You are on page 1of 68

PBPHHAMAGAKBEBEKAGAPAGGNEM A AAAAAA AAAA AAA AAAAAAAA AAAAAAAAAA AA.AAA .AAA AAA AAAAAAA AA. AAA AAAAAAA AA A AAAA.

AA AAA AAAAAAA AA. AAA AAAAAAA AA A AAAA.AA AA AA AA AAAAAAAAAAA A AAAAAA AAAAAAA.AAAAA .A AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA AA .AAAAAA .AAA AAA AAAAAAA Hadirin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah Dari mimbar khutbah jumat ini khatib mengajak kepada diri khatib dan jamaah sekalian untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Peningkatan iman yang terus dilakukan dengan peningkatan amal sholeh. Karena derajat kemuliaan seorang hamba di sisi Allah hanyalah dinilai dengan ketakwaannya. Allah berfirman:

Sesungguhnya orang yang paling bertakwa di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Hadirin Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Masyarakat yang berkah adalah masyarakat yang jauh dari dosa-dosa dan maksiat. Sebaliknya masyarakat yang penuh dengan dosa-dosa dan kemaksiatan adalah masyarakat yang rentan. Ibarat tubuh penuh dengan penyakit dan kotoran yang menjijikkan. Maka ia tidak produktif dan bahkan tidak bisa diharapkan darinya kebaikan. Keberkahan suatu masyarakat itu mempunyai syarat khusus yang telah dipatok oleh Al-Quran sehingga dengan mewujudkannya akan terwujudlah masyarakat yang mendapatkan keberkahan, sebagaimana firman Allah: .A AAAAA AAA AAAAAAAA A Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-Arof: 96) Ustadz Sayyid Qutb mengomentari ayat ini sebagaimana yang ditulisnya dalam tafsir zhilal, beliau mengatakan: Berkah-berkah yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang beriman dan

bertakwa secara tegas dan meyakinkan itu, bermacam-macam jenis dan ragamnya. Juga tidak diperinci dan tidak ditentukan batas-batanya oleh nash ayat itu. Isyarat yang diberikan nash AlQuran itu menggambarkan limpahan yang turun dari semua tempat, bersumber dari semua lokasi, tanpa batas, tanpa perincian, dan tanpa penjelasan. Maka ia adalah berkah dengan segala macam warnanya, dengan segala gambaran dan bentuknya. Keberkahan yang dijanjikan kepada orang beriman dan bertakwa ialah bahwa keberberkahan itu kadang-kadang menyertai sesuatu yang jumlahnya sedikit, tetapi memberikan manfaat yang banyak serta diiringi dengan kebaikan, keamanan, kerelaan, dan kelapangan hati. Berapa banyak bangsa yang kaya dan kuat, tetapi hidup dalam penderitaan, tidak ada rasa aman, penuh goncangan dan krisis, bahkan menunggu kehancuran. Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Ketika kehidupan berjalan secara sinergis antara unsur-unsur pendorong dan pengekangnya, dengan bekerja di bumi sambil memandang ke langit, terbebas dari hawa nafsu, menghambakan diri dan tunduk kepada Allah. Berjalan dengan baik menuju ke arah yang diredoin oleh Allah, maka sudah tentu kehidupan model ini akan diliputi dengan keberkahan, dipenuhi dengan kebaikan dan dinaungi dengan kebahagian. Berkah yang diperoleh bersama iman dan takwa adalah berkah yang meliputi segala sesuatu. Berkah yang terdapat di dalam jiwa, dalam perasaan, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Juga berkah yang mengembangkan kehidupan dan meninggikan mutunya dalam setiap waktu. Jadi bukan semata-mata melimpahnya kekayaan namun dibarengi dengan penderitaan, kesengsaraan, kerusakan bahkan kegersangan jiwa. Tuntutan keberkahan yang dapat diambil dari tuntunan ayat di atas adalah: merealisasikan keimanan dalam keseharian, meningkatkan ketaqwaan dalam setiap amalan. Maka sebaliknya, hal-hal yang akan menghilangkan keberkahan itu adalah karena mendustakan ajaran dan ayatayat Allah, kemudian terperosoknya seseorang bahkan masyarakat ke dalam kubangan kemaksiatan. Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam salah satu bukunya Al jawaabul Kaafii liman Saala anid Dawaaisy Syaafii menyebutkan beberapa bahaya dan pengaruh dosa terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat yang akan membawa pada hilangnya keberkahan. Di antaranya pengaruh buruk dosa dan kemaksiatan itu adalah: Pertama: Dosa memperlemah kesadaran akan keagungan Allah dalam hati. Seorang yang penuh dengan dosa-dosa tidak akan lagi bersungguh-sungguh mengagungkan Allah. Kaki akan terasa malas dan berat berat untuk melangkah ke masjid dan menghadiri pengajian. Badan terasa sulit untuk bangun pada waktu fajar melaksanakan shalat subuh. Telinga tidak suka lagi mendengarkan ayat-ayat Al Quran, lama kelamaan hati menjadi keras seperti batu bahkan bisa lebih keras dari pada itu. Maka ia hilanglah rasa sensitive terhadap suatu dosa, tidak bergetar lagi hatinya ketika keagungan Allah disebut. Allah berfirman:

A AAAA AAAA AAA A AAAAAA AA AA A AAAAAAA AAAAA AA .A Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqoroh: 74) Kedua: Dosa membuat seseorang tidak mempunyai rasa malu. Seseorang yang biasa berbuat dosa, lama-kelamaan tidak merasa berdosa lagi. Bahkan ia tidak merasa malu berbuat dosa di depan siapapun. Bila rasa malu hilang maka hilanglah kebaikan. Rosulullah saw bersabda: Rasa malu itu semuanya baik. Maksud dari hadist ini adalah: bahwa semakin kuat rasa malu dalam diri seseorang akan semakin menyebar darinya kebaikan. Dengan demikian masyarakat yang mempunyai rasa malu adalah masyarakat yang baik pula dan penuh nuansa kemanusiaan. Ketiga: Dosa menghilangkan keberkahan dan nikmat serta menggantikannya dengan bencana. Allah swt. selalu menceritakan bahwa diazabnya umat-umat terdahulu adalah karena mereka berbuat dosa. Dalam surat Al Ankabuut ayat 40 Allah SWT berfirman: AAA AAAAA AAAA AAAAA AAAAA .A AAA AAA Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (QS. An-Ankabut: 40) :naaal aaa aaDA aamD gaaa aya malaD AAAAAAAAAA AAAAAAA AA AAAAA .AAAAA AAAAA Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (QS. An-anam: 6) Kaum muslimin jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah

Keberkahan yang kita inginkan dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara ini tidak akan terwujud hanya dengan teori-teori dan arahan tanpa adanya kesadaran untuk saling mengingatkan dan keinginan untuk mau mendengarkan dan menerima kebenaran, serta adanya kepedulian untuk saling menghargai, saling mencintai, saling membantu dan memenuhi hak dan kewajiban. Oleh sebab itulah Rasulullah berpesan kepada istri-istrinya untuk memperbanyak kuah masakan untuk dibagikan kepada tetangga-tetangganya. Memperbanyak kuah sebagaimana dimaksud oleh Rasulullah adalah, kepedulian kepada tetangga dan masyarakat dalam arti luas. Apabila seorang memiliki kelebihan rezeki janganlah ia melupakan tetangga kiri dan kanan, mungkin di antara mereka ada yang tidak memiliki makanan untuk hari itu, atau mungkin anaknya sedang sakit namun ia malu meminjam uang untuk berobat. Bisa pula kepedulian ini dalam bentuk non makanan, misalnya kesehatan dan biaya pendidikan. Siapakah yang paling memahami kesulitan bersosial seseorang selain tetangganya? Pentingnya kepedulian ini sehingga di akhirat nanti Allah akan mempertanyakannya kepada kita masing-masing tentang kepedulian kita kepada sesama, Imam Muslim dalam kitab shohihnya meriwayat hadist Qudsi: AA.AA AA AAAAAAAA AAAAAAAAAAA AA A AAAAAAA A AAA. AA AA AA AAAAAA AA A AA AA AAA. AA A A AAAA.AAAA AA AA AAAA.AAA AA AAAA AAAA AA AAA AAAAAAAA AAAA Dari Abu Hurairoh ra, Rosulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah swt berfirman pada hari kiamat: Wahai anak adam! Aku sakit kenapa engkau tidak menjengukku, ia berkata:Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku menjengukmu, sedangkan engkau adalah Tuham semesta alam. Allah berfirman: Engkau tahu bahwa seorang hamba-Ku sakit di dunia akan tetapi engkau tidak menjenguknya, seandainya engkau menjenguknya sungguh engkau akan dapati Aku di sisinya. Wahai anak adam, Aku meminta makan kepadamu, kenapa engkau tidak memberiku? Orang itu berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku member-Mu makan, sedangkan engkau adalah Tuhan semesta alam? Allah berfirman: Engkau mengetahui ada dari hamba-Ku yang kelaparan dan engkau tidak memberinya makan, sekiranya engkau memberinya makan, niscaya engkau dapati Aku di sisinya. Wahai anak adam Aku meminta minum padamu, sedang engkau enggan memberik-Ku minum. Ia berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam? Allah menjawab: Seseorang meminta minum padamu dan engkau tak memberinya, sekiranya engkau memberinya minum niscaya engkau dapati Aku di sisinya. (HR. Muslim) Kaum muslimin jamaah jumat yang dimuliakan Allah Kesimpulan yang dapat kita tarik dari khutbah yang singkat ini adalah: bahwa tidak mungkin individu yang kotor, yang hidup di alam dosa, akan melahirkan masyarakat yang baik. Oleh karena itu, jalan satu-satunya untuk membangun masyarakat yang bersih dan beradab, penuh dengan nuansa tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, yang jauh dari kerjasama dalam keburukan dan dosa, adalah hanya dengan kembali bersungguh-sungguh mentaati Allah

dan mengagungkan-Nya. Kembali meramaikan masjid, mengajak keluarga, anak-anak untuk menunaikan sholat sebagai kewajiban kita kepada Allah yang tak boleh dilalaikan apapun kondisinya, membaca dan memahami Al-Quran, menerapkan pengetahuan tentang islam yang sudah diketahui, mengendalikan nafsu dari dosa-dosa dan sesuatu yang mendatangkan murka Allah serta tidak melupakan untuk saling peduli dan saling mengingatkan sesama saudara dan tetangga. Semoga Allah menjadikan masyarakat dan bangsa kita bangsa yang mendapatkan keberkahan, mengumpulkan kita dalam umat Rosulullah yang terbaik dan terjauhkan dari ketergelinciran ke dalam jurang kemaksiatan. Amiin ya Rabbal alamin.

TEKS KHUTBAH JUM'AT PILIHAN

MENGGAPAI KEBERKAHAN HIDUP

AA AA A A A A A A A A A AA AAA A AA.A A A A AA A AA A A .AAA AAA AA AAAA.AAA AAAAAAAAA AAAAA AAA A A A A A A A AAAAA.A A AA A AA A AAA A AAAA AAAA AA A.AAAAA .AAAAA AAAAAAAAAAAAA AA .AAAAAA AAAAAAA .AAAAA AAAAAAA
Hadirin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah Dari mimbar khutbah jumat ini khatib mengajak kepada diri khatib dan jamaah sekalian untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Peningkatan iman yang terus dilakukan dengan peningkatan amal sholeh. Karena derajat kemuliaan seorang hamba di sisi Allah hanyalah dinilai dengan ketakwaannya. Allah berfirman:

AAAAA
Sesungguhnya orang yang paling bertakwa di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dimuliakan Allah Masyarakat yang berkah adalah masyarakat yang jauh dari dosa-dosa dan maksiat. Sebaliknya masyarakat yang penuh dengan dosa-dosa dan kemaksiatan adalah masyarakat yang rentan. Ibarat tubuh penuh dengan penyakit dan kotoran yang menjijikkan. Maka ia tidak produktif dan bahkan tidak bisa diharapkan darinya kebaikan. Keberkahan suatu masyarakat itu mempunyai syarat khusus yang telah dipatok oleh AlQuran sehingga dengan mewujudkannya akan terwujudlah masyarakat yang mendapatkan keberkahan, sebagaimana firman Allah:

A A A A A A A A AA A A A A .AAAAA
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-Arof: 96) Ustadz Sayyid Qutb mengomentari ayat ini sebagaimana yang ditulisnya dalam tafsir zhilal, beliau mengatakan: Berkah-berkah yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa secara tegas dan meyakinkan itu, bermacam-macam jenis dan ragamnya. Juga tidak diperinci dan tidak ditentukan batas-batanya oleh nash ayat itu. Isyarat yang diberikan nash Al-Quran itu menggambarkan limpahan yang turun dari semua tempat, bersumber dari semua lokasi, tanpa batas, tanpa perincian, dan tanpa penjelasan. Maka ia adalah berkah dengan segala macam warnanya, dengan segala gambaran dan bentuknya. Keberkahan yang dijanjikan kepada orang beriman dan bertakwa ialah bahwa keberberkahan itu kadang-kadang menyertai sesuatu yang jumlahnya sedikit, tetapi memberikan manfaat yang banyak serta diiringi dengan kebaikan, keamanan, kerelaan, dan kelapangan hati. Berapa banyak bangsa yang kaya dan kuat, tetapi hidup dalam penderitaan, tidak ada rasa aman, penuh goncangan dan krisis, bahkan menunggu kehancuran. Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Ketika kehidupan berjalan secara sinergis antara unsur-unsur pendorong dan pengekangnya, dengan bekerja di bumi sambil memandang ke langit, terbebas dari hawa nafsu, menghambakan diri dan tunduk kepada Allah. Berjalan dengan baik menuju ke arah yang diredoin oleh Allah, maka sudah tentu kehidupan model ini akan diliputi dengan keberkahan, dipenuhi dengan kebaikan dan dinaungi dengan kebahagian. Berkah yang diperoleh bersama iman dan takwa adalah berkah yang meliputi segala sesuatu. Berkah yang terdapat di dalam jiwa, dalam perasaan, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Juga berkah yang mengembangkan kehidupan dan meninggikan mutunya

dalam setiap waktu. Jadi bukan semata-mata melimpahnya kekayaan namun dibarengi dengan penderitaan, kesengsaraan, kerusakan bahkan kegersangan jiwa. Tuntutan keberkahan yang dapat diambil dari tuntunan ayat di atas adalah: merealisasikan keimanan dalam keseharian, meningkatkan ketaqwaan dalam setiap amalan. Maka sebaliknya, hal-hal yang akan menghilangkan keberkahan itu adalah karena mendustakan ajaran dan ayat-ayat Allah, kemudian terperosoknya seseorang bahkan masyarakat ke dalam kubangan kemaksiatan. Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam salah satu bukunya Al jawaabul Kaafii liman Saala anid Dawaaisy Syaafii menyebutkan beberapa bahaya dan pengaruh dosa terhadap kehidupan pribadi dan masyarakat yang akan membawa pada hilangnya keberkahan. Di antaranya pengaruh buruk dosa dan kemaksiatan itu adalah: Pertama: Dosa memperlemah kesadaran akan keagungan Allah dalam hati. Seorang yang penuh dengan dosa-dosa tidak akan lagi bersungguh-sungguh mengagungkan Allah. Kaki akan terasa malas dan berat berat untuk melangkah ke masjid dan menghadiri pengajian. Badan terasa sulit untuk bangun pada waktu fajar melaksanakan shalat subuh. Telinga tidak suka lagi mendengarkan ayat-ayat Al Quran, lama kelamaan hati menjadi keras seperti batu bahkan bisa lebih keras dari pada itu. Maka ia hilanglah rasa sensitive terhadap suatu dosa, tidak bergetar lagi hatinya ketika keagungan Allah disebut. Allah berfirman:

AA A AA A A A A A A A A A A A A AA A A A A A A A A A A A A A .A AAAAAA
"Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekalikali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan". (QS. Al-Baqoroh: 74) Kedua: Dosa membuat seseorang tidak mempunyai rasa malu. Seseorang yang biasa berbuat dosa, lama-kelamaan tidak merasa berdosa lagi. Bahkan ia tidak merasa malu berbuat dosa di depan siapapun. Bila rasa malu hilang maka hilanglah kebaikan. Rosulullah saw bersabda: Rasa malu itu semuanya baik. Maksud dari hadist ini adalah: bahwa semakin kuat rasa malu dalam diri seseorang akan semakin menyebar darinya kebaikan. Dengan demikian masyarakat yang mempunyai rasa malu adalah masyarakat yang baik pula dan penuh nuansa kemanusiaan.

Ketiga: Dosa menghilangkan keberkahan dan nikmat serta menggantikannya dengan bencana. Allah swt. selalu menceritakan bahwa diazabnya umat-umat terdahulu adalah karena mereka berbuat dosa. Dalam surat Al Ankabuut ayat 40 Allah SWT berfirman:

A AAAAA AAAAA AAAA AA A A A A A A A A A A A .A


"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS. An-Ankabut: 40) Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

AAA A A AA AA A A A A AA AA AA A A A AA AAA AA .A AAA


"Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain." (QS. An-anam: 6) Kaum muslimin jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah Keberkahan yang kita inginkan dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara ini tidak akan terwujud hanya dengan teori-teori dan arahan tanpa adanya kesadaran untuk saling mengingatkan dan keinginan untuk mau mendengarkan dan menerima kebenaran, serta adanya kepedulian untuk saling menghargai, saling mencintai, saling membantu dan memenuhi hak dan kewajiban. Oleh sebab itulah Rasulullah berpesan kepada istri-istrinya untuk memperbanyak kuah masakan untuk dibagikan kepada tetangga-tetangganya. Memperbanyak kuah sebagaimana dimaksud oleh Rasulullah adalah, kepedulian kepada tetangga dan masyarakat dalam arti luas. Apabila seorang memiliki kelebihan rezeki

janganlah ia melupakan tetangga kiri dan kanan, mungkin di antara mereka ada yang tidak memiliki makanan untuk hari itu, atau mungkin anaknya sedang sakit namun ia malu meminjam uang untuk berobat. Bisa pula kepedulian ini dalam bentuk non makanan, misalnya kesehatan dan biaya pendidikan. Siapakah yang paling memahami kesulitan bersosial seseorang selain tetangganya? Pentingnya kepedulian ini sehingga di akhirat nanti Allah akan mempertanyakannya kepada kita masing-masing tentang kepedulian kita kepada sesama, Imam Muslim dalam kitab shohihnya meriwayat hadist Qudsi:

AAAAAA AAAAAAAAAAAA A.A A A A A AA A.A A A A AAA AA AAAAA AAA A AAA A AA AA.AA A AA AAA.A AAAA A A A A A A A A A A A A A A A AA A A A A A A .A A A A A A A A AAA AAA AAAA AAAA
Dari Abu Hurairoh ra, Rosulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah swt berfirman pada hari kiamat: Wahai anak adam! Aku sakit kenapa engkau tidak menjengukku, ia berkata:Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku menjengukmu, sedangkan engkau adalah Tuham semesta alam. Allah berfirman: Engkau tahu bahwa seorang hamba-Ku sakit di dunia akan tetapi engkau tidak menjenguknya, seandainya engkau menjenguknya sungguh engkau akan dapati Aku di sisinya. Wahai anak adam, Aku meminta makan kepadamu, kenapa engkau tidak memberiku? Orang itu berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku member-Mu makan, sedangkan engkau adalah Tuhan semesta alam? Allah berfirman: Engkau mengetahui ada dari hamba-Ku yang kelaparan dan engkau tidak memberinya makan, sekiranya engkau memberinya makan, niscaya engkau dapati Aku di sisinya. Wahai anak adam Aku meminta minum padamu, sedang engkau enggan memberik-Ku minum. Ia berkata: Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam? Allah menjawab: Seseorang meminta minum padamu dan engkau tak memberinya, sekiranya engkau memberinya minum niscaya engkau dapati Aku di sisinya. (HR. Muslim) Kaum muslimin jamaah jumat yang dimuliakan Allah Kesimpulan yang dapat kita tarik dari khutbah yang singkat ini adalah: bahwa tidak mungkin individu yang kotor, yang hidup di alam dosa, akan melahirkan masyarakat yang baik. Oleh karena itu, jalan satu-satunya untuk membangun masyarakat yang bersih dan beradab, penuh dengan nuansa tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, yang jauh dari kerjasama dalam keburukan dan dosa, adalah hanya dengan kembali

bersungguh-sungguh mentaati Allah dan mengagungkan-Nya. Kembali meramaikan masjid, mengajak keluarga, anak-anak untuk menunaikan sholat sebagai kewajiban kita kepada Allah yang tak boleh dilalaikan apapun kondisinya, membaca dan memahami AlQuran, menerapkan pengetahuan tentang islam yang sudah diketahui, mengendalikan nafsu dari dosa-dosa dan sesuatu yang mendatangkan murka Allah serta tidak melupakan untuk saling peduli dan saling mengingatkan sesama saudara dan tetangga. Semoga Allah menjadikan masyarakat dan bangsa kita bangsa yang mendapatkan keberkahan, mengumpulkan kita dalam umat Rosulullah yang terbaik dan terjauhkan dari ketergelinciran ke dalam jurang kemaksiatan. Amiin ya Rabbal alamin.

AA A A A A A A A A A AA A A A.A AA A A.A A AAA A AA A AA A A A A A A A A A .AAAAAAA.AAAA

Lapangnya Hati
Pembicara: Ustadz Dzulqarnain Abu Muhammad Al-makassary Transkrip: Ammar [Dikirim via email oleh Al Akh Rofiq sragen]

Khutbah Pertama Hadirin sholat jumat yang kami hormati. Hiruk pikuk kehidupan manusia dengan segala aktifitas yang terus bergulir tanpa henti adalah yang sering menimbulkan hambatan yang melahirkan berbagai macam problema dan permasalahan bagi manusia di muka bumi ini, dan kadang pada akhirnya menimbulkan perasaan yang tidak tenang, ada yang terasa sempit dan menyebabkan seseorang hilang rasa tenang dan bahagia di dalam kehidupannya.

Karena itulah kelapangan dada dan ketenangan hati merupakan salah satu nikmat dan merupakan dambaan setiap insan yang ingin hidup di dunia dalam keadaaan baik dan penuh anugrah serta kebarokahan dari Allah. Sungguh di dalam syriat islam telah diterangkan oleh Allah sebab-sebab yang menyebabkan seorang hamba memiliki hati yang lapang dan bersinar dan akhirnya dada seorang hamba menjadi lapang, sunguh Allah telah menyebutkan hal ini sebagai nikmat yang besar yang Allah ingatkan kepada NabiNya bahwa itu adalah anugrah dan nikmat yang diberikan kepadanya,Allah berfirman:

Bukankah aku telah melapangkan dadamu(wahai rosul/muhamad) (QS. Al insyiroh:1) Yaitu bukankah Kami telah membuat di dalamnya lapang, terus bercahaya dan bersinar penuh dengan ketenangan dan kesejukan dan ini adalah nikmat yang sangat agung dan luar biasa karena pentingnya nikmat ini dalam kehidupan, bahkan ini adalah permohonan Nabi Musa kepada Allah setelah beliau diangkat menjadi rosul yang diutus menuju Firaun, beliau berdoa yang diterangkan dalam surat Thaha:

(25)

(26

Wahai tuhanku, lapangkanlah dadaku dan jadikanlah perkaraku menjadi mudah Maka kita bisa memahami besarnya nikmat ini, dan Alquran serta Sunah menjelaskan sejumlah sebab yang mengantarkan hamba kedalam ketenangan hati kelapangannya dan bersinarnya hati tersebut, diantaranya Allah berfirman:

Bukankah seseorang yang yang hatinya lapang di dalam menerima islam maka hati itu terus menerus berada dalam cahaya dari robbnya. (QS. Zumar: 22) Juga firmanNya:

Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapat petunjuk maka Allah melapangkan dadanya menerima islam, dan barang siapa yang Allah kehendaki kesesatan maka Allah akan menjadilkan hatinya berat dan sempit seakan-akan seolah dia mendaki langit, dan demikianlah Allah menjadikan kehinaan kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al-Anam: 125) Maka keimanan adalah sebab yang dengannya hati seseorang hamba menjadi lapang dan bersinar, kalau Ia beriman dengan keimanan yang yang benar kepada Allah, beriman akan adanya Allah, RububiyahNya, UluhiyahNya, nama-nama dan sifat-sifatNya dan beriman pula kepada para rasulNya, kitab-kitabNya,para nabiNya dan hari akhir dan juga pada takdir berupa takdir buruk atau jelek dan dia menjaga keimanannya di atas tauhid. Allah berfirman:

katakan, sesungguhnya sholatku ibadahku,hidupku dan matiku semuanya milik Allah penguasa alam semesta (Q.s: Al anam 162) Menunjukan bahwasanya kebahagiaan ialah ketika hati hanya terfokus kepada Yang Maha satu Dialah Allah pencipta langit dan bumi, maka dengan keimanan padanya akan tercipta ketengan dan ketentraman dan kesejukan, cahaya sekaligus petunjuk yang senantiasa menerangi kehidupannya. Allah berfirman:

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur keimanannya dengan kedholiman maka mereka akan mendapat ketenangan dan dia termasuk orang-orang yang mendapatkan petunjuk. (Q.s AlAnam: 82) Kedholiman di sini berarti kesyirikan dan telah sah keterangan dari rosulullah tentangnya. Dari sini kita memahami bahwasanya kesyirikan menyebabkan ketidak amanan dalam kehidupan dunia, dengan kesyirikan kehidupan hamba akan tidak terarah, serta akan menghancurkan,sekaligus menodai sehingga menyebabkan hati menjadi sempit walaupun mungkin berenang dalam lautan kemewahan dunia. Sedang bahaya syirik di akhirat menyebabkan pelakunya kekal di neraka. Keamanan di sini yaitu mereka mendapatkan di dunia dan di akhirat, keamanan di dalam tubuh, keamanan di dalam keluarga dan segala sesuatu yang ia ingin mendapatkan keamanannya di dalamnya, keamanan yang menyebabkan dia akan selamat dari berbagai gangguan dan bahaya yang datang dari manusia atau selainnya. Dia mendapat pentunjuk di dunia dan di akhirat,di dunia Allah menunjukan kepada kebahagian,dia bisa menetapi jalan yang benar dan di akhirat dia ditunjukan jalan yang menuju kebahagian abadi yaitu AlJannah. Namun sebaliknya siapa yang menodai kehidupannya dengan kesyirikan, menyembah selain Allah, ia memohon kepada selain Allah, datang ke kuburan meminta hajat, datang ke tempat yang keramat atau melempar sesajian ke lautan atau melakukan bentuk kesyirikan dengan berdoa selain Allah, menyembelih untuk selain Allah, bernadzar untuk selain Allah, bernadzar kepada selain Allah dan bentuk kesyirikan yang lain, maka dengan kesyirikan hamba akan sempit hatinya, di liput dengan duka, dan malapetaka, Allah berfirman:

Barang siapa yang berbuat kesyirikan maka seolah dia jatuh dari langit, maka burung menyambarnya atau tertiup angin, maka dia terhempas ke tempat yang sangat jauh. (Q.s Al-Hajj 31) Bahkan dengan kesyirikan dia akan mendapatkan kehancuran, dengan adanya syirik akan tersebar bahaya yang senantiasa mengintai kepada dirinya bahkan masyarakat, Negara, bahkan seluruh manusia, Allah mengingatkan dalam firmanNya:

Mereka mengatkan bahwa Allah yang maha penyayang memiliki anak, sungguh kalian telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar, maka hampir saja langit pecah, bumi terbelah dan gunung hampir runtuh ketika mereka mengatkan Allah punya anak, dan tidaklah Allah yang penyayang memiliki anak. (Q.s: Maryam: 88-92) Kemudian Allah mensucikan diriNya:

Tidak ada yang ada di langit dan bumi kecuali datang kepada Allah dengan sebagai hamba sungguh Allah menghitung mereka dengan hitungan yang teliti, dan semuanya datang kepadaNya dalam keadaan sendiri-sendiri. (QS. Maryam: 93-94) Maka bagi siapa yang ingin dilapangkan hatinya maka supaya memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata,sehingga kehidupannya menjadi indah dan ini bisa terwaujud jika dia benar-benar bertawakal dengan sebenar-benarnya tawakal, hasilnya rizkinya akan di tanggung oleh Allah seperti dalam sabda Rosulullah:

Jika sekirannya kalian tawakal dengan sebenar-benarnya tawakal sungguhAllah akan memberi rizki kepada kalian seperti Allah memberi rizki kepada burung yang dalam keadaan lapar di waktu pagi tapi ketika dia pulang ke sarang waktu sore dia sudah dalam keadaan kenyang. [H.R Ahmad, Tirmidzi, AnNasai, Ibnu Majah, dll ] Perhatikanlah burung dia tidak memiliki simpanan makanan tidak punya gudang makanan juga tidak ada uang yang di Bank namun ketika dia berangkat dalam keadaan perut kosong di pagi hari saat menjelang sore dia telah memenuhi perutnya dengan makanan,ini semua karena bimbingan Allah dan rizkinya, dan ini akan di berikan kepada mereka yang bertawakal kepaNya dengan sebenar-benarnya, maka tidak rugi orang yang mentauhidkan Allah, berbakti padaNya dan tidak durhaka kepada Allah dengan melakukan kesyirikan, hasilnya dia mendapat ketenangan jiwa, keluasan hati, penuh cahaya, dan barokah dalam kehidupannya, yaitu dengan komitmen menjalani kehidupan dengan berdasarkan bimbingan Allah yang Dia turunkan berupa Alquran dan wahyu yang di berikan kepada Rosulnya berupa Alhadits, Allah telah mempertegas dalam firmanNya:

Barang siapa yang berpaling dari peringatanku(Alquran)maka baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan membangkitkannya di hari kiamat dalam keadaan buta, dia bertanya: wahai robku, kenapa Engkau bangkitkan saya dalam keadaan buta, padahal kami dulu bisa melihat, maka Allah menjawab, demikianlah kami datankan kepada kalian ayat-ayat kami namun engkau melalaikannya, demikianlah hari ini engkau dilupakan. (Q.s: Thaha: 124-126)

Ini adalah jaminan dari Allah yaitu barang siapa yang mengikuti alquran dan As-sunnahdalam seluruh sisi kehidupannya maka Allah menjamin ketenangan dan kebahagian, sebaliknya yang berpaling dan Alquaran dan sunah maka Allah menjadikan kehidupan yang penuh kesempitan. Maka seseorang hendaknya menjaga dirinya dalam jalur Alquran dan assunnah. Sebab yang lain yang menyebabkan hatinya menjadi lapang adalah dia mencintai Allah dengan cinta yang paling besar di banding dengan yang lain siapapun dia, disebutkan dalam hadits dalam bukhori muslim yaitu menjelaskan tiga perkara yang siapa mendapatkan 3 perkara ini maka dia akan merasakan manisnya keimanan di dalam hatinya, yaitu: 1. Dia mencintai Allah dan rosulNya dengan kcintaan yang paling tinggi. 2. ia mencintai seseorang karena Allah. 3. ia benci di kembalikan ke dalam kekafiran seperti bencinya jika dia dilempar ke dalam neraka. Allah dan rosulNya paling didengar dan ditaati, kepentingan apapun jika bertentangan dengan kepentingan Allah Rosul maka dia mendahulukan Allah dan ROsul sebagai bukti cinta kepadanya, dengan kecintaan seperti ini akan menciptakan kesejukan di dalam hatinya, betapa nikmat jika ia mendahulukan Allah dan rosulnya, maka jik ia mencintaiNya dengan menempuh sebab kecintaan maka dia akan dicintai Allah, hasilnya, bersabda Rosulullah: Barang siapa yang menyakiti waliku maka sungguh dia telah membuka peperangan denganKu, dan sesuatu yang paling Aku cintai yang dengannya hamba mendekat kepadaku adalah hamba melaksanakan yang Aku wajibkan kepadanya, dan jika hamba selalu melakukan amalan yang sunah untuk mendekatkan kepadaKu sampai Aku mencintai hamba tersebut, jika Aku sudah mencintainya maka Aku menjadi penengarannya yang dia mendenger dengannya dan Aku menjadlimata yang dia gunakan untuk melihat dan aku menjadi tangannya yang dia mengunakannya, dan Aku menjadi kakinya yang dia berjalan dengannya Maksudnya Allah bersamanya dalam setiap keaadaanya, yaitu dengan menolong dan mengawasinya, (bukan berarti Allah bersama menyatu dengan hamba dan ini adalah salah) Khutbah kedua Hadirin sholat jumat yang yang saya hormati dan saya mulyakan. Diantara sebab yang menjadikan hati hamba menjadi lapang yaitu hendaklah seseorangmemperbanyak dzikir kepada Allah, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah:

Wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak, dan sucikan dia di setiap pagi dan siang (Q.s: al ahzab:41) Dan firmanNya:

Ingatlah dengan dzikir hati akan menjadi tenang (QS. Ar-Raad: 28 ) Juga firmanNya:

Ingatlah, berdzikirlah kepadaku maka aku akan mengingatmu, dan bersyukurlah kepadaku dan jangan ingkar kepadaKu (Q.s Al-Baqarah: 152) Perhatikanlah kalau seseoran senantiasa mengingat Allah, maka dia akan selalu mengingatnya sehingga jika dia mengalami masalah, Dia akan membantunya menyelesaikannya dan membuang dan Allah mengganti yang lebih baik dengan yang lebih baik sehingga hatinya menjadi lapang. Mengangungkan membesarkan dan memuji Allah adalah kehidupan seorang muslim yang hendaknya dipahami, maka seluruh hidupnya bisa dimanfaatkan dengan berdzikir kepada Allah, dzikir adalah kalimat yang sangat ringan diucapkan dalam lisan dan sangat berat di timbangan amal, bahkan alquran dimudahkan untuk berdzikir: Dan sungguh alquran kami mudahkan untuk berdzikir, maka adakah orang yang mau berdzikir.(QS. Al Qomar: 17) Diantara sebab yang menjadikan hati menjadi lapang adalah ia banyak bertaubat dan mensucikan diri, tidak diragukan manusia dalam kehidupannya pasti terjatuh dalam kesalahan, kelalaian, kelupaan, bahkan dosa. Jangankan kita, rosulullah yang telah diampuni dosa yang telah dilakukan dan belum dilakukan sewaktu hidupnya, beliau memperbanyak bertaubat dan beristiqfar dalam sehari sebanyak 100x maka kita hendaknya lebih butuh lagi untuk meminta ampun mengingat banyaknya dosa yang kita lakukan. Dengan istigfar Allah menjanjikan kelapangan hati bahkan dibukakan menfaat dan keutamaan yang lain, Allah menerangkan dalam firmannya:

Minta ampunlah kepada robb kalian sesungguhnya dia maha pengampun, dia akan menurunkan dari langit untuk kalian hujan yang lebat, dan Dia akan menjadikan kebun dan sungai-sungai yang deras mengalir. (Q.s Nuh: 10-12 ) Ayat di atas merupakan janji dari Allah, sedang para Nabi mengajak dan mengabarkan:

Wahai kaumku mintalah ampun kalian kepada robb kalian dan bertaubatlah padaNya, dia akan mencurahkan hujan dari langit dan dia akan menambah kekuatan kalian berlipat-lipat, dan janganlah mengasihi(menjadikan wali) orang-orang kafir. Ini di abadikan oleh Allah dalam surat Hud ayat: 52. Maka dari sini kita fahami pentingnnya beristigfar dan bertaubat kepada Allah dalam kehidupan ini, dan pentingnya introspeksi diri lalu memperbaiki diri dan senantiasa bertaubat kepada Allah. Mensucikan diri adalah dengan melakukan amalan-amalan yang dulunya ditinggalkan dari kebaikan, dan membersihkan diri dari dari kemaksiatan dan dosa yang di lakukan, dan Allah menjanjikan keberuntungan:

Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan diri, dan sungguh celaka orang yang terus mengotori dirinya. Dan Allah menyebutkan keutamaan orang-orang yang mendapatkan surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai:

Barang siapa yang menghadap Allah dengan keadaan beriman dan berbuat kebaikan maka mereka mendapatkan derajat yang tinggi berupa surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dari bawahnya, mereka kekal di dalamnya dan itu ba;asan bagi orang yang mensucikan diri. (Q.s Taha 7576 ) Karena itu mensucikan diri dan bertaubat kepada Allah adalah hal yang sangat penting, khususnya di hari ini di mana banyak musibah yang menjadi peringatan bagi kita semua. Mudah-mudahan kita dijadikan orang yang selalu bertaubat sehingga termasuk hamba yang mensucikan diri, sehingga kita semua selamat dari musibah di dunia dan lebih-lebih di akhirat:

Tidaklah Allah menyilksa kaumNya sedang engkau wahai Muhamad berada di sisi mereka, dan Allah tidaklah menyiksa mereka dalam keadaan mereka beristiqfar. (Q.s Al-Anfal 33) Juga dengan istigfar akan menyebabkan datangnya rahmat dari Allah: Andaikata kalian beristiqfar kepada Allah niscaya kalian akan dirahmatiNya. Mudah-mudahah kita dijadikan orang yang selalu beriman kepada Allah bertakwa kepadaNya bertauhid, dan menjadi hamba yang banyak beristiqfar dan bertaubat, sungguh dosa kita, dan kesalahan kita sangatlah banyak, dan Allah masih merahmati kita dengan menjalani hari- hari sebagai bukti rahmatNya, mudah-mudah hari yang tersisa yang akan kita lewati kita bisa menggunakan untuk selalu bertaubat dan beristilqfar kepadaNya, karena dekatnya kematian yang akan kita temui, dan kita tahu kapan tapi kita yakin akan datangnya:

Dimanapun kalian berada sungguh kematian akan menemuai kalian walaupun engkau bersembunyi di balik dinding yang sangat tinggih lagi kokoh. Semoga kita diampuni oleh Allah dan diberi manfaat dari segala kemanfaatan baik yang kita ketahui atau tidak , dan mudah-mudahan Dia tidak menjadikan malapetaka bagi kita semua.Wallahutaala alam bishowab

30 TAHUN ANDA BERUJUNG SURGA ATAUKAH NERAKA


KHUTBAH PERTAMA , , , Jamaah Jumat rahimakumullah , , ,

Mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Taala dengan ketakwaan yang sebenarbenarnya; yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam. Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Di saat Allah Subhanahu wa Taala menghendaki terjadinya hari kiamat, Dia pun memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniup sangkakalanya dua kali. Tiupan pertama sebagai pertanda untuk membinasakan seluruh makhluk yang ada di bumi dan langit, sedangkan tiupan kedua untuk membangkitkan mereka kembali. Allah Taala berfirman,

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing) (QS AzZumar: 68).
Maka, setelah Malaikat Israfil meniupkan sangkakala yang kedua kalinya, semua makhluk pun dibangkitkan dari kuburnya oleh Allah Taala, lalu mereka dikumpulkan dalam suatu padang yang amat luas yang rata dengan tanah dalam keadaan tidak berpakaian, tidak memakai sandal, tidak berkhitan, dan tidak membawa sesuatu apa pun. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Pada hari kiamat nanti manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak memakai sandal, tidak berpakaian, dan dalam keadaan belum berkhitan. Aisyah bertanya, Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita (berkumpul pada satu tempat semuanya dalam keadaan tidak berbusana?!) apakah mereka tidak saling melihat satu sama lain? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Wahai Aisyah, kondisi saat itu amat mengerikan sehingga tidak terbetik sedikit pun dalam diri mereka untuk melihat satu sama lain!. (HR. Bukhari dan Muslim) Ya, saat itu masing-masing dari mereka memikirkan dirinya sendiri dan tidak sempat untuk memikirkan orang lain, meskipun itu adalah orang terdekat mereka. Allah Taala berfirman, 34 35 36 37

Pada hari itu manusia lari dari saudaranya. Dari bapak dan ibunya. Dari istri dan anakanaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. (QS. Abasa: 34-37) Semua manusia saat itu berada di dalam ketidakpastian. Masing-masing menunggu apakah ia termasuk orang-orang yang beruntung, dimasukkan ke taman-taman surga atau termasuk orang yang merugi terjerembab ke dalam jurang neraka.

Dalam kondisi seperti itu Allah Taala mendekatkan matahari sedekat-dekatnya di atas kepala para hamba-Nya, hingga panasnya sinar matahari yang luar biasa itu mengakibatkan keringat mereka bercucuran.

Al-Miqdad bin al-Aswad radhiallahuanhu bercerita, Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Pada hari kiamat nanti matahari turun mendekati para makhluk hingga hanya berjarang satu mil pada saat itu kucuran keringat masing-masing manusia tergantung amalannya; di antara mereka ada yang keringatnya sampai mata kakinya, ada pula yang keringatnya sampai lututnya, ada yang keringatnya sampai perutnya serta ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri! (HR Muslim)
Demikianlah para manusia saat itu berada di dalam kesusahan, kebingungan, dan ketidakpastian yang tiada bandingannya. Padahal satu hari pada saat itu bagaikan 50 ribu tahun hari-hari dunia! Allah Taala berfirman,

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah dalanm sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (QS. Al-Maarij: 4) Jamaah Jumat yang kami hormati Seandainya kita mau berpikir, betapa mengerikannya hari-hari itu lantas kita merenungkan jalan hidup kebanyakan manusia di dunia yang kita lihat selama ini, niscaya kita akan sadar betul bahwa ternyata masih banyak di antara kita yang telah terlena dengan keindahan dunia yang semu ini dan lupa bahwa setelah kehidupan dunia yang sementara ini masih ada kehidupan lain yang kekal abadi yang lamanya satu hari di sana sama dengan 50 ribu tahun di dunia! Kita telah terlena dengan gemerlapnya dunia dan lupa untuk beribadah kepada Allah dan beramal salih. Padahal pada hakikatnya kita hanya diminta untuk beramal selama 30 tahun saja! Tidak lebih dari itu. Suatu waktu yang amat singkat!

Ya, kalaupun umur kita 60 tahun, sebenarnya kita hanya diminta beramal selama 30 tahun. Karena waktu tersebut dikurangi dengan masa tidur kita di dunia. Jika dalam satu hari adalah 8 jam, berarti masa tidur kita adalah sepertiga dari umur kita yaitu: 20 tahun. Lalu kita kurangi lagi dengan masa kita sebelum baligh. Masa dimana seseorang tidak berkewajiban untuk beramal. Taruhlah jika kita baligh pada umur 10 tahun berarti, umur kita hanya tinggal 30 tahun!
Subhanallah, bayangkan! pada hakikatnya kita diperintahkan untuk bersusah payah dalam beramal salih di dunia hanya selama 30 tahun saja! Alangkah naifnya jika kita enggan untuk bersusah payah selama 30 tahun di dunia beramal shalih, sehingga akan berakibat kita mendapat siksaan yang amat pedih di akhirat selama puluhan ribu tahun!

Allah telah memperingatkan supaya kita tidak tertipu dengan kehidupan duniawi yang fana ini dalam firman-Nya,

Wahai para manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kalian, dan janganlah sekali-kali (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kalian dari Allah. (QS. Fathir: 5) Mengapa orang yang tertipu dengan kehidupan duniawi benar-benar telah merugi? Karena kenikmatan dunia seisinya tidak lebih berharga di sisi Allah dari sebuah sayap seekor nyamuk! Sahl bin Sad bercerita bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Seandainya dunia sepadan dengan (harga) sayap seekor nyamuk, niscaya orang kafir tidak akan mendapatkan (kenikmatan dunia meskipun hanya seteguk) air. (HR. Tirmidzi, dia berkata, Sahih gharib min hadzal wajhi.). , , KHUTBAH KEDUA ,

Jamaah Jumat rahimakumullah Maka, mari kita manfaatkan kehidupan dunia yang hanya sementara ini untuk benar-benar beribadah kepada Allah Taala, mulai dari mencari ilmu, shalat lima waktu, berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada sesama terutama tetangga, mendidik keluarga sebaik-baiknya, dll. Juga berusaha untuk menjauhi apa yang dilarang-Nya. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang disebutkan Allah Taala dalam firman-Nya,

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: Ya Rabb kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amalan sholih berlainan dengan apa yang telah kami kerjakan. Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup bagi orang yang mau berpikir?! Maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang zhalim seorang penolong pun. (QS. Fathir: 37). Namun, mereka tidak akan mungkin bisa kembali lagi ke dunia. Demikian pula mereka tidak akan mati di neraka. Allah Taala bercerita, 77 78

Mereka berseru: Wahai Malik, biarlah Rabb-Mu membunuh kami saja. Dia menjawab: Kalian akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kalian, namun kebanyakan kalian benci terhadap kebenaran tersebut. (QS. Az-Zukhruf: 77-78). Jangankan untuk menghentikan siksaan, untuk mendapatkan setetes air pun mereka tidak bisa. Allah Taala mengisahkan, 50 51 Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: Berilah kami sedikit air atau makanan yang telah diberikan Allah kepada kalian. Mereka (penghuni surga) menjawab: Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir. (Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari (kiamat) ini Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini dan (sebagaimana) mereka lalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. Al-Araf: 50-51) Semoga kita semua bukan termasuk golongan tersebut di atas, Amiin ya Rabbal alamin. ,

Read more about Pondasi Agama by null

Akibat Memakan Harta Riba Oleh: Ade Zarkasyi bin Sabit

. : . . . . : .

Kaum muslimin seiman dan seaqidah Tepatnya ketika Allah Subhannahu wa Taala memberikan mukjizat kepada hamba dan kekasihNya, Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berupa Isra Miraj, pada saat itu pula Allah Taala perlihatkan berbagai kejadian kepada beliau yang kelak akan memimpin jaga raya ini. Di antaranya Rasulullah n melihat adanya beberapa orang yang tengah disiksa di Neraka, perut mereka besar bagaikan rumah yang sebelumnya tidak pernah disaksikan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Kemudian Allah Taala tempatkan orang-orang tersebut di sebuah jalan yang tengah dilalui kaumnya Firaun yang mereka adalah golongan paling berat menerima siksa dan adzab Allah di hari Kiamat. Para pengikut Firaun ini melintasi orang-orang yang sedang disiksa api dalam Neraka tadi. Melintas bagaikan kumpulan onta yang sangat kehausan, menginjak orang-orang tersebut yang tidak mampu bergerak dan pindah dari tempatnya disebabkan perutnya yang sangat besar seperti rumah. Akhirnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada malaikat Jibril yang menyertainya, Wahai Jibril, siapakah orangorang yang diinjak-injak tadi? Jibril menjawab, Mereka itulah orang-orang yang makan harta riba. (lihat Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 2/252). Dalam syariat Islam, riba diartikan dengan bertambahnya harta pokok tanpa adanya transaksi jual beli sehingga menjadikan hartanya itu bertambah dan berkembang dengan sistem riba. Maka setiap pinjaman yang diganti atau dibayar dengan nilai yang harganya lebih besar, atau dengan barang yang dipinjamkannya itu menjadikan keuntungan seseorang bertambah dan terus mengalir, maka perbuatan ini adalah riba yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah Subhannahu wa Taala dan RasulNya Shalallaahu alaihi wasalam, dan telah menjadi ijma kaum muslimin atas keharamannya. Allah Subhannahu wa Taala berfirman: Allah menghilangkan berkah riba dan menyuburkan shadaqah, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa. (QS. Al-Baqarah: 270).

Barang-barang haram yang tiada terhitung banyaknya sampai menyusahkan dan memberatkan mereka ketika harus cepat-cepat berjalan pada hari Pembalasan. Setiap kali akan bangkit berdiri, mereka jatuh kembali, padahal mereka ingin berjalan bergegas-gegas bersama kumpulan manusia lainnya namun tiada sanggup melakukannya akibat maksiat dan perbuatan dosa yang mereka pikul. Maha Besar Allah yang telah berfirman: Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri kecuali seperti berdirinya orang yang kemasukan syetan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat): Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al-Baqarah: 275). Dalam menafsirkan ayat ini, sahabat Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu berkata: Orang yang memakan riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila lagi tercekik. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/40). Imam Qatadah juga berkata: Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta riba akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam keadaan gila sebagai tanda bagi mereka agar diketahui para penghuni padang mahsyar lainnya kalau orang itu adalah orang yang makan harta riba. (Lihat Al-Kabair, Imam AdzDzahabi, hal. 53). Dalam Shahih Al-Bukhari dikisahkan, bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bermimpi didatangi dua orang laki-laki yang membawanya pergi sampai menjumpai sebuah sungai penuh darah yang di dalamnya ada seorang laki-laki dan di pinggir sungai tersebut ada seseorang yang di tangannya banyak bebatuan sambil menghadap ke pada orang yang berada di dalam sungai tadi. Apabila orang yang berada di dalam sungai hendak keluar, maka mulutnya diisi batu oleh orang tersebut sehingga menjadikan dia kembali ke tempatnya semula di dalam sungai. Akhirnya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada dua orang yang membawanya pergi, maka dikatakan kepada beliau: Orang yang engkau saksikan di dalam sungai tadi adalah orang yang memakan harta riba. (Fathul Bari, 3/321-322). Kaum muslimin sidang Jumat yang berbahagia inilah siksa yang Allah berikan kepada orangorang yang suka makan riba, bahkan dalam riwayat yang shahih, sahabat Jabir Radhiallaahu anhu mengatakan:

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya dan kedua orang yang memberikan persaksian, dan beliau bersabda: Mereka itu sama. (HR. Muslim, no. 1598). Semaraknya praktek riba selama ini tidak lepas dari propaganda musuh-musuh Islam yang menjadikan umat Islam lebih senang untuk menyimpan uangnya di bank-bank, lebih-lebih dengan semaraknya kasus-kasus pencurian dan perampokan serta berbagai adegan kekerasan yang semakin merajalela. Bahkan sistem simpan pinjam dengan bunga pun sudah dianggap biasa

dan menjadi satu hal yang mustahil bila harus dilepaskan dari perbankan. Umat tidak lagi memperhatikan mana yang halal dan mana yang haram. Riba dianggap sama dengan jual beli yang diperbolehkan menurut syariat Islam. Kini kita saksikan, gara-gara bunga berapa banyak orang yang semula hidup bahagia pada akhirnya menderita tercekik dengan bunga yang ada. Musibah dan bencana telah meresahkan masyarakat, karena Allah yang menurunkan hukumNya atas manusia telah mengizinkan malapetaka atas suatu kaum jika kemaksiatan dan kedurhakaan telah merejalela di dalamnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Yala dan isnadnya jayyid, bahwasannya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

.
Tidaklah perbuatan zina dan riba itu nampak pada suatu kaum, kecuali telah mereka halalkan sendiri siksa Allah atas diri mereka. (Lihat MajmaAz-Zawaid, Imam Al-Haitsami, 4/131). Dan dari bencana yang ditimbulkan karena memakan riba tidak saja hanya sampai di sini, bahkan telah menjadikan hubungan seorang hamba dengan Rabbnya semakin dangkal yang tidak lain dikarenakan perutnya yang telah dipadati benda-benda haram. Sehingga nasi yang dimakannya menjadi haram, pakaian yang dikenakannya menjadi haram, motor yang dikendarainya pun haram, dan barang-barang perkakas di rumahnya pun menjadi haram, bahkan ASI yang diminum oleh si kecil pun menjadi haram. Kalau sudah seperti ini, bagaimana mungkin doa yang dipanjatkan kepada Allah akan dikabulkan jika seluruh harta dan makanan yang ada dirumahnya ternyata bersumber dari hasil praktek riba. Sebenarnya praktek riba pada awal mulanya adalah perilaku dan tabiat orang-orang Yahudi dalam mencari nafkah dan mata pencaharian hidup mereka. Dengan sekuat tenaga mereka berusaha untuk menularkan penyakit ini ke dalam tubuh umat Islam melalui bank-bank yang telah banyak tersebar. Mereka jadikan umat ini khawatir untuk menyimpan uang di rumahnya sendiri seiring disajikannya adegan-adegan kekerasan yang menakutkan masyarakat lewat jalur televisi dan media-media massa lainnya, sehingga umatpun bergegas mendepositokan uangnya di bank-bank milik mereka yang mengakibatkan keuntungan yang besar lagi berlipat ganda bagi mereka, menghimpun dana demi melancarkan rencana-rencana jahat zionis dan acara-acara kristiani lainnya. Mereka banyak membantai umat Islam, namun diam-diam tanpa disadari di antara kita telah ada yang membantu mereka membantai saudara-saudara kita semuslim dengan mendepositokan uang kita di bank-bank mereka. Dalam firmanNya Allah Subhannahu wa Taala menegaskan: Dan disebabkan mereka (orang-orang Yahudi) memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang lain dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka siksa yang pedih. (QS. An-Nisa: 161). Lalu pantaskah bila umat Islam mengikuti pola hidup suatu kaum yang Allah pernah mengutuknya menjadi kera dan babi, sedangkan Allah Subhannahu wa Taala berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi AlKitab (Yahudi dan Nashrani), niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah kamu beriman. (QS. Ali Imran: 100). Semoga Allah senantiasa menunjukkan kita kepada jalanNya yang lurus, yang telah ditempuh oleh para pendahulu kita dari generasi salafush-shalih.

. .
Khutbah Kedua

.
Dalam khutbah kedua ini, setelah kita menyadari realitas yang ada, marilah kita sering-sering beristighfar kepada Allah, karena tidak ada obat penyembuh dari kesalahan dan kedurhakaan yang telah kita lakukan kecuali hanya dengan mengakui segala dosa kita lalu beristighfar memohon ampun kepada Allah dan untuk tidak mengulanginya kembali sambil beramal shalih menjalankan ketaatan unukNya, sebagaimana yang dikatakan Nabi Hud Alaihissalam kepada kaumnya: Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa. (QS. Hud: 52). Pada penutup khutbah ini, marilah kita memunajatkan doa kepada Allah sebagai bukti bahwasanya kita ini fakir di hadapan Allah Subhannahu wa Taala .

. . . . . .

Berlarilah Kepada Allah


Kumpulan Khutbah Jum'at Populer by sakayalowas

AAAAAAAAAAAAAAA,AAA AAAAAAAAAAA,AAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAA,AAAAA AAA.AAAAAAAAAAAA,AA.A :AAAAAAAAAA A )201A:AA(A AA A A AAAAAA AA


Kaum muslimin rahimakumullah.. Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Quran dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Quran :

AAAAA AAAAA AAA


Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orangorang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. (QS. Al-Ahzab [33] : 56) Kaum Muslimin rahimakumullah.. Berbagai musibah yang menimpa negeri kita sejak satu dekade belakangan, bermula dari krisis ekonomi, kepemimpinan, politik, budaya, moral dan sampai kepada musibah tsunami Aceh, gempa bumi Jogja, Padang, lumpur Lapindo Sidoarjo, longsor Wasior, serta sampai tsunami Mentawai, meledaknya gunung merapi Jawa Tengah dan berbagai bencana lainnya sepertinya

belum cukup dijadikan pelajaran. Padahal kita menyaksikan dengan mata kepala ratusan ribu nyawa manusia sudah melayang Triliunan rupiah sudah musnah.. Ribuan bangunan dan rumah sudah hancur. Puluhan ribu masyarakat luka dan cacat dan berbagai kerugian immaterial lainnya yang tak terhingga.. Ajaib memang negeri ini Penduduknya yang mayoritas Muslim belum juga mampu mengambil peljaran dari berbagai peristiwa yang memilukan itu. Lebih ajaib lagi, di tengah ancaman berbagai musibah, khususnya gempa bumi, gempa ekonomi, gempa moral dan puluhan gunung merapi yang diperkirakan siap meledak sewaktu-waktu, kita masih bergulat soal sistem penyaluran bantuan bencana, deteksi dan peringatan dini tsunami, gempa dan ledakan gunung merapi. Padahal faktanya, tak satupun bencana dan musibah itu yang dapat dihentikan, apalagi di-delete dari lembaran kehidupan dunia ini. Berbagai teknologi canggih yang diciptakan sama sekali tidak mampu mengundurkan musibah-musibah tersebut barang sedetikpun, apalagi menghentikannya agar tidak terjadi. Sesungguhnya berbagai musibah dan peristiwa itu adalah ayat-ayat kebesaran dan kekuasaan Allah di atas bumi ini. Kita baru manpu menatapnya dengan mata kosong. Padahal seharusnya ditatap dengan mata iman dan ilmu Kebesaran serta Kekuasaan Allah. Sebab itu tidak heran, jika kita masih saja lalai terhadap ayat-ayat Allah yang berseliuran di hadapan mata kita sendiri seperti yag dijelaskan Allah dalam Al-quran :

)201(A AAAA AAAAA A


Betapa banyak ayat (Kebesaran dan Kekuasaan) Allah di langit dan di bumi yang mereka lewati, sedangkan mereka tetap saja berpaling darinya. (QS. Yusuf [12] : 105) Kaum Muslimin rahimakumullah.. Agar berbagai bencana dan peristiwa yang menimpa negeri ini khususnya dan di bagian bumi Allah mana saja pada umumnya, alangkah baiknya kita belajar dari umat-umat terdahulu. Bagaimana Allah menimpakan azab dan bencana kepada mereka? Apa yang menyebabkan mereka diazab dan ditimpakan musibah kepada mereka? Bagaimana kondisi mereka waktu menghadapi azab dab bencana tersebut? Akankah mereka mampu lari, atau menghindar dari skenario Allah tesebut? Semuanya akan kita dapatkan jawabannya dengan jelas dan rinci dalam Al-Quran, asalkan kita yakin bahwa Al-Quran itu sebuah kitab kebenaran yang datang dari Allah menjadi petunjuk hidup bagi kita. Kalau tidak yakin, maka apapun yang diceritakan AlQuran tidak akan berguna bagi kita. Sangat banyak ayat Al-Quran bercerita tentang bagaimana Allah menghancurkan dan mengazab umat-umat terdahulu. Di antaranya seperti yang Allah jelaskan dalam surat Adz-Zdariyat [51] ayat 31 sampai 51.

AAAA AA AAAA)11(A AAAAAA)12(A AAAA AAAAA)11(A AA AA A AA)13(A A AAA)11( AAAAAA)13(AAA A AAAA)13(A A A AAAAAA)13(A AAAAAAA)13(AAA AAA AA AA AAA)32(AAAAAAAA)30(AA AAAAAA AA)31(AAAAAAAAA)31( A AAAAA AAA)31(A AAAA AAA)33( A)33(A A AAAA A)33(A AAAA)33(A AAAA AAAAAAA A)10(AAAAAAAAAA)33(A AA A )12(A AAA
Ibrahim bertanya, Apakah urusanmu hai para utusan? (31) Mereka menjawab, Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), (32) agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, (33) yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas (34) Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. (35) Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang Muslim (yang berserah diri). (36) Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (37) Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Firaun dengan membawa mukjizat yang nyata. (38) Maka dia (Firaun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata, Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila. (39) Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela. (40) Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan (41) angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (42) Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka: Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu. (43) Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan mereka melihatnya. (44) Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan, (45) dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (46) Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa (47) Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). (48) Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (49) Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (50) Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (51) (QS. Adz-Dzariyat [51] : 31 51) Kaum Muslimin rahimakumullah Dari 20 ayat tersebut dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Allah mengazab umat Nabi Luth yang mengikutkan syahwat sex mereka yang menyimpang (homo sex) dan tidak mau peduli dengan sistem dan aturan Allah dalam menyalurkan hasrat sex mereka dan bahkan menyebarkannya kepada masyarakat luas sebagai sebuah kebenaran. Lalu Allah turunkan kepada mereka hujan batu bersal dari tanah yang bisa saja berasal dari gunung merapi saat itu. Lalu mereka terbakar, mati dan hancur semuanya kecuali satu keluarga yang Allah selamatkan, keluarga nabi Luth selain istrinya yang durhaka. 2. Allah mengazab dan menghancurkan Firaun dan prajuritnya yang terkenal gagah perkasa. Betapa tidak, dengan kepongahanya, Firaun bukan hanya menolak dakwah nabi Musa, melainkan ingin membunuhnya dan mebrengus ajarannya yang datang dari Allah, dengan cara membunuh Musa dan pengikutnya. Namun, sesuai scenario Allah, Allah perintahkan Nabi Musa untuk lari ke pinggir laut merah agar Firaun dan pasukannya mengejar mereka ke sana. Tanpa diduga sama sekali oleh Firaun dan prajuritnya, di laut merah itulah tempat mereka menghembuskan nafas terakhir.. Inilah cara Allah menghancurkan pemimpin dan pasukannya yang sombong itu dan tidak mau bertaubat dan kembali kepda Allah. 3. Kaum Ad Allah hancurkan pula dengan angin kencang yang menusuk daging selama 7 malam dan delapan hari sehingga tercerabutlah tulang-tulang mereka dari daging sehingga mereka binasa semua dalam keadaan berglimpangan. Azab itu turun juga karena mereka durhaka kepada Allah dan Nabi-Nya. 4. Kaum Tsamud juga Allah hancurkan dengan petir keras sekali sehingga mereka berjatuhan dan tidak mampu lagi bangkit untuk selama-lamanya. Azab ini juga Allah timpakan karena mereka membangkang kepada ajaran Allah dan Nabi-Nya. 5. Demikian pula dengan kaum Nuh sebelum kaum-kaum tersebut. Mereka Allah hancurkan dengan menciptakan banjir besar sehingga mereka tenggelam semuanya, kecuali para pengikut nabuh Nuh yang beriman dan taat pada Allah dan nabi-Nya.

Dari kisah kehancuran lima kaum tersebut di atas, penyebabnya hanya satu, yakni membangkang kepada sistem dan aturan Allah yang diamanahkan kepada para Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat mereka masing-masing. Pembangkangan tersebut bisa melalui pola sex menyimpang (homosex dan lesby), atau disebabkan penyimpangan lainnya seperti yang terkait dengan akidah yang dilakukan umat nabi Nuh yang menyembah kuburan orang-orang sholeh, atau kesombongan yang dilakukan oleh Firaun dan para pengikut dan pasukannya. Disamping itu, ayat-ayat tersebut bukan hanya menceritakan sebab-sebab kehancuran mereka, akan tetapi juga memberikan solusi efektif agar tidak ditimpakan Allah berbagai azab seperti yang ditimpakan kepada umat-umat terdahulu. Solusinya ialah : kembali kepada Allah dengan berlari seperti yang Allah tawarkan pada ayat ke 50. Kembali kepada-Nya dengan mentaati semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Sebagai bukti utama dan terutama dari kembali kepada Allah itu ialah tidak menyekutukan-Nya dalam penciptaan dan perbutan-Nya (rububiyyah), ibadah (uluhiyyah) dan nama-nama (nama-nama) dan sifat-sifat-Nya. Inilah satu-satunya solusi yang harus kita ambil jika kita ingin menyelamatkan negeri dan umat ini dari azab Allah berupa berbagai bencana yang ditimpakan-Nya kepada kita. Membangun satu gaya hidup menyimpang dari aturan Allah, apapun bentuknya, adalah undangan turunnya azab Allah. Lalu babagimana dengan berbagai gaya hidup menyimpang yang sekarang marak dilakukan oleh sebagian masyarakat kita? Tentulah azab itu akan datang dengan berbagai macam pula. Sebelum terlambat, mari kita berlari menuju Allah dengan mentaati semua sistemnya. Pada

waktu yang sama, kita buang jauh-jauh sistem hidup yang tidak diridhai Allah, bagaimanapun beratnya. Dengan demikian insya Allah kita selamat dunia dan akhirat. Amin.. Kaum Muslimin rahimakumullah Demikianlah khutbah ini, semoga Allah memelihara iman kita yang sudah tertanam sejak lahir. Semoga Allah berikan kepada kita kesempatan kembali kepada-Nya sambil berlari dan merasakan kenikmatan dan kenyamanan berada di sisi-Nya. Dialah tempat kita meminta dan Dia jua tempat kita memohon perlindungan. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin..

AAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAA
a

hbxas mengatakan, (Artinya) kemukakanlah hujjah kalian. Sedangkan Qatadah mengatakan, Berikanlah keterangan kalian mengenai pengakuan kalian itu, jika kalian orangorang yang benar, dalam pengakuan kalian itu.

Setelah itu Allah berfirman, Bahkan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang ia berbuat baik. Maksudnya, barangsiapa yang mengikhlaskan amalnya hanya untuk Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya. Berkaitan dengan firman Allah, Bahkan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, Abu al-Aliyah dan ar-Rabi bin Anas mengatakan, Yaitu, barangsiapa yang benar-benar tulus karena Allah. Said bin Jubair mengatakan, yaitu yang tulus ikhlas menyerahkan agamanya sedang Ia berbuat baik, artinya , mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Karena amal perbuatan yang diterima itu harus memenuhi dua syarat, pertama harus didasarkan ketulusan karena AllahTaala semata, dan syarat kedua, harus benar dan sejalan dengan syariat Allah. Jika suatu amalan itu sudah didasarkan pada keikhlasan hanya karena Allah, tetapi tidak benar dan tidak sesuai dengan syariat, maka amalan tersebut tidak diterima. Oleh karena itu, Rasulullah bersabda,

.)A(A.AAAAAAA
Artinya, Barangsiapa melakukan amalan, bukan atas perintah kami, maka amalan itu tertolak. (HR Muslim, dari Aisyah) Dengan demikian, perbuatan para pendeta ahli ibadah dan yang semisalnya, meskipun mereka itu sangat tulus ikhlas dalam mengerjakannya karena Allah, namun perbuatan mereka itu tidak diterima sehingga mereka mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diutus kepada mereka dan kepada seluruh umat manusia. Mengenai mereka dan orang yang semisalnya, Allah berfirman:

)11(AAAAA AAAA
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan. (QS. Al-Furqan [25] : 23) dan Firman Allah Taala:

AAAAAAAAAAAAA AAAAAA )13(AAAA


Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. (QS. An-Nur [24] : 39)

)1(AAA AA)3(AAAA)1(AAA)1(AAAA
Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (Neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. (QS. AlGhasyiyah [88] : 2-5)

AAAAAAAAAAA
Diriwayatkan dari Amirul Mukminin Umar radhiyallahu anhubahwa dia menafsiri ayat-ayat tersebut mengenai para Rahib/Pendeta (ahli ibadah non Muslim). Sedangkan amal yang secara lahiriyah sejalan dengan syariat tetapi pelakunya tidak mendasarinya dengan tulus ikhlas karena Allah Taala, maka amal perbuatan seperti itu ditolak. Demikian itulah keadaan orang-orang yang riya dan orang-orang munafik, sebagaimana firman Allah Taala:

AA AA A AA AAAAAAAAAA A A )231(
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS. An-Nisa [4] : 142) Dan Allah Taala berfirman:

)3(A A A)3(A AA A)1(A AA AA A)3(A A


Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan menolong dengan barang berguna.(QS. Al-Maaun [107] : 4-7). (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1 halaman 214)

Semoga Allah menjadikan kita ini orang-orang yang benar-benar beriman, ikhlas, dan mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan istiqomah alias konsisten dan keonsekuen. Karena tanpa tiga unsur pokok itu (iman, ikhlas, dan mengikuti tatacara ibadah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) atau hilang salah satunya, maka amal kita tidak akan diterima oleh Allah Taala. Sebagaimana ahli-ahli ibadah yang non Muslim tersebut, betapa ruginya.Naudzubillahi min dzalik, kami berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.

AAAA.AA A AAAA AAAAAAAA AA AAAAA .AA AAA


Khutbah Kedua

AAAA AAA AAA AAAAAAAAA AAAA AAA AAAAAAAA AA.AAAA AA AAAA:AA.AAAAAAAAAA AAAA AAAA{A:A}AAAAA{A:AA. AAA AAA AAAAA } AAAAA AAA {A:AAAAAAA AA A .}AAAAA A A.AA AAAAAAA AAAAAAAA A AAA.A AA AAAAAA AAAAAA AAAAA.AA A AA AA A AA A.AAAAAAAAAAAA.AAAAA A AAAA AA A.A AAAAAA AAA A . AAAAA AA A .AA.AAAAAAA

Kejujuran vs Kebohongan
Kumpulan Khutbah Jum'at Populer by sakayalowas

AAAAAAAAAAAAAAA,AAA AAAAAAAAAAA,AAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAA,AAAAA AAA.AAAAAAAAAAAA,AA.A AA AAAAAA AAA:AAAAAAAAAA )201A:AA(A AAA A


Kaum muslimin rahimakumullah Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal untuk melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Quran dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan juga sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketakqawaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan. Selanjutnya, shalawt dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaiman perintah Allah : Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam pada nabi (Muhammad) Saw. dalam Al-Quran, surah Al-Ahzab : 56 :

AAAAA AAAAAA AAA


Kaum Muslimin rahimakumullah. Berbagai kejahatan yang terjadi dan terkuak belakangan ini, seperti korupsi besar-besaran di kalangan sebagian pejabat, kolaborasi pengusaha dan penguasa (pejabat), mafiah hukum dan peradilan, peredaran narkoba yang telah menyerang dunia anak-anak, pergaulan bebas di kalangan remaja dan masyarakat umum lainnya yang sangat mengkhawatirkan, kekacauan rumah tangga sebagai akibat perselingkuhan, dan berbagai tindakan kriminal lainnya yang frekuensinya semakin hari semakian meningkat, merupakan fenomena kehidupan yanhg amat menakutkan dan menjadi ancaman yang sangat membahayakan kehidupan kita semua. Fenomena tersebut lebih menakutkan dan lebih besar bahayanya dari pada ancaman gempa, terorisme dan berbagai penyakit fisik yang akhir-akhir ini terjadi. Karena, berbagai tindakan kejahatan tersebut dapat menghancurkan sebuah bangsa dan sebuah Negara. Kehancurannya

bukan saja di dunia, akan tetapi di akhirat juga. Semua itu bermuara dari lenyapnya kejujuran dan suburnya kebohongan dalam kehidupan kita saat ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa di mana-mana kita sulit menemukan sebuah kejujuran dalam masyarakat, sebaliknya di mana-mana kita dengan mudah menemukan kebohongan demi kebohongan. Di rumah, kita dengan mudah menemukan ketidak jujuran antara suami dan istri dan antara anak dengan orang tuanya. Di pasar, kita dengan mudah menemukan pedagang yang tidak jujur dalam sukatan dan timbangan. Di kantor dan tempat kerja, khususnya di lembaga-lembaga pemerintahan, dengan mudah kita menemukan kebohongan dan ketidak jujuran. Di pengadilan dan penegakan hukum, dengan mudah kita temukan kebohongan dan ketidak juran. Di kalangan pengusaha dan bahkan di kalangan poltisi, dengan mudah kita temukan kebohongan dan ketidak jujuran. Lebih mengerikan lagi, di dunia pendidikan dan dakwahpun kita sering pula menemukan kebohongan dan ketidak jujuran. Hampir tidak ada lini kehidupan saat ini yang tidak dirasuki kebohongan dan ketidak jujuran. Sebaliknya, kejujuran sudah menjadi makhluk langka. Orangorang yang jujur dianggap makhluk aneh, lugu dan tidak bisa mengikuti serta memahami perkembangan zaman. Kejujuran Sumber Segala Kebaikan, Sedangkan Kebohongan Sumber Segala Kejahatan. Nabi Muhammad Saw, jauh-jauh hari, yakni lebih dari 14 silam, telah mewanti-wanti kita, sebagai umatnya, aagr selalalu bersifat jujur dan sekali-kali jangan terlibat dalam kebohongan, sekecil apapun dan dalam kondisi apaun, kecuali dalam keadaan perang, mendamaikan orang yang sedang berselisih dan menjaga keharmonisan rumah tangga. Itupun dengan sangat hati-hati dan sebatas yang diperlukan saja. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam Bukhahri dan Muslim, Rausl Saw. bersabda :

AAAAAA AAAAA AAAAA AAAAA AAAAAA AAAAAAAAAAAA A AA AAAAAAAAAAAAA


Rasul Saw. bersabda : Hendaklah kalian semua menjadi jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akan menyampaikan kalian ke syurga. Bialamana seseorang itu jujur dan menguasai sifat jujur (secara terus menerus), maka Allah menetapkannya sebagai seorang yang jujur. Dan sekali-kali jangan kalian berbohong, karena sesungguhnya kebohongan itu menggiring kalian kepada berbagai kejahatan (dosa) dan sesungguhnya berbagai kejahatan itu akan menggiring kalian ke neraka. Bilamana seseorang itu berbohon dan terus menerus berbohong, maka Allah akan menetapkannya sebagai pembohong. (HR. Bukhari dan Muslim) Dari hadist tersebut di atas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Seorang Muslim, yang mengaku Muhammad Saw. adalah teladan hidupnya, hendakalah memiliki sifat jujur dan menjauhi sifat pembohong atau ketidak jujuran. 2. Sifat jujur itu adalah sumber segala kebaikan di dunia dan akan menyebabkan meraih kebaikan di akhirat, yakni syurga. Sedangkan kebohongan dan ketidak jujuran itu adalah sumber segala kejahatan di dunia dan menyebabkan pelakunya sengsara di akhirat, yakni masuk neraka. 3. Kejujuran harus menjadi karakter dalam kehdupan agar menghasilkan berbagai kebaikan dunia dan akhirat. Untuk menjadi karakter, kejujuran harus dipraktekkan di mana saja, kapan saja, dan dalam kondisi apa saja, sesuai petunjuk Rasul Saw. 4. Bila seseorang atau suatu masyarakat dan bangsa memiliki karakter pembohong dan tidak jujuran, pasti muncul berbagai tindak kejahatan yang berakibat pada penderitaan orang banyak. Bila hal ini terjadi, tunggulah kehancuran di dalam kehidupan dunia dan kesengsaraan di akhirat kelak.

Ruang Lingkup Kejujuran Kaum Muslimin rahimakumullah. Di sampaing apa yang disebutkan sebelumnya, bahwa kejujuran adalah sumber kebaikan dunia dan akhirat, sedangkan kebohongan atau ketidak jujuran adalah sumber malapetaka di dunia dan juga di akhirat, bahwa kejujuran itu bagi orang mukmin adalah segalanya. Kejujuran harus meliputi semua aspek kehisupannya. Kalau tidak, ia akan mengalami kehancuran hidup di dunia dan sengsara di akhirat. Dalam Alquran terdapat berbagai kata kejujuran yang menjelaskan berbagai situasi dan kondisi kehidupan orang-orang beriman. Di antarannya :
1. Tempat tinggal, komunitas dan negara yang jujur. Hal ini dijelaskan Allah dalam surat AlIsrok/17 : 81-82, terkait dengan Makah dan masyarakatnya yng sudah tidak kondusif lagi bagi Rausl Saw. dan para Sahabatnya untuk membangun masyarakat jujur, karena mayoritasnya menolak dakwah Rasul Saw. Oleh sebab itu, Allah mengajarkan Rasul-Nya untuk meminta agar Allah berikan solusi tempat keluar yang jujur (mukhraja shidq) dalam keadaan selamat dan memperoleh temapat masuk/tinggal yang jujur (mudkhola shidq). Faktanya, Rsul Saw. Allah keluarkan dari Mekkah dalam keadaan selamat dari ancaman pembunuhan yang dirancang kaum kafir Quraiys dan pada waktu yang sama Allah berikan Al-Madinah Al-Munawwaroh sebagai tempat tinggal, komunitas dan Negara Jujur yang dibangun pertama kali oleh Rasul Saw. 2. Citra yang baik. Sesungguhnya pencitraan tidak bisa dilakukan dengan rekayasa dan kebohongan, karena betapapun canggihnya rekayasa dan kemampuan membungkus kebohongan dan ketidak jujuran, suatu saat pasti terbongkar juga, seperti yang kita saksikan beberapa waktu belakangan ini. Citra yang baik, hanya dapat dilakukan dengan kejujuran hidup dengan semua dimensinya, sejak dari keyakinan/keimanan, undang-undang (peraturan hidup) sampai kepada muamalah dan akhlak sehari-hari. Hal ini dijelaskan Alllah dalam surat Maryam / 19 : 50 dan Asy-syuarok / 26 : 84, terkait dengan pencitraan nabi Ibrahim alaihissalam sehingga Beliau menjadi buah bibir (lisana shidqin) sepanjang masa sampai akhir zaman. Umat nabi Muhammad Saw, bahkan diwajibkan untuk menjadikan Ibrahim sebagai uswah disamping Nabi Muhammad Saw. dan mebacakan sholawat dan salam atasnya sewaktu shalat dan mengaitkan sholawat atas Nabi Muhammad Saw. dengan shalawat kepada Nabi Ibrahim alaihissalam. Maka citra Ibrahim yang spektakuler adalah Kahlilullah (kekasih Allah) dan Abul Anbiyak (Bapak Para Nabi). Sebaliknya, pencitraan yang dibangun di atas kebohongan dan ketidak jujuran akan

memunculkan imej di masyarakat sebagai Khalilusy-syaithan (Kekasih Setan) dan Abul Fujur (Bapak Kejahatan/Korupsi) 3. Barometer kehidupan. Dalam Islam, barometer kehidupan itu bukanlah pangkat, kedudukan, harta, status sosial dan berbagai label materialistik lainnya. Apatah lagi jiak semua itu dihasilkan dengan keohongan dan ketidak jujuran. Akan tetapi adalah keberhasilan dalam menjalankan berbagai amal sholeh yang sesuai dengan petunjuk (wahyu) Allah dan Rasul-Nya yang dijalankan dengan niat yang ikhlas. Orang-orang yang beriman dan beramal sholeh akan mendapatkan kedudukan yang mulia (qodama shidqin) di sisi Allah, seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran, surah Yunus /10 : 2. Pantaskah manusia menjadi heran bahwa Kami memberikan wahyu kepada seorang laki-laki di antara mereka (Muhammad Saw.). Beri kabar gembiralah orangorang beriman bahwa mereka memiliki kedudukan yang tinggi (qodama shidqin) di sisi Tuhan Pencipta mereka (Allah). Orang-orang kafir berkata : orang ini (Muhammad Saw. benar-benar pesihir. 4. Orientasi hidup. Orientasi hidup orang-orang yang jujur adalah kehidupan akhirat yang abadi dengan segala fasilitas super-super-super VVIP yang telah Allah dan Rasul janjikan. Sebab itu, siapun dia, setinggi apapun pangkat dan kedudukannya, sebanyak apapun harta dan ilmunya, sebesar apapun pengaruhnya di masyarakat, tidak akan pernah memalingkannya sedikitpun dari orientasi hidupnya yang sebenarnya, yakni kemuliaan, keridhaan, ampunan dan syurga Allah di akhirat kelak. Hal ini dijelaskan Allah dalam surat Al-Qamar/54 : 54 dan 55 : Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di taman-taman dan sungai-sungai (syurga). Di tempat yang sejati (maqadi shidqi), di sisi Raja Yang Maha Kuasa (Allah). Itulah orientasi dan cita-cita tertinggi orang-orang yang jujur. Sedangkan orang-orang yang pembohong dan tidak jujur, hanay berorientasikan kehidupan dunia semata. Sebab itu, apapun cara akan ditempuhnya, tanpa menghiraukan halal dan haram sekalipu, karena karaketr bohong sudah sedemikian kuat tertanam dalam dirinya, wal iyadzu billah.

Kaum Muslimin rahimakumullah.. Dalam kesempatan ini, khatib menghimbau diri sediri dan kaum muslimin semuanya, marilah kita besama-sama membentk karakter jujur dan kejujuran dalam diri kita dan menghidarkan kebohongan dan ketidak jujuran dalam hidup ini agar kita selamat di dunia dan di akhirat kelak. Untuk mencapainya, kita tidak bisa hidup sendiri-sendiri, kita memerlukan rumah tangga, komunitas atau jamaah dan bahkan Negara yang jujur agar kejujuran itu menjadi karakter kita. Kalau tidak, kita akan terbawa dan terbentuk sebagai orang yang memiliki karakter pembohong dan tidak jujur, sebagaimana yang Allah perintahkan dalam Al-Quran, surah Attaubah/9 : 119 berikut :

AAAAAAA AA A
Wahai orang-orang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan jadilah kamu (hidup) bersama orang-orang yang jujur. Kaum Muslimin rahimakumullah.

Demikianlah khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi kita dalam menjalankan kehidupan dunia yang sementara ini. Semogaa Allah selalu membimbing kita ke jalan-Nya yang lurus, yaitu jalan para nabi, shiddiqin, syuhadak dan sholihin. Allahumma amin

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAA

Dahsyatnya Pengadilan Akhirat


Kumpulan Khutbah Jum'at Populer by sakayalowas

AAAAAAAAAAAAAAA,AAA AAAAAAAAAAA,AAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAA,AAAAA AAA.AAAAAAAAAAAA,AA.A A AAAAAA AAA:AAAAAAAAAA )201A:AA(A AA A


Kamu muslimin rahimakumullah Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Quran dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketakqawaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan. Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Quran :

AAAAA AAAAAA AAA AAAAA


Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orangorang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. ( Al-Ahzab : 56) Kaum Muslimin rahimakumullah Akhir-akhir ini berbagai kasus pengadilan yang tidak adil terbongkar di negeri berpenduduk Muslim mayoritasini. Keputusan-keputusan hukum yang tidak adil dan cenderung zalim. Mencuri tiga buah kakau, atau sebuah semangka atau tiga kg karet mentah bisa diganjar hukuman penjara beberapa tahun. Sedangkan koruptor milyaran dan triliyunan rupiah bebas melenggang di negeri ini tanpa tersentuh hukum sedikitpun. Mana kasus BLBI yang merugikan Negara lebih dari Rp 700 triliyun? Hilang sudah bak ditelan waktu. Sebab itu, tak heran jika masyarakat ragu akan keberhasilan DPR mengusut kasus Bank Century yang telah merugikan negara Rp 6.7 triliyun. Sementara kasus Anggodo yang membuat mata puluhan juta rakyat ini

terbelalak beberapa pekan lalu sudah tidak jelas juntrungannya. Akan begitu jugakah nasib kasus Bank Century? Allahu Alam. Negeri ini memang sudah kehilangan apa yang disebut dengan KEADILAN. Hukum itu hanya berlaku bagi rakyat kecil dan miskin, yang sebagian mereka melakukan tindakan kejahatan itu karena lapar, seperti kasus pencurian 3 kg karet mentah di Propinsi Banten itu. Atau seperti seorang sopir yang kedapatan membawa satu butir ekstasi yang kemudian dihukum 4 tahun penjara. Namun bagi Jaksa yang menggelapkan barang bukti berupa 343 butir ekstasi, Esther Tanak dan Dara Veranita, hanya mendapat ganjaran satu tahun penjara. Sungguh jauh dari KEADILAN. Sesungguhnya KEADILAN di negeri ini sudah sirna sejak lama. Bila KEADILAN sirna, pastilah kezaliman dan bertindak semena-mena yang meraja lela. Musibahnya lagi, kezaliman itu dilakukan oleh oknum penegak hukum itu sendiri. Ratusan dan mungkin ribuan kasus hukum lain yang belum terungkap media massa yang mengandung unsur kezaliman , khususnya sejak negeri ini merdeka fisik dari penjajah Belanda dan Jepang. Sebut saja kasus penggusuran tanah rakyat oleh para konglomerat untuk kepentingan bisnis mereka seperti pasar, mall, pabrik, gedung bertingkat, real estate, lapangan golf dan sebagainya. Atau penggusuran tanah masyarakat untuk kebun sawit atau pertambangan para pengusaha kelas kakap lainnya. Semuanya terjadi dengan leluasa tanpa ada penegakan hukum yang adil. Kalau ada anggota masyarakat yang berani bercerita kepada khalayak terkait kezaliman para pengusaha, seperi yang dilakukan Bu Prita Mulyasari terhadap RS OMNI Internasional, maka penjara dan dan denda Rp 204 juta adalah hukumannya. Belum lagi kasus kemiskinan dan busung lapar masyarakat sebagai akibat miss managemen pemerintah. Pada waktu yang sama, mereka hidup dengan fasilitas VIP dari uang dan kekayaan rakyat yang diambil dari berbagai sumber termasuk pajak yang dibayarkan. Demikian juga buruknya pelayanan masyarakat dan infrastruktur yang ada dan monopoli segelintir pengusaha, khususnya terkait kebutuhan pokok masyarakat sehingga membuat kehidupan ratusan juta rakyat semakin sulit dan tersiksa. Semua itu berjalan di hadapan mata penguasa dan para penegak hukum di negeri ini. Seakan kemiskinan itu hasil sebuah rekayasa. Yang lebih menyayat hati lagi, jika kasus hukum itu terkait dengan aktivitas dakwah dan keislaman, maka sudah dipastikan tidak akan ada KEADILAN dalam hukum negeri ini. Ambil misalnya pembantaian ratusan kaum Muslimin Tajung Priok Desember 1984. Sampai hari ini tidak ada tindakan hukum yang setimpal terhadap para pelakunya, kendati sebagian pelakunya sudah mati. Padahal kasus tersebut sudah diangap sebagai pelanggaran HAM berat. Demikian juga kasus lain seperti pembunuhan aktivis Munir dan beberapa orang yang ditembak mati begitu saja karena tuduhan terorisme belakangan ini. Pada zaman Orde Baru ada tuduhan subpersif. Zaman reformasi ada tuduhan terorisme dan makar. Tak ada anggota DPR, ulama, politisi, pengacara kondang yang protes kendati mereka dibunuh begitu saja tanpa melalui proses pengadilan dan hukum yang berlaku. Kata mereka, Negara ini adalah Negara hukum Kaum Muslimin rahimakumullah

Bila KEADILAN sudah sirna dalam suatu negeri dan pemerintahan, itulah tanda kuat negeri itu akan menghadapi kehancuran. Bisa kehancuran moral, kehancuran tatanan sosial, ekonomi dan bisa juga kehancuran dan kepunahan manusia yang tinggal di dalamnya seperti yang terjadi pada bangsa-bangsa sebelum kita seperti Ad, Tsamud, Luth, Sholeh, Syuaib, Firaun dan sebagainya. Oleh sebab itu, Nabi kita Muhammad Saw. mewanti-wanti agar tidak ada kezaliman dalam penegakan hukum. Hukum harus ditegakkan dengan adil. Kalau tidak, Allah akan hancurkan negeri dan pemerintahan yang menerapkan hukum secara serampangan dan berdasarkan syahwat penguasa dan para penegak hukumnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim rahimahumallah dijelaskan. Pernah seorang wanita ternama dari suku Makhzumi mencuri di zaman Rasul Saw. Keluarganya mencoba mendapatkan keringanan (dispensasi hukum) dari Rasul Saw. agar tidak diterapkan padanya hukuman potong tangan. Mendengar dan melihat gelagat mereka, beliau pun marah sambil berkata: Wahai manusia! Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu hancur karena mereka menerapkan hukum tebang pilih. Ketika yang mencuri (korupsi atau kejahatan lainnya) itu dari kalangan terhormat, mereka membiarkannya. Namun, bila yang mencuri itu dari kalangan lemah (rakyat jelata), mereka terapkan hukum pada mereka. Demi Dzat (Allah) yang jiwa Muhammad di tangan-Nya. Sekiranya Fathimah anak kesayangan Muhammad mencuri, pasti Muhammad potong tangannya. Allah juga mengingatkan kita dalam Al-Quran agar kita tidak hanya menerapkan hukum itu dengan adil, akan tetapi kita diwajibkan menjadi penegak-penegak keadilan dalam setiap saat dan kondisi, sebagaiman firman-Nya

AAA A A AAAAAAAAAA AAA A A AA AA AAAAA AA AAAAAAA


Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. Annisa / 4 : 135) Kaum Muslimin rahimakumullah Dari ayat tersebut dapat kita simpulkan bawah KEADILAN harus ditegakkan, kapan saja, di mana saja, dan terhadap siapa saja. Namun demikian, KEADILAN sejati tidak akan pernah ada di atas bumi ini dan di negeri ini kecuali jika : 1. Sumber hukum yang digunakan untuk mengadili manusia itu haruslah berasal dari Dzat Yang Maha Adil, yakni Allah SWT. Karena tidak akan ada di dunia ini yang bisa menyamai, apalagi

melebihi dari keadilan hukum ciptaan Allah, sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Maidah : 50 :

AAAAA A A A AA
Maka apakah hukum jahiliyah itu yang kamu inginkan? Dan hukum siapakah yang lebih baik dari hukum Allah, bagi kaum yang yakin? 2. Mengimani dan mempercayai sepenuhnya hukum yang Allah turunkan dan Sunnah Rasul Saw. dalam mengatur tatacara kehidupan umat manusia untuk kemaslahatan mereka di dunia dan di akhirat, sebagaimana firman-Nya surat Annisa /4 : 65 :

AA AAAAAAAAAAAA AA AA A
Maka demi Robb (Tuhan Pencipta)-mu, mereka tidak beriman sehingga mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai Hakim (Pemutus perkara) bagi perkara apa saja yang muncul di antara mereka, kemudian mereka tidak menemukan keberatan dalam diri mereka terhadap apa saja yang kamu putuskan dan merekapun menyerahkannya secara penuh. 3. Adanya sumber daya manusia (SDM) penegak hukum yang professional di samping pemimpin professional yang memiliki sifat :

Berani menegakkan KEADILAN dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Menegakkan hukum tampa pandang bulu dan siap melaksanakannya kendati terhadap diri dan anggota keluarga sendiri. Terbebas dari kendali hawa nafsu dan syahwat duniawi, sehingga tidak tergoda oleh rayuan uang, harta, wanita dan kenikmatan dunia lainnya.

4. Hukum yang ditegakkan adalah hukum yang berimplikasi akhirat. Sebab itu, tidak ada hukum di dunia ini yang berimplikasi akhirat kecuali hukum Allah yang tertuang dalam Al-Qyran dan Sunnah Rasul Saw. Kaum Muslimin rahimakumullah Islam mengajarkan kepada kita bahwa konsekuensi hukum itu ada dua. Pertama konsekuensi dunia dan kedua, konsekuensi akhirat. Atau dengan kata lain, penegakan hukum dan keadilan di dunia ini akan terwujud bilamana hukum yang kita terapkan itu mengajarkan kepada kita adanya pengadilan akhirat yang maha dahsyat dan maha adil, yakni pengadilan Allah Taala di padang mahsyar nanti. Keyakinan dan pengetahuan tersebut akan menuntut kita semua, baik masyarakat, apalagi para penegak hukum dan para pemimpinnya, akan sangat berhati-hati dalam pelaksanaan dan penegakan hukum itu dan berupaya seadil mungkin. Kenapa?

Karena pengadilan akhirat itu maha adil, tidak ada yang dapat berkelik, menyogok ataupun merubah keputusannya, karena yang bertindak sebagai hakim di mahsyar nanti adalah Allah sendiri, Pencipta manusia dan alam semesta ini, sebagaimana friman-Nya dalam surat Ghofir/40 : 16 -17 :

AAAAA)23(AAAAAAAAAAAAA AA )23(AA AAA AAAA A


(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur dan menuju mahsyar); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya. Kemudian, pada pengadilan akhirat nanti tidak akan ada lagi sogok menyogok, beking membeking, ngeles mengeles, pasal-pasal karet yang dapat ditafsirkan semau kita seperti yang dilakukan polisi, jaksa, hakim, pengacara dan penguasa serta pengusaha di dunia. Semuanya tunduk dan bertekuk lutut di hadapan Kekuasaan dan Keperkasaan Allah(lillahil wahidil qohhaar) Di pengadilan akhirat, semua keyakinan, ucapan dan perbuatan ditimbang seadil-adilnya. Tak ada yang terlewatkan, kendati hanya sebesar inti atom seperti firman Allah dalam srat AlZalzalah / 99 : 7 8 :

)3(AAAAAA A)3(AAAAAA
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (inti atom)-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah (inti atom)-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula. Yang lebih mengerikan lagi ialah, setiap manusia pada pengadilan akhirat nanti tidak akan bisa menyewa pengacara, didampingi keluarga, sanak saudara dan siapapun mereka. Tak satupun di antara mereka yang dapat menolong kita sebagaimana halnya saat hidup di dunia. Setiap kita akan maju sendiri-sendiri di hadapan pengadilan Allah yang Maha Adil mempertanggung jawabkan keimanan, ucapan dan perbuatan kita. Bahkan mulut atau lidah kita yang pada pengadilan dunia bisa bicara dan bisa berdusta, pada pengadilan akhirat nanti akan terkunci mati, kelu dan tak bisa berkata, kendati hanya sepatah kata. Yang menjadi saksi adalah tangan, kaki, telinga, mata dan kulit kita seperti yang Allah jelaskan dalam firman-Nya dalam surat yasin/36 : 65 :

AAAAAAAAAAA
Pada hari ini, Kami kunci mulut-mulut mereka, dan yang akan berbicara adalah tangan-tangan mereka, dan yang akan bersaksi adalah kaki-kaki mereka terhadap apa yang mereka kerjakan (dulu di dunia). Pada pengadilan akhirat nanti, harta, anak, jabatan dan apa saja yang dibanggakan di dunia ini tidak akan berguna sama sekali. Hanya iman yang bersih dari khurafat dan syirik serta amal sholeh yang dapat menolong kita, seperti yang dijelaskan dalam firman-Nya dalam surat AsSyuaaro / 26 : 88 89 :

)33(AAAAA A A)33(A A AAAA


Pada hari (akhirat) tidak akan bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang sehat (aiqidah tauhid). Kaum Muslimin rahimakumullah Berdasarkan ayat-ayat di atas, kita tidak perlu khawatir dan bersedih hati melihat kekacaubalauan dan ketidak adilan pengadilan di dunia ini. Kalaupun kita tidak berhasil mengajak umat manusia, khususnya umat Islam di dunia ini, lebih khusus lagi di Indonesia ini untuk menerapkan hukum Allah (al-Islam) yang Maha Adil, sehingga mengakibatkan kezaliman terjadi di mana-mana, kita masih punya pengadilan akhirat yang Maha Adil yang akan menjadi tempat kita menuntut keadilan yang sebenarnya. Allah sudah menjanjikan pada kita akan bertindak adil dan akan memutuskan semua perkara manusia seadil-adilnya, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Memang kita merasa sakit dan pedih saat umat Islam sendiri belum mau diajak kembali menerapkan hukum Allah yang Maha Adil ini. Bahkan tak jarang pula seruan kembali kepada hukum Allah itu dianggap subpersif dan terorisme. Padahal mereka juga mengaku Muslim. Sekecil apapun kezaliman yang mereka lakukan terhadap Islam dan kaum Musliminm dan terhadap umat lain, bahkan terhadap makhluk Allah lainnya, mereka akan mendapatkan balasan yang amat keras di akhirat kelak. Mereka akan menyesali semua perbuatan mereka itu kelak. Kendati penyesalan itu sudah tak berguna lagi. Orang yang zalim, siapapun dia, apapun pangkat dan jabatannya, sebanyak apapun harta dan pengikutnya, seberapa lamapun dia berkuasa semasa hidup di dunia, mereka tidak akn pernah lolos dari pengadilan Allah di akhirat kelak. Mereka akan mendapatkan siksaan yang amat pedih di akhirat kelak, seperti yang Allah firmankan dalam surat Al-Kahfi/18 : 26 :

A AAAAA AAAAA A AAA AA AA )13(AA AAAAAAAA


Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhan Penciptamu; maka barangsiapa yang ingin beriman , silahkan ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolak apinya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. Kaum Muslimin rahimakumullah Demikianlah khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi kita dalam menjalankan kehidupan dunia yang sementara ini. Semoga Allah menghindarkan kita dari kezaliman orang lain dan dari berbuat zalim kepada orang lain. Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan-Nya yang lurus, yaitu jalan para nabi, shiddiqin, syuhadak dan sholihin. Allahumma amin

AAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAA
!x)

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (QS. An-Nisa [4] : 142) Dan Allah Taala berfirman:

)3(A A A)3(A AA A)1(A AA AA A)3(A A


Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan menolong dengan barang berguna.(QS. Al-Maaun [107] : 4-7). (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1 halaman 214) Semoga Allah menjadikan kita ini orang-orang yang benar-benar beriman, ikhlas, dan mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan istiqomah alias konsisten dan keonsekuen. Karena tanpa tiga unsur pokok itu (iman, ikhlas, dan mengikuti tatacara ibadah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) atau hilang salah satunya, maka amal kita tidak akan diterima oleh Allah Taala. Sebagaimana ahli-ahli ibadah yang non Muslim tersebut, betapa ruginya.Naudzubillahi min dzalik, kami berlindung kepada Allah dari hal yang demikian.

AAAAAAAAAA A AAA.AAAA AAAAA AAAAA AA.


Khutbah Kedua

AAAAAAAAA AAA AAA AAAA A AAAAA.AA AAAAAAAA AAA AAAA AAAAAAAAAA.AA:AA AA AAAA AAA AAA .AA:A{AAAAA}A :AA{AAA AAAAA} AA AAAAAAA:{A AAA AAAAA AAAAA}. A AAAAAAAA AAAAAAA AA.A A AAAAAA AAAAAA AA A.AAA A A A A AAA AA.AAAAAAA AAAAA.AAAAAAAAAAAA.A AAA AAAAAA A.A AA AAAA A AA AAAAA . A AAAAAAA.A A A .A

Hakikat Bencana Alam dalam Al-Quran


Kumpulan Khutbah Jum'at Populer by sakayalowas

AAAAAAAAAAAAAAA,AAA AAAAAAAAAAA,AAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAA,AAAAA AAA.AAAAAAAAAAAA,AA.A AA AAAAAA AAA:AAAAAAAAAA )201A:AA(A AA AA


Kaum muslimin rahimakumullah. Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal untuk melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Quran dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan juga sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketakqawaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan. Selanjutnya, shalawt dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaiman perintah Allah : Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawan dan salam pada nabi (Muhammad) Saw. (QS Al-Ahzab : 56). Kaum Muslimin rahimakumullah. Beberepa tahun belakangan ini, khususnya sejak Desember 2004 lima tahun silam; saat tsunami menerjang kawasan Barat Indonesia, khususnya wilayah Nanggro Aceh Darussalam, kita semakin sering melihat dan menyaksikan berbagai peristiwa besar yang menimpa negeri ini, dan terakhir gempa dengan kekuatan 7.8 SR mengguncang wilayah Sumatera, khususnya kota Padang dan Padang Pariaman. Peristiwa-peristiwa besar (bencana alam) itu bahkan juga menimpa hampir semua kawasan di atas bumi ini, tak terkecuali Negara-negara maju teknologi seperti Jepang, Taiwan, Cina, Eropa, Amerika dan sebabagainya. Berbagai bencana alam seperti, gempa bumi, banjir besar, tsunami, berbagai penyakit yang mewabah dan bahkan di berbagai kawasan Amerika malah angin topan dan badai, seakan telah menjadi tontonan biasa.

Yang lebih menyedihkan lagi ialah, semua peristiwa besar tersebut dipandang bagaikan peristiwa yang terjadi begitu saja, tanpa ada kaitannya dengan kehendak Tuhan Maha Pencipat alam ini, yakni Allah Taala dan tanpa ada kaitannya dengan pembangjangan manusia terhadap Allah Tuhan Pencipta mereka. Hal tersebut dapat kita lihat ungkapan dan opini yang berkembang dalam masyarakat yang mengandung semangat melawan bencana-bencana besr tersebut dengan cara membangun rumah dan gedung anti gempa, teknologi pendeteksi tsunami, kanal-kanal raksasa pengendali banjir, hujan buatan untuk mengatasi kekeringan, menciptakan vaksin anti berba gai virus yang menyebar di berbagai penjuru dunia dan sebagainya. Apa yang diberitakan, didiskusiakan dan dilakukan sama sekali tidak mencerminkan hubungan semua peristiwa itu dengan Allah Rabbul Alamin. Cara Pandang Manusia Terhadap bencana Alam Kaum Muslimin rahimakumullah. Kalau kita mentadabburkan ayat-ayat Al-Quraan terkait bencana alam yang menimpa berbagai umat sebelum kita, sejak zaman nabi Nuh, Ibrahim, Luth, Syuaib, Sholeh, Musa dan sebagainya, kita akan menemukan dua cara pandang manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di atas bumi ini. Pertama, cara pandang orang-orang kafir dan ingkar pada Allah dan Rasul-Nya. Cara pandang orang-orang yang sombong pada Allah dan tidak mengenal Tuhan Pencipta alam yang sebenarnya. Cara pandang orang-orang sekular yang tidak mampu melihat kaitan antara Tuhan dengan hamba, antara agama dengan kehidupan dan antara dunia dan akhirat. Manusia semacam ini adalah manusia yang tidak pernah mau dan tidak mampu menjadikan berbagai peristiwa alam tersebut sebagai pelajaran dan sebagai bukti kekuasaan dan kebesaran Allah. Mereka bukannya mengoreksi diri dan kembali kepada Allah, melaikan semakin bertambah kesombongan dan pembangkangan mereka pada Allah dan Rasul-Nya. Hal seperti ini dijelaskan Allah dalam Al-Quran, dii antaranya dalam surat Ghafir / 40 : 21 27 :

AAAAAAAAA A AA AA A AAAAA AAAA AA A)12(AA AA AA AAAAA A AA)11(AAAAAAA)11(AAAAAAAA AAAAAAAAA AAAA)13(AAAA A AAAAAAA AA)11(AAA A AAAA AAA AAA AAAAA)13(AAAAA AAAA A )13(AAA A
Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka itu adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah (21) Yang demikian itu adalah karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya (22) Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata,(23) kepada Firaun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata: (Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.(24) Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata: Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka. Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka) (25) Dan berkata Firaun (kepada pembesar-pembesarnya): Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.(26) Dan Musa berkata: Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab.(27) (Q.S. Ghafir : 21 -27) Kedua, cara pandang orang-orang beriman kepada Allah dan para Rasulnya. Apa saja peristiwa alam yang terjadi mereka kembalikan semuanya kepada kehendak dan kekusaan Allah, mereka hadapi dengan hati yang penuh iman, tawakakal, sabar dan tabah sert amereka lihat sebagai sebuah ujian dan musibah untuk menguji kualitas keimanan dan kesabaran mereka, atau bisa jiag sebagai teguran Allah atas kelalaian dan dosa yang mereka lakukan. Selain itu, semua peristiwa yang menimpa manusai mereka jadikan sebagai momentum terbaik untuk mengoreksi diri (taubat) agar lebih dekat kepada Allah dan sistem Allah dan Rasul-Nya. Pada saat yang sama merekapun meninggalkan larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya.

Mereka adalah orang-orang yang sukses dalam beriteraski dengan alam dan dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan semasa hidup di dunia dan juga di akhirat kelak. Allah menjelasakannya dalam Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 155 157 :

A A)211(A AAAAA AAA AA AA AAAA A AA A)213(A AAAAAAAA )213(A AA


Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun (seusngguhnya kami milik Allah dan sesunnguhnya kami sedang menuju kemabali kepada-Nya) (156) Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (157) (Q.S. Al-Baqoroh / 2 : 155 -157) Penyebab Terjadinya Musibah Al-Quran dengan tegas menjelasakan bawa sebab utama terjadinya semua peristiwa di atas bumi ini, apakah gempa bumi, banjir, kekeringan, tsunami, penyakit thaun (mewabah) dan sebagainya disebabkan ualah manusia itu sendiri, baik yang terkait dengan pelanggaran sisitem Allah yang ada di laut dan di darat, maupun yang terkait dengan sistem nilai dan keimanan yang telah Allah tetapkan bagi hambanya. Semua pelanggaran tersebut (pelanggaran sunnatullah di alam semesta dan pelanggaran syariat Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya, termasuk Nabi Muhammad Saw), akan mengakibatkan kemurkaan Allah. Kemurkaan Allah tersebut direalisasikan dengan berbagai peristiwa seperti gempa bumi, tsunami dan seterusnya. Semakin besar pelanggaran manusia atas sistem dan syariat Allah, semakin besar pula peristiwa alam yang Allah timpakan pada mereka. Allah menjelaskan dalam Al-Quran :

AA AA AAAA AAAAA AAAAA A )30(A AAA AAA AAA A


Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.(Q.S. Al-Ankabut / 29 : 40)

)32(A AAAAAAA AA AAAAAA


Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(Q.S. Ar-Rum / 30 : 41) Kaum msulimim rahimakumullah Melalui ayat-ayat Al-Quran tersebut jelaslah bagi kita bahwa :
1. Semua peristiwa dan bencana yang kita saksikan di atas bumi dan alam semesta ini tidak ada yang terjadi begitu saja dengan sendirinya, melaikan sesuai kehendak dan ketentuan Tuhan Penciptanya, yakni Allah Taala. 2. Berbagai persitiwa dan bencana itu disebabkan kedurahakaan dan kesombongan manusia terhadap Allah dan syariat Allah serta berbagai dosa-dosa yang mereka lakukan. Lalu Allah menurunkan berbagai azab atas mereka. 3. Orang-orang kafir, sombong dan ingkar pada Allah dan Rasul-Nya melihat berbagai peristiwa tersebut murni hanya sebagai peristiwa alam yang terlepas dari kehendak dan sekenario Allah. Mereka tidak dapat mlihatnya sebagai sebuah azab, teguran atau cobaan. Melaikan hanya menambah kesombongan dan kekufiran kepada Allah. Sikap yang mereka kembangkan juga seakan melawan kehendak Alla. Namun sayang, sepanjang perjalanan umat manusia, belum ada satupun manusia yang mampu mengalahkan dan melawan kehendak Allah, kendati Firau yang begitu hebat memiliki semuak kekuatan saat berkuasa, namun tenggelam juga di laut merah dan bangkai dapat kita saksikan sekarang di sebuah useum di Mesir. Demiakian juga dengan Negaranegara maju teknolohi hari ini seperti jepang, Eropa dan Amerika. Belum pernah mereka mampu menahan gempa bumi, tsunami dan berbagai bencana yang Allah turunkan di negeri mereka. Semuanya lemah dan tak berdaya di hapadan kehendak Allah. 4. Sebaliknya, orang-orang beriman akan melihat semua peristiwa yang terjadi merupakan ujian dan teguran dari Allah. Mereka akan segera kembali dan bertaubat pada Allah. Semakin taat pada aturan Allah, baik yang terkait dengan sunnatullah maupun syariat Allah. 5. Sistem Allah terkait dengan imbalan (pahala) dan hukuman (punishment) bukan hanya terjadi di akhirat, melainkan sudah Allah terapkan sejak kita hidup di dunia. Setiap kebaikan yang dibangun di atas dasar iman pada Allah dan ketaatan pada-Nya dan Rasul-Nya akan berakibat keberkahan hidup di dunia dan keselamatan di akhirat. Sebaliknya, setiap pelanggaran sistem Allah yang terkait dengan keimana, syariah, akhlak, sunnatullah dan sebabgainya akn berakibat kepada tidakan Allah melalui berbagai bencana yang Allah timpakan kepada manusia. Mari kita renungkan firman Allah berikut ini :

AAAAA A AAA AAAAAAAA A AAA AAA A)33(A AAAAA AA AA A)33(A )33(A AA AAA AAAAA)33(A AA
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka menolak (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.(96) Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di

waktu mereka sedang tidur?(97) Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?(98) Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terdugaduga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.(99) (Q.S. AlAraf / 7 : 96 99) Kaum Muslimin rahimakumullah. Demikianlah khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi kita dalam menjalankan kehidupan dunia yang sementara ini. Semogaa Allah selalu membimbing kita ke jalan-Nya yang lurus, yaitu jalan para nabi, shddiqin, syhadak dan sholihin.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAA . .

:17.] ;aP :0in;text-align:center;line-height:34.5pt; verticalalign:baseline;direction:rtl;unicode-bidi:embed {

Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Al-Khaliq / Allah. Dan dia bersabda:

}AAAAAA A{
Siapa yang memerintahmu untuk maksiat kepada Allah maka jangan kamu taati dia. Adapun orang yang menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal itu apabila ia mujtahid, tujuannya mengikuti Rasul tetapi tersamar baginya kebenaran dalam perkara itu, dan dia telah bertaqwa kepada Allah semampunya, maka tidak disiksa oleh Allah karena kesalahannya itu, tetapi dia diganjar pahala atas ijtihadnya yang dia taat kepada Tuhannya dengan itu. Tetapi orang yang mengerti bahwa ini menyalahi apa yang dibawa Rasul, kemudian diikuti kesalahan itu dan menandingi ucapan Rasul maka orang ini mendapatkan bagian dari kemusyrikan yang dicela oleh Allah, lebih-lebih kalau dia mengikuti yang (telah dia ketahui) salah itu dengan hawa nafsunya dan membelanya dengan lisan dan tangan

disertai pengetahuannya bahwa itu menyelisihi Rasul, maka ini adalah kemusyrikan yang pelakunya berhak mendapatkan siksa atasnya. Oleh karena itu para ulama sepakat bahwa apabila seseorang mengetahui yang benar maka tidak boleh baginya mengikuti siapapun dalam (perkara yang ) menyelisihi kebenaran. [3] [3]Ibnu Taimiyyah, Majmu Al-Fatawa, Juz 2, halaman 93. Dari jenis-jenis yang dijelaskan itu, yang pertama jatuh kepada kekufuran dan dinilai sebagai kemusyrikan, ketika sudah tahu bahwa yang diikuti itu telah mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, namun tetap diikuti. Lain lagi halnya, ketika mengikutinya itu masih yakin dan beriman bahwa yang berhak menghalalkan dan mengharamkan itu hanya Allah, namun melanggar hukum Allah itu, maka dihukumi berdosa karena melanggar keharaman. Yang tidak berdosa adalah mujtahid yang berijtihad berlandaskan dalil yang diupayakan dengan sungguh-sungguh dan bertaqwa, namun salah, karena tersamar baginya. Jerih payah ijtihadnya itu walau salah masih diganjar satu. Yang cukup berbahaya (dan kalau banyak pelakunya berarti musibah agama di masyarakat) adalah kalau orang dengan hawa nafsunya mengikuti yang menyelisihi agama, padahal sudah tahu tetapi bahkan membelanya dengan lisan dan tangan disertai pengetahuannya bahwa itu menyelisihi Rasul, maka ini adalah kemusyrikan yang pelakunya berhak mendapatkan siksa atasnya. Jamaah Jumah rahimakumullah, di saat manusia berkelompok-kelompok secara fanatik kelompok, lalu sudah tahu bahwa kelompoknya sebenarnya mengada-adakan sesuatu yang tidak diperintahkan agama padahal mengenai agama, lalu tetap dibela bahkan dicari-carikan dalil dan dalih; inilah yang sangat membahayakan bagi pelakunya maupun Ummat Islam pada umumnya. Apalagi kalau itu disiar-siarkan lewat media massa yang jangkauannya sangat luas seperti televisi dan semacamnya, maka sangat berbahaya. Dan itu tampaknya dianggap sebagai makanan empuk bagi sebagian orang, padahal sangat membahayakan bagi Ummat Islam. Ketika kita kembali kepada penjelasan di atas, keterangan dari ayat, hadits, dan penjelasan ulama tentang bahaya kesesatan dan rangkaiannya hingga bisa jatuh ke kultus, dan syirik, telah jelas. Oleh karena itu semoga kita dihindarkan oleh Allah swt dari aneka kesesatan, kultus, apalagi syirik, menyekutukan Allah Taala dengan lainnya, yang merupakan dosa paling besar yang wajib dihindari dan ditobati. Oleh karena itu kita selalu memohon petunjuk AllahTaala, bahkan setiap shalat kita membaca Al-fatihah agar ditunjukkan jalan yang lurus yakni agama Islam yang murni ini. Dan kita perlu berdoa minta keselamatan serta ditunjukkan yang benar itu benar dan yang batil itu batil.

)).AAAAAAAAAAAA.((
Ya Allah, tunjukilah kami kebenaran itu sebagai kebenaran, dan berilah rizki kepada kami untuk dapat mengikutinya, dan tunjukilah kami kebatilan sebagai kebatilan, dan berilah kami rizki untuk dapat menghindarinya.

AAAA.AAA A AAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAA .A


Khutbah Kedua

AAAAAAAA AAA AAAA AAA AA A AAAAA.AA AAAAAAA AA AA AAA .AAAAAAA.AAAA A A A AAAA A AAA AAAAA AAAAAA. A AAAAAAAAA AAAAAA AA.A A AAAAAA AAAAAA AA A .A AAA AA A A AAA AAAAA . A AA AA AA AAAAAAA AAA A AA A AAAAAAAA A AA A AAAAA AAAAA.AAAAAA A AAAAAAAA.AAAAAAAAA AA i /%`P .}

AAAAAAAAA AAAAAA AA.A A AAAAAA AAAAAAA AA.AAA A A A A AAA AA.A AAAAAA AAAAAA.AAAAAAAAAAA.A AAA AAAAAA A.A AA AAAA A AA AAAA . A AAAAAAA.AA.

Generasi Yang Kehilangan Orientasi Hidup


Kumpulan Khutbah Jum'at Populer by sakayalowas

AAAAAAAAAAAAAAA,AAA AAAAAAAAAAA,AAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAA,AAAAA AAA.AAAAAAAAAAAA,AA.A A :AAAAAAAAAA )201A:AA(A AA A A AAAAAA AA


Kaum muslimin rahimakumullah Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Quran dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Quran dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Quran :

A AAAAA A AAAAA AAAAA AAA


Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orangorang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. ( Al-Ahzab : 56) Kaum Muslimin rahimakumullah Banyak peristiwa yang mendera masyarakat kita sepekan terakhir. Di antaranya ialah kekacauan para siswa SLTA dalam menanggapi pengumuman hasil ujian nasional (UN) tanggal 26 April yang lalu. Bagi siswa siswi yang lulus, banyak di antara mereka yang menyambutnya dengan hura-hura seperti konvoi di jalan raya sambil membawa kendaraan dengan ugal-ugalan sehingga membahayakan lalu lintas di berbagai jalan raya. Banyak pula yang berteriak-teriak sambil tertawa, berjingkrak-jingkrak dan mencorat-coret baju seragam mereka. Selain itu, banyak pula yang meluapkan kegembiraannya melalui pesta miras dan bermesraan dengan sesama teman

sekolah lawan jenis. Hanya sedikit sekali yang melakukan sujud syukur pada Allah atas nikmat kelulusan yang Allah anugerahkan kepada mereka. Bagi yang tidak lulus UN, mereka menanggapinya dengan berbagai tingkah yang tidak baik dan sama sekali tidak mencerminkan kematangan kepribadian sebagai hasil didikan keimanan selama bertahun-tahun sekolah. Banyak sekali yang berteriak-teriak histeris seakan nasib dan masa depan mereka hancur dan musnah. Ada pula yang merusak sekolah dan bertingkah tidak terpuji lainnya. Yang memprihatinkan lagi ialah ada yang bunuh diri seperti yang terjadi di Jambi. Kaum Muslimin rahimakumullah Kegaduhan UN ini telah terjadi beberapa tahun belakangan, khususnya sejak pemerintah menetapkan sistem nilai kelulusan ujian akhir secara nasional, tanpa melihat apakah sekolah tersebut sudah memiliki tenaga-tenaga pendidik yang handal dan fasilitas yang memadai atau tidak. Semua sekolah harus mengikuti standar nilai yang ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Diknas). Akibatnya, tahun ini misalnya, bukan hanya banyak yang tidak lulus, bahkan lebih 260 sekolah yang satupun muridnya tidak ada yang lulus. Tak heran, jika sebagian pakar pendidikan dan masyarakat menilai bahwa UN adalah bentuk teror nasional yang dilancarkan pemerintah terhadap para siswa. Sesungguhnya inti persoalannya bukan pada standar yang ditetapkan Diknas. Menurut beberapa pakar pendidikan, bahwa standar tersebut sebenarnya biasa-biasa saja; bukan hal yang mustahil dicapai oleh para siswa. Yang aneh dan perlu mendapat perhatian ialah tentang cara pandang siswa terhadap ijazah dan terhadap dunia pendidikan itu sendiri. Dari berbagai sikap yang muncul dalam menghadapi UN, baik yang lulus maupun yang tidak lulus, tercermin dengan jelas bahwa siswa atau anak didik kita saat ini sudah kehilangan orientasi hidup yang sebenarnya. Di mata mereka, ijazah itu seakan segala-galanya. Karena ijazah identik dengan pekerjaan atau perguruan tinggi. Sebab itu, sikap yang mereka munculkan baik mereka yang lulus maupun yang tidak lulus sangat memprihatinkan. Faktanya, ratusan ribu pengangguran adalah orang-orang yang terdidik, bahkan lulusan dari berbagai perguruan tinggi ternama. Timbul pertanyaan mendasar: Siapa yang salah dan berkontribusi terhadap hilangnya orientasi hidup anak-anak didik kita saat ini? Bukankah mereka itu generasi masa depan yang akan menentukan baik dan buruknya negeri ini? Perlu kita sadari bahwa sesuai sunnatullah (ketetapan Allah), bahwa kita akan menuai apa yang kita tanam. Artinya, kondisi mental dan prilaku sebagian besar anak didik kita yang memprihatinkan itu adalah hasil apa yang kita tanamkan ke dalam diri mereka selama bertahun-tahun dan bahkan sejak mereka lahir. Kita telah gagal menanamkan iman dan taqwa ke dalam diri mereka, dan juga ilmu pengetahuan, baik dalam rumah tangga, institusi pendidikan dan juga dalam masyarakat. Pemerintah telah gagal menjadikan pendidikan sebagai lembaga character building (pembentukan karakter) iman dan taqwa. Akan tetap yang dibentuk adalah karakter sekulerisme dan materialisme yang amat membahayakan kehidupan generasi kita di dunia dan apalagi di akhirat kelak. Sebab itu, tidaklah mengherankan bahwa generasi kita sekarang sedang kehilangan orientasi hidup yang benar yang sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah Taala sebagai Tuhan Pencipta mereka, Pencipta kita dan Pencipta Alam semsta.

Kosep pendidikan yang ada sekarang harus direformasi dan bahkan kalau perlu direvolusi. Lebih dari 60 tahun merdeka, pemerintah hanya melahirkan generasi sekuler dan materialis. Kondisi seperti ini akan mengancam kehidupan umat Islam di negeri ini. Berbagai kejahatan yang sudah mengakar saat ini, seperti korupsi, prilaku hedonis, gaya hidup konsumtif dan sebagainya adalah hasil apa yang ditanamkan dalam pendidikan masa lalu. Kalau kita serius untuk merubah dan mereformasi kondisi semrawut seperti sekarang ini, kita harus memulainya dari dunia pendidikan. Kalau kita gagal mewujudkan pendidikan sebagai wadah dan institusi pembentukan karakter iman dan taqwa kepada anak didik kita sekarang, maka masa depan negeri ini akan tetap sepeti apa yang kita saksikan hari ini, dan tidak mustahil lebih parah lagi. Kaum Muslimin rahimakumullah Banyak hal yang perlu kita benahi dari dunia pendidikan sekarang, di antaranya adalah konsep pendidikan yang diterapkan. Kita harus mampu merancang sebuah konsep pendidikan yang efektif dan mampu menanamkan karakter iman dan taqwa kepada anak didik sehingga mereka memiliki orientasi hidup yang benar yang sesuai dengan maksud dan tujuan Allah menciptakan mereka. Kalau orientasi itu sudah melenceng dan menyimpang, maka generasi kita akan menjadi generasi yang tidak kenal Tuhan Penciptanya dan tidak pula mengenal diri mereka sendiri. Dari sinilah awal malapetaka dan berbagai penyimpangan manusia itu muncul. Manusia yang tidak mengenal Allah dan tidak pengenal dirinya, mereka akan hidup liar di dunia ini dan merusak kehidupan ini yang pada akhirnya akan merugikan dan mencelakakan orang lain, termasuk dirinya sendiri. Sebaliknya, manusai yang mengenal Allah dan dirinya dengan baik, insyaa Allah mereka akan menjadi pribadi-pribadi yang sholeh yang bukan hanya mampu memberikan kesholehan (kebaikan) kepada dirinya, melainkan juga kepada orang lain. Pribadi-pribadi yang sholeh itu tidak lahir dari konsep pendidikan yang sekuler dan berorientasi duniawi atau materialistik. Akan tetapi, merka akaen lahir dari konsep pendidikan Islam yang mengajarkan dan menanamkan orientasi hidup manusia yang sebenarnya. Terkait dengan orientasi hidup manusia, Allah menjelaskan dalam firman-Nya :

AAA A)13(AA AAAA AAAA)13(AAAA A A )13(A AAA


Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada-Ku (56). Aku tidak menginginkan rezki dari mereka dan tidak pula Aku menginginkan makanan dari mereka (57). Sesungguhnya Allah, Dialah Pemberi rezki, yang memiliki kekuatan yang kuat (58) Dari tiga ayat tersebut di atas kita dapat menyimpulkan hal-hal berikut :
1. Manusia diciptakan Allah bukan untuk bermain-main dan hanya mengejar kepentingan duniawi. Akan tetapi, mereka diciptakan Allah untuk beribadah kepada-Nya dengan mentaati semua sistem hidup yang diciptakan-Nya untuk manusia agar mereka selamat di duni dan akhirat. 2. Persoalann rezki dan kebutuhan hidup di dunia sudah Allah siapkan sedemikian rupa untuk manusia. Oleh sebab itu, manusia tidak perlu khawatir akan tidak kebagian rezki selama mereka

berusaha dan berdoa serta pemerintahnya tidak zalim dan menerapkan sistem zalim yang hanya menguntungkan dan memperkaya segelintir kaum kapitalis saja. 3. Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Dia telah menciptakan kita dengan sistem yang sangat canggih dan telah menyiapkan bagi kita semua kebutuhan kita selama hidup di dunia ini. Bahkan sebelum kita dilahirkan-Nya ke dunia; saat kita berada dalam rahim ibu kita dan tidak bisa berbuat apa-apa, maka karunia-Nya selalu menyirami kehidupan kita. Kalau kita menjadikan Allah sebagai tujuan dan orientasi hidup, maka Allah akan memudahkan dan memberkahi hidup di dunia dan menyelamatkan kehidupan akhirat kita. Ini adalah janjinya pada setiap hamba yang hidupnya hanya untuk mengabdi dan beribadah kepada-Nya. Persoalan dunia ini amatlah sederhana bagi-Nya. Demikian pula halnya bagi orang yang hidupnya untuk ibadah kepada Allah, persoalan kehidupan dunia bukanlah menjadi tujuan utamanya dan yang menjadi tujuan hidupnya tetaplah kehidupan akhirat yang abadi. Inilah generasi yang bermutu dan berkualitas tinggi di mata Allah dan Rasul-Nya, bukan generasi yang orientasi hidupnya hanya kepentingan hidup di dunia yang fana dan sementara.

Kaum Muslimin rahimakumullah Generasi yang berkualitas itu hanya akan lahir dari sistem dan konsep pendidikan Islam, bukan dari konsep pendidikan sekuler, materialis dan kapitalis. Generasi yang bermutu ialah generasi muda yang beriman kepada Allah dan selalu menjadikan petunjuk Allah (Al-Quran) sebagai rambu-rambu kehidupan. Generasi muda yang memiliki hati yang bersih dan kasih sayang terhadap orang tua, keluarga dan masyarakatnya. Generasi yang berpendirian teguh dan tidak terpengaruh oleh lingkungan dan pergaulan yang tidak sehat, dan bahkan mereka yang mempengaruhinya ke arah kebaikan. Generasi yang berani menegakkan kebenaran dan menolak kebatilan, apapun resiko yang harus mereka alami. Generasi yang berani mengatakan bahwa Tuhan yang kami sembah dan taati adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini. Generasi yang tidak akan pernah tunduk kepada tuhan selain hanya Allah karena mereka mengetahui dan menyadari bahwa ubudiyah (ibadah dan taat) kepada tuhan selain Tuhan Allah adalah kehancuran dan kebinasaan di dunia dan akhirat. Kaum Muslimin rahimakumullah Demikianlah khutbah ini, semoga Allah membantu dan menolong kita dalam membentuk generasi yang memiliki pijakan hidup yang kuat dan memiliki orientasi hidup yang benar, yakni Allah menjadi tujuan mereka. Rasul Saw adalah teladan mereka. Al-Quran adalah dustur (sistem hidup) mereka. Berjuang di jalan Allah adalah jalan mereka dan mati di jalan Allah adalah citacita mereka yang paling tinggi dan utama. Semoga Allah pilih kita menjadi orang-orang yang sukses dalam mewujudkan generasi Islam, generasi masa depan yang diharapkan. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin

AAAAAAAAAAAAAAAAAAA AAAAAAAAAAAAAAA
p:0in;m*nrP margin-bottom:17.25pt;margin-left: 0in;line-height:17.25pt;verticalalign:baseline Lebih penting lagi, sudahkah kita mengingatkan para pengurus masjid atau mushalla atau langgar untuk shalat ke masjid yang diurusinya? Bahkan sudahkah para pegawai yang kantor-kantornya di lingkungan masjid, kita ingatkan agar shalat berjamaah di Masjid yang menjadi tempat mereka bekerja, sehingga tidak tampak lagi sosok-sosok yang tetap bertahan di meja masing-masing bahkan sambil merokok lagi, misalnya saat adzan dikumandangkan?

Masih banyak lagi yang menjadi tanggung jawab kita untuk menanggulangi agar tidak terjadi generasi yang meninggalkan shalat yang disebut dalam ayat tadi. Shalat, tali Islam yang terakhir Peringatan yang ada di ayat tersebut masih ditambah dengan adanya penegasan dari Rasulullah, Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam

AAA AAAAAA AAAA AA .)A(A.A


Tali-tali Islam pasti akan putus satu-persatu. Maka setiap kali putus satu tali (lalu) manusia (dengan sendirinya) bergantung dengan tali yang berikutnya. Dan tali Islam yang pertamakali putus adalah hukum(nya), sedang yang terakhir (putus) adalah shalat. (Hadits Riwayat Ahmad dari Abi Umamah menurut Adz Dzahabir perawi Ahmad perawi). Hadits Rasulullah itu lebih gamblang lagi, bahwa putusnya tali Islam yang terakhir adalah shalat. Selagi shalat itu masih ditegakkan oleh umat Islam, berarti masih ada tali dalam Islam itu. Sebaliknya kalau shalat sudah tidak ditegakkan, maka putuslah Islam keseluruhannya, karena shalat adalah tali yang terakhir dalam Islam. Maka tak mengherankan kalau Allah menyebut tingkah adhous sholah (menyia-nyiakan/ meninggalkan shalat) dalam ayat tersebut diucapkan pada urutan lebih dulu dibanding ittabaus syahawaat (menuruti syahwat), sekalipun tingkah menuruti syahwat itu sudah merupakan puncak kebejatan moral manusia. Dengan demikian, bisa kita fahami, betapa memuncaknya nilai jelek orang-orang yang meninggalkan shalat, karena puncak kebejatan moral berupa menuruti syahwat pun masih pada urutan belakang dibanding tingkah meninggalkan shalat.

Di mata manusia, bisa disadari betapa jahatnya orang yang mengumbar hawa nafsunya. Lantas, kalau Allah memberikan kriteria meninggalkan shalat itu lebih tinggi kejahatannya, berarti kerusakan yang amat parah. Apalagi kalau kedua-duanya, dilakukan, yaitu meninggalkan shalat, dan menuruti syahwat, sudah bisa dipastikan betapa beratnya kerusakan. Tiada perkataan yang lebih benar daripada perkataan Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini Allah dan Rasul-Nya sangat mengecam orang yang meninggalkan shalat dan menuruti syahwat. Maka marilah kita jaga diri kita dan generasi keturunan kita dari kebinasaan yang jelas-jelas diperingatkan oleh Allah dan Rasul-Nya itu. Mudah-mudahan kita tidak termasuk mereka yang telah dan akan binasa akibat melakukan pelanggaran amat besar, yaitu meninggalkan shalat dan menuruti syahwat. Amien.

AAAAA.AAA A AAAAAAAAAAA .AAAA


Khutbah Kedua

AAAA AAAA AAA AAAAAAAA AAAAA AAA AAAAAAA AA.AAAA AA AA:AA.AAAAAAAAAA AAAA A A}AAAAAA{A:AA. AAA AAA AAA{A: A }AA AAAA AAAAA AAAA {A:AAAAAAA AA A .}AAAAA A A.AAA AAAAAA AAAAAAAA A AAA.AAA AAAAAA AAAAAA AAAAAA A.AA A AA AA A A.AAAAAAAAAAA.AA AAAA A AAAAA AA A.A AAAAAA AAA . AAAA AA
:17.] ;aP :0in;text-align:center;line-height:34.5pt; verticalalign:baseline;direction:rtl;unicode-bidi:embed {

Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Al-Khaliq / Allah. Dan dia bersabda:

}AAAAAA A{
Siapa yang memerintahmu untuk maksiat kepada Allah maka jangan kamu taati dia. Adapun orang yang menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal itu apabila ia mujtahid, tujuannya mengikuti Rasul tetapi tersamar baginya kebenaran dalam perkara itu, dan dia telah bertaqwa kepada Allah semampunya, maka tidak disiksa oleh Allah karena kesalahannya itu, tetapi dia diganjar pahala atas ijtihadnya yang dia taat kepada Tuhannya dengan itu. Tetapi orang yang mengerti bahwa ini menyalahi apa yang dibawa Rasul, kemudian diikuti kesalahan itu dan menandingi ucapan Rasul maka orang ini mendapatkan bagian dari kemusyrikan yang dicela oleh Allah, lebih-lebih kalau dia mengikuti yang (telah dia ketahui) salah itu dengan hawa nafsunya dan membelanya dengan lisan dan tangan disertai pengetahuannya bahwa itu menyelisihi Rasul, maka ini adalah kemusyrikan yang pelakunya berhak mendapatkan siksa atasnya. Oleh karena itu para ulama sepakat bahwa apabila seseorang mengetahui yang benar maka tidak boleh baginya mengikuti siapapun dalam (perkara yang ) menyelisihi kebenaran. [3] [3]Ibnu Taimiyyah, Majmu Al-Fatawa, Juz 2, halaman 93. Dari jenis-jenis yang dijelaskan itu, yang pertama jatuh kepada kekufuran dan dinilai sebagai kemusyrikan, ketika sudah tahu bahwa yang diikuti itu telah mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, namun tetap diikuti. Lain lagi halnya, ketika mengikutinya itu masih yakin dan beriman bahwa yang berhak menghalalkan dan mengharamkan itu hanya Allah, namun melanggar hukum Allah itu, maka dihukumi berdosa karena melanggar keharaman. Yang tidak berdosa adalah mujtahid yang berijtihad berlandaskan dalil yang diupayakan dengan sungguh-sungguh dan bertaqwa, namun salah, karena tersamar baginya. Jerih payah ijtihadnya itu walau salah masih diganjar satu. Yang cukup berbahaya (dan kalau banyak pelakunya berarti musibah agama di masyarakat) adalah kalau orang dengan hawa nafsunya mengikuti yang menyelisihi agama, padahal sudah tahu tetapi bahkan membelanya dengan lisan dan tangan disertai pengetahuannya bahwa itu menyelisihi Rasul, maka ini adalah kemusyrikan yang pelakunya berhak mendapatkan siksa atasnya. Jamaah Jumah rahimakumullah, di saat manusia berkelompok-kelompok secara fanatik kelompok, lalu sudah tahu bahwa kelompoknya sebenarnya mengada-adakan sesuatu yang tidak diperintahkan agama padahal mengenai agama, lalu tetap dibela bahkan dicari-carikan dalil dan dalih; inilah yang sangat membahayakan bagi pelakunya maupun Ummat Islam pada umumnya. Apalagi kalau itu disiar-siarkan lewat media massa yang jangkauannya sangat luas seperti

televisi dan semacamnya, maka sangat berbahaya. Dan itu tampaknya dianggap sebagai makanan empuk bagi sebagian orang, padahal sangat membahayakan bagi Ummat Islam. Ketika kita kembali kepada penjelasan di atas, keterangan dari ayat, hadits, dan penjelasan ulama tentang bahaya kesesatan dan rangkaiannya hingga bisa jatuh ke kultus, dan syirik, telah jelas. Oleh karena itu semoga kita dihindarkan oleh Allah swt dari aneka kesesatan, kultus, apalagi syirik, menyekutukan Allah Taala dengan lainnya, yang merupakan dosa paling besar yang wajib dihindari dan ditobati. Oleh karena itu kita selalu memohon petunjuk AllahTaala, bahkan setiap shalat kita membaca Al-fatihah agar ditunjukkan jalan yang lurus yakni agama Islam yang murni ini. Dan kita perlu berdoa minta keselamatan serta ditunjukkan yang benar itu benar dan yang batil itu batil.

)).AAAAAAAAAAA.((
Ya Allah, tunjukilah kami kebenaran itu sebagai kebenaran, dan berilah rizki kepada kami untuk dapat mengikutinya, dan tunjukilah kami kebatilan sebagai kebatilan, dan berilah kami rizki untuk dapat menghindarinya.

AAAA.AAA A AAAAAAAAAAA .AA AAAAA AAAAA


Khutbah Kedua

AAAAAAAAA AAA AAA AAAA A AAAAA.AA AAAAAAA AA AA AAA A.AAAAAAA.AAAA A A AAAA A AAA AAAAA AAAAA. A AAAAAAAA AAAAAAAAA.A A AAAAAA AAAAAAA AA. A AA AA A A AA AA AAAA . A AA AA AA AAAAAA AAAA A AA A AAAAAAAA A A A AA AAAAA AAAAA.AAAAA AA AAAAAAAA.AAAAAAAAA AA i /%`P .}

AAAAAAAA AAAAAAAAA.A A AAAAAAA AAAAAA AA.AAAA A A A A AAAA AA.AAAAAA AAAAA.AAAAAAA AAAAA.A AAAAAAAAAA A.A A AAAAA A AA AAAA . A AAAAAAAA.AA.

You might also like