You are on page 1of 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan mesin potong ini dimulai dari merancang mekanisme penggerak pisau.

Perhitungan dimulai dengan mencari besarnya gaya pada elemen-elemen mesin

yang digunakan (poros, pasak, belt, pulley), besarnya daya motor yang digunakan,

dan besarnya kapasitas yang dihasilkan oleh mesin potong. Setelah pembuatan

mesin, mencari besarnya gaya potong yang terdapat pada singkong (melalui

percobaan) dan dilakukan pengujian mengenai kapasitas sesungguhnya yang dapat

dihasilkan oleh mesin potong.

Dari percobaan didapatkan gaya potong singkong rata- rata sebesar 9 kgf.

Penggerak menggunakan motor sebesar 0,5 HP dihasilkan putaran disk126 rpm.

Kapasitas yang dihasilkan sebesar 55 kg/jam (untuk singkong Ø6mm dengan tebal

1,5mm).( Ir. Nur Husodo, MSc, 2007 ).

 Strength and Elasticity

Greater strength was recorded in tension then in compression. The results of


thetensile and compressive tests shown in Table 1 and 2 present relationship
between stress and strain for both the tensile and compressive tests.

The crop seems stronger under tension than compression at 70% moisture
content wet basis than at lower moisture levels presented (Figure 4-5).
0.25

Stress N/mm2
0.2

0.15

0.1

0.05

0 0.065 0.078 0.096 0.095 0.095


Strain

Figure 4: Tensile stress against strain graph

0.09

0.08

0.07

0.06
Stress N/mm2

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0
0 0.032 0.067 0.074 0.089 0.093

Strain

Figure 5: Compressive stress against strain graph


Table 1: Cassava Tuber Tensile Test Result
M.C. % Stress Strain, Elasticity Elasticity
2
wb N/mm mm/mm degree modulus
2
N/mm
70 0.235 0.065 0.519 3.615
65 0.226 0.078 0.242 2.316
60 0.183 0.096 0.039 1.916
55 0.149 0.095 0.040 1.257
50 0.116 0.095 0.055 1.254

Table 2: Cassava Tuber Compressive Tests Result


M.C. % Stress Strain, Elasticity Elasticity
2
w.b N/mm mm/mm degree modulus
2
N/mm
70 0.080 0.032 0.680 2.497
65 0.068 0.067 0.328 1.018
60 0.062 0.074 0.260 0.842
55 0.059 0.089 0.111 0.667
50 0.047 0.093 0.068 0.500

Table 3: Cassava Tuber Shear Tests Result


MC (%wb) Shear Stress Shear Strain,
2
N/mm ) mm/mm
70 0.187 0.140
65 0.163 0.064
60 0.122 0.060
55 0.118 0.052
50 0.112 0.048

The lesson here is that handling and packaging could be done, as this is when the
crop is likely to undergo more compression than tension. Implication for
harvesting is that a machine need to uproot the crop by pulling the stem and will
2
put the root under tension. Average modulus of elasticity values of 2.497 N/mm ,
2 2 2 2
1.018 N/mm , 0.84N/mm , 0.7 N/mm , and 0.5 N/mm obtained at different
moisture content on compression, indicates that at higher moisture content the
crop strength is higher. Cracks being to appear at 0.032 strain followed by
rupture.
The crop exhibits different degree of elasticity in the tensile and compressive
situation at all moisture content considered. Therefore, if the elasticity of the crop is
important in it’s handling, then it will be advisable to do most of the handling when
the crop has 60 to 70% moisture content. These results on show that the crop
required grater force to shear at higher moisture contents.
[ Kolawole, Oladele Peter; Agbetoye, Leo Ayodeji Sunday; and Ogunlowo, A. S. (2007),
http://www.bepress.com/ijfe/vol3/iss5/art17 ]

 Motor Listrik

Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi


listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya,
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat
bahan, dll. Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan
di industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab
diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di
industri.

Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud dengan
beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan
kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga
kelompok (BEE India, 2004):
dengan kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh beban
dengan torque konstan adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement
konstan.

 Pulley
Pulley, juga disebut sheave atau drum, adalah sebuah mekanisme yang tersusun oleh
sebuah roda pada sebuah gandar atau poros yang mempunyai alur pada dua flens
disekitarnya.

 Poros

Poros adalah sebuah elemen mesin yang berputar, yang digunakan untuk
memindahkan daya dari satu tempat ke tempat lain. Daya disampaikan ke poros
dengan sebuah gaya tangensial dan resultan torsi atau momen torsi yang disusun
berdasarkan ketentuan-ketentuan izin poros.

Jenis poros yang lain (Sularso, 1987) adalah jenis poros transmisi. Poros ini akan
mentransmisikan daya meliputi kopling, roda gigi, puli, sabuk, atau sproket rantai
dan lain-lain. Poros jenis ini memperoleh beban puntir murni atau puntir dan
lentur.

Untuk merencanakan suatu poros maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut
(Sularso dan Suga, 1987):

 Kekuatan Poros.

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau gabungan antara
puntir dan lentur, juga ada poros yang mendapatkan beban tarik atau
tekan. Oleh karena itu, suatu poros harus direncanakan hingga cukup kuat
untuk menahan beban-beban di atas.

 Kekakuan Poros.

Meskipun suatu poros mempunyai kekuatan cukup tetapi jika lenturan


puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian atau getaran dan
suara, karena itu disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani
poros tersebut.

 Korosi.

Baja tahan korosi dipilih untuk poros. Bila terjadi kontak fluida yang
korosif maka perlu diadakan perlindungan terhadap poros supaya tidak
terjadi korosi yang dapat menyebabkan kekuatan poros menjadi
berkurang.

 Bahan Poros.

Poros untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan finishing, baja konstruksi mesin yang dihasilkan dari ingot yang di
”kill” (baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilikon dan dicor, kadar
karbon terjamin). Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak kurang
tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang
seimbang. Poros-poros untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang tahan
terhadap keausan.

 Sambungan Las

Pengelasan adalah nama kumpulan sejumlah besar teknologi untuk memperoleh


suatu sambungan mati. Sambungan las termasuk sambungan tetap yang kuat dan
juga rapat.

 Bantalan

Bantalan adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu poros yang
berbeban dan mengurangi gesekan pada poros, sehingga putaran poros dapat
berlangsung secara halus. Pelumas digunakan untuk mengurangi panas yang
dihasilkan dari gesekan tersebut. Secara garis besar bantalan dapat
diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu (Sularso dan Suga, 1987):
 Bantalan Luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan antara poros dengan bantalan yang dapat
menimbulkan panas yang besar sehingga untuk mengatasi hal tersebut
diberikan lapisan pelumas antara poros dengan bantalan.
 Bantalan Gelinding
Pada bantalan gelinding ini terjadi gesekan antara bagian yang
berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding, sehingga
gesekan yang terjadi menjadi lebih kecil.Berdasarkan arah beban terhadap
poros bantalan dibagi menjadi 3 macam yaitu (Sularso dan Suga, 1987):
 Bantalan radial
Pada bantalan ini arah beban adalah tegak lurus dengan sumbu poros.
 Bantalan aksial
Pada bantalan ini arah beban adalah sejajar dengan sumbu poros.
 Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus dengan sumbu poros. (Ir. Santoso, Bambang K, 2010)

Gambar 7.1 Jenis-jenis bantalan gelinding (Sularso dan Suga, 1987)

You might also like