You are on page 1of 10

Typhus

Abdominalis
Kelompok 2
Anggota
01 02
Adinda Lestari Pasisingi Hesti Arumadhani
751440122035 751440122044
03
Nafadila Rauf
04 751440122050 05
Rensi Van Solang Suci Marsyawal Kadir
751440122054 751440122059
Pathway Typhus
Abdominalis
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Dapat ditemukan, dapat pula Leukositosis atau kadar Leukosit normal.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.
3. Pemeriksaan Uji Widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri salmonella typhi.
4. Pemeriksaan Kultur
a. Kultur dalam: bisa positif pada minggu pertama
b. Kultur urine: bisa positif pada akhir minggu kedua
c. Kultur feses: bisa positif paada minggu kedua hingga minggu ketiga
5. Pemeriksaan Anti Salmonella Typhi IgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut salmonella typhi, karena antibody
IgM muncul pada hari ke-3 dan 4 terjadinya demam.
Diagnosa
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thyposa.
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual,
muntah/pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh.
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
kurang akibat mual, muntah, anoreksia, atau output yang berlebihan akibat diare.
4. Gangguan pola defeksi: diare berhubungan dengan proses peradangan pada dinding usus halus.
5. Perubahan pola defeksi: konstipasi berhubungan dengan proses peradangan pada dinding usus
halus.
6. Resiko tinggi trauma fisik berhubungan dengan gangguan mental delirium/psikosis.
Intervensi
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thyposa.
Intervensi Manajemen Hipertemi
2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual, muntah/pengeluaran yang berlebihan,
diare, panas tubuh.
Intervensi Manajemen Cairan
3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake kurang akibat mual, muntah,
anoreksia, atau output yang berlebihan akibat diare.
Intervensi Manajemen Nutrisi
4. Gangguan pola defeksi: diare berhubungan dengan proses peradangan pada dinding usus halus.
Intervensi Manajemen Diare
5. Perubahan pola defeksi: konstipasi berhubungan dengan proses peradangan pada dinding usus halus.
Intervensi Eliminasi Fekal
6. Resiko tinggi trauma fisik berhubungan dengan gangguan mental delirium/psikosis.
Intervensi Manajemen Keselamatan Lingkungan
Evaluasi
1. Diagnosa Hipertermia
- Evaluasi : S : Ibu pasien mengatakan An. R demam naik turun
O : Pasien tampak lemah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2. Diagnosa Defisit Volume Cairan
- Evaluasi : S : Pasien mengatakan lemas dan terasa nyeri perut bagian bawah
O : Pasien tampak sakit sedang
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3. Diagnosa Ketidakseimbangan Nutrisi
- Evaluasi : S : Pasien mengatakan sudah tidak merasa mual
O : Berat badan pasien normal
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
4. Diagnosa Gangguan Pola Defeksi
Evaluasi
- Evaluasi : S : Pasien mengatakan nyeri saat bab
O : Pasien tampak lemas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
5. Diagnosa Perubahan Pola Defeksi
- Evaluasi : S : Pasien mengatakan sudah bisa ke toilet
O : Pasien tampak lebih rileks
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
6. Diagnosa Resiko Tinggi Trauma Fisik
- Evaluasi : S : Pasien mengatakan nyeri punggung di sertai pusing
O : Pasien tampak lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
Thanks!

You might also like