You are on page 1of 18

SINTESA DAN KARAKTERISASI BIOKERAMIK HIDROKSIAPATIT (HAp)

DARI KERABANG TELUR AYAM SEBAGAI AGEN ANTIBAKTERI KARIES


GIGI (Lactobacillus acidophilus)

SYNTHESIZED AND CHARACTERIZATION OF HYDROXYAPATITE (HAp)


BIOCERAMICS FROM EGGSHELL AS ANTIBACTERIAL AGENTS TOOTHES
CARIES (Lactobacillus acidophilus)

Oleh:
Imelda Wadu
652012028

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika guna
memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia


Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2017
SINTESA DAN KARAKTERISASI BIOKE RAMIK HIDROKSIAPATIT (HAp)
DARI KERABANG TELUR AYAM SEBAGAI AGEN ANTIBAKTERI KARIES
GIGI (Lactobacillus acidophilus)

SYNTHESIZED AND CHARACTERIZATION OF HYDROXYAPATITE (HAp)


BIOCERAMICS FROM EGGSHELL AS ANTIBACTERIAL AGENTS TOOTHES
CARIES (Lactobacillus acidophilus)

Oleh:
Imelda Wadu
652012028

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika guna
memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia


Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2017

i
ii
iii
iv
SINTESA DAN KARAKTERISASI BIOKERAMIK HIDROKSIAPATIT (HAp)
DARI KERABANG TELUR AYAM SEBAGAI AGEN ANTIBAKTERI KARIES
GIGI (Lactobacillus acidophilus)
SYNTHESIZED AND CHARACTERIZATION OF HYDROXYAPATITE (HAp)
BIOCERAMICS FROM EGGSHELL AS ANTIBACTERIAL AGENTS TOOTHES
CARIES (Lactobacillus acidophilus)

Imelda Wadu*, Hartati Soetjipto**, Margareta Novian Cahyanti**


*Mahasiswa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
**Dosen Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
Jl. Diponegoro no 52-60 Salatiga 50711 Jawa Tengah – Indonesia
652012028@student.uksw.edu

ABSTRACT

The aims of this study are: First, to synthesize local chicken eggshell and broiler
chicken eggshell become bioceramics hydroxyapatite (HAp). Second, to determine the
levels of calcium - phosphate contained in HAp bioceramics. Third, to characterizes the
bioceramics of hydroxyapatite (HAp). Fourth, to determine the antibacterial activity of
HAp with the highest calcium and phosphate content. The synthesis of chicken eggshell
was performed using precipitation method with sintering temperature 1000 ºC.
Determination of calcium-phosphate levels in HAp was measured using AAS and UV-
Vis Spectrophotometers. Characterization of HAP compounds has been performed
using FTIR. Determination of antibacterial activity was done by using paper disc
method. Data on the determination of antibacterial activity were analyzed using
Randomized Block Design (RBD) with 4 treatments and 6 replications. As the treatment
is the variation of HAp concentration 5μg / μL; 25μg / μL; 50μg / μL; And 75μg / μL,
and as a group is the time of analysis.
The results showed that 10 g of each eggshell powder yielded HAp powder of
88% - 98% w/w. Calcium and phosphate levels of local chicken eggshell and chicken
broiler eggshell respectively: 72,23% and 78,62% ; 67,22% and 73,75 %. The results of
HAp characterization of both eggshells shows the presence of OH and PO4 groups
indicating that the HAp of the synthesis is truely of the HAp compound. HAp
antibacterial test against caries bacteria Lactobacillus acidophilus showed positive
results both at lowest test dose (5 μg / μL) and highest test dose (75 μg / μL),
characterized by the formation of diameter inhibitory area 22.93 ± 0.066 mm and 33.08
± 0.031 mm inhibition (strong category > 20 mm).

1
2

Keywords: chicken egg shell, hydroxyapatite, antibacterial, and Lactobacillus


acidophilus.
PENDAHULUAN

Potensi limbah kerabang telur di Indonesia cukup tinggi, yaitu sebesar


178.566,33 ton per tahun. Kerabang telur ayam tidak dapat didegradasi oleh mikroba
tanah, sehingga akan berdampak pada pencemaran lingkungan (Toana dkk. 2012).
Kerabang telur ayam merupakan salah satu sumber kalsium karbonat (CaCO3), dengan
kadar mencapai 90,9% w/w. Menurut Amrina (2008) dan Wardani dkk. (2015),
kandungan kalsium karbonat dalam kerabang telur ayam dapat dijadikan bahan dasar
sintesa pembuatan biokeramik Hidroksiapatit (HAp) guna mengurangi limbah kerabang
telur ayam.
Menurut Nayak (2010) dan Suryadi (2011), komponen utama penyusun HAp
adalah kalsium dan fosfat dengan rumus molekul Ca10(PO4)6(OH)2. Kalsium dan fosfat
merupakan komponen utama mineral pada tulang dan gigi. Untuk memperoleh material
substitusi tulang dan gigi yang tepat dengan menggunakan modifikasi senyawa kalsium
dan fosfat, yaitu dengan cara mencampurkan prekursor kalsium dan fosfat melalui
proses sintesa.
Senyawa kalsium dan fosfat juga berperan sebagai pencegah karies. Karies
adalah salah satu penyakit infeksi yang merusak struktur gigi, sehingga menyebabkan
gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri,
penanggalan gigi, infeksi, dan bahkan kematian. Karies disebabkan oleh aktivitas
mikroba dalam mulut, antara lain oleh bakteri (Pratama, 2014).
Pemanfaatan HAp dalam bidang medis semakin luas, yaitu digunakan sebagai
bahan penyambung tulang, penambal gigi, dan pembuatan gigi palsu. Sudah ada
penelitian yang dilakukan di Indonesia tentang sintesa HAp dengan menggunakan
cangkang kerang, kerabang telur, tulang sapi dan lainnya, namun demikian hingga
sekarang di Indonesia masih menggunakan HAp sintetis impor (Mahreni dkk. 2012)
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian untuk mensintesa
kerabang telur ayam kampung dan broiler menjadi biokeramik HAp, menentukan kadar
kalsium fosfat dalam HAp, karakterisasi HAp dan uji antibakteri. Diharapkan hasil
penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan menjadi sumber informasi dasar terkait
HAp. Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
3

1. Mensintesa kerabang telur ayam kampung dan broiler menjadi Hidroksiapatit


(HAp).
2. Menentukan kadar kalsium dan fosfat dalam HAp dari kedua kerabang telur ayam.
3. Mengidentifikasi komponen penyusun HAp dari kedua kerabang telur ayam dengan
Spektrofotometer FTIR.
4. Menentukan aktivitas antibakteri HAp dari kerabang telur ayam broiler terhadap
bakteri karies Lactobacillus acidophilus.

METODE PENELITIAN

Bahan dan Piranti

Bahan yang digunkan adalah serbuk kerabang telur ayam kampung dan kerabang
telur ayam broiler, sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah HCl, asam sitrat, NH3,
K2HPO4, ammonium molibdat, asam borat, asam askorbat, KH2PO4, HNO3, H2O2 (PA, E-
Merck, Germany), nutrient agar (NA), nutrient broth (NB), aquades steril, muller hinton
agar (MHA), paper disc, paper disc tetrasiklin 30μg dan bakteri Lactobacillus
acidophilus.
Piranti yang digunakan antara lain tanur (Thermolyne Furnace 1400) (Lab. Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana), AAS (Shimadzu, AA-7000) (Lab. Wahana Semarang),
pipet mikro, pipet ukur, cawan petri, autoklaf, oven, Spektrofotometer UV-VIS (Mini),
Spektroskopi FTIR (Shimadzu, FTIR-8201 PC) (Lab. MIPA Terpadu UNS), dan
Spektrofotometer UV-Vis (Optizen, 3220 UV) (Lab. Kimia Universitas Kristen Satya
Wacana).
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus sampai Oktober 2016 bertempat di
Laboratorium kimia Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana,
Laboratorium Wahana Semarang, Laboratorium Biologi Universitas Kristen Satya Wacana
dan Laboratorium MIPA Terpadu UNS.
Preparasi Sampel (Mitall et al., 2011)
Kerabang telur ayam kampung dan broiler dicuci, direbus, dan dipisahkan dari
selaput dalamnya, selanjutnya dioven selama 1 jam pada suhu 105ºC, lalu dihaluskan
menggunakan grinder.
4

Sintesa Kerabang Telur Ayam Metode Presipitasi (Nayak, 2010; Mitall et al., 2011
dan Ramli dkk. 2011)
Sepuluh gram serbuk dilarutkan dalam 100 mL HClpekat, ditambahkan 20 mL asam
sitrat, dan ditambahkan NH3 hingga pH 10, ditambahkan K2HPO4 1M hingga terbentuk
endapan putih, lalu disentrifius, endapan dilarutkan dengan HClpekat hingga pH 1,
dipanaskan selama 2 jam pada suhu 70ºC, diaduk hingga terbentuk endapan, dipijar pada
suhu 250ºC selama 2 jam, lalu pada suhu 1000ºC selama 2 jam.
Penentuan Kadar Fosfat Metode Spektrofotometer UV-Vis (Doolitle, 2014 dan SNI
06-6989.31-2005)
a. Pembuatan Reagen PB
Sebanyak 1,5 g amonium molibdat dilarutkan dalam 30 mL akuades, kemudian
dipanaskan pada suhu 60ºC, disaring dan didinginkan, ditambahkan 3,42 mL H2SO4,
ditambahkan akuades hingga genap 100 mL.
b. Pembuatan Reagen PC
Sebanyak 0,1 g asam askorbat dilarutkan dalam 25 mL akuades.
c. Pembuatan Kurva Standar
Diambil 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,8; 0,9; 1,0 mL larutan standar, masing-masing
ditambahkan akuades agar totalnya menjadi 2 mL, ditambahkan 1 mL reagen PB dan 0,4
reagen PC, lalu diinkubasiselama 15 menit, diukur pada λ 650 nm.
d. Penentuan Kadar Fosfat Sampel (HAp)
Sebanyak 2,5 g HAp dilarutkan dalam 25 mL larutan campuran HNO3 : H2O2 (21:9)
mL, lalu dipanaskan pada suhu 150ºC, dinginkan pada suhu ruang, diambil 5 mL larutan
sampel, ditambahkan 5 mL reagen PB dan ditambahkan beberapa tetes reagen PC.
diinkubasi selama 15 menit.
Penentuan Kadar Kalsium Metode AAS (Fitri, 2014)
Sebanyak 1 g HAp dilarutkan dalam 10 ml HClpekat, sampel diukur menggunakan
AAS pada λ 422,7 nm.
Karakterisasi HAp menggunakan FTIR (Prabaningtyas, 2015 dan Mulyaningsih,
2007)
Satu gram serbuk HAp dicampurkan dengan KBr, dicetak pada sample holder, lalu
diidentifikasi HAp pada bilangan gelombang 400-4000 cm-1.
5

Pembuatan Media dan Sterilisasi (Niswah, 2014)


Sebanyak 0,8 g medium NB ditimbang dan dilarutkan dalam 50 mL akuades, dan
medium MHA 19 g dilarutkan dalam 500 mL akuades, kemudian kedua medium masing-
masing dipanaskan hingga mendidih sambil terus diaduk. Selanjutnya disterilisasi dalam
autoklaf selama 15 menit pada suhu 121º C.
Pembuatan Suspensi Bakteri (Niswah, 2014)
Satu ose bakteri diinokulasikan ke dalam 10 mL NB, diinkubasi pada suhu 37ºC
selama 24 jam. Suspensi bakteri distandarisasi sesuai dengan larutan mc-Farland
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Uji Aktivitas Antibakteri Metode Paper Disc (Niswah, 2014)
Suspensi bakteri yang terstandarisasi mc-Farland diinokulasikan secara taburan ke
dalam medium MHA, lalu diputar agar medium dan bakteri tercampur. Paper disc
diletakkan di atas media yang sudah padat dan dipipetkan 20μL masing-masing variasi
konsentrasi HAp (5 μg/μL; 25 μg/μL; 50 μg/μL; dan 75 μg/μL) masing-masing diulang 6
kali. Kontrol positif paper disc menggunakan tetrasiklin 30 μg dan kontrol negatif
menggunakan pelarut.
Analisa Data (Steel dan Torrie, 1995)
Uji antibakteri HAp dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Sebagai perlakuan adalah variasi konsentrasi HAp 5
μg/μL; 25 μg/μL; 50 μg/μL; dan 75 μg/μL, dan sebagai kelompok adalah waktu analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesa Hidroksiapatit (HAp)

a b
Gambar 1. (a) sebelum sintering; (b) HAp sesudah sintering pada suhu 1000º C.

Hasil sintesa 10 g serbuk dari masing – masing kerabang telur ayam kampung dan
telur ayam broiler diperoleh serbuk HAp yang tinggi yaitu 88-98% w/w. Hasil sintesa
sesuai dengan penelitian Toana dkk. (2012), yaitu dengan menggunakan metode presipitasi
akan dihasilkan HAp dengan jumlah yang relatif tinggi. HAp baik hasil sintesa kerabang
6

telur ayam kampung maupun telur ayam broiler berwarna putih dan berbentuk serbuk
halus.
Sintesa dengan proses presipitasi merupakan reaksi asam – basa yang meghasilkan
padatan serbuk (garam hasil reaksi / serbuk HAp) serta air sebagai hasil sampingannya.
Sintesa dengan metode presipitasi juga melibatkan prekursor K2HPO4 sebagai sumber PO4
dalam senyawa HAp hasil sintesa (Purwasamita dan Ramos, 2008). Penambahan asam
dalam proses sintesa bertujuan untuk melarutkan sampel. Dalam proses sintesa kerabang
telur ayam pH diatur pada kondisi basa yaitu pH 10 dengan menambahkan NH3 karena
HAp murni dapat diperoleh pada pH 10. Jika tidak pada kondisi basa akan menghasilkan
HAp yang kekurangan kalsium, sehingga akan berpengaruh pada nilai rasio Ca/P senyawa
HAp yang dihasilkan (Rachmania, 2012).
Penentuan Kadar Kalsium Menggunakan AAS dan Kadar Fosfat Menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis
Hasil analisa kadar fosfat (Spektrofotometer UV-Vis) dan kalsium (AAS) dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Kadar Fosfat dan Kalsium HAp Hasil Sintesa Kerabang Telur Ayam

Keraban Telur Kadar Fosfat Kadar Kalsium Rasio


(%) (%) (Ca/P)

Ayam Kampung 67,22 71,23 1,06

Ayam Broiler 73,75 78,62 1,07


Keterangan : Angka – angka yang dicetak tebal menunjukkan sampel memiliki kadar kalsium
dan fosfat tertinggi.

Hasil uji kadar Ca dan PO4 menunjukkan kadar yang lebih tinggi pada kerabang
telur ayam broiler yaitu sebesar 73,75 % dan 78,62 %, sedangkan pada kerabang telur
ayam kampung kadar Ca dan PO4 relatif lebih rendah yaitu 67,22 % dan 71,23 %.
Perbedaan kandungan ini dapat dipengaruhi oleh faktor pakan yang dikonsumsi kedua
jenis ayam berbeda. Ayam broiler mengkonsumsi pakan konsentrat / pakan yang nilai
gizinya sudah ditingkatkan, sedangkan ayam kampung tidak mengkonsumsi pakan
konsentrat sehingga akan sangat berpengaruh terhadap kandungan kalsium dan fosfor pada
telur dan kerabang telurnya (Sirappa, 2003).
Nilai rasio Ca/P yang diperoleh untuk HAp dari kerabang telur ayam kampung dan
broiler adalah ≥ 1 yaitu 1,06 dan 1,07. Nilai rasio HAp dari kedua kerabang telur ayam
7

memenuhi syarat untuk diaplikasikan pada dunia medis, misalnya dalam dunia dental dan
pengisi tulang karena menghasilkan ikatan kimia yang baik (sifat mekanik yang baik)
antara HAp dengan tulang atau gigi (Suryadi, 2011). Nilai rasio Ca/P ideal HAp murni
adalah 1,67 (Wardani dkk. 2015), hasil uji yang diperoleh rasionya rendah karena
pengaruh adanya ion karbonat (CO32-) yang terbentuk dalam senyawa. Hal ini dapat terjadi
karena adanya keterlibatan karbon dioksida (CO2) bebas yang ada di udara, karena saat
proses sintesa dilakukan di ruangan terbuka. Selain itu, proses penambahan asam dan
pemanasan saat proses sintesa berlangsung mempengaruhi nilai rasio Ca/P dan
menyebabkan terbentuknya gugus karbonat dalam senyawa HAp, jika penambahan asam
dilakukan secara lambat atau terlalu cepat akan menyebabkan ion karbonat bergabung
dengan struktur apatitnya (Suryadi, 2011).
Karakterisasi FTIR
Hasil pengukuran sampel HAp menggunakan FTIR ditampilkan pada Tabel 2. dan
Gambar 2.
Tabel 2. Puncak yang terdeteksi dalam spectra FTIR dari masing-masing jenis
kerabang telur
Puncak HAp Kerabang Telur Puncak HAp Kerabang Telur
Ayam Kampung Ayam Broiler Gugus
(cm-1) (cm-1)
568,67 568,66 PO43-
608,46 604,13 PO43-
1040,08 1044,40 PO43-
1653,64 1611,82 CO32-
2142,91 2086,69 CO2
2880,46 2838,35 OH-
3426,39 3419,61 OH-
8

Gambar 2. Uji FTIR HAp dari sintesa kerabang telur ayam kampung dan broiler.

Gugus fungsi yang teramati pada FTIR untuk HAp dari kerabang telur ayam
kampung yaitu gugus fosfat (PO43-) pada bilangan gelombang 1040,08 cm-1, 608,46 cm-1
dan 568,67 cm-1; gugus hidroksil (OH-) pada bilangan gelombang 3426,39 cm-1 dan
2880,46 cm-1; gugus karbon dioksida (CO2) pada bilangan gelombang 2142,91 cm-1; dan
gugus karbonat (CO32-) pada bilangan gelombang 1653,64 cm-1. Sedangkan gugus fungsi
yang teramati pada FTIR untuk HAp dari kerabang telur ayam broiler yaitu gugus fosfat
(PO43-) pada bilangan gelombang 1044,40 cm-1, 604,13 cm-1 dan 568,66 cm-1; gugus
hidroksil (OH-) pada bilangan gelombang 3419,61 cm-1 dan 2838,35 cm-1; gugus karbon
dioksida (CO2) pada bilangan gelombang 2086,69 cm-1; dan gugus karbonat (CO32-) pada
bilangan gelombang 1653,64 cm-1 (Tua dkk.2016 dan Yakin, 2013).
Gugus karbonat dapat masuk ke dalam struktur hidroksiapatit dengan
menggantikan atau mensubstitusi ion hidroksi atau fosfat membentuk struktur karbonat-
hidroksiapatit dengan rumus molekul Ca10(PO4)3(CO3)3(OH)2 (Ahmiatri dkk. 2002 dan
Purwasasmita dan Ramos, 2008). Terbentuknya karbonat-hidroksiapatit tidak
mengganggu fungsi dari HAp karena senyawa paduan kalsium dan fosfat yang telah
mengalami pemanasan di atas 900ºC memiliki struktur yang stabil dan tidak berbahaya jika
diaplikasikan dalam dunia medis (Yakin,2013 dan Purwasasmita dan Ramos, 2008).
9

Karena proses sintesa dilakukan pada suhu tinggi (170 ºC) dan suhu sintering 1000 ºC
gugus karbonat yang terbentuk hanyalah sedikit, sehingga tidak akan mempengaruhi
terbentuknya senyawa HAp, walau jumlahnya sedikit senyawa karbonat yang terbentuk
tetap dinyatakan sebagai pengotor (Suryadi, 2011 dan Tua dkk. 2016). Banyaknya gugus
OH- dan PO43- yang teridentifikasi dikarenakan saat proses sintesa pH reaksi tinggi atau
pada kondisi basa yaitu pH 10. Semakin tinggi pH atau semakin basa pH saat proses
sintesa, maka semakin banyak terbentuk gugus OH- dan PO43- (Tua dkk. 2016).
Berdasarkan penelitian Tua dkk. (2016) kandungan HAp murni diindikasikan
dengan pita serapan gugus OH- dan PO43-. Namun sampel HAp yang dikarakterisasi baik
hasil sintesa kerabang telur ayam kampung dan telur ayam broiler menunjukkan adanya
gugus CO32- yang seharusnya tidak terdapat dalam HAp murni. Munculnya CO32-
dikarenakan adanya keterlibatan karbondioksida (CO2) bebas di udara, karena poroses
sintesa dilakukan di ruangan terbuka (noninert). CO2 akan berinteraksi dengan akuades
yang digunakan sebagai pelarut dalam proses sintesa, juga disebabkan oleh faktor saat
proses penambahan asam yang terlalu lambat atau terlalu cepat, sehingga HAp yang
diperoleh mengandung pengotor yaitu CO32- (Suryadi, 2011 dan Affandi dkk. 2015).
Faktor lain yang menyebabkan terbentuknya gugus karbonat adalah faktor pemanasan saat
proses larutan dikeringkan. Seharusnya proses pengeringan dilakukan pada suhu 105 ºC (±
5 jam), namun karena suhu pada hotplate yang digunakan tidak tepat maka mempengaruhi
terbentuknya gugus CO32- (Purwasasmita dan Ramos, 2008). Bukti terbentuknya gugus
karbonat pada senyawa HAp dapat dilihat pada hasil karakterisasi FTIR. Gugus CO2 juga
terbaca pada pita spektrum, dikarenakan proses sintesa yang dilakukan tidak pada ruangan
yang inert.
Uji Antibakteri HAp dengan Menggunakan Bakteri Lactobacillus acidophilus
Hasil pengukuran uji antibakteri HAp terhadap bakteri L. acidophilus disajikan
pada Tabel 3. dan Gambar 3.
10

Tabel 3. Purata ± SE Diameter Daerah Hambat (DDH) uji antibakteri HAp dari
kerabang telur ayam broiler
Dosis Penambahan HAp ̅(mm) ± SE
X
(μg/μL)
5 22,93±0,066
25 25,08±0,031
50 29,10±0,063
75 33,08±0.031
Kontrol + (mm) 24,5
Kontrol – (mm) 0

a b

Gambar 3. (a). Hasil DDH uji antibakteri senyawa aktif HAp dari kerabang telur ayam kampung, (b)
hasil DDH dari kontol (+) dan kontrol (-).

Tabel 3. menunjukkan bahwa DDH HAp kerabang telur ayam broiler dosis 5
μg/μL - 75 μg/μL berkisar antara 22,93 ± 0,066 - 33,08 ± 0.031. Seiring dengan
meningkatnya dosis HAp yang digunakan semakin luas DDH yang muncul. Bahkan pada
dosis 50 μg/μL penambahan HAp, DDH yang muncul melebihi DDH kontrol (+) artinya
aktivitas antibakteri HAp pada dosis ini sangat kuat melebihi kekuatan senyawa kontrol (+)
(tetrasiklin 30 μg).
Kandungan kalsium (78,62%) dan fosfat (73,75%) dalam senyawa HAp hasil
sintesa kerabang telur ayam broiler dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri karies. Pratama
(2014), melaporkan bahwa senyawa kalsium dan fosfat merupakan komponen penting
dalam mencegah terjadinya karies sebagai akibat adanya aktivitas bakteri (L. acidophilus).
Jika mengacu pada tabel kategori kekuatan aktivitas antibakteri berdasarkan DDH
(Tabel 4.) (Widyaningtias dkk. 2014), maka hasil uji aktivitas antibakteri HAp
menunjukkan aktivitas antibakteri yang kuat.
11

Tabel 4.Kategori kekuatan aktivitas antibakteri


Kode DDH (mm)
(-) ≤10
(+) 11-15
(++) 16-20
(+++) >20
Sumber: Greenwood, 1995 dalam Widyaningtias dkk. (2014).

KESIMPULAN

1. Sintesa 10 g serbuk kerabang telur ayam kampung dan broiler mengasilkan serbuk
hidroksiapatit sebesar 88 - 98% w/w.
2. (HAp) dari kerabang telur ayam kampung memiliki kadar kalsium / fosfat 71,23% /
67,22% dan kerabang telur ayam broiler memiliki kadar kalsium / fosfat yang
tinggi, yaitu 78,62% / 73,75%.
3. Karakterisasi HAp menggunakan FTIR menunjukkan senyawa hasil sintesa baik
HAp dari kerabang telur ayam kampung maupun broiler adalah benar senyawa
hidroksiapatit yang ditandai dengan adanya gugus OH- dan PO43-.
4. Uji aktivitas antibakteri dari HAp hasil sintesa kerabang telur ayam broiler positif
menunjukkan adanya zona hambat dengan kategori antibakteri kuat (> 20mm).
Maka, HAp berpotensi sebagai agen antibakteri karies L. acidophilus.

SARAN
1. Perlu dilakukan karakterisasi HAp lebih lanjut menggunakan karakterisasi XRD
dan SEM untuk mendukung hasil karakterisasi FTIR.
2. Perlu diperhatikan tiap tahap dalam proses sintesa dilakukan karena akan
berpengaruh terhadap tingkat kemurnian HAp yang disintesa.
12

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Amri, dan Zultiniar, 2015. Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Kerang Darah
(Anadara granosa) dengan proses Hidrotermal Variasi Rasio Mol Ca/P dan Suhu
Sintesis. Jom FTEKNIK Vol. 2, No. 1, Februari 2015.
Ahmiatri, Siti S., dan Djarwani S. S. 2002. Pengaruh Karbonat dalam Proses Presipitasi
Senyawa Kalsium Fosfat. Makara, Sains, Vol. 6, No. 2, Agustus 2002.
Amrina, Q. H. 2008. Sintesa Hidroksiapatit dengan Memanfaatkan Limbah Cangkang
Telur : Karakterisasi Difraksi Sinar-X dan Scanning Electron Microscopy (SEM).
Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Doolitle, P. 2014. Ascorbic Acid Method for Phosphorus Determination. University of
Wisconsin Madison.
Fitri, D. K. 2014. Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Keong Sawah (Bellanya javanica)
dengan Metode Basah dan Modifikasi Pori dengan Kitosan. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Mahreni, Endang S., Saeful S., dan Willyam C. 2012. Pembuatan Hidroksiapatit dari Kulit
Telur. Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam
Indonesia. Yogyakarta.
Mittal, M., Prakash S., Nath K. S., and Sapra K. P. 2011. Preparasion Metodology of
Hydroxyapatite Powder. Departement of Metallurgical and Materials, Indian
Institute of Technology.
Mulyaningsih, N. N. 2007. Karakterisasi Hidroksiapatit Sintetik dan Alami pada Suhu
1400ºC. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Nayak, A.K. 2010. Hydroxyapatite Synthesis Methodologies : An Overview. International
Journal of Chem Tech Research, ISSN : 0974-4290, Vol. 2, No. 2, pp 903-907.
Niswah, L. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa
Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram. Skripsi. Jakarta: Universitas Negeri
Syarif Hidayatullah.
Prabaningtyas, R. A. J. M. Safanti. 2015. Karakterisasi Hidroksiapatit dari Kalsit (PT. Dwi
Selo Giri Mas Sidoarjo) sebagai Bone Graft Sintetis Menggunakan X-Ray
Diffractomete (XRD) dan Flourier Transform Infra Red (FTIR). Skripsi. Jember:
Universitas Jember.
Pratama, R.N. 2014. Efek Antibakteri Pasta Gigi yang Mengandung Baking Soda dan
Pasta Gigi yang Mengandung Fluor Terhadap Pertumbuhan Bakteri Plak. Skripsi.
Makassar: Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin.
Purwasasmita, B. S., dan Ramos S. G. 2008. Sintesis dan Karakterisasi Serbuk
Hidroksiapatit Skala Sub-Mikron Menggunakan Metode Presipitasi. Jurnal
Bionatura, Vol. 10, No. 2, Juli 2008 : 155-167.
Rachmania, A. P. 2012. Prepabroileri Hidroksiapatit dari Tulang Sapi dengan Kombinasi
Ultbroileronik dan Spray Drying. Tesis. Program Studi Teknik Kimia, Fakultas
Teknilk, Universitas Indonesia.
Ramli, R. A., Rohana A., Mohamad A. B., and Sam’an M. M. 2011. Synthesis and
Characterisation of Pure Nanoporous Hydroxyapatite. Journal of Physical Science,
Vol. 22(1), hal. 25-37. Universiti Sains Malaysia.
Steel, R. G., dan Toorie, J. H.1995. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
Biometrik. Gramedia Pustaka. Jakarta.
13

Sirappa, M. P. 2003. Prospek Pengembangan Sorgum di Indonesia sebagai Komoditas


Alternatif untuk Pangan, Pakan, dan Ternak. Jurnal Litbang Pertanian Sulawesi
Selatan, Vol. 22(4), 2003.
SNI 06-6989.31-2005. Air dan Air Limbah – Bagian 31: Uji Kadar Fosfat dengan
Spektrofotometer Secara Asam Askorbat.
Suryadi, 2011. Sintesis dan Karakterisasi Biomaterial Hidroksiapatit dengan Proses
Pengendapan Kimia Basah. Tesis. Program Studi Teknik Metalurgi dan Material,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
Toana, C. F. M., Elda R., dan Sukmawati. 2012. Indentifikasi Pengaruh Variasi Ukuran
Butiran Terhadap Unsur dan Struktur Kristal Cangkang Telur Ayam Ras dengan
Menggunakan X-Ray Flouriscen dan X-Ray Difraction. Prosiding SNaPP 2012:
Sains, Teknologi, dan Kesehatan, ISSN: 2089-3582.
Tua, B., Amun Amri dan Zultiniar. 2016. Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari
Kerang Darah dengan Proses Hidrotermal Variasi Suhu dan pH. Jom FTEKNIK
VoL. 3, No. 2 Oktober 2016.
Wardani, S. N., Ahmad F., dan Irdoni. 2015. Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang Telur
dengan Metode Presipitasi. JOM FTKNIK Vol.2, No. 1, Oktober 2016.
Widyaningtias, N. M. S. R., Yustiantara, P. S., dan Paramita, N. L. P. V., 2014. Uji
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Terpurifikasi Daun Sirih Hijau (Piper betle
L.)Terhadap Bakteri Propionibacterium acnes.Vol. 3, No. 1. Jurusan Farmasi,
Universitas Udayana Bali.

You might also like