BERDARAH PADA Kelompok NEONATAL 5 1 Reyna Anggreini Dewi 21330019 2 NAMA ANGGOTA Safrina Khoirunnisa 21330021
KELOMPOK 3 Rasya Syakila Pakaya 21330022
4 Toyibatul Hasanah 21330028
TUJUAN • Mengetahui definisi demam berdarah pada neonatal? • Mengetahui klasifikasi penyakit demam berdarah pada neonatal? • Mengetahui etiologi demam berdarah pada neonatal? • Mengetahui tanda dan gejala demam berdarah pada neonatal? • Mengetahui diagnosis demam berdarah pada neonatal? • Mengetahui terapi farmakologi demam berdarah pada neonatal? DEFINISI Demam berdarah pada neonatal merupakan suatu kondisi di mana bayi yang baru lahir mengalami infeksi virus dengue yang menyebabkan demam tinggi, penurunan jumlah trombosit, leukopenia, dan gejala klinis non-spesifik yang menyerupai sepsis. Gejala ini mungkin menyebabkan kesulitan dalam diagnosis dan penanganan yang tepat. Dapat menyebabkan peningkatan mortalitas dan morbiditas perinatal. KLASIFIKASI PENYAKIT Demam berdarah pada neonatal dapat diklasifikasikan sebagai infeksi demam berdarah vertikal, yang disebabkan oleh penularan virus dengue dari ibu ke bayi selama kehamilan atau saat persalinan. Penularan infeksi demam berdarah secara vertikal dapat menyebabkan demam dan trombositopenia pada bayi dalam dua minggu pertama setelah kelahiran. Selain itu klasifikasi penyakit demam berdarah pada neonatal dapat mencakup gejala non-spesifik yang menyerupai sepsis, penurunan jumlah trombosit, leukopenia, dan demam tinggi. ETILOGI Etiologi demam berdarah pada neonatal dapat bervariasi, tetapi penyebab utamanya adalah infeksi virus dengue yang ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan atau saat persalinan. Infeksi virus dengue pada neonatal juga dapat terjadi melalui penularan horizontal setelah kelahiran, misalnya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Selain itu, infeksi virus dengue pada neonatal juga dapat terjadi melalui penularan vertikal dari ibu yang menderita demam berdarah selama periode perinatal. TANDA DAN GEJALA Standar tanda klinis Demam Berdarah Dengue menurut Depkes (2004) telah ditetapkan, yaitu: • Demam • Perdarahan • Pembesaran Hati • SSD (Syndrome Syok Dengue) DIAGNOSIS • Berdasarkan WHO Klasifikasi derajat keparahan DBD menurut WHO (1997) adalah derajat 1 dijumpai demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet positif. Derajat 2 gejala seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain. Derajat 3 didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit dingin dan lembab, anak tampak gelisah. Derajat 4 ditemukan syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur. LANJUTAN • Menurut kriteria diagnosis WHO 2009, diagnosis DBD dapat ditegakkan dengan kriteria demam yang mendadak 2-7 hari disertai dua dari gejala- gejala berikut mual, muntah, rash, uji torniquet posotif, leukopenia dan dikonfirmasi dengan ditemukannya virus dengue (laboratoy confirmed dengue). TERAPI FARMAKOLOGI • Terapi suportif: Penanganan DBD pada anak-anak, termasuk neonatal, melibatkan rehidrasi dan pemberian antipiretik/analgesic. • Terapi cairan: Pasien dengue harus diberikan cairan secara intravenus (IV) untuk mengatasi kekurangan cairan dan mengurangi risiko dehidrasi. • Terapi simptomatis: Penggunaan obat-obatan seperti vasopresor (dopamin, dobutamin, atau epinephrin) dapat diberikan jika pasien mengalami syok yang belum teratasi dengan pemberian oksigen. • Pengaturan peradangan: Pengaturan peradangan intravenus (IV) dapat digunakan untuk mengatasi hematomegaly dan mengurangi risiko komplikasi. • Monitoring: Pasien dengue harus dilakukan pemeriksaan peradangan dan penunjangan secara berkala- ala untuk mengelola kondisi pasien dan mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi. TERAPI NON FARMAKOLOGI • Dukungan nutrisi: Mendorong asupan cairan dan makanan bergizi oral yang cukup untuk menjaga hidrasi dan menunjang kebutuhan nutrisi bayi • Pemantauan: Pemantauan rutin terhadap tanda-tanda vital, asupan dan keluaran cairan, serta tanda-tanda perdarahan atau syok sangat penting untuk menilai kondisi bayi dan respons terhadap pengobatan. • Istirahat: Memastikan bayi mendapat istirahat yang cukup untuk mendukung pemulihan penyakitnya. KESIMPULAN Demam berdarah pada neonatal disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan dari ibu ke bayi. Gejala yang muncul dapat menyerupai sepsis dan dapat menyebabkan penurunan jumlah trombosit, leukopenia, serta gejala klinis non-spesifik. Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium menurut WHO, dengan terapi farmakologis dan nonfarmakologis yang meliputi rehidrasi cairan, terapi suportif, terapi simptomatis, monitoring, dukungan nutrisi, pemantauan, dan istirahat. ADA PERTANYAAN? TERIMA KASIH