You are on page 1of 2

ABSTRACT

The aim of this research is to describe what species of bacteria are living on chicken
carcass; how sodium hypochlorite is used at Charoen Pokphand, Ltd.s plant in Ngoro, East Java;
and what its advantages and disadvantages are, compared to other chicken carcass disinfectants.
Based on previous studies, the bacteria found on raw chicken meat are Salmonella sp.,
Campylobcater sp., Staphyloccocus aureus, dan Escherichia coli. (Scheinberg, 2012:14;
Hamouda, 2013:275). Sodium hypochlorite may be applied on chicken carcass by one of these
following methods: the conventional method and the electrolysis method (Park et al., 2002:79).
The advantages of using sodium hypochlorite as chicken carcass disinfectant are its relatively
low price and its considerable ability in deactivating a wide range of bacteria. (Rusell, 2007:3).
Another study, however, shows that sodium hypochlorite is not as effective as monochloramine
in deactivating most of bacteria found on chicken carcass (Paxtell, 2005:760).
Our research at a plant belonging to Charoen Pokphand, Ltd. located in Ngoro, East Java
confirms that Coliform sp., Staphylococcus sp., Campylobacter sp., Salmonella sp., and
Escherichia coli are found on chicken carcass. Sodium hypochlorite with a concentration of 100
ppm is used as its disinfectant by the conventional method. The reason of its usage at the
mentioned plant as chicken carcass disinfectant is consistent with the result of previous
researches, which is because it has a wide spectrum.
Through this research, we came to these following conclusions. First, the difference of
dangerous bacteria species detected on chicken carcass between what we observed at the
mentioned plant and studies which we read is caused by the difference of each local
governments regulation and classification of dangerous bacteria in eaten products. Secondly,
Charoen Pokphand, Ltd. uses sodium hypochlorite by the conventional method for its chicken
carcasses disinfection. Lastly, sodium hypochlorites main advantages are its low price,
considerable ability in killing various bacteria, relatively fast reaction rate, and high effectiveness
despite low concentration; whilst, its main disadvantages are its dangerous chemical property
which demands a special treatment for its storage and its inability to kill Gardia lambdia, which
might be found on chicken carcass as a result of cross-contamination with water.








Keywords: disinfectant; sodium hypochlorite; bacteria; chicken carcass.





ABSTRAK


Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan macam-macam bakteri pada daging
ayam mentah, metode yang digunakan oleh pabrik PT. Charoen Pokphand yang berlokasi di
Ngoro, Jawa Timur dalam mengaplikasikan natrium hipoklorit sebagai disinfektan pada daging
ayam mentah, serta kelebihan dan kelemahan natrium hipoklorit dibandingkan dengan senyawa-
senyawa lain dalam perannya sebagai disinfektan pada daging ayam mentah. Berdasarkan studi-
studi terdahulu, didapati hasil sebagai berikut. Bakteri-bakteri yang terdapat pada daging ayam
ialah Salmonella sp., Campylobcater sp., Staphyloccocus aureus, dan Escherichia coli.
(Scheinberg, 2012:14; Hamouda, 2013:275).. Natrium hipoklorit diaplikasikan pada daging
ayam mentah dengan dua macam cara, yaitu cara konvensional dan cara elektrolisis (Park dkk.,
2002:79). Keuntungan menggunakan natrium hipoklorit ialah harganya yang murah
dibandingkan disinfektan lain dan kemampuannya yang cukup baik dalam membunuh berbagai
macam bakteri (Rusell, 2007:3). Namun, studi lain membuktikan bahwa natrium hipoklorit
tidaklah sebaik monokloramin dalam membunuh sebagian besar bakteri (Paxtell, 2005:760).
Hasil penelitian di pabrik PT. Charoen Pokphand yang berlokasi di Ngoro, Kecamatan
Mojokerto, Jawa Timur, menunjukkan bahwa bakteri-bakteri yang terdapat pada daging ayam
mentah ialah Coliform sp., Staphylococcus sp., Campylobacter sp., Salmonella sp., dan
Escherichia coli. Natrium hipoklorit dengan kadar 100 ppm digunakan sebagai disinfektan
daging ayam mentah menggunakan cara konvensional. Alasan penggunaannya di pabrik tersebut
sesuai dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, yakni karena spektrumnya luas.
Melalui penelitian ini, kami menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama,
perbedaan hasil penelitian dengan tinjauan pustaka mengenai bakteri berbahaya yang dideteksi
pada daging ayam mentah ialah akibat perbedaan klasifikasi bakteri berbahaya dalam produk
pangan berdasarkan regulasi pemerintah setempat. Kedua, metode penggunaan natrium
hipoklorit yang digunakan oleh pabrik tersebut ialah metode konvensional. Terakhir, keuntungan
menggunakan natrium hipoklorit sebagai disinfektan daging ayam mentah adalah
kemampuannya yang relatif baik dalam membunuh hampir semua bakteri, laju reaksinya yang
realtif cepat, harganya yang murah, dan efektivitasnya dalam konsentrasi yang rendah; sementara
kelemahannya terletak pada sifat kimianya yang berbahaya sehingga membutuhkan perlakuan
khusus dalam penyimpanannya, serta pada ketidakmampuannya dalam membunuh bakteri
Giardia lambdia yang mungkin ditemukan pada daging ayam mentah sebagai akibat kontaminasi
silang ketika daging ayam mentah dibilas dengan air.





Kata kunci: disinfektan; natrium hipoklorit; bakteri; daging ayam mentah.

You might also like