You are on page 1of 57

PENGAWASAN PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DESA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TUJUAN BERNEGARA
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
1 seluruh tumpah darah Indonesia

2 Memajukan kesejahteraan
umum
3 Mencerdaskan kehidupan bangsa

Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang


Alinea Ke-4 4 berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial

ra , In b ra
REFLEKSI
 Sudah lama desa kurang diperhatikan dalam pembangunan dan peningkatan
kapasitas penyelenggaraan pemerintahan desa.
REFLEKSI
 Kebanyakan desa, harus diakui, masih dalam posisi yang relatif lemah, belum siap
untuk membangun desa secara cepat.
 Ketika perhatian tiba-tiba diberikan oleh Presiden terhadap desa yang jumlahnya
demikian banyak, dengan anggaran yang demikian besar, maka risiko potensi
kegagalan sangat besar.
 Pemerintah harus memikirkan strategi untuk mengurangi risiko kegagalan
tersebut.
 Pembenahan kapasitas kelembagaan, perangkat desa, pengelolaan keuangan,
kapasitas dalam perencanaan, monitoring dan evaluas, memang sangat diperlukan,
namun itu tidaklah cukup, diperlukan tatakelola yang baik.
 Tatakelola yang baik harus menjadi bagian dari budaya penyelenggaraan
pemerintahan desa, dan harus menjadi kriteria utama penilaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan desa.
 Dapatkah kita wujudkan itu? Kapan? Dan bagaimana memulainya?
LATAR BELAKANG
Hak asal usul
Desa menjadi Pe
kuat, maju, Tegasnya Lokal berskala desa Pe m
ng bi
kewenangan na
mandiri, dan Ditugaskan oleh ? aw an
Desa as
demokratis Pemerintah dan Pemda an
UU/6 Lainnya yang ditugaskan
2014 oleh Pemerintah dan
tentang Pemda
Desa Masyarakat
yang adil, Kebijakan Pemerintah
makmur, dan afirmasi
Pemda Provinsi
sejahtera capacity
Pemda Kabupaten/Kota
DESIGN DALAM
UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

 EKSISTENSI DESA DAN DESA ADAT


 PENGUATAN KELEMBAGAAN DESA
 PENGUATAN SUMBER EKONOMI DESA
 PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DEFINISI DESA
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan
nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Mengenai desa adat lihat lebih lanjut di : pasal 6, pasal 95 sd 110


HAK-HAK DESA

Desa berhak:
a. mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
berdasarkan hak asal usul, adat istiadat, dan nilai
sosial budaya masyarakat Desa;
b. menetapkan dan mengelola kelembagaan Desa; dan
c. mendapatkan sumber pendapatan

(Pasal 67) :
Penetapan Desa Adat, memenuhi syarat:
(1) kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya
secara nyata masih hidup, baik yang bersifat teritorial,
genealogis, maupun yang bersifat fungsional;
(2) kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak
(3) tradisionalnya dipandang sesuai dengan perkembangan
masyarakat; dan
(4) kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya
sesuai dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 96
Lembaga Kemasyarakatan Desa yang selanjutnya disingkat LKD adalah
wadah partisipasi masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut
serta dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan,
serta meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.

Lembaga Adat Desa atau sebutan lainnya yang selanjutnya


disingkat LAD adalah lembaga yang menyelenggarakan fungsi
adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yang
tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat Desa.
PENGUATAN SUMBER EKONOMI DESA

Keuangan Desa meliputi semua hak dan kewajiban desa yang


dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa
uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik desa
berhubung dengan pelaksanaan dan kewajiban desa.

(Pasal 71)
Pendapatan Desa /Desa Adat bersumber

1. Pendapatan asli desa dan/atau desa adat


2. Alokasi APBN
3. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi kab/kota (min 10%)
4. ADD yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima kab/kota
dari pemerintah pusat (min 10%) setelah dikurangi dana alokasi khusus
(DAK).
(jika Pemkab tidak memberikan ADD, maka Pemerintah akan
ditunda/dipotong sebesar alokasi dana perimbangan setelah dikurangi DAK)
5. Bantuan keuangan dari pemerintah propinsi dan pemerintah kab/kota
6. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat
7. Lain-lain pendapatan desa yang sah (Pasal 72) :
Dana Alokasi Desa (DAD) dari APBN

 Besaran alokasi anggaran yang peruntukkannya langsung ke Desa


ditentukan 10% (sepuluh perseratus) dari dan di luar dana
Transfer Daerah (on top) secara bertahap.
 Anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dihitung berdasarkan jumlah Desa dan
dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan
pembangunan Desa.

(penjelasan pasal 72 ayat (2):


ASET DESA
Aset desa/desa adat berupa tanah kas desa,
pasar desa, pasar hewan, tambatan perahu,
bangunan desa, pelelangan ikan, pelelangan
hasil pertanian, hutan milik desa, mata air
milik desa, pemandian umum, dan aset milik
desa lainnya.

(Pasal 76)
ASET LAINNYA MILIK DESA
a. kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN, APBD,
dan APBdesa
b. kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan/yang sejenis;
c. kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari
perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. hasil kerja sama Desa; dan
e. kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.
 Kekayaan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah
berskala lokal Desa yang ada di Desa dapat dihibahkan
kepemilikannya kepada Desa.
 Kekayaan milik Desa yang berupa tanah disertifikatkan
atas nama Pemerintah Desa.
 Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dikembalikan kepada
Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas umum.
 Bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status
kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib.
PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
(Pasal 83 sd 85)

 Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan perpaduan


Pembangunan antar-Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota.
 Pembangunan Kawasan Perdesaan oleh Pemerintah,
Pemprov, Pemkab dan/atau pihak ketiga yang terkait dengan
pemanfaatan Aset Desa dan tata ruang Desa wajib
melibatkan Pemerintah Desa.
 Perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan
pendayagunaan Aset Desa untuk pembangunan Kawasan
Perdesaan merujuk pada hasil Musyawarah Desa.
 Pembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan oleh Pemerintah,
Pemprov, Pemkab, melalui satuan kerja perangkat daerah,
Pemerintah Desa, dan/atau BUM Desa dengan
mengikutsertakan masyarakat Desa.

 Pembangunan Kawasan Perdesaan yang dilakukan oleh


Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan pihak ketiga wajib
mendayagunakan potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia serta mengikutsertakan Pemerintah Desa dan
masyarakat Desa.

 Pembangunan Kawasan Perdesaan yang berskala lokal Desa


wajib diserahkan pelaksanaannya kepada Desa dan/atau kerja
sama antar-Desa.
BADAN USAHA MILIK DESA
(Pasal 87 sd 90 ):

 Desa dapat mendirikan BUMDesa, dikelola secara kekeluargaan dan


gotongroyong. Pendirian BUMDesa harus disepakati melalui Musyawarah
Desa. Pendirian BUMDesa ditetapkan dengan PERATURAN DESA.
 Jenis usaha : bidang ekonomi dan pelayanan umum.
 Hasil usaha BUMDesa untuk : pengembangan usaha, pembangunan desa,
pemberdayaan masyarakat desa, bantuan masyarakat miskin melalui hibah,
bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam APBDesa.
 Pemerintah memberikan hibah dan/ akses permodalan, pendampinagn teknis
dan akses ke pasar, dan memprioritaskan BUMDES dalam pengelolaan SDA
di desa atau sekitar desa.
KERJASAMA DESA
(Pasal 91, 92) :

 Desa dapat bekerjasama dengan desa lainnya atau pihak ketiga.


 Kerja sama antar-Desa meliputi : pengembangan usaha bersama
yang dimiliki desa, kemasyarakatan dan pelayanan, keamanan dan
ketertiban.
 Kerjsama antar desa dituangkan dalam Peraturan Bersama Kepala
Desa setelah musyawarah antar desa.
 Kerjasama antar desa dilaksanakan oleh Badan Kerja sama antar
Desa yang dibentuk melalui Peraturan Bersana Kepala Desa.
 Badan kerja sama antar Desa dapat membentuk kelompok/lembaga
sesuai kebutuhan.
 Dalam pelayanan usaha antar Desa dapat dibentuk BUMDesa yang
merupakan milik 2 (dua) desa atau lebih.
PEMBINAAN DAN PEMDAMPINGAN DESA
(Pasal 112 sd 115) :

 Point pentingnya ada pada kewajiban pemerintah untuk memberikan


pendampingan kepada desa. Sebab dengan besarnya dana yang
mengalir ke desa, tanpa pendamping untuk proses musyawarah desa
membentuk RPJM (rencana pembangunan jangka menengah desa)/RKP
(rencana kerja pemerintah desa), maka dikhawatirkan anggaran untuk
desa tidak dipergunakan secara tepat sasaran sesuai kebutuhan
pembangunan desa.
 Pemberdayaan dilakukan dengan pendampingan dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan pembangunan desa dan kawasan
perdesaan.
A. Asas Pengaturan dan Defenisi Desa

Pengaturan desa berasaskan: rekognisi, subsidiaritas, keberagaman,


kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan, musyawarah, demokrasi,
kemandirian, partisipasi, kesetaraan, pemberdayaan dan keberlanjutan.

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyebutan desa atau
desa adat dapat disesuaikan dengan penyebutan yang berlaku di daerah
setempat.
B. Kedudukan Desa

Desa berada di dalam dan dibawah pemerintahan daerah kabupaten/


kota. Otonomi desa tidak lagi menjadi sisanya otonomi daerah (yang
bersumber dari hak berian), melainkan wujud pengakuan atas hak asal-
usul yang dimiliki desa (bersumber dari hak bawaan).

C. Penataan Desa
Pemerintah dapat melakukan penataan desa dengan tujuan untuk
mewujudkan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan desa,
mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, mempercepat
peningkatan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kualitas tata kelola
pemerintahan desa, dan meningkatkan daya saing desa.
D. Kewenangan Desa

Kewenangan berdasarkan hak asal usul yaitu merupakan warisan yang masih
hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat, antara lain sistem organisasi
masyarakat adat, kelembagaan, pranata dan hukum adat, tanah kas
desa, serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat desa.

Kewenangan lokal berskala desa adalah kewenangan untuk mengatur dan


mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa atau
mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena
perkembangan desa dan prakarsa masyarakat desa.
E. Musyawarah Desa

 Musyawarah desa diselenggarakan oleh BPD dalam upaya meningkatkan


kinerja pemerintah desa, memperkuat kebersamaan, serta meningkatkan
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
 Musyawarah desa atau yang disebut dengan nama lain forum musyawarah
antara BPD, pemerintah desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh BPD untuk memusyawarahkan dan menyepakati hal yang bersifat
strategis dalam penyelenggaraan pemerintah desa.
 Hal yang bersifat strategis meliputi: penataan desa, perencanaan desa,
kerjasama desa, rencana investasi yang masuk ke desa, pembentukan BUM
desa, penambahan dan pelepasan aset desa, dan kejadian luar biasa. Hasil
musyawarah desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam
keputusan hasil musyawarah dijadikan dasar oleh BPD dan pemerintah desa
dalam menetapkan kebijakan pemerintah desa.
G. Sumber-Sumber Pendapatan Desa
Pendapatan asli desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa. Keuangan
desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.

H. Tujuan Normatif Pembangunan Desa


Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan
prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
Pembangunan desa mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan
keadilan sosial.
Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan pembangunan desa
dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat
desa yang meliputi:
 peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar
 pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan
berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang
tersedia
 pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif
 pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk
kemajuan ekonomi
 peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat
desa berdasarkan kebutuhan masyarakat desa.
I. Hak Masyarakat Desa

 meminta dan mendapatkan informasi dari pemerintah desa serta mengawasi


kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa,
pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
 memperoleh pelayanan yang sama dan adil
 menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis secara
bertanggung jawab tentang kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa
 memilih, dipilih, dan/atau ditetapkan menjadi:
– kepala desa
– perangkat desa
– anggota badan permusyawaratan desa, atau
– anggota lembaga kemasyarakatan desa.
 mendapatkan pengayoman dan perlindungan dari gangguan ketenteraman dan
ketertiban di desa.
J. Kewajiban Masyarakat Desa

Masyarakat desa berkewajiban:


 membangun diri dan memelihara lingkungan desa
 mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa yang baik mendorong terciptanya
situasi yang aman, nyaman, dan tenteram di desa
 memelihara dan mengembangkan nilai permusyawaratan, permufakatan,
kekeluargaan, dan kegotongroyongan di desa, dan
 berpartisipasi dalam berbagai kegiatan di desa.
 Pengawasan dan Partisipasi Masyarakat
K. Pengawasan dan Partisipasi Masyarakat
 Masyarakat desa berhak mendapatkan informasi mengenai rencana dan
pelaksanaan pembangunan desa.
 Masyarakat desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembangunan desa.
 Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi desa
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah kabupaten/ kota.
L. Pembinaan
Pemerintah memberdayakan masyarakat desa dengan menerapkan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (teknologi tepat guna) dan
temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat desa,
meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat desa melalui pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan serta mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/
atau yang sudah ada di masyarakat desa.Ketentuan Peralihan
M. Ketentuan Peralihan
Desa yang sudah ada sebelum undang-undang ini berlaku tetap diakui sebagai
desa. Pemerintah daerah kabupaten/ kota menetapkan peraturan daerah
tentang penetapan desa dan desa adat di wilayahnya. Penetapan desa dan desa
adat paling lama 1 tahun sejak undang-undang ini diundangkan. Paling lama 2
tahun sejak undang-undang ini berlaku, pemerintah daerah kabupaten/ kota
bersama pemerintah desa melakukan inventarisasi aset desa.
CATATAN : UNTUK MENJADI PERHATIAN

1. Penataan dan administrasi pemerintahan desa;


2. Pengelolaan keuangan dan asset desa;
3. Produk hukum desa;
4. Kelembagaan desa;
5. Inovasi ,dan
6. Perkembangan desa.
Administrasi Pemerintahan Desa adalah keseluruhan proses
kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai
Pemerintahan Desa pada Buku Register Desa

 Administrasi Umum;
 Administrasi Penduduk;
 Administrasi Keuangan;
 Administrasi Pembangunan; dan
 Administrasi Lainnya.

Permendagri No.47 Tahun 2016


PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 1 TAHUN 2015

Pasal 5: Kriteria Kewenangan Lokal Berskala Desa Meliputi:

a. Kewenangan Yg Mengutamakan Kegiatan Pelayanan Dan Pemberdayaan Masyarakat


b. Kewenangan Yg Mempunyai Lingkup Pengaturan Dan Kegiatan Hanya Di Dalam
Wilayah Dan Masyarakat Desa Yg Mempunyai Dampak Internal Desa
c. Kewenangan Yg Berkaitan Dengan Kebutuhan Dan Kepentingan Sehari-hari
Masyarakat Desa
d. Kegiatan Yg Telah Dijalankan Oleh Desa Atas Dasar Prakarsa Desa
e. Program Pemerintah, Pem Prov, Pem Kab/Kota Dan Pihak Ketiga Yg Telah
Diserahkan Dan Dikelola Oleh Desa
f. Kewenangan Lokal Berskala Desa Yg Telah Diatur Dlm Peraturan Per Uu Tentang
Pembagian Kewenangan Pemerintah, Pem Prov Dan Pem Kab/Kota.
PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 1 TAHUN 2015
PASAL 7: KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA MELIPUTI:

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PEMBANGUNAN DESA

PEMBINAAN KEMASYARAKATAN DESA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA


PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 1 TAHUN 2015

PASAL 9: KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI BIDANG


PEMBANGUNAN DESA MELIPUTI:
PELAYANAN DASAR DESA

SARANA DAN PRASARANA DESA

PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DESA

PEMANFAATAN SDA DAN LINGKUNGAN DESA


DESA SEBAGAI 1. DANA DESA
KESATUAN MASYARAKAT HUKUM 2. ALOKASI DANA DESA
3. BAGI HASIL PAJAK DAERAH
4. BANTUAN KEUANGAN

MUSDES

PEMDES BPD WEWENANG DESA

MASYARAKAT
1. ASET DESA
2. SWADAYA
MASYARAKAT
TATA KELOLA DESA YANG 3. SUMBERDAYA MANUSIA
DEMOKRATIS BERDASARKAN
PRODUK HUKUM DESA
38
PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 1 TAHUN 2015

PASAL 10: KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI BIDANG PELAYANAN DASAR DESA
MELIPUTI:
a. PENGEMBANGAN POS KESEHATAN DESA DAN POLINDES
b. PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN DESA
c. PENGELOLAAN DAN PEMBINAAN POSYANDU MELALUI:
LAYANAN GIZI BALITA, PEMERIKSAAN IBU HAMIL, PMT, PENYULUHAN KESEHATAN,
GERAKAN PHBS, PENIMBANGAN BAYI DAN BALITA DAN GERAKAN SEHAT UNTUK
LANSIA
d. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN UPAYA KESEHATAN TRADISIONAL
e. PEMANTAUAN DAN PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN ZAT ADIKTIF
DI DESA
f. PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
g. PENGADAAN DAN PENGELOLAAN SANGGAR BELAJAR, SANGGAR SENI BUDAYA DAN
PERPUSTAKAAN DESA
h. FASILITASI DAN MOIVASI TERHADAP KELOMPOK BELAJAR DI DESA.
PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
NOMOR 1 TAHUN 2015

PASAL 11: KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI BIDANG SARANA DAN PRASARANA DESA MELIPUTI:

1. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN KANTOR DAN BALAI DESA


2. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JALAN DESA
3. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JALAN USAHA TANI
4. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN EMBUNG DESA
5. PEMBANGUNAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
6. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN RUMAH IBADAH
7. PENGELOLAAN PEMAKAMAN DESA DAN PETILASAN
8. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN SANITASI LINGKUNGAN
9. PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN AIR BERSIH BERSKALA DESA
10. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN IRIGASI TERSIER
11. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN LAPANGAN DESA
12. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN TAMAN DESA
13. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN SERTA PENGELOLAAAN SALURAN UNTUK BUDIDAYA
PERIKANAN
KEBIJAKAN PENGAWASAN 2019 -2020
FOKUS DESA
Capaian standar pelayanan minimal dan norma, standar, prosedur dan kriteria urusan pemerintahan
didaerah
Urusan Pemerintahan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dengan prioritas

PERMENDAGRI 35/2018
APIP Kabupaten/Kota APIP Provinsi Ke Kab/Kota
40
TITLE GOES HERE

program pengembangan produk


1 pengawasan dana desa 01 % unggulan desa
peningkatan kapasitas aparatur program pembangunan embung
2 pemerintahan desa dalam pengelolaan 02 desa
keuangan dan aset desa TITLE GOES HERE
TITLE GOES HERE

03 program pengembangan badan


3 kelestarian adat istiadat usaha milik desa
TITLE GOES HERE TITLE GOES HERE

penataan dan pendataan 04 program pembangunan sarana


4 olahraga desa
lembaga kemasyarakatan desa .
.

5
TITLE GOES HERE
05 TITLE GOES HERE

pembentukan dan pengembangan dana desa


lembaga keuangan mikro dan TITLE GOES HERE

dana dekonsentrasi
pasar desa
AREA RISIKO DALAM DANA DESA

PERENCANAAN PENGANGGARAN
 Keselarasan Perencanaan
 Tingkat Partisipasi  Unifikasi dan Integrasi Anggaran
 Kualitas RKP Desa  Harmonisasi Kades & BPD
 Evaluasi APB Desa oleh kec

PENATAUSAHAAN
PELAKSANAAN
 Administrasi pembukuan
 Pengadaan B/J  Cara peng-SPJ-an
 Kewajiban Perpajakan  Pencatatan kekayaan desa
 Kades ‘Powerfull’  Konsep ‘Bel. Modal’ & Bel. Barang

PELAPORAN & KEUANGAN DESA


PERTANGGUNGJAWABAN

 Jumlah Laporan yg hrs dibuat  Efektifitas pengawasan


 Tatacara Pelaporan  Kesiapan APIP

42
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA :
PEMERINTAH, :
1. Pengawasan atas memberikan pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan
desa;
2. Pengawasan atas memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa;
3. Pengawasan atas memberikan penghargaan, pembimbingan, dan pembinaan kepada lembaga
masyarakat Desa.
4. Pengawasan atas memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;
5. Pengawasan atas memberikan memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat Desa;
6. Pengawasan atas memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan;
7. Pengawasan atas memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga
kemasyarakatan Desa;
8. Pengawasan atas menetapkan bantuan keuangan langsung kepada Desa;
9. melakukan pendidikan dan pelatihan tertentu kepada aparatur Pemerintahan Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa;
10.Pengawasan atas melakukan penelitian tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa di Desa
tertentu;
11. Pengawasan atas mendorong percepatan pembangunan perdesaan;
12. Pengawasan atas memfasilitasi dan melakukan penelitian dalam rangka penentuan kesatuan
masyarakat hukum adat sebagai Desa; dan
13. Pengawasan atas menyusun dan memfasilitasi petunjuk teknis bagi BUM Desa dan lembaga kerja
sama Desa.
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA :
PROVINSI, :
1. Pengawasan atas melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penyusunan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur Desa; .
2. Pengawasan atas melakukan pembinaan Kabupaten/Kota dalam rangka pemberian alokasi
dana Desa;.
3. Pengawasan atas melakukan pembinaan peningkatan kapasitas Kepala Desa dan perangkat
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan lembaga kemasyarakatan.
4. Pengawasan atas melakukan pembinaan manajemen Pemerintahan Desa;;
5. Pengawasan atas melakukan pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui
bantuan keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis;
6. Pengawasan atas melakukan bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin dilakukan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
7. Pengawasan atas melakukan inventarisasi kewenangan Provinsi yang dilaksanakan oleh Desa;
8. Pengawasan atas melakukan pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa;
9. Pengawasan atas melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penataan
wilayah Desa;
10. Pengawasan atas membantu Pemerintah dalam rangka penentuan kesatuan masyarakat
hukum adat sebagai Desa; dan
11. Pengawasan atas membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa Kabupaten/Kota
dan lembaga kerja sama antar Desa.
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA :
KABUPATEN/KOTA, :
1. Pengawasan atas Penataan Desa, memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan
Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh Desa;
2. Pengawasan atas memberikan pedoman penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa.
3. Pengawasan atas memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;.
4. Pengawasan atas melakukan fasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa ;
5. Pengawasan atas melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Desa;
6. Pengawasan atas menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk Desa;
7. Pengawasan atas mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan pendayagunaan Aset Desa;
8. Pengawasan atas melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
9. Pengawasan atas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat;
10.Pengawasan atas memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Badan Permusyawaratan Desa, lembaga kemasyarakatan,
dan lembaga adat;
11. Pengawasan atas melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan;
12. Pengawasan atas melakukan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan keuangan,
bantuan pendampingan, dan bantuan teknis;
13. Pengawasan atas melakukan peningkatan kapasitas BUM Desa dan lembaga kerja sama antar-Desa;
dan
14. Pengawasan atas memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
Saya percaya bahwa kemakmuran Indonesia
bergantung pada kedaulatan dan
kesejahteraan rakyat di 72.944 desa.
Sekiannn.....
Terima kasih
reg
ul a si ..
 UNDANG-UNDANG DESA NOMOR 06 TAHUN 2014;
.
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 PERATURAN
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG
DESA;
 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN
2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA ;
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2015
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60
TAHUN 2014 TENTANG DANA DESA YANG BERSUMBER DARI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ;
 KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI
KEUANGAN, MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI TENTANG NOMOR 900/5356/SJ
NOMOR 959/KMK.07/2015 NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG
PERCEPATAN PENYALURAN, PENGELOLAAN, DAN PPENGGUNAAN
DANA DESA.
 PERMENDARI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA
 PERMENDARI NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN
DESA;
 PERMENDAGRI NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN DESA ;
 PERMENDAGRI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA ;
 PERMENDAGRI NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN DAN
PENEGASAN BATAS DESA;
 PERMENDAGRI NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA;
 PERMENDARI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA;
 PERMENDAGRI NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA;
 PERMENDAGRI NOMOR 83 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA;
 PERMENDAGRI NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN
TATAKERJA PERANGKAT DESA;
 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111
TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERATURAN DI DESA;
 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 112
TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA ;
 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113
TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ;
 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114
PERATURAN LEMBAGA KEBIJAKAN BARANG/JASA (LKPP) TENTANG
DESA
 PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA KEBIJAKAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 13 TENTANG PEDOMAN DAN
TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA.:
 PERATURAN KEPALA (PERKA) LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN
BARANG/JASA DI DESA NOMOR 13 TENTANG PEDOMAN DAN TATA
CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA;.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
1. PERATURAN MENTERI KEUANGAN (PMK) NOMOR: 93/PMK.07/2015
TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN,
PENYALURAN, PEMANTAUN, DAN EVALUASI DANA DESA;
2. PERATURAN MENTERI KEUANGAN (PMK) NOMOR 247/PMK.07/2015
TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN, PENYALURAN,
PENGGUNAAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI DANA DESA. ;
3. PMK TENTANG PENGELOLAAN TRANFER KE DAERAH DAN DANA
DESA 2016, PMKNOMOR 49/PMK.07/2016;
4. PMK TENTANG PENGELOLAAN TRANFER KE DAERAH DAN DANA
DESA 2017, PMKNOMOR 50/PMK.07/2017.
PERATURAN MENTERI DESA, PDTT
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG
PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2017;
INDEKS DATA MEMBANGUN (IDM)
1. PERMENDESA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2015;
2. PERMENDESA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA TERTIB DAN
MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH DESA ;
3. PERMENDESA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENDAMPINGAN DESA ;
4. PERMENDESA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN,
PENGELOLAAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMD) .
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH
KABUPATEN/KOTA
1 Penataan Desa a. Pembentukan Desa di kawasan Penetapan susunan Penyelenggaraan penataan
yang bersifat khusus dan kelembagaan, Desa.
strategis bagi kepentingan pengisian jabatan, dan
nasional. masa jabatan kepala
b. Penerbitan kode Desa desa adat berdasarkan
berdasarkan nomor registrasi hukum adat.
dari Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat.

2 Kerja Sama Desa Fasilitasi kerja sama antarDesa dari Fasilitasi kerja sama Fasilitasi kerja sama
Daerah provinsi yang berbeda. antarDesa dari Daerah antarDesa dalam 1 (satu)
kabupaten/kota yang Daerah kabupaten/kota.
berbeda dalam 1 (satu)
Daerah provinsi.
NO SUB PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
URUSAN PUSAT
3. Administrasi - - Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pemerintahan administrasi pemerintahan Desa.
Desa

4 Lembaga Pemberdayaan Pemberdayaan lembaga a. Pemberdayaan lembaga kemasyarakatan


Kemasyarakat lembaga kemasyarakatan yang bergerak di yang bergerak di bidang pemberdayaan
an, Lembaga kemasyarakatan bidang pemberdayaan Desa dan Desa dan lembaga adat tingkat Daerah
Adat, dan yang bergerak di lembaga adat tingkat Daerah kabupaten/kota dan pemberdayaan
Masyarakat bidang provinsi serta pemberdayaan masyarakat hukum adat yang masyarakat
Hukum Adat pemberdayaan masyarakat hukum adat yang pelakunya hukum adat yang sama dalam
Desa tingkat masyarakat pelakunya hukum Daerah kabupaten/kota.
nasional. adat yang sama berada di lintas b. Pemberdayaan lembaga kemasyarakatan
Daerah kabupaten/kota. dan lembaga adat tingkat Desa.
SISTEMATIKA PROGRAM KERJA PENGAWASAN YAITU:
1. Judul;
2. Nomor PKP;
3. Nama Instansi Yang Dilakukan Pengawasan;
4. Sifat Pengawasan;
5. Periode Pengawasan;
6. Lama Waktu Pengawasan;
7. Dasar Pengawasan;
8. Tujuan Pengawasan;
9. Objek Pengawasan Ruang Lingkup Dan Sasaran Pengawasan;
10. Pola Laporan; Dan
11. Sasaran, Fokus, Indikator, Langlah Kerja Dan Dan Objek Pengawasan.
No Sasaran Fokus Indikator Langkah Kerja Nomor Langkah Objek Pengawasan Lama (hari) Pelaksana
Pengawasan Pengawasan Kerja Pengawasan

1 2 3 4 5 6 7 8 9
I. [Diisi sasaran pengawasan sesuai [Diisi fokus pengawasan sesuai [Diisi rincian Indikator [Diisi langkah kerja terperinci untuk setiap [Diisi nomor langkah [Diisi dengan nama [Diisi dengan [Diisi dengan
dengan Kebijakan Pengawasan dengan Kebijakan Pengawasan untuk setiap Sasaran Sasaran, Fokus dan Indikator Pengawasan] kerja sesuai dengan lokus/Unit Kerja lamanya hari nama PPUPD
dan Program Kerja Pengawasan dan Program Kerja Pengawasan dan Fokus urutan Nomor, yang dilakukan dalam yang melakukan
Tahunan] Tahunan] Pengawasan] Sasaran, Fokus, Pengawasan] melakukan Pengawasan]
Indikator dan langkah kerja]
Langkah Kerja
Pengawasan]

Dst
Mengetahui Disusun oleh
Inspektur Jenderal/Inspektur Utama/Inspektur Penanggungjawab
/Inspektur Daerah,

(………………………………………) (………………)

Contoh format Lampiran Program Kerja Pengawasan, sebagai berikut:

You might also like