Professional Documents
Culture Documents
Membangun Ketangguhan Komunitas Dalam Menghadapi Covid-19 Imam B. Prasodjo
Membangun Ketangguhan Komunitas Dalam Menghadapi Covid-19 Imam B. Prasodjo
2
APA MESIN PENDORONG PERUBAHAN?
(Frances Fukuyama, 1992)
Covid 19
• Keinginan Meraih
Kesejahteraan
Fisik (physical
well-being)
Thymos
• Teknologi yang [spiritedness]
Mampu Memenuhi desire for recognition
Keinginan
Manusia
7
KETANGGUHAN
TUBUH
DALAM
MEMBANGUN
IMUNITAS
11
RAPATKAN SHAF VS PHYSICAL DISTANCING
13
14
PERTEMUAN DENGAN PROTOKOL KESEHATAN
1
MELETAKKAN PARADIGMA PEMBANGUNAN HUMAN-
ECOSYSTEM-WELL BEING
UN STATEMENT ON COVID 19:
• The outbreak of epidemics like COVID-19 reveal the
fundamental tenets of the trade-off we consistently face:
humans have unlimited needs, but the planet has limited
capacity to satisfy them.
• Regardless of its cause or origin, the emergence of COVID-19
has underscored the mutually-affective relationship between
people and nature.
• Now, we must try to understand and appreciate the limits to
which humans can push nature, before the impact is
negative. Those limits must be embraced by our consumption
and production aspiration.
https://www.unenvironment.org/news-and-stories/story/covid-19-and-nature-trade-paradigm
Industrial Revolution
Twh
Dromedary
camels Bovines
Camelid (Sapi)
e.g. Llama Palm Civets Pangolin
(musang) (Trenggiling)
Source:
Zi-Wei Ye1, Shuofeng Yuan, Kit-San Yuen, Sin-Yee Fung, Chi-Ping Chan, and Dong-Yan Jin.
Zoonotic origins of human coronaviruses. International Journal of Biological Sciences 2020;
16(10): 1686-1697. doi: 10.7150/ijbs.45472
َََ ِمُُوا لَََُّْ ُه ْم يَ ْر ِِجُْو
َ َ الَّذِي ِ َّت أ َ ْيدِي الن
َ ْْ َاس ِليُذِيقَ ُه ْم ب َ سا ُد فِي ْالبَ ِر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك
ْ َسب َ َظ َه َر ْالف
َ •
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)” (QS Ar Ruum:41).
Conference of the Parties (COP21) in Paris
De-GROWTH GROWTH
D
Conservationist
VS Developmentalist
▪ ▪
▪
Kurangi Pemanasan Global
Lindungi Keragaman Hayati AND ▪
Pengentasan Kemiskinan
Keamanan Pangan
▪ Pulihkan Ecosystem Service ▪ Persempit Ketimpangan Pendapatan
▪ Lindungi Spesies Terancam Punah
WITH ▪
▪
Persempit Ketimpangan Gender
Pendidikan
COVID-19
Ke mana Arah
Sustainable Development Paradigm?
Zentrum für Entwicklungsforschung / Center for Development Research (ZEF)
Paradigma Pembangunan
Berwawasan Lingkungan & Sosial
Human system
Culture Governance
Human well-
Education Healthcare
being
Natural
CO2 emissions
Capital
Water quality
Ecosystem well- Air quality
being
X Generation Z Generation
Source: http://inc-asean.com/lead/worlds-10-serious-problems-according-millennials/
70 juta
Lahir 1945 dan sebelumnya Lahir 1946-1964 Lahir 1965-1980 Lahir 1981-1996 Lahir 1997-2012 Lahir 2013 dst
Generasi Millenial
Relatif Lebih Terdidik
Dibanding Generasi
Sebelumnya
Sumber: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak & BPS: Profil Generasi Milenial Indonesia 2018
PARAMETER BARU
KETANGGUHAN BANGSA
44
PERGULATAN PANJANG DALAM
TRANSFORMASI TATANAN-SOSIAL
ORIENTASI
TEORETIK
NILAI-NILAI
KEPENTINGAN
Penguapan
(Evaporation)
Airborne <5micron
Airborne Viruses
Penetes Jatuh
ke Benda Lain
Contact
(Despotition) Surface Viruses
http://indianexpresss.in/ncert-exemplar-problems-class-9-science-fall-
iii/
https://www.lymedisease.org/covid-19-diy-masks/
Kembali Gunakan Ventilasi Alam, Kurangi Jumlah Orang Dalam Ruangan
• Paper’s title: Airborne transmission of SARS-CoV-2: The world should face
Dr. Moraska notes that
the reality.
handwashing and social distancing are
not enough; they do not prevent infection
by inhalation of the virus.
• Science explains the mechanisms of such transport and there is evidence that this is a
significant route of infection in indoor environments. Despite this, no countries or authorities
consider airborne spread of COVID-19 in their regulations to prevent infections transmission
indoors. It is therefore extremely important that the national authorities acknowledge the
reality that the virus spreads through air, and recommend that adequate control measures be
implemented to prevent further spread of the SARS-CoV-2 virus, in particular removal of the
virus-laden droplets from indoor air by ventilation.
• Dr. Moraska looks at past events, including SARS-CoV-1, which hit Hong Kong and Toronto
hard, and which spread in the air, as well as a number of other virus outbreaks, and sees no
reason why this one should be different.
• "Therefore, all possible precautions against airborne transmission in
indoor scenarios should be taken. Precautions include
increased ventilation rate, using natural
ventilation, avoiding air recirculation,
avoiding staying in another person’s direct
air flow, and minimizing the number of
people sharing the same environment."
https://www.treehugger.com/new-research-raises-more-concerns-about-airborne-transmission-covid-4848040
1. Akankah hubungan manusia
DAMPAK COVID 19 TERHADAP PERUBAHAN INTERAKASI SOSIAL DAN RUANG PUBLIK dengan ruang public
berubah? Bila ya, berapa
KEBIJAKAN MEMUTUS MATA lama?
RANTAI COVID-19 TERKAIT MAKRO 2. Adakah pengaruh design
ruang public terhadap
DENGAN PERILAKU INDIVIDU
penularan Covid?
DAN INTERAKSI SOSIAL 3. Apakah perubahan perilaku
Perubahan Dampak Ke
1. Kebijakan Sering Cuci saat ini terus bertahan?
Perilaku Depan Terhadap 4. Apakah akan ada hubungan
Tangan dengan Sabun emosi masyarakat dengan
2. Hindari Kerumunan Individu dan Ruang Publik ruang berubah?
dari segi: 5. Apa dan bagaimana
Interaksi keuntungan yang diperoleh
3, Kebijakan “social/physical 1. Desain
Sosial dari perubahan “urban
distancing” 2. Penggunaan nature” ini?
di Ruang- 3. Persepsi 6. Apakah ada kaitan responds
penanggulangan dampak
4. “Stay at Home” Ruang Publik Covid 19 dengan isu
pembangunan perkelanjutan
5. Pelarangan/Pembatasan dan perubahan iklim?
7. Apakah pengalaman ini akan
Transportasi Publik
MIKRO menggiring kita untuk
memikirkan cara baru
membangun dan redesign
Perubahan Dampak Ke ulang kota.
6. Pelarangan/Pembatasan Depan Terhadap
Interaksi
Penggunaan Fasilitas Ruang
Publik
Sosial Ruang Privat
di Ruang- dari segi:
7. Pembatasan Sosial Berskala Ruang 1. Desain
Besar (PSBB) Privat 2. Penggunaan
3. Persepsi
KETANGGUHAN
TUBUH DALAM
MEMBANGUN
IMUNITAS
53
PELAYANAN
PERUBAHAN KESEHATAN AKTIVITAS
PERILAKU PENDIDIKAN
AKTIVITAS
PERDAGANGAN
MENGETAHUI AKTIVITAS
HIBURAN
AKTIVITAS
RUMAH TANGGA
ARSITEKTUR DAN
TATARUANG
John Koetsier mengutip hasil sebuah survei (lihat Forbes.Com, 5 Juni 2020)
yang dapat memberi gambaran. Dengan parameter yang ditentukan, seratus
negara diukur tingkat kesiapsiagaan daruratnya dalam menghadapi pandemi
Covid 19. Hasilnya, sepuluh negara yang masuk sebagai negara dalam
ketegori peringkat tertinggi adalah Swiss, Jerman, Israel, Singapura, Jepang,
Austria, Cina, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Sedangkan,
Indonesia hanya menempati urutan ke 97, di atas Kamboja, Laos,
dan Bahama. Hasil survei ini dapat menjadi cermin tingkat kecerdasan
yang kita miliki dalam menghadapi pandemi Covid 19.
Gambar 2.1 Grafik Persentase Balita Tertimbang di Indonesia
Indikator
PROSES PEMETAAN TINGKAT KETANGGUHAN WILAYAH Berbagai Bentuk
1 Protokol Kesehatan PEMETAAN
DI BIDANG KESEHATAN, EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA pada Lokasi-Lokasi
Kerumunan
Indikator
Upaya Sasaran Terkait
Sosialisasi pada
Pengendalian Regulasi 1 Aktivitas
Intensitas Penularan Covid- (Pemakaian 2 Berbagai Segmen
Kerumunan
Ekonomi
Penyebaran Pengendalian
19 Melalui Masker, Cuci Perilaku Individu Masyarakat
dan Pemutusan Tangan, Jaga
Mortalitas Pembatasan Jarak, Tinggal di Jenis Kerumunan
Pengendalian Kesiapan Pelaksanaa
Indikator
Interaksi Antar Rumah, PSBB,
?
Sasaran Terkait
Akibat Perilaku Sosial Segenap Warga 2
Covid-19 individu Karantina 3 Komunitas dalam
Aktivitas Sosial-
Kegamaan
dan Kelompok Wilayah menjegah Kerumunan
Sosial
Kesiapan Lembaga-
Jenis
Indikator
Lembaga Sosial dan
Kerumunan
4 Pemerintah Setempat 3
dalam Pemdorong
Penegakan Protokol
Sasaran
Terkait
Aktivitas
?
Kesehatan Budaya
Kesiapan Pemantauan
Indikator
Tingkat Kerentanan
5
FOKUS DASAR Tingkat Penularan di Bawah 1
Kesehatan, Ekonomi,
Indikator WHO Menuju Tatanan Normal
Kesiapan
Organisasi
(Supporting Kesiapan Konsep
• Kesiapan Kerangka Kerja
Infrastructures) Teoretik Sos-Bud -Protokol Kesehatan Kesiapan
• -SK -Penentuan Pelaksanaan
• -SDM • Kesiapan Kerangka Mapping Piloting
Teoretik Integratif -Jaringan Data
• -Budget
Mining
• -Koordinasi
• -Political
Backup
Preventif
Kuratif
SCALING UP
MEKANISME PELAPORAN DATA
KESEHATAN
PROTOKOL
PASAR TRADISIONAL TIM REPORTER
KERUMUNAN
AKTIVITAS PASAR MALL
KESEHATAN
PROTOKOL
EKONOMI TIM REPORTER
DLL
DATA
KESEHATAN
PROTOKOL
CENTER
SHALAT JUMAT TIM REPORTER
KERUMUNAN
AKTIVITAS SOSIAL
KESEHATAN
PEMULASARAN JENAZAH TIM REPORTER
PROTOKOL
KEAGAMAAN
DLL
KESEHATAN
PROTOKOL
PERAYAAN PERKAWINAN TIM REPORTER
KERUMUNAN
KESEHATAN
PERTUNJUKAN KESENIAN
PROTOKOL
AKTIVITAS BUDAYA TIM REPORTER
DLL
Senin, 04 Januari 2021 | 15:40 WIB
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak mau ketinggalan dengan negara-negara lain, Indonesia mulai
menjadwalkan vaksinasi Covid 19 di tahun ini. Program vaksinasi saat ini tinggal menunggu
penerbitan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).
Mengutip bahan keterangan pers Kementerian Kesehatan pada akhir Desember 2020 lalu, jumlah
penduduk yang akan divaksin mencapai 181,5 juta penduduk Indonesia yang akan divaksinasi.
Angka itu merupakan jumlah penduduk Indonesia yang berusia 18 tahun ke atas, dan tidak
termasuk dalam kelompok orang yang tidak bisa divaksinasi. Kelompok yang disebut terakhir ini
seperti ibu hamil, orang yang memiliki komorbid tidak terkontrol, dan orang yang sudah terpapar
Covid 19.
Dengan target vaksinasi sebanyak itu, pemerintah memperkirakan kebutuhan vaksin Covid 19
mencapai 426,8 juta dosis. Angka itu didapat dengan mempertimbangkan wastage rate, atau
tingkat kerusakan, penyusutan, atau hilang sebesar 15%.
Untuk menutup kebutuhan sebesar itu, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan lima
pengembang vaksin Covid 19 (lihat infografik). Tiga dari pengembang vaksin, yaitu Sinovac,
Novavak, dan Covax/GAVI, pemerintah Indonesia telah mencapai kesepakatan yang mengikat.
Sedangkan dengan dua pengembang lain, yaitu AstraZeneca dan Pfizer, pemerintah telah mencapai
tahap finalisasi kesepakatan per 29 Desember 2020 lalu. Dalam keterangan Kementerian
Kesehatan, AstraZeneca dan Pfizer masing-masing mengonfirmasi pasokan vaksin sebanyak 50
juta. Dengan opsi tambahan pasokan, masing-masing sebanyak 50 juta.
Dalam skenario yang disusun pemerintah, vaksinasi akan digelar dalam dua tahap. Di tahap pertama, yang
berlangsung dari Januari 2021 hingga April 2021, vaksinasi akan menyasar 1,3 juta tenaga medis, 17,4 juta
petugas layanan publik, dan 21,5 juta penduduk lanjut usia. Kelompok terakhir ini baru mendapat vaksinasi
setelah regulator mendapatkan informasi tentang keamanan vaksin untuk kelompok usia tersebut.
Vaksinasi tahap kedua dijadwalkan berlangsung mulai April 2021 hingga Maret 2022. Dalam tahap ini, sasaran
vaksinasi adalah 63,9 juta masyarakat yang rentan. Yang dimaksud rentan adalah mereka yang tinggal di daerah
dengan risiko penularan virus corona yang tinggi.
Sasaran vaksinasi lain di tahap ini adalah 77,4 juta masyarakat lain. Di kelompok ini, vaksinasi akan dilakukan
MODERNA--tambahan berdasarkan pendekatan kluster, sesuai dengan ketersediaan vaksin. Dengan skenario semacam itu, pemerintah
memperkirakan vaksinasi Covid 19 akan berlangsung selama 15 bulan.