Professional Documents
Culture Documents
Sandy Caleste was 30 years old when her divorce became final. She was forced to go to work to support her two children. Sandy got married right after graduating from college and had never really held a full-time job outside the home. Nevertheless, because of her enthusiasm, education, and maturity, she impressed the human resources manager at Devons Department Store and was immediately hired. The position involves supervising three departments of mens and womens clothing. Sandys training consisted of approximately two month at another store in the Devon chain. She spent this training period both selling merchandise and learning the surpivisors responsibilities. On the first day of her supervisory job, Sandy learned that, because of size constrains at the store, six clothing departments are all located in the same area. In addition to Sandy, there are two other supervisors in the other departments. These three supervisors share the service of 28 full-and part-time salespeople. Because the various departments are so jammed together, all the salespeople are expected to know each departments merchandise. Devons merchandising philosophy is that it will not finish one department or storewide sale without starting an other. Both the clerk and the supervisors, who work on commission and salary basis, are kept busy making and remarking the merchandise as one sale stops and another start. To make matters worse, Devons expect the employee to remark each item just prior to closing time the night after a big sale. The pressure is intense, and customer are often neglected an irritated. However, all the salespeople realize that when the customer suffers, so do their commissions. As a supervisor, Sandy expected to enforce the companys policy rigidly. Soon after taking the position as supervisor, Sandy began to experience severe headaches and gnawing stomache. She would like to quit her job, but realistically she cant because the pay is good and she needs to support her children.
14
BAB I STUDI KASUS 1.1 Latar Belakang Masalah Sandy Caleste berusia 30 tahun saat perceraiannya terjadi. Dia diharuskan rumah. bekerja untuk membiayai kedua anaknya. Sandy menikah Namun, karena antusiasmenya, pendidikan, dan tepat setelah lulus dari perguruan tinggi dan tidak pernah bekerja di luar kedewasaannya, ia memberi kesan yang baik pada manajer sumber daya manusia di Department Store Devon dan membuat manajer tersebut tidak ragu untuk merekrutnya. Posisi pekerjaan tersebut adalah mengawasi tiga departemen pakian laki-laki dan pakaian perempuan. Sandy mendapatkan pelatihan selama 2 bulan di toko cabang Devon. Selama pelatihan dia mempelajari tentang bagaimana menjual produkproduk dagangan dan belajar mengenai tanggungjawabnya sebagai surpivisor. Pada hari pertamanya sebagai supervisor, Sandy belajar bahwa, ada kendala dari ukuran toko, karena terdapat enam jenis departemen pakaian yang terletak di daerah yang sama. Selain Sandy, ada dua supervisor lainnya di departemen lain. Ketiga supervisor ini harus berbagi 28 pegawai baik yang penuh ataupun paruh waktu. Karena berbagai departemen tidak biasa bekerja bersama-sama, maka semua tenaga pelayan diharapkan untuk mengetahui setiap bagian satu sama lain. Namun Devon Departement Store memilki filosofi bahwa tidak akan mengakhiri penjulan dari satu departemen atau keseluruhan toko tanpa memulai yang lainnya. Kedua petugas dan supervisor, yang
14
1.2 Identifikasi Masalah 1. Atribut apa saja yang membuat Sandy bermasalah dengan
kesehatannya?
Identifikasi
permasalahan
extraorganisasional,
organisasional grup dan individu yang dapat membuat stress? 2. Apa yang dapat perusahaan lakukan untuk mengatasi stress para supervisornya tersebut? Strategi penanganan individu seperti apa yang dapat Sandy lakukan?
14
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Stress Kerja Manajeman Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan manusia dalam organisasi. Dengan demikian fokus yang dipelajari MSDM ini hanyalah masalah yang berhubungan dengan ketenagakerjaan manusia Bidang saja. Sehingga dapat dikatakan daya dan bahwa manajemen memerlukan ilmu dan kejiwaan Dimana mampu sumberdaya manusia merupakan pengkhususan dari manajemen. manajemen yang sumber sosiologi, sumber luas daya ekonomi, manusia bidang tahu pengetahuan (psikologi), manajeman menyangkut manusia
administrasi.
harus
bagaimana memuaskan pegawai agar pegawai tidak mengalami kebosanan atau stress yang dapat membawa dampak pada penurunan kinerja pegawai. Stress dapat terjadi karena faktor dalam organisasi dan di luar organisasi.
14
14
5)
6) 7) 8)
tanggung jawab pegawai Konflik antara pribadi dan antar kelompok Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak Kemenduaan peran (role ambiguity) Berbagai bentuk perubahan Frustasi
memadai
9)
10) 11) b.
Stress of the job Adalah suatu kondisi dimana pegawai mengalami suatu tekanan dari luar pekerjaannya. Penyebabnya adalah: 1) Kekhawatiran finansial 2) Masalah-masalah fisik 3) Masalah-masalah perkawinan (misal, perceraian) 4) Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal 5) Masalah-masalah pribadi lainnya misalnya, kematian sanak saudara
Penyebab stress di tempat kerja dibagi menjadi 4 kategori, menurut Gibson, antara lain :
14
b. Stressor individual
Penyebab-penyebab stress pada tingkat individual diantaranya mengenai masalah konflik peran, peran ganda, beban kerja berlebihan, tanggung jawab dan kondisi kerja.
c. Stressor kelompok
Koefisien setiap organisasi dipengaruhi oleh sifat hubungan diantara kelompok-kelompok, karakteristik kelompok dapat menjadi stressor kuat bagi beberapa individu. Penyebab stress pada tingkat kelompok, diantaranya mengenai hubungan yang buruk antara bawahan dengan atasan dan antara teman sekerja.
d. Stressor organisasional
Penyebab-penyebab stress pada tingkat organisasional diantaranya masalah desain struktur kerja yang jelek, kondisi politik yang buruk dan sebagainya.
Stress adalah sebuah gejala yang sangat individual. Stress adalah penaksiran seseorang tentang keterlibatannya dalam lingkungannya, baik secara fisik maupun psikologis. Stress atau ketegangan timbul sebagai suatu hasil ketidakseimbangan antara persepsi orang itu mengenai tuntutan yang dihadapinya.
2.2
Secara umum strategi manajemen stres kerja dapat dikelompokkan menjadi dukungan social. Strategi Penanganan Individual
14
perlahan-lahan mengucapkan doa. Melakukan diet dan Beberapa mengurangi masukan atau konsumsi garam dan makanan mengandung lemak, memperbanyak konsumsi makanan yang bervitamin seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, dan banyak melakukan olahraga, seperti lari secara rutin, tenis, bulu tangkis, dan sebagainya (Baron & Greenberg dalam Margiati, 1999:78).
14
dengan
keputusan partisipatif dan aliran komunikasi ke atas. struktur mereka mereka, dan lebih dan struktural kontrol menciptakan Iklim yang lebih mendukung bagi pekerja, banyak mungkin mencegah
mengurangi stres kerja mereka. Memperkaya desain tugas-tugas Memperkaya faktor isi pekerjaaan (seperti tanggung jawab, pengakuan, dan kesempatan pekerjaan pusat untuk seperti pencapaian,peningkatan, dan pertumbuhan) atau dengan meningkatkan karakteristik variasi skill, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan timbal balik mungkin membawa pada pernyataan motivasional atau pengalaman berani, tanggung jawab, pengetahuan hasil-hasil
c.
Mengurangi
konflik
dan
mengklarifikasi
peran
organisasional. Konflik peran dan ketidakjelasan diidentifikasi lebih awal sebagai sebuah penekan individual utama. Ini mengacu pada manajemen untuk mengurangi konflik dan mengklarifikasi peran organisasional sehingga penyebab stress ini dapat dihilangkan atau dikurangi. Masingmasing pekerjaan mempunyai ekspektansi yang jelas dan
14
d. Rencana
dan
pengembangan
jalur
karir
dan
menyediakan konseling. Secara tradisional, organisasi telah hanya menunjukkan melalui kepentingan dalam perencanaan karir dan pengembangan pekerja mereka. Individu dibiarkan untuk memutuskan gerakan dan strategi karir sendiri.
3.
Strategi Dukungan Sosial. Untuk mengurangi stres kerja, dibutuhkan dukungan social terutama orang yang terdekat, seperti keluarga, teman sekerja, pemimpin atau orang lain. Agar diperoleh dukungan maksimal, dibutuhkan komunikasi yang baik pada semua pihak, sehingga dukungan sosial dapat diperoleh. Ada empat pendekatan terhadap stres kerja menurut pendapat
14
PERILAKU KEORGANISASIAN Job Stress and Conflict 2. Pendekatan melalui meditasi. Pendekatan
ini perlu dilakukan karyawan dengan cara berkonsentrasi mengendorkan ke kerja alam otot, pikiran, dan
menenangkan emosi meditasi ini dapat dilakukan selama dua periode waktu yang masing-masing 15-20 menit. Meditasi bias dilakukan di ruangan khusus. Karyawan yang beragama Islam biasanya melakukannya setelah shalat melalui doa dan zikir kepada Allah SWT.
4. Pendekatan
kesehatan
pribadi.
Pendekatan ini merupakan pendekatan preventif sebelum terjadinya stres. Dalam hal ini karyawan secara periode waktu yang kontinyu memeriksa kesehatan, melakukan relaksasi otot,pengaturan gizi, dan olahraga secara teratur. 2.3 Konflik Pekerjaan Konflik terjadi manakala dalam hubungan antara dua orang atau dua kelompok atau lebih berbuat sesuatu yang bertentangan satu dengan yang lain sehingga salah satu dari mereka merasa terganggu. Konflik tersebut dapat berakibat positif dan negatif. Berdampak positif jika perbedaan itu dapat ditangani dengan baik untuk menjadi energi yang kemudian menjadi sinergi. Akan berakibat negatif jika perbedaan tersebut dijadikan alat untuk memecah belah kesatuan organisasi. Konflik yang terjadi dalam batas-batas tertentu dalam organisasi justru diperlukan dalam rangka kemajuan organisasi itu sendiri.
14
Konflik yang biasa dialami oleh pegawai adalah konflik ketika menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, konflik dengan teman sekerja yang berbeda pendapat. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi kemajuan prestasi dan kepuasan kerja yang dicapai pegawai tersebut. Konflik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu a. Konflik fungsional Konflik fungsional berkaitan dengan sebuah konfrontasi di antara kelompok yang menambah keuntungan kinerja organisasi. Dari hasil penelitian menemukan bahwa konflik tidak hanya membantu tetapi juga merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk menumbuhkan kreatifitas. Kelompok yang anggotanya heterogen menimbulkan adanya suatu perbedaan pendapat yang menghasilkan solusi yang lebih baik dan ide yang lebih kreatif. Dari hasil studi tentang proses pengambilan keputusan kelompok telah mengarahkan teori pada suatu kesimpulan bahwa konflik dapat menghasilkan banyak manfaat positif bagi organisasi jika dikelola dengan baik. Konflik fungsional dapat mengarah pada penemuan cara yang lebih efektif untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan lingkungan, berkembang. sehingga organisasi dapat hidup terus dan
14
memerlukan rangsangan dan goncangan pada tingkat tertentu, agar merasa antusias dalam menghadapi pekerjaannya. Dalam batas-batas tertentu konflik dapat menimbulkan ketegangan yang memotivasi seseorang untuk bertindak. Penyaluran ketegangan tersebut dapat menimbulkan adanya prestasi kerja dan kepuasan kerja yang tinggi. Akan tetapi untuk memberikan hasil yang diinginkan, bagaimanapun juga konflik harus dibatasi atau memiliki tingkat intensitas yang tepat. Jika tidak, maka akan terjadi konsekuensi yang disfungsional.
b.
Konflik disfungsional Konflik disfungsional berkaitan dengan setiap konfrontasi/ interaksi diantara kelompok yang merugikan organisasi/menghalangi pencapaian tujuan organisasi. Konflik juga dapat diidentifikasi sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan pertama. Pada dasarnya, konflik terjadi jika dalam suatu peristiwa terdapat dua atau lebih pendapat atau tindakan yang dipertimbangkan. Konflik tidak harus berarti berseteru, meski situasi ini dapat menjadi bagian dari situasi konflik. Arti konflik dalam pandangan masyarakat selalu berkonotasi buruk. Konflik bila dihadapi dengan bijaksana dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat dan organisasi tempat mereka bernaung. Manfaat tersebut adalah semakin meningkatnya motivasi kerja, identifikasi masalah atau pemecahan masalah meningkat, ikatan kelompok lebih erat, penyesuaian keterampilan membantu diri upaya pada kenyataan, meningkat, tujuan pengetahuan dan atau semakin kreatifitas meningkat, mendorong
pencapaian
pertumbuhan organisasi. Semua manfaat ini akan terwujud, jika konflik dibiarkan saja atau coba diatasi dengan cara-cara yang tidak tepat, karena konflik dapat berdampak buruk atau bahkan merusak. Dampak buruk konflik itu antara lain menurunnya
14
14
14
b. Organisasi
Faktor penyeban Sandy mengalami setress di lingkungan organisasi atau perusahaan antara lain adalah Peraturan dan kebijakan perusahaan menjadi tekanan bagi Sandy dibarengi dengan pekerjaan yang banyak , ketat dan menumpuk yaitu sesuai dengan filosofi Devons bahwa semua pekerjaan di Devons akan dimulai atau diselesaikan secara bersama-sama di semua bagian departemen. Lingkungan atau situasi kerja yang tidak kondusif, telah dijelaskan pada kasus diatas bahwa situasi kerja pada Devons departement store sangat padat dan hectic, dimana sewaktu masa training Sandy dilatih untuk membawahi 3 depatement store namun pada kenyataannya di Devon dia mengawasi 6 departement sekaligus dengan bantuan sales yang terbatas Persaingan antar supervisor karena mereka bekerja berdasar pada performance untuk mengahasilkan upah yang sesuai sehingga Sandy harus meningkatkan kualitas kinerjanya dan bersaing dengan 2 supervisor lainnya. c. Individu Faktor individu dalam diri Sandy yang menyebabkan menjadi tekanan dan mengalami stress adalah secara psikologis dia merupakan orang tua tunggal bagi kedua anaknya sehingga dia harus mampu membagi pikiran serta waktunya sebagai kepala keluarga dan sebagai supervisor.
2. Perusahan dapat melakukan beberapa cara untuk menguarangi tingkat setress para superviser tersebut antara lain dengan : a. Menciptakan iklim (suasana) organisasi yang kondusif Dalam hal ini pihak Devon dapat membentuk suatu suasana kerja yang kondusif bagi seluruh karyawanya termasuk Sandy
14
b.
c.
d.
e.
Strategi individu yang dapat dilakukan oleh Sandi untuk mengurangi setressnya antara lain dengan : a. Melakukan koordinasi yang baik dengan supervisor lainnya dan para sales baik dari departemennya sendir maupun dari dapartement lain untuk mengurangi kekacauan dalam hal pembagian kerja b. Melakukan relaksasi Kegiatan relaksasi dan meditasi ini bisa dilakukan di rumah pada malam hari atau hari-hari libur kerja untuk mengurangi setressnya. Misalnya Sandy melakukan liburan bersama anakanaknya c. Melakukan kegiatan-kegiatan lain diluar kegiatan perusahaan, misalnya mengikuti komunitas tertentu, bersosialisasi dengan orang-orang di luar organisasi,dll.
14