You are on page 1of 53

UNDANG – UNDANG No.

1 / 1970

“KESELAMATAN KERJA”
LATAR BELAKANG
• Indonesia mengalami kemajuan pesat di bidang pembangunan dan
ketenagakerjaan. Oleh karena itu perlindungan tenaga kerja
dibutuhkan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja. Sejak
jaman Belanda pada tahun 1910 telah muncul Undang-Undang yang
digunakan untuk mengatur ketenagakerjaan di Indonesia. Undang -
Undang yang diterapkan adalah VR 1910 yang bersifat repressive
yang kemudian menjadi awal sejarah perundang K3 di Indonesia.

• Namun setelah berkembang dan Indonesia merdeka. VR 1910 ini


dirasakan tidak sesuai lagi karena :
⮚ Tidak sesuai dengan perkembangan teknik,teknologi dan azas
perlindungan ketenagakerjaan di Indonesia
⮚ Sifat polisional / refresi sudah tidak sesuai dengan era kemerdekaan
⮚ Kemajuan industrialisasi, intensitas kerja, bahan baku dan penunjang
kerja sudah berkembang pesat
….Latar belakang
❖ Diundangkan di Jakarta oleh Sekretaris Negera RI, ALAMSYAH dan
kemudian disahkan oleh Presiden RI Soeharto pada tanggal 12
Januari 1970 ditetapkanlah Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.

❖ UU No 1 Tahun 1970 dirasakan sesuai karena :


⮚ Bersifat preventive
⮚ Ruang lingkup lebih jelas
⮚ Rumusan Teknis lebih komprehensif
⮚ Pembinaan K3 bagi manajemen dan pekerja
⮚ Pembentukan unit P2K3 perusahaan
⮚ Pengaturan Retribusi pengawasan
DASAR HUKUM
⚫ Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
“ Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”

⚫ UU 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan :


Pasal 4 : “Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan “:
Huruf c :” Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan “
Pasal 35 ayat (3) : “ Pemberi kerja dalam mempekerjakan tenaga kerja wajib
memberikan perlindungan yang mencakup kesejahteraan, keselamatan, dan
kesehatan baik mental maupun fisik tenaga kerja”.
Pasal 86 : “Pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja”.
Pasal 87 : “Setiap perusahaan wajib menerapkan sistim managemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistim managemen perusahaan”.
Pasal 88 ayat (1) : “Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
………….Dasar Hukum
⚫ UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

⚫ PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3


: ”Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di Perusahaannya”. :Pasal 5 ayat (1)

⚫ Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3


: ”Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau yang
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistim Managemen
K3”. :Pasal 3 ayat (1).
PENGERTIAN K3

. Cabang Ilmu pengetahuan Teknis, medis


dan manajemen yg bertujuan upaya
mencegah terjadinya kecelakaan kerja
termasuk peledakan, kebakaran dan
Occupational decease (PAK).
Tujuan
Keselamatan
Kerja (K3)???
TUJUAN K3

TK mendapat perlindungan keselamatan


Orang lain berada di tempat kerja
mendapat perlindungan keselamatan

Sumber produksi dipakai & dipergunakan


secara aman dan efesien
11 Bab 18 Pasal

Istilah 1 Pembinaan 5 Kewajiban Bila


Memasuki Tempat
Kerja 9
2 Kelembaga 6
R. Lingkup
an
Kewajiban 1
Syarat2 Kecelakaa Pengurus
3 7 0
Keselamatan n
Kerja Ketentuan 1
Kewajiban & Hak Penutup 1
Pengawasan 4
Tenaga Kerja 8
BAB I ISTILAH Pasal 1

TEMPAT KERJA • Ruangan / Lapangan


• Tertutup / Terbuka
• Bergerak / tetap

- Tenaga kerja
- Usaha
- Sumber bahaya
ISTILAH (LANJUTAN)
Pasal 1

PENGURUS
Orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung sesuatu tempat kerja

PENGUSAHA
Orang / badan hukum yg menjalankan usaha 🡪 mempergunakan
tempat kerja

DIREKTUR
Pelaksana UU No. 1/1970 🡪 Ditunjuk Menteri Tenaga Kerja

PEGAWAI PENGAWAS
Pegawai teknis berkeahlian khusus dari Kementerian
Tenaga Kerja & Transmigrasi 🡪 ditunjuk oleh Menteri
AHLI KESELAMATAN KERJA
Tenaga teknis berkeahlian khusus dari Luar Kementerian Tenaga
Kerja 🡪 Ditunjuk Menteri
BAB II
RUANG LINGKUP
Udara Pasal 2 ayat 1

Darat
Dalam tanah 18 kelompok tempat kerja

Jenis-jenis usaha (tempat kerja) yang


diwajibkan melaksanakan syarat K3, tempat
kerja yang mempunyai sumber bahaya, yg
berkaitan dgn :
- Keadaan mesin,pesawat,alat kerja,
peralatan dan bahan
- Sifat pekerjaan
- Cara bekerja
Permukaan air - Lingkungan
- Proses produksi
Dalam air
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


Huruf (a) - (r)
(a)
Tempat kerja dimana dibuat,
dicoba, dipakai atau
dipergunakan mesin, pesawat,
alat, perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya
(Permen 38/2016; K3 PTP)
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(b)

dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan,


diperdagangkan, diangkut, atau disimpan
bahan atau barang yang: dapat meledak,
mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


dikerjakan pembangunan, (c)
perbaikan, perawatan,
pembersihan atau
pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan
lainnya termasuk bangunan
pengairan, saluran atau
terowongan di bawah tanah
dan sebagainya atau dimana
dilakukan pekerjaan
persiapan
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(d)

dilakukan usaha: pertanian,


perkebunan, pembukaan hutan,
pengerjaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan dan
lapangan kesehatan
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(e)

dilakukan usaha pertambangan dan


pengolahan: emas, perak, logam atau bijih
logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau
mineral lainnya, baik di permukaan
atau di dalam bumi, maupun di dasar
perairan

Seorang anggota staf PT Freeport Indonesia, Kamis (2/2), melihat proses flotasi
atau pengapungan mineral tambang, seperti tembaga, emas, dan perak. Proses
itu dilakukan untuk memperoleh konsentrat yang terdiri dari tembaga, emas,
dan perak. Konsentrat itu kemudian dialirkan ke Pelabuhan Amamapare,
dikeringkan, dan kemudian dikirim ke pabrik-pabrik pengecoran.
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(f)

dilakukan pengangkutan barang,


binatang atau manusia, baik di
darat, melalui
terowongan, dipermukaan air,
dalam air maupun di udara
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(g)

dikerjakan bongkar muat barang


muatan di kapal, perahu, dermaga,
dok, stasiun atau gudang
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(h)

dilakukan penyelaman, pengambilan


benda dan pekerjaan lain di dalam
air
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(i)

dilakukan pekerjaan dalam


ketinggian di atas permukaan
tanah atau perairan
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(j)

dilakukan pekerjaan
dibawah tekanan udara
atau suhu yang tinggi atau
rendah

Peleburan baja Peleburan pasir timah


RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(k)

dilakukan pekerjaan yang


mengandung bahaya
tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelantingan benda,
terjatuh atau terperosok,
hanyut atau terpelanting

Penambang Emas Illegal Beresiko Tertimbun Tanah Longsor


RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(l)

dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur


atau lubang
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(m)

terdapat atau menyebar suhu, kelembaban,


debu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
suara atau getaran;
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(n)

dilakukan pembuangan atau pemusnahan


sampah atau limbah;
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(o)

dilakukan pemancaran, penyiaran atau


penerimaan radio, radar, televisi, atau
telepon;
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(p)

dilakukan pendidikan, pembinaan,


percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat
teknis;
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(q)

dibangkitkan, dirubah,
dikumpulkan, disimpan,
dibagi-bagikan atau
disalurkan
listrik, gas, minyak atau
air;
RUANG LINGKUP (LANJUTAN)

18 tempat kerja Pasal 2 ayat 2


(r)

diputar film, pertunjukan sandiwara atau


diselenggarakan rekreasi lainnya yang
memakai peralatan, instalasi listrik atau
mekanik.

tornado
BAB III
SYARAT KESELAMATAN KERJA Pasal 3 ayat 1

a. mencegah dan mengurangi kecelakaan


<

Tempat kerja yang aman adalah tempat kerja yang bebas dari
kecelakaan. Jika di tempat kerja masih terjadi kasus kecelakaan
baik kecil, sedang atau berat, maka tempat kerja tersebut tidak
dapat dikatakan tempat kerja yang aman

Upaya pencegahan atau mengurangi kecelakaan kerja


1.Jagalah kebersihan di tempat kerja
2.Letakan Poster K3 ditempat yang tepat
3.Sediakan training sesuai kebutuhan
4.Pelihara kondisi peralatan kerja agar selalu baik
5.Berikan informasi menyeluruh berkaitan dengan prosedur
kerja
6.Jika ada kondisi tidak aman harus segera dilaporkan
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan


kebakaran

1. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam


kebakaran dan sarana evakuasi
2. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
3. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran
di tempat kerja; (Kepmen 186/1999 : Unit Penanggulangan
Kebakaran Di Tempat Kerja)
4. Penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara berkala
(Permenakertras N0. 4 tahun 1980 ttg. Syarat2 Pemasangan dan Pemeliharaan
APAR),
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;


d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan
diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian
lain yang berbahaya;
(Jalur Evakuasi, Serene, Tempat Berkumpul)
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
(Kotak P3K, Klinik Perusahaan, Ambulan)
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para
pekerja; (APD)
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

g. mencegah dan mengendalikan timbul atau


menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya
penyakit akibat kerja baik fisik maupun
psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
(Dipersyaratkan untuk dilakukan pengukuran lingker & K3
Bahan Berbahaya) permen 05 tahun 2018)
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

i. memperoleh penerangan yang cukup dan


sesuai;

j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara


yang baik;

k. menyelenggarakan penyegaran udara yang


cukup;

l. memelihara kebersihan, kesehatan dan


ketertiban;
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja,


alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya; (Ergonomi)
n. mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis
bangunan;
SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3 ayat 1

p. mengamankan dan memperlancar


pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang
berbahaya; (K3 Listrik Permen 33/2015 perubahan
Permen 12/2015)
r. menyesuaikan dan menyempurnakan
pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 4
BAB IV
PENGAWASAN K3 Pasal 5
KEWA JIBAN PENGURUS
Pasal 8

● Pemeriksaan kesehatan badan,kondisi


mental dan kemampuan fisik tenaga
kerja :
• Yang akan diterimanya (Baru)
• Yang hendak dpindah ke tugas/pekerjaan lain
(yang berpotensi bahaya)
• Berkala min satu tahun sekali
● Oleh Dokter perusahaan (yang dibenarkan oleh
Menteri)
• (Permenartrans No. 2 tahun 1980 ttg. Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelengaraan
keselamatan Kerja
BAB V
PEMBINAAN
Pengurus diwajibkan : Pasal 9

a. Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :


1. Kondisi dan bahaya di tempat kerja
2. Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
3. Menyediakan APD
4. Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
b. Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
c. Melakukan pembinaan
1. pencegahan kecelakaan
2. pemberantasan / penanggulangan kebakaran
3. peningkatan K3
4. pemberian P3K
d. Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
BAB VI
PANITIA PEMBINA K3 (P2K3)
Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembina Pasal 10
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

● Fungsi
● Wadah kerjasama peningkatan bidang K3
antara :
- Pihak perusahaan (managemen)
- Pihak pekerja
● Susunan
● Diatur dan tetapkan oleh Menteri
● Peraturan pelaksana Permen No. 04/Men/1987
……..PANITIA PEMBINA K3 (P2K3)
….Pasal 10

● P2K3 ini bertugas memberikan


pertimbangan dan dapat membantu
pelaksanaan usaha pencegahan kk dalam
perusahaan yang bersangkutan serta
dapat memberikan penerangan yang
efektif pada para pekerja yang
bersangkutan
BAB VII
KECELAKAAN KERJA
Pasal 11

••Pengurus
Pengurus wajibwajib melaporkan
melaporkan
kecelakaan
kecelakaan yang yang terjadi
terjadi di
di tempat
tempat
kerja
kerja
••Tata
Tata cara
cara Pelaporan
Pelaporan diatur
diatur oleh
oleh
Peraturan
Peraturan Perundangan
Perundangan Permenaker
Permenaker
No. 33 // 98
No. 98 ttg.Tata
ttg.Tata Cara
Cara pelaporan
pelaporan
Pemeriksaan
Pemeriksaan KK
KK
BAB VIII
KEWA JIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12

KEWAJIBAN HAK

• Memberikan keterangan ▪ Meminta pengurus


pada Pegawai untuk melaksanakan
Pengawas/Ahli Syarat K3
Keselamatan Kerja ▪ Menyatakan keberatan,
• (Pasal 2,3, sanksi Ps. 6 UU 3
jika syarat K3 belum
tahun 1951
terpenuhi
• Memakai APD
• Memenuhi dan mentaati
syarat K3
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
(Perlindungan Thp Orang Lain)
Pasal 13

❑ mentaati semua petunjuk


keselamatan kerja

❑ memakai alat-alat perlindungan diri


(APD)
BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14

Menempatkan semua syarat


keselamatan kerja & Undang-undang 1/1970
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
Memasang gambar keselamatan kerja & bahan
pembinaan lainnya
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
Menyediakan secara cuma-cuma, semua APD 🡪
utk TENAGA KERJA dan Orang Lain
BAB XI
Ketentuan – ketentuan penutup
Pasal 15
Peraturan pelaksana Sanksi
• Pelaksanaan ketentuan pidana hukuman kurungan
tersebut pada pasal-pasal selama-lamanya 3 bulan atau
di atas diatur lebih lanjut denda setinggi-tingginya Rp.
dengan peraturan 100.000,-
perundangan.
TERIMA KASIH

You might also like