Professional Documents
Culture Documents
Lima Perintah Gereja
Lima Perintah Gereja
TUJUAN
- AGAR PESERTA KATEKUMEN DAPAT
MEMAHAMI ARTI PERINTAH GEREJA
- DAPAT MENGHAYATI DAN
MENGAPLIKASIKANNYA DALAM HIDUP
MENGGEREJA
1. Sejak kapan ada Lima Perintah Gereja
Sejarah Gereja menunjukkan adanya perkembangan perintah Gereja, hingga sampai
dirumuskan ada lima, seperti yang kita ketahui sekarang ini. Di jaman sekitar tahun 300-
an, sudah ada semacam penekanan kewajiban untuk menghadiri Misa setiap hari Minggu
dan hari perayaan kudus lainnya, dan untuk menerima sakramen. Penekanan ini ini terus
berkembang sampai abad ke tujuh, di mana diberikan sangsi bagi mereka yang tidak
mengikuti Misa Minggu dan hari- hari perayaan yang ditentukan Gereja; namun hal- hal ini
belum secara resmi disebut sebagai perintah Gereja. Demikian pula pada jaman St.
Bonifasius (672-754), Regino dari Prum (915); namun kehadiran dalam Misa Kudus selalu
ditekankan, demikian juga kehadiran dalam perayaan- perayaan kudus.
Perintah Gereja pertama kali dikenal di jaman Paus Celestine V di abad ke 13, namun
isinya tidak sama dengan yang kita kenal sekarang. Selanjutnya, St. Antonius dari Florence
(1439) dalam “Summa Theologica” (part I, tit. xvii, p. 12) mengeluarkan sepuluh perintah
Gereja, yang kemudian diperbaharui oleh St. Petrus Kanisius dalam “Summa Doctrinæ
Christianæ“(1555) dan St. Bellarminus dalam “Doctrina Christiana” (1589).
Kelima perintah Gereja yang kita kenal sekarang ini
berasal dari St. Petrus Kanisius, yaitu (lih. Puji Sykur 7):