You are on page 1of 20

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM ANALISIS PANGAN

PENENTUAN KADAR ABU


(TEPUNG BERAS)

Oleh :

Nama : Mega Rustiani


Nrp : 073020060
Kelompok : II (dua)
Meja :2
Tanggal Percobaan : 2 Mei 2009
Asisten : Sindi Riyani

LABORATORIUM ANALISIS PANGAN


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2009

KADAR ABU
(TEPUNG BERAS)

Mega Rustiani (073020060)

Abstract
The ash content is a measure of the total amount of minerals present within a food, whereas the
mineral content is a measure of the amount of specific inorganic components present within a food,
such as Ca, Na, K and Cl. Ash is the inorganic residue remaining after the water and organic matter
have been removed by heating in the presence of oxidizing agents, which provides a measure of the
total amount of minerals within a food. Analytical techniques for providing information about the
total mineral content are based on the fact that the minerals (the “analyte”) can be distinguished
from all the other components (the matrix) within a food in some measurable way.
Intention of attempt of dusty rate analysis is to know the dusty rate in quantitative food materials
knowablely so that criterion of quality of the food materials, where smaller the dusty rate in food
materials hence good him quality progressively. Intention of attempt of iron rate analysis is to know
the iron content in food materials. Intention of attempt of stipulating of calcium is to know the
calcium content in an food materials.
Principle attempt of dusty rate analysis is pursuant to incandescence shall free of ravelled an
organic matter carbon become CO2 and H2O. Residu which there are in the food materials is total
dusty rate.Principle attempt of iron rate analysis is pursuant to result convert the iron in materials
food from ferro become ferri by using oksidator be like K2S2O8 or H2O2 is then reacted with KSCN so
that form ferritiosianat the rose coloredness. measurable formed colour of his absorbance at
spectrophotometer with wavelength of 480nm.Principle attempt of determination of calcium is
calcium precipitated as oksalat and sediment dissolved in H2SO4.
Result of from attempt of ash content, obtained by result of that is rice flour sampel have ash
content 0,122 % with ash number 4625,3, sour number 46253,3 0,1N/100gr ash and base of ash
equal to 4.625.333,3 ml HCl 0,1 N/gr ash. Sample rice flour have iron rate ( Fe) equal to -3,41 ppm
calcium rate and ppm ( Ca) 1430,89 Ca mg / 100 sample gr.
650?C

PENDAHULUAN dengan KSCN (Potalium tiosianat),


sehingga membentuk larutan yang
Latar Belakang
berwarna merah. Warna yang terbentuk
Abu adalah zat anorganik sisa hasil
dapat diukur dengan absorbansinya pada
pembakaran suatu bahan organik.
spektrofotometer dengan panjang
Kandungan abu dan komposisinya
gelombang 480 nm.
tergantung pada macam bahan dan cara
Prinsip percobaan penetapan
pengabuannya.
kalsium adalah berdasarkan kalsium
Kadar abu ada hubungannya dengan
bahan pangan yang diendapkan sebagai
mineral suatu bahan. Mineral yang
kalsium oksalat, endapan dilarutkan
terdapat dalam suatu bahan dapat
dalam H2SO4 encer dan ditirasi kembali
merupakan dua macam garam, yaitu
garam organik dan garam anorganik. dengan KMnO4.
Yang termasuk dalam garam organik
Reaksi Percobaan
misalnya garam-garam asam malat,
Reaksi percobaan analisa kadar abu
oksalat, asetat, pektat. Garam anorganik
adalah :
antara lain dalam bentuk garam fosfat,
karbonat, klorida, sulfat, nitrat.
Selain kedua garam tersebut,
Zat Organik CO2 + H2O +
kadang-kadang mineral terbentuk
sebagai senyawaan kompleks yang O2
bersifat organis. Apabila akan ditentukan Reaksi percobaan uji kadar besi
jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya adalah :
adalah sangat sulit, oleh karenanya H+
biasanya dilakukan dengan menentukan Fe + K2S2O8
2+
Fe3+ + 2 (SO4)22-
sisa-sisa pembakaran garam tersebut, Fe + KSCN
3+ -
K3Fe (SCN)-6
yang dikenal dengan pengabuan
(Sudarmadji, 2003, 150). Reaksi percobaan penetapan kalsium
Tujuan Percobaan adalah:
C2O42- + MnO4- → Mn2+ + CO2 +
Tujuan dari percobaan analisa kadar
abu adalah untuk mengetahui kadar abu H2O
dalam suatu bahan makanan yang C2O4 2-
→ 2CO2 + H2O +
diperoleh dengan cara pemijaran sampai 2e- (x5)
bebas karbon yang berguna untuk MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O
identifikasi. (x2)
Tujuan dari percobaan uji kadar besi 5C2O42- + 2MnO4- → 10CO2 +
adalah untuk mengetahui kandungan besi
dalam bahan pangan. + 16H+ 2Mn2+ + 8H2O
Tujuan dari percobaan penetapan
kalsium adalah untuk mengetahui
TINJAUAN PUSTAKA
kandungan kalsium dalam suatu bahan
pangan. Abu
Prinsip Percobaan Kadar abu menggambarkan
Prinsip percobaan analisa kadar abu kandungan mineral dari sampel bahan
adalah berdasarkan pemijaran sampai makanan. Yang disebut kadar abu ialah
bebas karbon zat organik yang terurai material yang tertinggal bila bahan
menjadi CO2 dan H2O. Residu yang makanan dipijarkan dan dibakar pada
terdapat dalam bahan pangan tersebut suhu sekitar 500-800°C. Semua bahan
merupakan kadar abu total. organik akan terbakar sempurna menjadi
Prinsip percobaan uji kadar besi air dan CO2 serta NH3 sedangkan
adalah kandungan besi dalam bahan elemen-elemen tertinggal sebagai
pangan dianalisa dengan mengkonversi oksidanya (Sediaoetomo, 2000;280).
besi dari bentuk Fero menjadi Feri Dengan mengetahui berat cawan
dengan menggunakan oksidator seperti ketika mula-mula kosong, dapat dihitung
K2S2O8 (Potassium Ferisulfat) atau H2O2 berat abu yang telah terjadi. Bila berat
(Kalium Sianida) kemudian direduksikan abu dinyatakan dalam persen berat asal
sampel pada permulaan pengabuan, yang lebih tinggi. Hal ini
terdapatlah kadar berat abu dalam dikarenakan pada bagian katul
persen. kandungan mineralnya dapat
Pengerjaan penimbangan harus mencapai 20 kali lebih banyak
dilakukan cepat, karena abu yang kering daripada dalam endosperm.
ini umumnya bersifat higroskopik, b. Untuk mengetahui jenis bahan
sehingga bila pengerjaan dilakukan yang digunakan. Penentuan
lambat, abu akan bertambah berat karena kadar abu dapat digunakan
mengisap uap air dari udara untuk memperkirakan
(Sediaoetomo, 2000, 280). kandungan buah yang
Komponen mineral dalam suatu digunakan untuk membuat jelly
bahan sangat bervariasi baik macam dan atau marmelade. Kandungan
jumlahnya. Sebagai gambaran dapat abu juga dapat dipakai untuk
dikemukakan beberapa contoh sebagai menentukan atau membedakan
berikut: fruit vinegar (asli) atau sintesis.
Fosfor (P) c. Penentuan abu total sangat
Bahan yang kaya akan fosfor adalah berguna sebagai parameter nilai
milk dan olahannya, daging, ikan, daging gizi bahan makanan. Adanya
unggas, telur, dan kacang-kacangan. kandungan abu yang tidak larut
Sodium (Na) dalam asam yang cukup tinggi
Bahan yang banyak mengandung Na menunjukkan adanya pasir atau
adalah garam yang banyak digunakan kotoran yang lain.
sebagai bumbu, salted food. Penentuan abu total dapat dikerjakan
Potasium (K) dengan pengabuan secara kering atau
Bahan makanan yang banyak cara langsung dan dapat pula secara
mengandung mineral K ialah milk dan basah atau cara tidak langsung
hasil olahannya, buah-buahan, serealia, (Sudarmadji, 2003,152).
daging, ikan, unggas, telur, dan sayur-
Spektrofotometri
sayuran.
Para kimiawan telah lama
Magnesium (Mg)
menggunakan warna sebagai bantuan
Bahan yang banyak mengandung
dalam mengenali zat-zat kimia.
Mg adalah kacang-kacangan, serealia,
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai
sayur-sayuran, buah-buahan, dan daging.
perluasan suatu pemeriksaan visual, yang
Belerang (S)
dengan studi lebih mendalam dari
Banyak terdapat dalam bahan yang
absorpsi energi radiasi oleh macam-
kaya akan protein seperti milk, daging,
macam zat kimia memperkenankan
kacang-kacangan, telur.
dilakukannya pengukuran.
Kobalt (Co)
Ciri-cirinya serta kuantitatifnya
Bahan yang kaya mineral Co adalah
dengan ketelitian yang lebih besar.
sayur-sayuran dan buah-buahan.
Dengan menggantikan mata manusia
Zink (Zn)
dengan pelacak-pelacak lain dari radiasi
Bahan makanan hasil laut (seafood)
dimungkinkan studi dari absorpsi di luar
merupakan bahan yang banyak
daerah terlihat spektrum, dan seringkali
mengandung unsur Zn.
percobaan-percobaan spektrofotometrik
Penentuan abu total dapat digunakan
dapat dilakukan secara otomatik. Dalam
untuk berbagai tujuan yaitu antara lain :
penggunaan pada masa sekarang, istilah
a. Untuk menentukan baik
spektrofotometri mengingatkan
tidaknya suatu proses
pengukuran berapa jauh energi radiasi
pengolahan. Misalnya pada
diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi
proses penggilingan gandum
panjang gelombang dari radiasi, maupun
diharapkan dapat dipisahkan
pengukuran absorpsi terisolasi pada suatu
antara bagian endosperm
panjang gelombang tertentu. Agar dapat
dengan kulit/katul dan
mengerti spektrofotometri, kita perlu
lembaganya. Apabila masih
memeriksa kembali peristilahan yang
banyak katul atau lembaga
dipergunakan dalam menentukan tabiat
terikut dalam endosperm, maka
energi radiasi, memperhatikan secara
tepung gandum yang dihasilkan
elementer interaksi radiasi dengan
akan mempunyai kadar abu
macam zat kimia, serta melihat secara sehari-hari dari yang bermanfaat sampai
umum apa yang dikerjakan oleh alat- dengan yang merusakkan
alatnya (Underwood, 1981, 383). (www.journal.ui.ac.id).
Benda-benda bercahaya, seperti Bahan yang kaya mineral Fe adalah
matahari atau bola lampu listrik tepung gandum, daging, unggas, ikan,
memancarkan suatu spektrum luas terdiri seafood, telur, sedangkan makanan yang
dari banyak panjang gelombang. Panjang sedikit mengandung Fe adalah susu dan
gelombang itu yang berhubungan dengan hasil olahannya, buah-buahan, dan sayur-
cahaya tampak adalah mampu untuk sayuran (Sudarmadji, 2003,151).
mempengaruhi retina mata manusia dan Kandungan besi dalam badan sangat
karenanya menyebabkan kesan-kesan kecil, yaitu 35 mg per kg berat badan
subjektif dari penglihatan. Tetapi banyak wanita atau 50 mg per kg berat badan
dari radiasi yang dipancarkan oleh pria.
benda-benda panas terletak di luar daerah Besi dalam badan sebagian terletak
di mana mata peka, dan kita mengatakan dalam sel-sel darah merah sebagai heme,
tentang daerah-daerah ultra ungu dan suatu pigmen yang mengandung inti
inframerah dari spektrum yang terletak di sebuah atom besi. Dalam sebuah molekul
kedua sisi dari spektrum yang tampak hemoglobin terdapat empat heme. Sel
(Underwood, 1981,384-385). darah merah mempunyai masa hidup
Di dalam daerah tampak dari yang terbatas, yaitu 120 hari. Di dalam
spektrum, orang dengan penglihatan tubuh terdapat sebanyak 20.000 milyar
warna optimal mampu untuk sel darah merah. Jangka hidup tersebut
menghubungkan panjang gelombang memberi gambaran bahwa sel-sel darah
cahaya yang mengenai mata dengan merah dirusak dan diproduksi pada
perasaan subjektif terhadap warna, dan kecepatan 115 juta butir per menit.
warna memang kadang-kadang Perusakan sel darah merah terjadi di
digunakan untuk kemudahan dalam dalam limpa, dan besi yang telah lepas
menunjukkan bagian-bagian tertentu dari digunakan kembali dalam metabolisme
spektrum, seperti ditunjukkan dalam (Winarno, 1992, 158).
pengelompokkan secara kasar dalam Garam-garam besi (II) (atau fero)
daftar (Underwood, 1981,385). diturunkan dari besi (II) oksida, FeO.
Cara kerja spektrofotometer secara Dalam larutan, garam-garam ini
singkat adalah sebagai berikut. mengandung kation Fe2+ dan berwarna
Tempatkan larutan pembanding, sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan
misalnya blangko dalam sel pertama gabungan-gabungan kompleks sepit yang
sedangkan larutan yang akan dianalisis berwarna tua adalah juga umum. Ion besi
pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi
yang cocok 200 nm – 650 nm agar besi (III), maka merupakan zat pereduksi
daerah A yang diperlukan dapat terliputi. yang kuat. Semakin kurang asam larutan
Dengan ruang fotosel dalam keadaan itu, semakin nyatalah efek ini, dalam
tertutup ‘nol’ galvanometer dengan suasana netral atau basa bahkan oksigen
menggunakan tombol dark current. Pilih dari atmosfer akan mengoksidaskan ion
h yang diinginkan, buka fotosel dan besi (II). Maka larutan besi (II) harus
lewatkan beberapa berkas cahaya pada sedikit asam bila ingin disimpan untuk
blangko dan ‘nol’ galvanometer didapat waktu yang agak lama.
dengan memutar tombol sensitivitas. Garam-garam besi (III) (atau feri)
Dengan menggunakan tombol diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3.
transmitansi, kemudian atur besarnya Mereka lebih stabil daripada garam besi
pada 100%. Lewatkan beberapa berkas (II). Dalam larutannya, terdapat kation-
cahaya pada larutan sampel yang akan kation Fe3+ yang berwarna kuning muda,
dianalisis. Skala absorbansi jika larutan mengandung klorida warna
menunjukkan absorbansi larutan sampel menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi
(Khopkar, 2002, 217–218). mengubah ion menjadi besi (III) menjadi
Besi (Fe) besi (II) (Svehla, 1990, 257).
Besi adalah Logam yang berasal dari Konsentrasi ion besi(II) dalam
bijih besi (tambang) yang banyak larutan dapat ditentukan melalui cara
digunakan untuk kehidupan manusia titrasi dengan menggunakan larutan
kalium manganat(VII) atau larutan Tepung Beras
kalium dikromat(VI). Reaksi
berlangsung dengan adanya asam sulfat
encer. Pada kasus yang lain, dapat
mempipet larutan yang mengandung ion
besi(II) yang sudah diketahui volumenya
ke dalam labu, dan kemudian
menambahkan asam sulfat encer
secukupnya. Apa yang akan terjadi
kemudian tergantung pada penggunaan
larutan kalium manganat(VII) atau
larutan kalium dikromat(VI) (journal,
2008). Gambar 6. Tepung Beras

Tepung beras sudah dikenal dan


digunakan masyarakat Jepang sejak
ribuan tahun lalu. Namun baru dalam
Kalsium (Ca) beberapa tahun terakhir ini trend baru
Kalsium adalah mineral yang amat muncul dan populer di negeri itu: Tepung
penting bagi manusia, antara lain bagi beras mulai menggantikan tepung terigu
metabolisme tubuh, penghubung antar untuk pembuatan roti, mie, kue-kue dan
syaraf, kerja jantung, dan pergerakan otot banyak lagi yang tadinya dibuat dengan
(Wikipedia, 2008). tepung terigu sebagai bahan utama.
Di antara komponen mineral yang Masaru Yamada dan Satomi Tamai,
ada, Ca relatif tinggi pada milk dan hasil wartawan koran pertanian terbesar di
olahannya, serealia, kacang-kacangan, Jepang “The Japan Agricultural News”
ikan, dan telur serta buah-buahan. mengungkapkan dalam “Rice Today”
Sebaliknya bahan yang kandungan Ca- bagaimana trend tersebut menyemarak
nya sedikit adalah gula, pati, dan minyak dengan dukungan kreativitas teknik dan
(Sudarmadji, 2003,151). teknologi pengolahan di dunia industri
Peranan kalsium dalam tubuh pada pengolahan pangan. Perkembangan itu
umumnya dapat dibagi dua, yaitu yang dimotori kebijakan publik
membantu membentuk tulang dan gigi memperoleh sambutan hangat dari dunia
dan mengukur proses biologis dalam usaha swasta maupun koperasi pertanian.
tubuh. Kebutuhan kalsium terbesar pada Pembuatan roti berbahan tepung beras
waktu pertumbuhan, tetapi juga sebagai ganti tepung gandum dimulai
keperluan-keperluan kalsium masih tahun 2003 sebagai bagian dari program
diteruskan meskipun sudah mencapai pengembangan makan siang anak
usia dewasa. Pada pembentukan tulang, sekolah Jepang. Kebijakan ini terkait
bila tulang baru dibentuk, maka tulang dengan upaya mendorong penggunaan
yang tua dihancurkan secara simultan bahan pangan produksi dalam negeri
(Winarno, 1992, 154). termasuk sayuran dan beras. Dalam
Setelah umur 20 tahun, tubuh perkembangannya, selain untuk roti, kue-
manusia akan mulai mengalami kue dan penganan lainnya, penggunaan
kekurangan kalsium sebanyak 1% per untuk pembuatan mie sebagai pengganti
tahun. Dan setelah umur 50 tahun, tepung gandum soba (buckwheat yang
jumlah kandungan kalsium dalam tubuh sudah tradisional) kini merupakan yang
akan menyusut sebanyak 30%. terbanyak (Agri, 2008).
Kehilangan akan mencapai 50% ketika
mencapai umur 70 tahun dan seterusnya BAHAN, ALAT, DAN METODE
mengalami masalah kekurangan kalsium. PERCOBAAN
Gejala awal kekurangan kalsium adalah Bahan yang Digunakan
seperti lesu, banyak keringat, gelisah, Bahan yang digunakan pada
sesak napas, menurunnya daya tahan percobaan analisa kadar abu adalah
tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, tepung beras, HCl 0,1 N, larutan abu,
berak-berak, insomnia, kram, dan aquadest, NaOH 0,1 N, PP.
sebagainya (Wikipedia, 2008). Bahan yang diperlukan pada
penentuan kadar Ca adalah sampel
tepung beras, larutan abu, aquadest,
ammonium oksalat, metil merah, NH3
encer, HAc 2N, H2SO4 , dan KMnO4
0,01 N.
Bahan yang diperlukan pada
penentuan kadar Fe adalah tepung beras,
HCl 0,1 N, larutan abu, aquadest, K2-
S2O8, KSCN.

Alat yang Digunakan


Alat yang digunakan pada percobaan
analisa kadar abu adalah neraca digital,
cawan crus, tanur, eksikator, neraca
K adar A bu
digital, mortir dan alu, penjepit crus,
D a l a m 6ta0noC0u; 1r 0'
gelas kimia, labu Erlenmeyer, bunsen,
buret, labu takar, spektrofotometrer,
D i a m k a n 5'd i l u a r L a k u k a n b-ue lraunl ga n g
pipet volume, dan corong. s a m p a i b e r a t k o n s ta n
Alat yang digunakan pada percobaan E k s i k 1a 0t' o r

analisa kadar Ca adalah neraca digital T im b a n g


1-2 g r a m s a m p e l
cawan crus, neraca digital, mortir dan
alu, penjepit crus, gelas kimia, labu
Erlenmeyer, bunsen, buret, labu takar, (s a m p a i t e r b e n )t u k k a r b o n

pipet volume, dan corong. M a s u k k a n d a6l 0a omC0 t a n u r


(s a m p a i t e r b e n t u) k a b u p u t i h
Alat yang digunakan pada percobaan
analisa kadar Fe adalah neraca digital, B ia r k a n 5'd i l u a r

mortir dan alu, gelas kimia, labu E k s i k 1a t0'o r


Erlenmeyer, labu takar,
T im b a n g
spektrofotometrer, pipet volume, dan
corong. o
M a s u k k a n d a6l 0a mC0 ; 1t a0' n u r

B i a r k a n 5'd i l u a r
Metode Percobaan L a k u k a n b-ue lraunl ag n g
Metode Percobaan Analisa Kadar Abu E k s i k 1a 0t' o r s a m p a i b e ra t k o n s ta n

Cawan crus dipanaskan dalam tanur T im b a n g


pada suhu 650°C selama 10 menit,
didiamkan di luar selama 5 menit dan
dimasukkan ke dalam eksikator selama
10 menit lalu ditimbang. Hal ini
dilakukan berulang-ulang hingga berat
cawan konstan . Setelah cawan konstan 3 Gambar 7.Prosedur Percobaan Kadar
gram sampel tepung beras disimpan di Abu
dalam cawan crus dan dipanaskan
terlebih dahulu di bunsen, kemudian Metode Percobaan Angka Abu
dimasukkan kembali ke dalam tanur pada HCl 0,1 N dan larutan abu masing-
suhu 650°C sampai terbentuk abu putih. masing sebanyak 10 ml dimasukkan ke
Cawan dan sampel didiamkan di luar dalam gelas kimia 100 ml, kemudian
selama 5 menit dan dimasukkan ke gelas kimia yang telah diisi dimasukkan
dalam eksikator selama 10 menit lalu ke dalam gelas kimia 250 ml berisi
ditimbang. Cawan crus dan sampel aquadest dan dipanaskan hingga 5 menit.
dipanaskan kembali dalam tanur pada Semua larutan dalam gelas kimia 100 ml
suhu 650°C selama 10 menit, didiamkan yang telah dipanaskan, dimasukkan ke
di luar selama 5 menit dan dimasukkan dalam labu erlenmeyer. Dua tetes PP
ke dalam eksikator selama 10 menit lalu ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer,
ditimbang. Hal ini dilakukan berulang- lalu titrasi dengan NaOH hingga titik
ulang hingga berat cawan dan sampel akhir titrasi merah bata. Titrasi dilakukan
konstan. duplo.
P e m b u a .tas tan nl ad ra r
Angka Abu K2S2O8 7m ;l K S C1 N5m l
10 ml HCl 0,1 N
+ 10 ml lar. abu
50 ml 1 0 p0 p m1 0 m0 l1 0 m0 l1 0 m0 l 1 0 m0 l1 0 m0 l 1 0 m0 l
0,5 m l 1 m l 2 m l 3m l 4 m l 5 m l

250 ml
E n c e rk a n s a m p a i ta n d a b a ta s
5'

Bilas dengan aquadest


kuv et

B a c a p a d a s p e k tr o f oλtom ma k=e 4st e8rn0 dme n g a n


250 ml B u a t k u r v a r e g =r ea+b
s i xli n e a r y

U n tu k s a m p e l
NaOH 1 0m l
+ K2 S2O2 7m l
+ PP
+ K S C1 N5m l
T a n d a b a ta s k a n
TAT : merah bata 1 0 m0 l 1 0 m0 l
Lakukan duplo L a. ar b u

U k u r a b s o r b a λn=n4 y8 an0 mp a d a

M a s u k k a n p a d a k u r v a r e g r e s i lin e a r
Gambar 8. Prosedur Percobaan Angka
Abu H itu n g k a d a r F e d a la m s a m p e l

Metode Percobaan Kadar Besi


Pertama-tama dilakukan pembuatan
larutan standar besi 100 ppm, kemudian
dari larutan standar dipipet masing-
masing 0,5 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5
ml dan dimasukkan ke dalam labu takar
Gambar 9. Prosedur Percobaan Kadar Fe
100 ml. K2S2O8 sebanyak 7 ml dan
KSCN sebanyak 15 ml ditambahkan Metode Percobaan Penetapan Kalsium
pada masing-masing labu takar, lalu Larutan abu sebanyak 20 ml dan
diencerkan sampai tanda batas dengan aquadest 25-50 ml dimasukkan ke dalam
aquadest. Masing-masing larutan gelas kimia, 10 ml ammonium oksalat
dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur jenuh dan 2 tetes metil merah
dengan spektrofotometer pada panjang ditambahkan ke dalam gelas kimia
gelombang 480 nm, absorban dari tersebut. Larutan tersebut harus
masing-masing larutan dibaca. mempunyai pH 5, sehingga jika terlalu
Untuk sampel, 10 ml larutan abu basa ditambah dengan HAc dan jika
dipipet dan dimasukkan ke dalam labu terlalu asam ditambah dengan NH3 encer.
takar 100 ml. Kemudian ditambahkan Bila pH larutan sudah 5, dipanaskan
K2S2O8 sebanyak 7 ml dan KSCN hingga letupan pertama dan didinginkan
sebanyak 15 ml lalu diencerkan sampai selama 2 jam pada suhu kamar. Setelah 2
tanda batas dengan aquadest. Larutan jam larutan tersebut disaring dan
tersebut dimasukkan ke dalam kuvet dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer,
diukur dengan spektrofotometer pada kemudian ditambah aquadest dan
panjang gelombang 480 nm, absorban dilakukan uji bebas oksalat. Kertas
dari larutan dibaca. saring yang telah bebas oksalat diberi
lubang dan dipindahkan ke labu
Erlenmeyer baru, lalu ditambah H2SO4
(1+4) panas dan aquadest panas. Larutan
tersebut dititrasi dengan KMnO4 hingga
titik akhir titrasi merah jambu. Setelah
mencapai TAT, kertas saring 4.625.333,3 ml HCl 0,1N/gr abu.
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer Hasil pengamatan kadar abu dari
dan dititrasi kembali dengan KMnO4 tepung beras telah memenuhi persyaratan
hingga titik akhir titrasi merah jambu. mutu yang terdapat dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI), karena kadar
20 ml lar .
Abu
+ 50 ml
aquadest
abu yang didapat dari hasil pengamatan
10 ml amonium
KMnO4 yaitu kurang dari 1,0%. Kadar abu
tepung beras yang telah distandarisasi
oksalat jenuh
+ 2 tetes mm

+ NH3 encer
TAT = merah jambu dalam SNI adalah maksimal 1,0%
(Sumber : SNI, 1994).
(dibasakan) + as.
Asetat * Bebas Oksalat
(diasamkan)
hingga merah
muda (pH=5)

Dididihkan dan
Panaskan
sambil
Tabel 6. SNI Tepung beras
Kriteria Uji Persyaratan Mutu
diamkan pada diaduk
suhu kamar
selama 2 jam
- Bebas oksalat: merah tetap merah

Tepung Beras
- Mengandung oksalat : merah jadi bening
Kertas saring
Whatman No.
42 + aquadest
(± 250 ml)
hingga bebas
oksalat*
Keadaan :
+ 15 ml H 2 SO4 (1+4)
+ air panas ± 50 ml
Kertas saring dilubangi
Bau Normal
Rasa Normal
Warna Normal
Erlenmeyer baru

Benda-benda asing Tidak boleh ada


Serangga dalam Tidak boleh ada
bentuk Stadia dan
potong-potongan
Jenis pati lain selain Tidak boleh ada
pati beras
Kehalusan
Lolos ayakan 60 Min. 99
Gambar 10. Prosedur Percobaan Kadar mesh (%)
Ca Lolos ayakan 80 Min. 70
mesh (%)
HASIL PENGAMATAN DAN Air (%, b/b) Maks. 11
PEMBAHASAN Abu (%, b/b) Maks. 1,0
Silikat (%, b/b) Maks. 0,1
Kadar Abu Serat kasar (%, Maks. 1,0
Hasil pengamatan percobaan b/b)
analisis kadar abu dapat dilihat pada Derajat asam Maks. 4,0
tabel 5. (ml.N.NaOH/100g)
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kadar Abu Pengawet Sesuai dengan
No. Metode Sampel Hasil SNI-01-0222-1987
Cemaran logam
Tepung Timbal (Pb) Maks. 1,0
1 Kadar Abu Beras 0,122%
(mg/kg)
Tembaga (Cu) Maks. 10,0
2 Angka Abu 4625,3 (mg/kg)
Seng (Zn) (mg/kg) Maks. 40,0
Angka 4625,3 ml
3 HCl Raksa (Hg) (mg/kg) Maks. 0,05
Asam 0,1N/gr Cemaran Arsen
abu (As) (mg/kg) Maks. 0,5
Cemaran mikroba
Kebasaan 4.625.333,
Angka lempeng Maks. 106
4 3 ml HCl
Abu 0,1N/gr total (koloni/g)
Abu E.coli (APM/g) Maks. 10
Kapang(koloni/g) Maks. 104
(Sumber: kelompok 2, meja 2, 2009) (Sumber : SNI, 1994)
Berdasarkan analisis kadar abu Pengerjaan penimbangan harus
dengan sampel tepung beras didapat hasil dilakukan cepat, karena abu yang kering
hasil penentuan kadar abu sebesar ini umumnya bersifat higroskopik,
0,122%, angka abu sebesar 4625,3, sehingga bila pengerjaan dilakukan
angka asam sebesar 4625,3 ml HCl lambat, maka abu akan bertambah berat
0,1N/gr abu, dan kebasaan abu sebesar
karena menghisap uap air dari udara. Na, Na2O atau Na2O2 dengan air. Dengan
Fungsi eksikator yaitu untuk elektrolisis NaCl dengan menggunakan
menyerap uap air yang ada dalam bahan katoda raksa atau dengan sel diafragma.
yang telah dimasukan kedalam oven Dalam sel Castner-Keilner, natrium
sehingga pada saat penimbangan tidak dibebaskan pada katoda raksa sehingga
lagi mengandung uap air dan dapat akan bereaksi dengan air membentuk
diperoleh berat yang konstan. Eksikator NaOH dan H2. Melalui proses Gossage,
yang digunakan harus dilengkapi dengan
yakni Na2CO3 20% diberi Ca(OH)2
zat penyerap uap misalnya silika gel atau
kapur aktif atau kalsium klorida, sodium berlebih pada 85°C (Arsyad, 2001, 316).
hidroksida. Agar eksikator dapat mudah Pengabuan sering memerlukan
digeser tutupnya maka permukaan gelas waktu yang lama, untuk mempercepat
diolesi dengan vaselin. pengabuan dapat ditempuh dengan
Kesalahan-kesalahan yang mungkin beberapa cara, antara lain:
dapat terjadi pada penentuan kadar abu 1. Mencampurkan bahan dengan
antara lain adalah kemungkinan adanya pasir kuarsa murni sebelum
bahan lain yang mudah menguap pengabuan. Dimaksudkan agar
sewaktu dipanaskan dan bahan memperbesar permukaan (luas)
mengalami reaksi dengan bahan-bahan dan mempertinggi porositas
dalam udara artinya bahan tersebut sampel sehingga kontak oksigen
teroksidasi, sehingga terjadi penambahan dengan sampel selama proses
bahan karena kemasukan oksigen. pengabuan akan diperbesar.
Kesalahan kedua yaitu pemanansan, Dengan demikian oksidasi zat-
karena setiap kali tanur dibuka, suhu di zat organik akan berjalan
dalamnya turun, makin lama terbuka dengan baik dan cepat sehingga
makin banyak turunnya suhu. Hal ini waktu pengabuan dapat
perlu diperhatikan, karena padatan yang dipercepat.
dikeringkan hendaknya dihaluskan 2. Menambahkan campuran
hingga sehalus mungkin, padatan itu gliserol-gliserol dan alkohol
disebar merata dalam cawan dan kurangi kedalam sampel sebelum
terjadinya oksidasi serendah mungkin. diabukan. Dengan demikian,
Bahan yang akan diabukan maka oksidasi tidak
ditempatkan dalam wadah khusus yang mempengaruhi kadar abu bahan
disebut krus yang dapat terbuat dari tersebut, artinya gliserol dan
porselin, silika, quartz, nikel, atau platina alkohol mempengaruhi oksidasi
dengan berbagai kapasitas (25-100 ml). bahan labih cepat
Pemilihan wadah ini disesuaikan dengan (Sudarmadji, 2003, 155).
bahan yang akan diabukan. Uji Kadar Besi
Bahan yang bersifat asam misalnya Hasil pengamatan percobaan
buah-buahan disarankan menggunakan analisis kadar abu dapat dilihat pada
krus porselin yang bagian dalamnya tabel 7.
dilapisi silika, sebab bila tidak dilapisi Tabel 7. Hasil Pengamatan Kadar Besi
akan terjadi pengikisan oleh zat asam
tersebut. Wadah yang terbuat dari nikel No Metode Sampel Hasil
tidak dianjurkan karena dapat bereaksi
dengan bahan membentuk nikel-karbonil Uji Kadar Tepung
bila produk banyak mengandung karbon 1. -3,41
Besi Beras mg/L
(Sudarmadji, 2003, 153).
Dalam penentuan angka abu,
angka asam, dan kebasaan abu (Sumber: kelompok 2, meja 2, 2009)
menggunakan NaOH. NaOH merupakan Berdasarkan hasil analisis kadar besi
zat padat higroskopik berwarna putih dan dengan sampel tepung beras didapat
mudah larut dalam air dan gliserol , bahwa tepung beras memiliki kadar besi
sedikit tembus cahaya, dan bertekstur sebesar
serat. NaOH merupakan elektrolit dan -3,4mg/L atau dibawah 0,5 ppm.
basa kuat yang dapat diperoleh dengan Hasil pengamatan kadar besi dalam
cara dalam laboratorium , dengan reaksi tepung beras ini tidak memenuhi
persyaratan mutu kadar Fe dalam tepung tabel 8.
beras karena tepung beras dengan nilai Tabel 8. Hasil Pengamatan Kadar Ca
100 gram porsi makanan yaitu sebesar No Metode Sampel Hasil
0,35mg.
Penambahan kalium tiosianat 1430,89
(KSCN-) ke dalam larutan yang Uji Kadar Tepung Mg
1.
mengandung ion besi(II) akan diperoleh Ca Beras Ca/100
larutan berwarna merah darah kuat yang gr
menandakan bahwa sampel mengandung sampel
ion [Fe(SCN)(H2O)5]2+. KSCN- ini (Sumber: kelompok 2, meja 2, 2009)
ditambahkan tidak diawal yang bertujuan Berdasarkan hasil analisis kadar
untuk menjaga kestabilannya jika kalsium dengan sampel tepung beras
ditambahkan diawal tidak stabil. Fungsi didapat bahwa tepung beras memiliki
penambahan K2S2O8 yaitu sebagai kadar kalsium sebesar
1430,89 Mg Ca/100 gr sampel.
oksidator. Dibandingkan dengan persyaratan
Sebagian besar bahan makanan yaitu mutu kadar Ca pada tepung beras pada
sekitar 96% terdiri dari bahan organik nilai 100 gram porsi makanan yaitu
dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur sebesar 10 mg.
mineral.sampai saat ini telah diketahui Kandungan kalsium dalam sampel
beberapa unsur mineral yang berbeda diperoleh dari perhitungan perkalian
jenisnya dan diperlukan manusia agar antara volume KMnO4, normalitas
dapat sehat dan tumbuh dengan baik.
Hemoglobin adalah ikatan antara protein, KMnO4, volume total larutan abu dan
garam besi dan zat warna .Enam puluh 100 kemudian dibagi dengan volume
persen dari zat besi yang ada didalam larutan abu yang digunakan dikali berat
tubuh manusia tardapat dalam sampel.
hemoglobin ini. Tubuh manusia ternyata Dalam penentuan kalsium digunakan
menggunakan garam besi dengan hemat, penetrasi KMnO4 yang merupakan suatu
sekali. Bila terjadi perombakan butir- zat padat yang berwujud kristal rombik,
butir darah merah, maka garam besi yang larut dalam air dan berwarna sangat
terlepas akan diambil lai oleh tubuh ungu. Didapat dengan mengoksidasi
untuk pembentukan haemoglobin yang kalium manganat (VI), misalnya dengan
baru. Karena itu tambahan garam besi klor atau oksidasi manganat dalam sel
yang diperlukan setiap hari tidaklah elektrolit basa. Fungsi dari penambahan
begitu banyak.Kandungan besi dalam pereaksi amonium oxalat yaitu agar
badan sangat kecil yaitu 35 mg per kg diperoleh dalam derajat kemurnian yang
berat badan wanita atau 50 mg per kg tinggi, stabil pada pemanasan dan tidak
berat badan pria. Besi dalam tubuh higroskopik. Dalam percobaan ini pun
sebagian terdapat dalam sel-sel darah diharuskan bebas oksalat, dimaksudkan
merah sebagai heme, suatu pigmen yang karena jika kalsium masih bereaksi
mengandung inti sebuah atom besi. dengan kalsium maka yang didapat
Dalam sebuah molekul hemoglobin bukan kalsium murni.
terdapat empat heme. Sel darah merah Senyawa natrium oxalat (Na2C2O4),
mempunyai masa hidup yang terbatas merupakan standar primer baik bagi
yaitu hanya 120 hari. Di dalam tubuh permanganat dalam larutan berasam.
terdapat sebanyak 20.000 milyar sel Reaksi dengan permanganat agak
darah merah. Besi juga terdapat dalam kompleks, dan sekalipun banyak
sel-sel otot, khususnya dalam mioglobin. penelitian yang telah dilakukan, namun
Pada saluran pencernaan besi mengalami mekanisme yang tidak tepat tidak jelas.
proses reduksi dari terbentuk feri (Fe++ Reaksinya lambat pada suhu kamar dan
+) menjadi fero (Fe++) yang mudah karena itu biasanya larutan dipanaskan
diserap. Proses reduksi dibantu oleh sampai sekitar 60°C. Malahan pada suhu
adanya vitamin C dan asam amino yang dipertinggi, reaksi mulai melambat,
(wikipedia, 2008). tetapi kecepatan meningkat setelah ion
Uji Kadar Ca mangan (II) terbentuk. Mangan (II)
Hasil pengamatan percobaan bertindak sebagai suatu katalis dan
analisis kadar abu dapat dilihat pada reaksinya diberi istilah ‘otokatalitik’
karena katalis dihasilkan oleh reaksinya Bahan Makanan dan Pertanian,
sendiri. Ionnya mungkin mempengaruhi Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.
efek katalitiknya dengan secara cepat
Svehla, G, (1990), Vogel Buku Teks
bereaksi dengan permanganat untuk
Analisis Anorganik Kualitatif
membentuk mangan dari keadaan
Makro dan Semimakro, Edisi
oksidasi antara (+3 atau +4),
Kelima, PT. Kalman Media
yang selanjutnya dengan cepat
Pustaka, Jakarta.
mengoksidasi ion oksalat, kembali ke
keadaan divalen (Underwood, 1981;389). Underwood, A.L, (1981), Analisa Kimia
Tubuh kita mengandung kalsium Kualitatif, Edisi Keempat,
yang lebih banyak dibandingkan dengan Erlangga, Jakarta.
mineral lain. Diperkirakan 2% berat
Wikipedia, (2008), Kalsium,
badan orang dewasa atau sekitar 1,0-1,4
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalsiu
kg terdiri dari kalsium. Namun pada bayi
m,Diakses:07/05/2009.
kalsium hanya sedikit (25-30 g)
(www.wikipedia.com).
Winarno, F.G, (1992), Kimia Pangan
dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka
KESIMPULAN DAN SARAN
Utama, Jakarta.
Kesimpulan
Percobaan analisa kadar abu dapat
disimpulkan bahwa kadar abu sampel
tepung beras sebesar 0,122%, dengan
angka abu 4625,3, angka asam 4625,3 ml
HCl 0,1 N/ gr, dan kebasaan abu
4.625.333,3 ml HCl 0,1 N/ gr abu.
Percobaan uji kadar besi dapat
disimpulkan bahwa kadar besi adalah
sebesar -3,41 mg/L atau dibawah
0,5ppm.
Percobaan uji kadar kalsium dapat
disimpulkan bahwa kadar kalsium adalah
1430,89 mg/100 gr sampel.
Saran
Saran dalam percobaan analisa kadar
abu adalah alat-alat yang digunakan
harus bersih dan kita harus teliti dalam
penimbangan agar hasil yang diperoleh
tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Agri, (2008), Tepung Beras,


http://journal.ui.ac.id/wiki/Besi,
Diakses:07/05/2009.
Arsyad,M.Natsir, (2001), Kamus
Kimia Arti dan Penjelasan
Istilah, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Journal, (2008), Besi,
http://journal.ui.ac.id/wiki/Besi,
Diakses:07/05/2009.
Sediaoetama, Achmad Djaeni, (2000),
Ilmu Gizi, Dian Rakyat, Jakarta.
Sudarmadji, Slamet, (2003), Analisa
LAMPIRAN

Penetapan Kadar Abu


Sampel “Tepung Beras”

W cawan kosong + abu = 19,487 gram

W cawan konstan = 19,484 gram

W sampel = 2,46 gram

W abu = Wcawan + abu - Wcawan

W abu = 19,487 gram – 19,484 gram = 0,003 gram


Wabu
Kadar Abu = × 100%
Wsampel
0,003
Kadar Abu = × 100% = 0,122%
2,46
Angka Abu
1
A ngkaA bu= ( V .NH C l- V .N N aO H) Φ
W abu

1
A ngkaA bu= ( ( 10× 0,176− 2,8 × 0,133 ) ) × 100
0,003gr 10

Angka Abu = 4625,3 HCl 0,1 N/ gr

Angka Asam

1  V.N HCl - V.N NaOH 


Angka Asam =  Φ
Wabu  0,1 

1  ( (10 ml. 0,176N) - (2,8 ml. 0,133N))  100


Angka Asam =  
0,003gram  0,1  10

Angka Asam = 4625,3 ml HCl 0,1 N/ gr

Kebasaan Abu

100  V.N HCl - V.N NaOH 


Kebasaan Abu =  Φ
Wabu  0,1 

100  (1,3876 )  100


Kebasaan Abu =  
0,003gram  0,1  10

KebasaanAbu = 4.625.333 , 3 ml HCl0,1 N/ 100 gr abu

Pembakuan HCl
W borax = 219 mg
381,4
BE borax = = 190,7
2

V HCl = 6,5 ml

mg borax
N HCl =
V HCl × BE borax

219 mg
N HCl = = 0,176 N
6,5 ml × 190,7

Pembakuan NaOH
V1= 11,9ml ; V2= 12ml
V1 + V2 11,9 ml + 12 ml
V NaOH = = = 11,95 ml
2 2
mg Oksalat
N NaOH =
V NaOH × BE Oksalat
100 mg
N NaOH = = 0,133N
10,95 ml × 63,035
Uji Kadar Besi

Tabel 9. Kurva Standar Fe


C A
0,0 0
0,5 0,034
1 0,059
2 0,110
3 0,120
4 0,134
5 0,130

A = 0,0264
B = 0,0259
r = 0,9152
y = a + bx
ymax = 0,0264 + 0,0259(5) = 0,1559
ymin = 0,0264 + 0,0259(0,0) = 0,0264

Konsentrasi :
• 1 1 2 2

N .V = N .V
2

100 . 0,5 = N . 100


2

N = 0,5
• 1 1 2 2

N .V = N .V
2

100 . 1 = N . 100
2

N =1
• 1 1 2 2

N .V = N .V
2

100 . 2 = N . 100
2

N =2
• 1 1 2 2

N .V = N .V
2

100 . 3 = N . 100
2

N =3
• 1 1 2 2

N .V = N .V
2

100 . 4 = N . 100
2

N =4
• 1 1 2 2

N .V = N .V
2

100 . 5 = N . 100
2

N =5

Sampel : Tepung Beras

Y = a + bx

0,005 = 0,026 + 0,025 x

X = -0,84 = C

C×Φ
Fe (mg/L) =
Ws
100
- 0,84 ppm ×
Fe (mg/L) = 10
2,460 gram
Fe (mg/L) = - 3,41 mg/L ∞ 0

Penetapan Kalsium
Pembakuan KMnO4
W Na2C2O4 = 50 mg
134
BE Na 2 C 2 O 4 = = 67
2
V KMnO4 = 90,6 ml

mg Na 2 C 2 O 4
N KMnO 4 =
V KMnO 4 × BE Na 2 C 2 O 4
50 mg
N KMnO 4 = = 0,008 N
90,6 ml × 67
(V.N KMnO4 ) × 20 × V total Larutan Abu
× 100
mg Ca/ 100gr sampel = V Larutan Abu yg Digunakan × Ws yg Digunakan
(44 ml. 0,008 N) × 20 ×100 ml
×100
= 20 ml × 2,46 gram
= 1430,89 mg Ca/ 100gr sampel
Absorban (A)

LAMPIRAN GRAFIK
1 2 3 4 5 6
Konsentrasi (ppm)
0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0

Grafik 1. Kurva Standar Kadar Besi

You might also like