You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Toksisitas logam berat pada manusia menyebabkan beberapa akibat
negatif, tetapi yang terutama adalah kerusakan jaringan, terutama jaringan
detoksikasi dan ekskresi (hati dan ginjal). Beberapa penyakit yang disebabkan
oleh keracunan logam berat adalah anemia, gangguan pada berbagai organ
tubuh dan penurunan kecerdasan. Anak-anak merupakan golongan yang
beresiko tinggi keracunan logam berat. Hal ini disebabkan organ-organ
tubuhnya masih dalam taraf perkembangan sehingga penyerapan logam berat
pada saluran pencernaan lebih tinggi. Pada orang dewasa, penyerapan logam
berat lebih rendah pada saluran pencernaannya, tetapi hal ini tergantung dari
ukuran partikel, daya larut, dan status gizi (Hayes, 2001).
Timbal atau plumbum (Pb) adalah metal kehitaman yang merupakan
bahan baku untuk pembuatan alat-alat listrik seperti aki, baterai, juga
digunakan untuk melapisi logam lain untuk mencegah terjadinya korosif.
Logam Pb dapat mencemari lingkungan udara yang sangat tinggi disebabkan
logam Pb merupakan hasil samping dari pembakaran kendaraan bermotor
(Darmono, 1995), serta logam berat Pb dapat masuk ke dalam badan perairan
yaitu melalui pengkristralan Pb di udara dengan bantuan air hujan (Heryando,
2004).
Timbal merupakan logam toksik yang bersifat kumulatif. Toksisitas Pb pada
anak-anak dalam dosis yang kecil dan berlangsung terus-menerus dapat
menyebabkan neurotoksik (racun saraf) dan kelainan tingkah laku. Keracunan
Pb walaupun tidak menunjukkan gejala keracunan tetapi pengaruhnya sangat
mengkhawatirkan, baik berupa penurunan neurobehaviour maupun daya
intelektualitasnya (Darmono, 1995).
B. Rumusan masalah
Bagaimana cara mengetahui kandungan plumbum pada daging sapi?

1
C. Tujuan
Untuk mengetahui kandungan kadar plumbum pada daging sapi.
D. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui kandungan plumbum pada daging sapi dan
memahami prosedur pemeriksaan plumbum pada sampel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian timbal
Timbal atau yang kita kenal sehari-hari dengan timah hitam dan dalam
bahasa ilmiahnya dikenal dengan kata plumbum dan logam ini disimpulkan
dengan Pb. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan
IV-A pada tabel periodik unsur kimia. Timah hitam dan senyawanya masuk
ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan saluran pencernaan,
sedangkan adsorbsi melalui kulit sangat kecil sehingga dapat diabaikan
(Ardyanto, 68-69).
Secara alami tanah mengandung Pb dan Cd dengan konsentrasi 20-42
mg/kg yang tergantung dari batuan induk, cara terbentuknya tanah, dan
translokasi logam berat di tanah. Namun Pb dan Cd adalah logam berat yang
secara fisiologis tidak diperlukan tanaman maupun hewan. Oleh karena itu,

2
sebelum menggunakan lumpur kering dalam produksi tanaman perlu
dipastikan dosis yang akan dipakai dan tingkat akumulasi logam berat di
bagian tanaman konsumsi (Hindersah et al, 142).
B. Pertukaran ion
Pertukaran ion merupakan proses pertukaran kimia di mana zat yang
insoluble memisahkan ion-ion bermuatan positif atau negatif dari larutan
elektrolit dan melepaskan ion-ion bermuatan sejenis ke dalam larutan yang
secara kimiawi jumlahnya sama. Proses pertukaran ion ini tidak menyebabkan
perubahan struktur fisik penukar ion. Fe buatan dibuat dengan menggunakan
Fe (NH4)2 (SO4)2. 6H2O karena Fe dalam Fe (NH4)2 (SO4)2. 6H2O
3
berbentuk Fe2+ yang terlarut dan relative stabil sehingga dapat dianalogkan
dengan keberadaan Fe dalam air tanah yang umumnya juga berbentuk Fe2+
(Poerwadio et al, 169-171).
C. Pengertian pb
Pb yang merupakan hasil samping dari pembakaran ini berasal dari
senyawa tetraetil - Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar kendaraan
bermotor dan berfungsi sebagai anti ketuk (anti-knock) pada mesin-mesin
kendaraan. Beberapa industri menggunakan Pb sebagai industri, seperti PbO,
Pb3O4 (Palar, 1994).
D. Pengertian besi
Besi merupakan salah satu unsur pokok alamiah dalam kerak bumi.
Keberadaan besi dalam air tanah biasanya berhubungan dengan pelarutan
batuan dan mineral terutama oksida, sulfida, karbonat, dan silikat yang
mengandung logam-logam tersebut (Benefield, 1992).

3
E. Skema pemeriksaan
1. ekstraksi sampel daging

sampel
- Menyiapkan alat dan bahan
- Daging yang masih basah dioven pada suhu 105oc
sampai daging mongering
- Timbang sebanyak 5 gram
- Tambahkan 10 ml HNO3 dan 5 ml H2So4
- Dipanasi diatas hot plate dengan suhu 115oc
- Saring dengan kertas whatman dan didapat filtrate
jernih
- Simpan kedalam labu volumetric dan tambahkan
hasil aquades 10 ml lalu pindahkan kedalam tabung reaksi

Gambar 2.1 skema pemeriksaan

2. Identifikasi plumbum dengan k2Cro4

sampel
- Pipet 2 ml sampel kedalam tabung reaksi
- Tambahkan 2-3 tetes k2Cro4
- Jika terbentuk endapan kuning, dibagi menjadi 2
4
tabung
- Tabung 1 ditambahkan asam asetat atau amoniak
- Amati perubahan yang terjadi
hasil

Gambar 2.2 skema pemeriksaan

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Pra analitik
1. Alat

5
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum yakni : pipet tetes, hot
plate, gelas kimia, rak tabung, labu ukur, tabung reaksi.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum yakni : daging sapi,
K2CrO4 10%, HNO3 10%, NaOH 10%, Ki 10%, Ki 1 10%, Ki 2 10%,
amoniak, asam asetat 10%, dan H2SO4.
B. Analitik
1. Cara kerja
a. Ekstrasi samepl daging
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Daging yang masih basah dioven pada suhu 105oc sampai daging
mengering
3. Timbang sebanyak 5 gram
4. Tambahkan 10 ml HNO3 dan 5 ml H2So4
5. Dipanasi diatas hot plate dengan suhu 115oc
6. Saring dengan kertas whatman dan didapat filtrate jernih
7. Simpan kedalam labu volumetric dan tambahkan aquades 10 ml
lalu pindahkan kedalam tabung reaksi
b. Identifikasi plumbum dengan k2Cro4
1. Pipet 2 ml sampel kedalam tabung reaksi
7
2. Tambahkan 2-3 tetes k2Cro4
3. Jika terbentuk endapan kuning, dibagi menjadi 2 tabung
4. Tabung 1 ditambahkan asam asetat atau amoniak
5. Amati perubahan yang terjadi
6. Tabung 2 ditambahkan HNO3 atau NaOH Amati perubahan yang
terjadi
C. Pasca analitik
1. Hasil
a. Negatif (-)

6
Sampel tidak mengadung plumbum jika tidak terdapat endapan
kuning yang tidak larut dalam asam asetat dan amoniak tetapi larut
dalam NaOH dan HNO3.
b. Positif (+)
Sampel mengandung plumbum jika terdapat endapan kuning yang
tidak larut dengan asam asetat dan amoniak tetapi larut dalam NaOH
dan HNO3.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
PERLAKUKAN HASIL
- Daging di ekstraksi dan di
masukkan kedalam tabung
reaksi
- Identifikasi Pb2+ dengan - Negatif ( - ) sampel tidak
K2CrO4 terdapat endapan kuning
Table IV.I hasil pengamatan
B. Pembahasan
Timbal atau plumbum (Pb) adalah metal kehitaman yang merupakan bahan
baku untuk pembuatan alat-alat listrik seperti aki, baterai, juga digunakan untuk
melapisi logam lain untuk mencegah terjadinya korosif.
Pada percobaan ini, yaitu identifikasi plumbum pada daging sapi kami
menggunakan dua cara uji ekstraksi sampel daging, yaitu dengan menimbang
sebanyak 5 gram daging sapi menambahkan 10 ml HNO3 dan 5 ml H2SO4,

7
kemudian dipanaskan diatas hot plate dengan suhu 115oc setelah itu disaring
dengan kertas whatman dan titaru kedalam labu volumetric dan tambahkan
aquades 10ml. Kemudian cara identifikasi plumbum yaitu pertama pipet 2 ml
sampel kedalam tabung reaksi dan tambahkan 2-3 tetes K2CrO4 jika pada
penambahan tersebut terjadi endapan kuning, kemudian sampel dibagi lagi
menjadi 2 tabung reaksi, setelah itu tabung 1 ditambahkan dengan asam asetat
atau amoniak, kemudian tabung dua ditambahkan dengan HNO3 dan NaOH
setelah itu amati perubahan yang terjadi.
Dari dua uji yang sudah kami lakukan dan kami amati secara langsung,
bahwa daging sapi yang kami gunakan sebagai sampel yakni menghasilkan hasil
yang negative, karena tidak terdapat endapan kuning yang tidak larut dalam asam
asetat atau amoniak tetapi larut dalam NaOH dan HNO3.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

8
Timbal atau plumbum (Pb) adalah metal kehitaman yang merupakan
bahan baku untuk pembuatan alat-alat listrik seperti aki, baterai, juga
digunakan untuk melapisi logam lain untuk mencegah terjadinya korosif.
Pada percobaan diatas yaitu kami mendapatkan hasil negatif karena karena
tidak terdapat endapan kuning yang tidak larut dalam asam asetat atau
amoniak tetapi larut dalam NaOH dan HNO3.
B. Saran
Pada praktikum ini maha siswa harus benar-benar septi dalam melakukan
langkah-langkah percobaanya, karena ada beberapa reagen yang dapat
membahayakan praktikan termasuk jika sampel yan positif mengandung Pb.

11 PUSTAKA
DAFTAR
Hayes, P.R. dan Forsythie S.J. 2001. Food Hygiene, Microbiologi and Hazard Analysis
Critical Control(HACCP) : Maryland : Aspen Publisher, Inc. Gaithesburg.

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta. 140 p.

Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta

9
LAMPIRAN I

10
Proses pemasukan sampel yang sudah diencerkan kedalam corong pisah.

Proses penyaringan sampel

11

You might also like