kepatuhan pasien membawa KIB.
Diharapkan dapat memberikan masukan kepada Puskesmas menggenai Kartu Indentitas
Berobat (KIB) khususnya kepada pasien yang tidak membawa kartu berobat pada saat
berobat.
545
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 4, Oktober 2020, hal. 545-550
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
PENDAHULUAN instansi, nama pasien, alamat
Rekam medis merupakan pasien, dan nomor rekam medis
bagian penting dari seluruh pasien. Kartu Idenntitas Berobat
pelayanan kepada pasien, mulai saat (KIB) dapat dibuat secara manual
kunjung pertama hingga kunjungan- maupun komputer, ukurannya 4,25
kunjungan berikutnya. Sebagai x 7,5 cm, Kartu berobat dapat
informasi tertulis tentang perawatan terbuat dari kertas ataupun sudah
kesehatan pasien, rekam medis tercetak dengan desain yang
digunakan dalam pengelolaan dan menarik seperti eKTP atau SIM,
perencanaan fasilitas dan pelayanan sehingga tidak luntur atau mudah
kesehatan, juga digunakan untuk robek (Indradi, 2017). Kartu
penelitian medis dan untuk kegiatan Identitas Berobat (KIB) disimpan
statistik pelayanan kesehatan (Budi tersusun secara alphabet seperti
& Citra, 2011). Para dokter, perawat susunan kata-kata dalam kamus,
dan profesi kesehatan lainnya sehingga mempercepat dan
mencatat pada berkas rekam medis mempermudah mengambilkan kartu
sehingga informasinya dapat indeks nama jika sewaktu-waktu
digunakan secara berulang-ulang dibutuhkan (Sharon, 2013).
manakala pasien datang kembali ke Fungsi dan manfaat dari Kartu
tempat pelayanan kesehatan yang Identitas Berobat (KIB) yaitu untuk
bersangkutan (Dedi, 2011). Rekam mencari dokumen rekam medis milik
medis harus ada tersedia saat pasien yang sudah pernah berobat di
dibutuhkan yaitu saat pasien datang penyedia pelayanan kesehatan
berkunjung kembali, dan perihal tersebut. Kartu Identitas Berobat
ketersediaan ini menjadi (KIB) juga berguna sebagai tanda
tanggungjawab petugas rekam pengenal pasien pada suatu
medis (Sjamsuhidajat, 2006). penyedia pelayanan kesehatan
Apabila berkas rekam medis tidak (kemenkes, 2008). Manfaatnya
ditemukan, tercecer, hilang, tidak dengan adanya Kartu Identitas ini
tertelusur, maka pasien yang dari segi administrasi kartu identitas
bersangkutan akan merugi, dalam berobat akan memudahkan
arti informasi tentang riwayat yang pengerjaan dan juga tertib
lalu yang sangat penting untuk administrasi, registrasi akan lebih
perawatan kesehatannya tidak mudah, dokumen rekam medis
tersedia, maka informasi untuk pasien dapat di cari lebih cepat
mengambil tindakan yang diperlukan berdasarkan nomor rekam medis
akan berkurang nilai kelengkapannya yang tertera pada Kartu Identitas
(Akasah,2008). Oleh karena itu, jika Berobat (KIB) pasien tersebut.
rekam medis tidak ada saat Sementara itu, tujuan dari adanya
diperlukan untuk merawat pasien, Kartu Identitas Berobat (KIB) ini
maka sistem rekam medis tidak yaitu agar proses pengerjaan
dapat berjalan lancar. Hal ini tentu menjadi lebih praktis, efektif, dan
berpengaruh terhadap keseluruhan efisien (Aditama, 2007).
kerja pelayanan rekam medis Hasil studi pendahuluan bahwa
(Nanang, 2016). di Puskesmas Emparu ditemukan
Kartu Identitas Berobat (KIB) masih di temukan pasien tidak
merupakan kartu identitas milik membawa KIB. Dari 42 pasien yang
pasien di suatu instansi pelayanan berobat, yang membawa KIB
kesehatan. Isi dari Kartu Identitas sebanyak 35 orang dan yang tidak
Berobat (KIB) setidaknya memuat membawa KIB sebanyak 7 orang.
tentang nama instansi, alamat Permasalahan lainnya yaitu satu
546
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 4, Oktober 2020, hal. 545-550
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index
Kartu Identitas Berobat (KIB) deskriptif kuantitatif dengan
digunakan oleh satu keluarga, pendekatan cross sectional. Cara
sementara pada sistem mengukur variabel penelitian ini
penyimpanan berkas rekam medis menggunakan kuesioner, dengan
sudah personal (satu pasien satu menanyakan umur dan melihat jenis
berkas rekam medis). Berdasarkan kelamin responden. Jumlah populasi
laporan Puskesmas di ketahui tahun sebanyak 64 responden dengan
2019 didapatkan bahwa pasien yang menggunakan teknik random
tidak membawa kartu berobat sampling. Analisis yang digunakan
sebanyak 1223 (Simpus, 2019). dalam penelitian ini adalah univariat
Berdasarkan latar belakang masalah, dan bivariat menggunakan uji chi
penulis tertarik mengambil judul square.
penelitian “Hubungan Kepatuhan
Pasien Membawa Kartu Indentitas Hasil
Berobat (KIB) di Puskesmas Emparu Hasil dari penelitian Hubungan
tahun 2020”. Kepatuhan Pasien Membawa Kartu
Indentitas Berobat (KIB) di
METODE Puskesmas Emparu tahun 2020
Desain pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
menggunakan desain penelitian
550
Jurnal Dunia Kesmas, Vol. 9 No. 4, Oktober 2020, hal. 545-550
ISSN 2301-6604 (Print), ISSN 2549-3485 (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/duniakesmas/index