You are on page 1of 9

1

Tetanus

1.Sinonim
Lockjaw

2. Def
Tetamus adalah suatu keadaan intoksikasi dari susunan saraf oleh eksotoksin basilus
tetanus dengan gejala karakteristik adany rigiditas otot yang berkembang
progressifdesertaieksaserbasiparoksismal

3. Etiology
Tetanus is an infectious disease caused by contamination of wounds from the bacteria
Clostridium tetani, or the spores they produce that live in the soil, and animal feces

3.1. Microbiology

3.1.1. Gram :
Gram-positive

3.1.2. Gambar


3.1.3. Bentuk
Clostridium tetani is a rod-shaped

3.1.4. Taxonomy
anaerobicbacterium of the genus species Clostridium

Gram-positive,

4. History
Tetanus has been recognized for centuries; the term is derived from the ancient Greek
words tetanos and teinein, meaning taut and stretched, which describe the condition of
the muscles affected by the toxin,


2

5. Formula toxin tetanus
Clostrodiumtetani

Bacillus an aerob gram (+)

Exotoxin bacillus tetanus

Neurotoxin tetanospamin

Zinc Metalloprotease

Single 1315 amino acid polipeptida chain

Toksin ada dua hematotoksin dan neurotoksin
6. Target
Tetanospasmin released in the wound is absorbed into the circulation and reaches the
ends of motor neurons all over the body. The toxin acts at several sites within the
central nervous system, including nerve terminals,
1. the spinal cord, and
2. brain, and within the
3. sympathetic nervous system.

7.Patogenesisi Tetanus
7.1.Cara masuk
Tetanospasmin (Toksin single 1315amino acid polipeptide chain)memasuki neuron
melalui:
1) otot yg terkenamenyebar ke otot sekitar
2) sistim limfatik kelenjar limfa vaskuler
3) Vaskuler (kapiler)
4) CNS tidak dapat menembus jaringan otak menghambat pelepasan
neurotransmitter oleh terminal presinaps mengganggu kontrol inhibisi simpatis dan
parasimpatis

7.2.Carakerja
-Menghambatpelepasanneurotransmitteroleh terminal presinapsmelaluitahap:
berikatandgnmembranpresinapmasukkesisiaktif membran presinap induksi
paralisis
-Bekerja pada: *CNS *fungsi otonom *paut saraf (neuromuscular)

7.3.Tetanospasmin
Bekerja menghambat neurotransmitter inhibisi (gaba,glisin) pada post sinap , sehingga
inhibisi tidak ada dan pasien tetap kaku
Neurotransmitterterbagidua, inhibitor dan resitatory
Ingattetanusitubukankejang, tetanusituspastis.

8. Tipetetanus
8.1.Tetanusumum
*Tanda: rigiditas dan spasmeototataukejang secara menyeluruh,
3

*DiawalikekakuanototmesseterKesulitanmembukaMulut
(trismus /lockjaw).menyebar ke otot wajah,leher faring dan otot skeletal
*Kekakuan otot wajah risus sardonikus.
*Kekakuan otot faring disfagia
*kontraksi otot abdomen perut papan (board- like rigidity)
*Kontraksi otot punggung opistotonus .
*Kasus ringan kekakuan otot tanpa spasme

7.2. Tetanus lokal
*Adanya spasm lokal yg nyeri pada otot dekat lokasi luka.
*Ringan, menetap selama bbr bulan tanpa perkembangan.
*Hilang dgn sendirinya.
*Transmisi neuromuskuler terkena kelemahan & kekakuan.
*Akibat immunitas sbg terhadap tetanospasmin , penyebaran toksin secara
hematogen

7.3. Tetanus cefalik (ini jarang kasusnya)
*Tetanus lokal yg mengenai otot yg dipersarafi oleh nervus kranial .
*Berkaitan dgn infeksi telinga atau luka da kepala.
*Sering menimbulkan Parese fasialis.
*Disfagia (jarang).
*Mataopthalmoplegic tetanus akibat luka penetran (jarang )

7.4.Tetanus neonatorum (ini pada anak-anak yang baru lahir) 1 hr-1buln
*Akibat proses pemotongan tali pusat yg tidak steril .
*Ibunya tdk memiliki imunitas terhadap tetanus.
*Tanda : kelemahan dan ketidak mampuan menghisap ,
*Muncul pd minggu II setelah lahir spasme dan kekakuan opistotonik .
*Hipersimpatetik kematian


9.Tanda dan gejala Tetanus
-1. Rhisus sardonikus (mukanya seperti monyet karena otot-otot wajahnya kontraktur)
-2. Trismus
-3. Perut papan (defans muskular)
-4. Opistotonus
Apakahseringtelingaberair, atausebelumnya ada
tabrakannamunlukatidakdibersihkandenganbaik, bisa jugakarenalukabakar,
x

Muscular spasms
(specifically
opisthotonos) in a patient
suffering from
tetanus.Painting by Sir
Charles Bell, 1809.

4

-5. Kejangrangsang, rangsangapa ?rangsangsuara dan rangsangsentuh,
Pasientetanusseharusnyadihitungberapa kali kejang, tujuannyauntukpemberiandiazepam,
contohnya 10 ampuldiazepamditaruhdalam 500 mg RL, lethal dose 24 ampul, ada juga
yang mengatakantiapkejangdiinfuskandiazepam, tapi terlalurepot.

-6. Port de entri
The tetanus bacteria often enter the body through
a puncture wound, which can be caused by nails,
splinters,
insect bites,
burns,
any skin break, and
injection-drug sites (bekasjarumsuntik)

10 Kriteria
9.1. Kriteria Patel Joag (dr. Nelly Sp.S & dr.Halomoan Saragih, Sp.S)
Grade tetanus 1IV
1.Masa inkubasi < 7 hari Masa mulai dari kena tusuk sampai mulai trismus
2. Periode onset< 48 jamMasa mulai trismus sampai kejang
3. Spasme umum (opistotonus)
4. Spasme lokal (trismus)
5. Demam > 37.6
Kalo sudah grade IV, pikirkan msuk ICU,bahaya karena gangguan disotonom, ARDS,
ada brokospasme, trakeostomi

9.2. Kriteria Ablet(dr. Ignatius Letsoin, Sp.S)
Tkt 1. (Ringan) : -Disfagia (-)
-Ggn Respirasi (-)
Tkt II. (Sedang) :-Ggn spasitas (+)
-Disfagia (+)
Tkt IIIa (berat) : -Spastisitas berat
-Spasme berat
Tkt IIIb (sgt berat) :- =IIIa + aktivitas simpatis


11. Miokarditis
10. 1. Def
adalah sekumpulan penyakit akibat infeksi, toxic, dan penyebab autoimun khas, karena
inflamasi pada jantung.


10.2. Mekanisme
pelepasan katekolamin yg berlenihan atau efek langsung dari toxin terhadap miokard.

10.3. Komplikasi
Dari hasil biopsi pada pasien dgn miokarditis akut akan berkembang menjadi
kardiomiopati dilatasi.

5



10.4. Rumus
QTC=QTx0,04 <0.44
V R-Rx0.04 <0.42

Semua penyakit yang berbahaya itu adalah komplikasinya.
Contoh GBS, diawali dengan batuk dan mencret.
12. Grading tetanus
Grade 1. (ringan)
-Trismus ringan atau sedang
-Spastisitas umum
-Ggn respirasi (-)
-Kejang spsme (-)
-Disfagia <<

Grade II. (sedang)
-Trismus sedang
-Rigiditas jelas
-Kejang ringansedang berlangsung singkat.
-Ggn respirasi sedang dengan takipnu > 35-35 x/m
-Disfagia ringan

Grade III. (Berat)
-Trismus berat,
-Spastisitas umum
-Refleks spasme / kejang spontan berlangsung lama
-Ggn respirasi dgn takipnu > 40 x / m
-Disfagia berat
-Takikardi > 120x/m
-Aktivitas saraf otonom

Grade IV (Sangat berat )
-Ggn otonom (Autonomic storm)
1. Hipertensi & Takikardi
2. Bradikardi & Hipertensi, diastolik > 110
3. Hipotensi, sistolik <90 tdk berhubungan dgn hipovolemik

13. Komplikasi tetanus
1. Respiratori
- Hipoksia & ggl nafas
*ggl nafas hipoksia tipe 1
*ggl nafas hipoksia tipe 2
*Atelektasis
*Pneumoni aspirasi
*Pneumoni
*Bronchopneumoni
-Spasme laring bila tdk terkendali hipoksia sianosis kematian mendadak
-Serangan apnu hipoksibradikardihenti jtg
-Bronchospasme
-Adult respiratori distress syndrome
6

-Paralisis diafragmahipoventilasi
-Kompliksi akibat penggunan alat bantu
*infeksi paru
*pneumothoraks
*pneumomediastinum
*perdarahan (trakeostomi)
*emfisema
*obstruksi kanul

2. Kardiovaskuler & disotonom
*1. Autonomic storm:
-Takikardi 170-180x/m dlm bbr hari (bagaimana menghitungnya)
-Hipotensi persisten
-Bradikardi
-Hipertensi labil
-Vasokonstriksi perifer

syok

Kematian

Saraf simpatis

*2. Aritmia kordis:
-ekstraistole
-ventrikuler takikardi
-paroksismal atrial takikardi

*3. Gejala yg lain
-Hiperhidrosis
-Hipertermi
-SIADH
-Henti jtg mati mendadak

3.Komplikasi lain
3.1. Sepsis(pake Meropenem) BACA Meropenem itu apa?
*3.1.1. SIRS (Sistemic Inflammatory Response Sindrome)
kriteri 2 in 4 yi
-Suhu badan > 38 C atau < 36C
-RR >20x/m Atau Pa CO2 <32 mmhg
-Pulse >90x/m
-Leukosit > 12.000 atau < 4000
*3.1.2. Sepsis berat
-sepsis + 1 atau disgungsi organ
*3.1.3. Syok sepsis
-sistolik < 90 atau < 40 tdk berespon thd resusitasi cairan

3.2. Komplikasi ginjal

3.3. Komplikasi hematologi
-Anemi pd mgg II, III
-Leukositosis krn infeksi
7


3.4. Ggn kesimbangan cairan & elektrolit

3.5. Komplikasi metabolik
-Hipoventilasi Asidosis respiratorik
-Hipokapni alkalosis respiratorik
-Hipotensi Asidosis metabolik berat
-Hipokalemialkalosis metabolik

3.6. Komplikasi kulit

3.7. Fraktur
spasme yg kuat fraktur pd Vert tho 4-6lumbal manubrium sterni (karena opisthotonus)

3.8. Kompliksi Neurologi
-Neuropati perifer berupa
*kompresi N Peroneus
*Kel N Laringeus
*Parelisis N NII perifer
*Opthalmoplegia
*Ptosis

3.9. Multiple organ failure


14. Penatalakanaan Tetanus
13.1.Prinsipnya Suportif :
-tetanospasmin yg terikat dimetabolisme
-menetralisir toksin di dlm sirkulasi
-menghilangkan sumber tetanospasmin,
-penanganan spasme
-menjaga saluran napas
-mencegah komplikasi yg mungkin terjadi.

13.2. ABCDE
A=Air way bebaskan jalan nafas ,bila ada spsme laring lakukan trakeostomi
B= Breathing bila ada tachipnoe RR ? 24 atau > 30-35x/m
C=Circulation adalah gangguan Cardiovaskular
Gangguan Cardio berupa Heart Rate yang > 60100 ; < 60 bradikardi
Vaskuler berupa TD yg >140mmhg : < 90mmhg
Di berikan Propanolol gol beta blokker dgn dosis 20120 mg / hari sampai
disotonom teratasi
D=Disbility utk mengatasi kejang dengan pemberian
diazepam 2 mg / kgBB, dosis maksimal 240 mg/hari
diazepam drip 50 mg dalam 250 cc dekstrose / 24 jam

13.3. Drug
Anti kejangdiberikan diazepam, pemberian diazepam itu iv pelan-pelan minimal 3 menit
Antibiotik
Tetrasiklin 2 gr / hari mencegah infeksi sekunder selain infeksi Clostrodium tetani
Metronidazole 1500 mg / hari metronidazole infus diberikan selama 10 14 hari
8

Metronidazole bersifat anti kuman an aerob (bisa hidup tanpa oksigen)
Metronidazole infus 3x500gr guyur
Penisilin tdk di berikan karena kerjanya sinergis dengan kuman tetanus
Vaksin
ATS Passif
Skin tes dulu
Dosis 10.000 20.000 IU IM sekali pemberian
Dari vaksin kuda
Fungsi mengikat toksin yg beredar dalam darah (tubuh passif)

TT ( Tetanus Toksoid) Aktif
Tidak perlu skin test
Dosis 0,5 cc IM

Fungsi meningkatkan immunias tubuh (tubuh aktif)
1 bulan kemudian di berikan lagi (buster)

HTIG (Human Tetanus Immuno Globulin)
Fungsi = ATS
Dosis 5002000 IU IM
Tdk perlu skin test

13.4. Tindakan
13.4.1. Debbridemant
Cari port de entri dan konsulkan Ke bedah untuk debridemank

Jenis jenis luka yang rentan terhadap tetanus
Luka yang tepi tidak rata
Luka kecil dan dalam
Permukaan luka kotor
Tempat saat terjadi luka
Bila di daerah perkebunan atau di persawahan lebih sering dari pada di kota (banyak
aspal atau semen kurang daearh yg bertanah)
Benda berkarat

Bila di daerah perkebunan atau di persawahan lebih sering dari pada di kota (banyak
aspal atau semen kurang daearh yg bertanah)
Benda berkarat

13.4.2. Tracheostomy
Efek samping trakeostomi
Emfisema subkutis
(px bertambahsesak post trakeostomi)
Vagal reflek
Obstruksi jalan nafas akibat stolsel dari trakeostomi atau mukus plag (lendir)

13.4.3. ICU
Indikasi
Respiratori distress
Sepsis
Kejang yg terus menerus
Disotonom
9


Tindakan di ICU
Di lakukan DPO (Di bawah Pengaruh Obat =(Knock Down) terutama untuk meredam
Kejang
Pasang CPV
Untuk mengatasi sepsis dan mengatur intake Output (mengatasi dehidrasi
Pasang Ventilator dari tracheostomi ke ventilator
Pasang monitor EKG, TD, Saturasi O2

13.4.4.Terapi standar di Bagian Saraf RSHS:
9

* Serum anti tetanus (ATS) 10,000 U intramuskilar.
* Tetanus toxoid 0,5 cc intrmuskular, diulang 1 bulan kemudian.
* Antibiotik: Tetrasiklin 2gram/hari + Metrenidazole 1500 mg /hari.
Antibiotik lain sesuai kebutuhan.
* Sedativ : diazepam 10 mg i.v sesuai kebutuhan.
* Tindakan perawatan seperti pemasangan NGT, Trakheostomi, perawatan luka.
* Masuk ICU atas indikasi lain bila spasma tak dapat diatasi dengan sedativ atau bila
terjadi disotonomia.


14.Prognosa
Prognosajelek pada :
Usia tua rentan
Lokasi di wajah
Grading tetanus
Ada tanda tanda disotonom
Ada Respiratori failure


15.Prevention / Protection
The tetanus vaccine can prevent tetanus but its protection does not last forever.
Adults should get a tetanus shot, or booster, every 10 years.
Memakai alas kaki, sandal dansepatudiluarrumah

You might also like