DINAMIKA POPULASI DAN PERAMALAN SERANGAN

WERENG BATANG COKLAT PADA PERTANAMAN PADI

MUSIM TANAM 2021/2022

WEBINAR SERANGAN WERENG BATANG COKLAT

DAN PENGENDALIANNYA
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN, 25 AGUSTUS 2021
 PROBLEMATIKA DAN ARTI EKONOMI
WERENG BATANG COKLAT
1. PENANAMAN VARIETAS UNGGUL, PENERAPAN TEKNOLOGI MODERN,
APLIKASI PUPUK N BERLEBIHAN, DAN PENINGKATAN APLIKASI
INSEKTISIDA;
2. INFESTASI PADA FASE VEGETATIF MENYEBABKAN PENURUNAN
KAPASITAS PRODUKSI, POPULASI RENDAH MENGGANGGU
BERDAMPAK PADA PENGISIAN BULIR, DAN POPULASI TINGGI
MENGAKIBATKAN HOPPERBURN (PUSO, MATI);
3. SERANGGA BERKEMBANG DENGAN STRATEGI R, UKURAN KECIL,
KEPERIDIAN, MOBILITAS, DAN DAYA ADAPTASI LINGKUNGAN TINGGI;
4. VEKTOR PENYAKIT VIRUS KERDIL RUMPUT DAN HAMPA YANG
SANGAT EFEKTIF
KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN WERENG
BATANG COKLAT DI PESEMAIAN
 POPULASI
DAN
KERUSAKAN
PADA
TANAMAN
MUDA
KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN WERENG BATANG
COKLAT PADA FASE GENERATIF
KEHILANGAN HASIL PADI OLEH WERENG BATANG COKLAT

VAR PADI STADIA PADI POPULASI STADIA WBC LAMA KEHILANGAN REFERENCE
INFESTASI HASIL (%)
JAPONICA ANAKAN 10 NIMFA + 7 HARI 40 SUENAGA, 1959
PEMBUNGA 10 DEWASA 10 HARI 50
AN

IR-22 25-29 HST 25 NIMFA 14 HARI 85 IRRI, 1973

40-53 HST 25 NIMFA 14 HARI 70

TAINAN 5 ANAKAN 20 DEWASA 14 HARI 75 CHEN, 1976

BUNTING 40 DEWASA 14 HARI 90
MASAK 160 DEWASA 14 HARI 20
SUSU

TN-1 25 HST 100 NIMFA 1 3 40 BAE DAN

200 NIMFA 1 3 70 PATHAK, 1970
8 DEWASA 3 30
16 DEWASA 3 60
SIKLUS HIDUP WERENG BATANG COKLAT
 WAKTU Nimfa
(Anak
PENGENDALIAN wereng)

WAKTU KRITIS
PENGAMATAN
PERAMALAN

WERENG TERBANG
Wereng datang &
MENYEBAR
Induk bersayap

Induk tidak bersayap

Minggu
Setelah 2 4 6 8 10 12 14
Tanam 0,2 Ekor
20 Ekor >100 Ekor/rumpun
PENDATANG (G-0) KETURUNAN KE III (G-3)
KETURUNAN KE I (G-1) (Tanaman kering/puso)
EMIGRAN
KETURUNAN KE II (G-2) (MAKROPTERA
JANTAN DAN BETINA
FLUKTUASI POPULASI PADA MUSIM HUJAN DAN KEMARAU
FAKTOR KUNCI PERKEMBANGAN POPULASI WBC
 MUSUH ALAMI
DAN PERANNYA
TERHADAP
POPULASI WBC
FLUKTUASI POPULASI WBC PADA POLA TANAM BERBEDA
PERBANDINGAN KEPADATAN DAN LAJU KESELAMATAN
POPULASI WBC PADA POLA TANAM BERBEDA
 PERBANDINGAN KERAGAMAN POPULASI
PARASITOID TELUR WBC PADA PERBEDAAN POLA
TANAM DAN UMUR TANAMAN PADI
PERGERAKAN SERANGAN WBC PADA MUSIM HUJAN
KARAKTERISTIK POPULASI DAN PENGELOLAAN
WBC PADA PERBEDAAN POLA TANAM PADI
 PERAMALAN SERANGAN WBC MT 2021/2022
1. Tahapan Peramalan WBC (OPT)
(a) Menyusun model peramalan OPT
sederhana, akurat dan aplikatif,
(b) Menghitung Prakiraan Luas Serangan OPT
pada masa yang akan datang, sebagai
PERINGATAN DINI TERHADAP WBC
(c) Menyusun saran tindak pengelolaan OPT
sesuai dengan prinsip/strategi PHT, dan
(d) Menekan populasi/serangan OPT, menjaga
tingkat produktivitas tanaman dan
keamanan lingkungan.
 PERAMALAN SERANGAN WBC MT 2021/2022
2. Ramalan Serangan WBC MT 2021/2022
(a) Dihitung berdasarkan data serangannya
pada MT 2021 (11.288 ha);
(b) Data Juli, Agustus, dan September 2021
adalah Angka Estimasi;
(c) Angka Ramalan Serangan WBC MT
2021/2022 seluas 19.444 ha;
(d) Ramalan terluas Jateng (7.193 ha), Jabar
(4.676 ha), dan Jawa Timur (1.579 ha);
(e) Meningkatkan kewaspadaan dini di
daerah-daerah endemis serangan WBC
 RAMALAN SERANGAN WERENG BATANG COKLAT PADA MT 2021/2022

KLTS MT Ramalan KLTS KLTS MT 2021 Ramalan KLTS

Provinsi Provinsi
2021 (ha)* 2021/2022 (ha) (ha)* 2021/2022 (ha)

Aceh 212 448 Nusa Tenggara Barat 61 143

Sumatera Utara 84 171 Nusa Tenggara Timur 53 265
Sumatera Barat 92 276 Kalimantan Barat 27 93
Riau 110 198 Kalimantan Tengah 69 153
Jambi 10 55 Kalimantan Selatan 5 38
Sumatera Selatan 217 477 Kalimantan Timur 19 75
Bengkulu 15 66 Kalimantan Utara 0 0
Lampung 621 898 Sulawesi Utara 222 292
Kep. Bangka Belitung 144 229 Sulawesi Tengah 73 159
Kep. Riau 0 0 Sulawesi Selatan 65 149
DKI Jakarta 2 26 Sulawesi Tenggara 6 42
Jawa Barat 2,857 4,676 Gorontalo 7 275
Jawa Tengah 4,885 7,193 Sulawesi Barat 14 64
DI Yogyakarta 1 21 Maluku 67 151
Jawa Timur 959 1,579 Maluku Utara 6 43
Banten 254 836 Papua Barat 44 121
Bali 68 152 Papua 21 80
Jumlah 11,288 19,444
*data Juli, Agustus, September menggunakan data estimasi
 DISEMINASI RAMALAN SERANGAN WBC/OPT
3. Akses terhadap Ramalan Serangan WBC /OPT
(a) Workshop Evaluasi dan Serangan OPT
setiap Awal Musim Tanam;
(b) Buletin Peramalan OPT terbit setiap April
dan Oktober;
(c) Website Balai Besar Peramalan OPT;
(d) Siperditan (Sistem Peringatan Dini dan
Penangan Dampak Perubahan Iklim pada
Sektor Pertanian) yang dikelola oleh
Pusat Data dan Informasi Pertanian,
Sekretariat Jenderal Keme.Pertanian
PERAMALAN SERANGAN WBC DI PERTANAMAN
4. Akses terhadap Ramalan Serangan WBC /OPT
(a) Workshop Evaluasi dan Serangan OPT
setiap Awal Musim Tanam;
(b) Buletin Peramalan OPT terbit setiap April
dan Oktober;
(c) Website Balai Besar Peramalan OPT;
(d) Siperditan (Sistem Peringatan Dini dan
Penangan Dampak Perubahan Iklim pada
Sektor Pertanian) yang dikelola oleh
Pusat Data dan Informasi Pertanian,
Sekretariat Jenderal Keme.Pertanian
 PERAMALAN SERANGAN WBC DI PERTANAMAN
1.Hasil Pengamatan pada Fase Vegetatif Awal
FAKTOR KUNCI PERKEMBANGAN POPULASI
PUNCAK (KERUSAKAN, G-2) WERENG BATANG
COKLAT PADA MUSIM HUJAN ADALAH PADAT
POPULASI GENERASI AWAL/PENDATANG (G-0)
CONTOH PENERAPANNYA ADALAH SBB:
Petugas melakukan pengamatan tanaman padi
umur 3 minggu setelah tanam dan menemukan
WBC dengan rata-rata 0.2 ekor/rumpun, maka pada
umur 9 – 13 minggu setelah tanaman populasi WBC
adalah
• Log G-2 = 2.403 + 0.61 Log G-0 (r2=0.80, p<0.05)
 PENERAPAN PERAMALAN WBC PADA PADI
• Log G-2 = 2.403 + 0.61 Log G-0
Log G-2 = 2.403 + 0.61 Log 0.2
Log G-2 = 2.403 + 0.61 * (-0.698970004)
Log G-2 = 2.403 - 0.426371701
Log G-2 = 2.403 - 0.426371701
Log G-2 = 1.97663
G-2 = 10^ 1.97663
G-2 = 94.76 ekor/rumpun
• Rekomendasi
- Harus dilakukan pengendalian
- Menggunakan APH atau Pesnab yg kompatibel
 PERAMALAN SERANGAN WBC DI PERTANAMAN
2. Hasil Pengamatan pada Fase Generatif Awal
FAKTOR KUNCI PERKEMBANGAN POPULASI PUNCAK
(KERUSAKAN, G-2) WERENG BATANG COKLAT PADA
MUSIM HUJAN ADALAH PADAT POPULASI GENERASI
PENETAP (G-1)
CONTOH PENERAPANNYA ADALAH SBB:
Petugas melakukan pengamatan tanaman padi umur
6 minggu setelah tanam dan menemukan WBC
dengan rata-rata 20 ekor/rumpun, maka pada umur 9 –
13 minggu setelah tanaman populasi WBC adalah

Log G-2 = 1.273 + 0.57 Log G-1 (r2=0.89, p<0.05)

 PENERAPAN PERAMALAN WBC PADA PADI
Log G-2 = 1.273 + 0.57 Log G-1
Log G-2 = 1.273 + 0.57 Log 20
Log G-2 = 1.273 + 0.57 * (1.30103)
Log G-2 = 1.273 + 0.74159
Log G-2 = 2.01459
G-2 = 10^2.01459= 103.416 ekor/rumpun

Rekomendasi
- Harus dilakukan pengendalian
- Menggunakan Pestisida IGR atau Kontak
 PERAMALAN SERANGAN WBC DI PERTANAMAN
3. Hasil Pengamatan pada Fase Generatif Awal
FAKTOR KUNCI PERKEMBANGAN POPULASI PUNCAK
(KERUSAKAN, G-2) WERENG BATANG COKLAT PADA
MUSIM HUJAN ADALAH PADAT POPULASI GENERASI
PENETAP (G-1) DAN MUSUH ALAMI (S-1)
CONTOH PENERAPANNYA ADALAH SBB:
Petugas melakukan pengamatan tanaman padi umur 6
minggu setelah tanam dan menemukan WBC dengan
rata-rata 20 ekor/rumpun dan laba-laba sebanyak 4
ekor/rumpun, maka pada umur 9 – 13 minggu setelah
tanaman populasi WBC adalah
Log G-2 = Log G-1 - 0.98 Log S-1 + 1.29 (r2 =0.80, p<0.05)
 PENERAPAN PERAMALAN WBC PADA PADI
Log G-2 = Log G-1 - 0.98 Log S-1 + 1.29
Log G-2 = Log 20 - 0.98 Log 4 +1.29
Log G-2 = 1.30103 - 0.98 * (0.60206) + 1.29
Log G-2 = 1.30103 - 0.59002 + 1.29
Log G-2 = 2.00101
G-2 = 10^2.00101 = 1=100.23 ekor/rumpun

Rekomendasi
- Harus dilakukan pengendalian
- Menggunakan Pestisida IGR atau Kontak