You are on page 1of 108

PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)
DI KABUPATEN KUNINGAN PROPINSI JAWA BARAT










Oleh
Widia Endang Nurmalasari
NIM : 104082002709



JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/ 2009 M

ABSTRACT


AFFECTING OF THE INTERNAL AUDIT ON THE EFFETIVENES OF
THE INTERNAL CONTROL STRUCTURE PERFORMANCE OF THE
LOCAL GOVERNMENT OWNED COMPANIES (BUMD)
IN THE KUNINGAN CITY WEST JAVA PROVINCE


By
WIDIA ENDANG NURMALASARI



Widia Endang Nurmalasari. Title Affecting of the Internal Audit on the
Effectiveness of the Internal Control Structure Performance of the Local
Government Owned Companies (BUMD) in the Kuningan City West Java
Province. The purpose of this research is to empirically examine whether the
internal audit has positive effect on the operational effectiveness of the internal
control structure.
This study uses simple regression technique to test hypothesis. Data is
primary and obtained through questionnaires. There are 27 questionnaires which
can be analyzed. Respondent from the respective Internal Control Unit and the
unit of Financial Department of the BUMD.
The result of the study shows the internal audit are providing a positive
influence 89.2 percent on the operational effectiveness of the internal control
structure. The others 10.8 percent are obtained from other variables which are
not included in this research. Observation Hypothesis (Ho) is rejected and
alternative Hypothesis (Ha) is accepted, it means that internal audit which consist
of independence, professional skills, operational scope, audit task performance,
internal audit management, operational experiences, total of internal audit staff,
operational audit frequency, and technologies significantly influence on the
operational effectiveness of the internal control structure which consist of the
control environment, managements risk assessment, control activities,
information and communication than monitoring.

Key Word : internal audit, effectiveness of the internal control structure
performance.







ABSTRAK


PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD)
DI KABUPATEN KUNINGAN PROPINSI JAWA BARAT


Oleh
WIDIA ENDANG NURMALASARI



Widia Endang Nurmalasari. Judul skripsi Pengaruh Audit Internal terhadap
Efektivitas Struktur Pengendalian Internal pada Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan menguji secara empirik apakah audit internal
berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern.
Studi ini menggunakan teknik regresi sederhana untuk menguji hipotesis.
Data yang digunakan adalah data primer dikumpulkan melalui kuesioner.
Kuesioner yang terkumpul sejumlah 27 kuesioner. Responden berasal dari unit
Satuan Pengawas Intern (SPI) dan Bagian Keuangan di BUMD.
Hasil penelitian menunjukan bahwa audit internal berpengaruh positif
terhadap efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian internal sebesar 89.2%,
sedangkan 10.8% merupakan pengaruh dari variabel lain yang tidak dimasukan
dalam penelitian ini, sehingga Hipotesa observasi (Ho) ditolak dan Hipotesa
alternative (Ha) terdukung artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
audit internal yang terdiri dari independensi, keahlian professional, lingkup
pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan audit, pengelolaan bagian audit internal,
pengalaman kerja, jumlah staf audit internal, frekuensi audit, dan teknologi
terhadap efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian internal yang terdiri dari
lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi
dan komunikasi serta monitoring.

Kata kunci: Audit Internal, efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian internal.






KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji serta syukur kehadirat Allat SWT atas segala rahmat dan karunia yang
telah diberikanNya. Shalawat serta salam bagi Baginda rasulullah nabi
Muhammad SAW, dimana atas kesemuanya penulis peroleh kemampuan studi
hingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Audit Internal
terhadap Efektivitas Pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern pada Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai
masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah
semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan,
bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain. Ucapan
terima kasih tak terhingga penulis sampaikan kepada :
1. Orang tua tercinta, Bapak yang terus mengingatkan untuk tetap semangat, dan
memberikan dukungan moril, spiritual, dan tentu saja material. Mamah yang
tiada henti memberikan doa di setiap shalat dan puasanya, rasa cinta,
perhatian, kasih sayang yang tulus dan tak terhingga.
Untuk abang dan adikku tercinta, om Loic dan dede Pepi terima kasih atas
doanya dan support yang diberikan. Makasih banyak nasihatnya ya om,
memang benar setiap hal yang terjadi pada diri manusia adalah skenario
kecil yang Allah berikan buat menghadapi skenario Allah yang lebih besar.
Untuk teteh-teteh ku tersayang, teh Eni dan Mbak Ida terima kasih atas doa
yang diberikan. Kita memang berbeda tapi kita adalah satu, makasih ya teh.
2. Ibu Dr. Khomsiyah, Ak., MM., sebagai dosen pembimbing I yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan setiap permasalahan dan kesulitan yang
penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi.
3. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA sebagai dosen pembimbing II
atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing dan memotivasi
penulis.
4. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Amilin SE, Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Segenap dosen, karyawan dan petugas perpustakaan FEIS atas semua curahan
ilmu, bantuan, perhatian dan pelayanannya.
7. Segenap pegawai BUMD Kabupaten Kuningan khususnya unit Satuan
Pengawasan Intern dan Bagian Keuangan PDAM Aria Kamuning dan PD.
BPR Kabupaten Kuningan.
8. Dan A Ang, yang selalu ada untuk menyemangati dan memberikan doanya.
Makasih banyak ya beruang madu atas semua hal terbaiknya, semoga semua
hal terbaik selalu menyertaimu.
9. Sahabat-sahabat terdekat dan seperjuangan: Izoy, Adey, Uwa, Kaka, Dika,
Dahlia, Yiyis, Rodi, Misbah, Alek, Handi, K Elli, Ayu, Bety, Lina, Nana,
Teh Ida dan semua teman-teman ku yang tidak mungkin saya sebutkan satu
persatu namanya. Thanks for all, semoga Allah memberikan pahala yang
berlipat ganda dan selalu melindungi kita.
Mengingat kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas, maka
penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
Akhirul qalam, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang memerlukan.


Jakarta, Maret 2009
Penulis,


Widia Endang Nurmalasari

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Ujian komprehensif
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. i
Abstract ....................................................................................................... iii
Abstrak ........................................................................................................ iv
Kata Pengantar ............................................................................................. v
Daftar Isi ...................................................................................................... vii
Daftar Tabel ................................................................................................. x
Daftar Lampiran ........................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 6
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Audit Internal .................................................................... 8
1. Pengertian Audit Internal ............................................... 12
2. Faktor-Faktor Audit Internal .......................................... 13
a. Independensi ............................................................ 13
b. Keahlian Profesional ................................................ 15
c. Lingkup Pekerjaan ................................................... 16
d. Pelaksanaan Pekerjaan Audit .................................... 17
e. Pengelolaan Bagian Audit Internal ........................... 18
f. Pengalaman Kerja ..................................................... 19
g. Jumlah Staf Audit .................................................... 19
h. Frekuensi Audit ........................................................ 20
i. Teknologi Audit yang Digunakan ............................. 20
3. Fungsi dan aktivitas Audit Internal ................................. 21
B. Pengendalian Intern ........................................................... 25
1. Tujuan Pengendalian Intern ............................................ 27
2. ..................................................................................
Struktur Pengendalian Intern .................................. 28
a.................................................................................
Lingkungan Pengendalian ........................ 28
b. ...............................................................................
Penetapan Risiko ..................................... 28
c.................................................................................
Aktivitas Pengendalian ............................ 28
d. ...............................................................................
Sistem Pengendalian dan Komunikasi ...... 29
e.................................................................................
Pemantauan ............................................. 29
3. ..................................................................................
Keterbatasan struktur pengendalian Intern .............. 29
C. Pengaruh Audit Internal terhadap Pelaksanaan Pengendalian
Intern ................................................................................. 30
D. Kerangka Pemikiran .......................................................... 35
E. Perumusan Hipotesis ......................................................... 36
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A........................................................................................ Ruan
g Lingkup Penelitian..................................................... 37
B........................................................................................ Meto
de Penentuan Sampel ................................................... 37
C........................................................................................ Meto
de Pengumpulan Data .................................................. 38
1. Studi Lapangan ............................................................ 39
a. Kuesioner ............................................................... 39
b. Dokumentasi .......................................................... 40
2. Studi Kepustakaan ....................................................... 40
D. Metode Analisis Data ......................................................... 41
1. Statistik Deskriptif ....................................................... 41
2. Uji Kualitas Data ......................................................... 41
a. Pengujian validitas ................................................. 41
b. Pengujian Reliabilitas ............................................. 42
3. Uji Hipotesis ................................................................ 42
a. Regresi Linier Sederhana ....................................... 42
b. Koefisien Determinasi ............................................ 43
c. Uji t ........................................................................ 44




E. Operasional Variabel Penelitian ......................................... 45
1. Definisi dan Variabel Penelitian ................................... 45
a. Definisi Variabel Penelitian .................................... 45
b. Variabel Penelitian ................................................. 45
2. Operasional Variabel Penelitian ................................... 46
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A........................................................................................ Gam
baran Umum Objek Penelitian ..................................... 49
1. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 49
2. Profil Responden ......................................................... 50
B........................................................................................ Desk
ripsi Data ..................................................................... 51
C........................................................................................ Hasil
dan Pembahasan ........................................................... 55
1. Uji Kualitas Data ......................................................... 55
a. Uji Validitas ........................................................... 55
b. Uji Reliabilitas ....................................................... 58
2. Hasil Uji Hipotesis ....................................................... 59
a. Analisis Regresi Sederhana .................................... 59
b. Koefisien Determinasi ............................................ 60
c. Uji t ........................................................................ 61
BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ....................................................................... 62
B. Implikasi ............................................................................ 62
C. Saran ................................................................................. 63
Daftar Pustaka






















DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman
2.1 Daftar Penelitian Terdahulu 32
3.1 Operasional Variabel Penelitian 46
4.1 Tempat Penelitian 49
4.2 Data Populasi 50
4.3 Rekapitulasi Sampel Responden 51
4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 51
4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia 52
4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 53
4.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja 53
4.8 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja pada
Jabatan Sekarang
54
4.9 Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Pekerjaan 54
4.10 Uji Validitas Audit Internal (Variabel X) 55
4.11 Uji Validitas Efektivitas Pelaksanaan SPI (Variabel Y) 57
4.12 Uji Reliabilitas Variabel X dan Y 58
4.13 Coefficients 59
4.14 Model Summary 60



DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan
Lampiran 1 Daftar Kuesioner
Lampiran 2 Daftar Jawaban Responden
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Validitas
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Reliabilitas
Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis
















DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. INDENTITAS PRIBADI
Nama : Widia Endang Nurmalasari
Tempat & Tgl. Lahir : Kuningan, 20 Maret 1985
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ibnu Khaldun III No. 14 Komplek Dosen
UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang, Banten.
Telepon : 081387293832

II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 2 Ciloa (Tahun 1991 1997)
2. SMP Negeri 1 Kuningan (Tahun 1997 2000)
3. SMA Negeri 2 Kuningan (Tahun 2000 2003)
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Tahun 2004 2009)

III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Wakil Ketua PASKIBRA angkatan DWIPA 2001 satuan SMA Negeri 2
Kuningan.
2. Ketua Sub Seksi Bidang Kebangsaan OSIS SMA Negeri 2 Kuningan
periode 2001 2002.
3. Staf Sekjen Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Kuningan periode
2002 2003.
4. Anggota Generasi Muda Syiarul Islam (GEMMA SI) angkatan XVIII.
5. Staf Sekjen Ikatan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Kuningan (IPPMK) se-
Jabodetabek periode 2004 2005.
6. Anggota Divisi Kemahasiswaan BEM Jurusan Akuntansi periode 2005
2006.
7. Bendahara Umum Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Komda FEIS
periode 2006 2007.
8. Bendahara Umum Ikatan Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta periode 2007 2008.

IV. PENGALAMAN BEKERJA
1. Guru Privat pada lembaga bimbingan belajar Balai Terpadu Alumni
Bacang Kuning tahun 2007.
2. Peserta KKS/ Magang FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada KAP
Mannan, Sofwan, Adnan dan Rekan tahun 2008.
3. Guru Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi di Labschool Cinere tahun
2007/2008.
4. Guru Privat pada lembaga bimbingan belajar Bintang Pelajar tahun 2008.

V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Drs. Sukrim Wikardi
2. Tempat & Tgl. Lahir : Kuningan, 10 November 1952
3. Alamat : Jl. Raya Ciloa no. 4 blok pahing Desa Ciloa
Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.
4. Telepon : - (0232) 6015609
- 081911351064
5. Ibu : Tuti Susilawati
6. Tempat & Tgl Lahir : Kuningan, 18 Februari 1961
7. Alamat : Jl. Raya Ciloa no. 4 blok pahing Desa Ciloa
Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan.
8. Telepon : 081546445828
9. Anak ke : 2 dari 3 bersaudara





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Sejalan dengan konsep era globalisasi dan berkembangnya dunia usaha,
maka sebagai konsekuensinya makin banyak masalah yang akan dihadapi oleh
suatu perusahaan dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif dan
kompleks, sehingga keadaan ini menuntut para pemimpin atau manajemen
perusahaan untuk dapat mengelola kegiatan perusahaannya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,
manajemen berkewajiban untuk dapat mengelola perusahaannya dengan
sebaik-baiknya sebagai implementasi pertanggungjawaban auditor intern
terhadap publik.
Manajemen berkewajiban untuk menyelenggarakan pengendalian internal
dengan baik sebagai bagian dari tanggung jawabnya (Arens, et. al., 2005).
Pengendalian internal yang baik merupakan salah satu dasar utama untuk
terselenggaranya tatakelola perusahaan yang baik (good corporate
governance).
Tujuan setiap perusahaan pada prinsipnya adalah berorientasi pada
keuntungan (profit oriented). Setiap perusahaan yang bertujuan untuk
memperoleh laba memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan
shareholder (shareholder walfare) di samping memberikan kepuasan kepada
stakeholder (stakeholder satisfaction) (Gade, 2004).
Pada umumnya para pimpinan atau manajer akan menghadapi masalah
karena kompleksnya kegiatan perusahaan. Hal ini membuat pimpinan tidak
dapat secara langsung mengawasi aktivitas perusahaan, maka harus
mendelegasikan sebagian tugas, wewenang dan tanggung jawabnya kepada
pihak lain. Disinilah peranan audit internal diperlukan, karena audit internal
merupakan suatu kegiatan bebas yang disiapkan dalam perusahaan. Kegiatan
ini memeriksa dan menilai efektivitas dalam perusahaan. Keberadaan audit
internal ditujukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Audit internal merupakan suatu fungsi yang independen dan objektif,
yang memberikan jasa keyakinan (assurance) dan konsultasi (consulting)
kepada manajemen. Keberadaan auditor adalah untuk memberikan nilai
tambah dan memperbaiki serta meningkatkan operasional organisasi. Audit
internal membantu organisasi dalam pencapaian tujuannya dengan pendekatan
yang sistematis dan interdisiplin untuk mengevaluasi dan memperbaiki
keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses tatakelola
(governance) (Amran, 2001).
Ruang lingkup kerja audit internal tidak hanya meliputi aspek akuntansi
dan keuangan, tetapi memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Internal, menunjukkan bahwa audit dilakukan dalam organisasi oleh
anggota organisasi tersebut.
2. Fungsi penilaian independen menjelaskan bahwa tidak ada pembatasan
pada penilaian yang dilakukan oleh audit.
3. Menguji dan mengevaluasi, menggambarkan bahwa bentuk alamiah dari
audit internal sebagai suatu proses subjektif dalam mengevaluasi hasil-
hasilnya.
4. Aktivitas menunjukkan bahwa seluruh aktivitas organisasi berada dalam
jangkauan audit internal.
5. Pelayanan terhadap organisasi, menunjukkan bahwa audit internal
bertujuan untuk membantu atau memberikan keuntungan kepada seluruh
organisasi.
Jadi ruang lingkup audit internal dewasa ini bukan hanya menyangkut
kebenaran dan kewajaran perhitungan matematis akan tetapi meliputi semua
aspek organisasi perusahaan. Dimana akhirnya tujuan audit internal adalah
membantu semua anggota manajemen dalam tugas mereka dengan
memberikan saran-saran, komentar-komentar, analisis serta penilaian mengenai
kegiatan yang diperiksanya. Bantuan yang diberikan oleh audit internal dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan bagi manajer.
Fungsi audit internal adalah melaksanakan kegiatan bebas dan
memberikan saran-saran kepada manajemen guna mengukur dan meneliti
aktivitas perusahaan diantaranya adalah efektivitas pelaksanaan pengendalian
internal (Tugiman, 2002).
Efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern yang baik
berdasarkan pada unsur-unsur pengendalian intern. Dimana pengendalian
intern telah mengalami perkembangan, baik dilihat dari segi pengertian
maupun unsur-unsurnya. Pembahasan mengenai pengendalian intern
berpedoman pada pengertian dari American Institute of Certified Public
Accountants (AICPA), oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) diadopsi ke dalam
Standar Profesional Akuntan Publik. Dalam proses pelaksanaan audit internal,
staf audit internal memerlukan pedoman dalam menjalankan tugasnya.
Perusahaan harus dikelola secara efektif dan efisien termasuk juga
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan bentuk usaha yang
dikelola oleh pemerintah daerah sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
PAD merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi
daerah karena pendapatan ini seluruhnya digali dan berasal dari daerah sendiri.
Oleh karena itu, daerah mempunyai wewenang penuh untuk memanfaatkan
PAD ini sesuai kebutuhan dan prioritas daerah. PAD setiap daerah perlu dipacu
untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena daerah harus mampu
meningkatkan dan menggali potensi PAD yang dimiliki, sebagai perwujudan
otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999.
Penelitian ini merupakan penelitian yang melanjutkan penelitian-
penelitian sebelumnya. Studi mengenai pengaruh peran audit internal terhadap
efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) di Kabupaten Kuningan, sepanjang sepengetahuan penulis,
belum ada. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan audit internal yang
dihubungkan dengan audit intern pada umumnya dilakukan dengan kombinasi
variabel yang berbeda dan unit observasi yang berbeda pula, seperti
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Hiro Tugiman (2002) mengenai
Pengaruh Peran Auditor Internal Serta Faktor-Faktor Pendukungnya Terhadap
Peningkatan Pengendalian Internal dan Kinerja Perusahaan. Perbedaan dalam
penelitian yang dilakukan peneliti kali ini adalah penulis ingin melihat apakah
ada pengaruh yang signifikan antara audit internal terhadap efektivitas
pelaksanaan struktur pengendalian intern dengan penambahan sub variabel
pengalaman kerja, jumlah staf audit internal, frekuensi audit, dan teknologi
sebagai faktor-faktor audit internal.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berkaitan dengan pengaruh audit internal terhadap efektivitas pelaksanaan
struktur pengendalian intern pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang
berada di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, dimana BUMD tersebut
memberikan sumbangan yang cukup besar bagi perkembangan Kabupaten
Kuningan terutama dalam sektor perekonomian di Kabupaten Kuningan.
BUMD khususnya di Kabupaten Kuningan dapat menciptakan lapangan kerja
atau mendorong pembangunan ekonomi daerah dan dianggap cara yang efisien
untuk menyediakan layanan masyarakat, juga menghasilkan penerimaan untuk
pemerintah daerah ini.
BUMD memiliki pedoman audit internal dalam melaksanankan praktek
pemeriksaan yang dikenal dengan Satuan Pengawasan Intern (SPI).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983, yaitu tentang tata cara
pembinaan dan pengawasan Perusahaan jawatan (Perjan), Perusahaan umum
(Perum), dan Perusahaan perseroan (Perseroan), pada dasarnya SPI memiliki
fungsi sama dengan audit internal. Berdasarkan hal tersebut, maka tema sentral
penelitian ini adalah efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada
BUMD di Kabupaten Kuningan yang dipengaruhi oleh audit internal, dengan
judul Pengaruh Audit Internal terhadap Efektivitas Pelaksanaan
Struktur Pengendalian Intern pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
di Kabupaten Kuningan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah apakah audit internal
berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern
pada BUMD di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat.

C. Tujuan dan Manfaat
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapat bukti empiris pengaruh audit internal terhadap
efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada BUMD di Kabupaten
Kuningan Propinsi Jawa Barat.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis
Menambah ilmu dan wawasan mengenai pengaruh audit internal terhadap
efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada BUMD di
Kabupaten Kuningan.
2. BUMD di Kabupaten Kuningan
Dari segi operasional, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan masukan
yang bermanfaat untuk memacu BUMD Kabupaten Kuningan agar dapat
meningkatkan labanya dengan maksimal.
3. Civitas Akademika Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UIN Jakarta
Diharapkan dapat berguna sebagai bahan rujukan dan referensi yang dapat
membantu dalam penelitian sejenis untuk masa yang akan datang.
4. Pembaca lainnya
Penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan dapat memberikan
sumbangan pemikiran mengenai pengaruh peran audit internal terhadap
efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern pada BUMD di
Kabupaten Kuningan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Audit Internal
A Statement of Basic Auditing Concept (ASOBAC) mendefinisikan
auditing sebagai suatu proses sistematis untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada
para pemakai yang berkepentingan (Halim, 2001:1).
Dari definisi tersebut setidaknya ada tujuh elemen yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu:
a. Proses yang sistematik
Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis,
terstruktur dan terorganisir.
b. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif
Hal ini berarti bahwa proses sistematik yang dilakukan tersebut merupakan
proses untuk menghimpun bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang
dibuat oleh individu atau entitas yang membuat representasi tersebut.

c. Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi
Asersi-asersi meliputi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan,
laporan internal, dan laporan biaya maupun pendapatan berbagai pusat
pertanggungjawaban pada suatu perusahaan. Jadi asersi atau pernyataan
tentang tindakan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi.
d. Menentukan tingkat kesesuaian
Hal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti
dimaksudkan untuk menentukan dekat atau tidaknya asersi-asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
e. Kriteria yang ditentukan
Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukuran untuk
mempertimbangkan (judgement) asersi-asersi atau representasi-
representasi.
f. Menyampaikan hasil-hasilnya
Hal ini berarti hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis
yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria
yang telah ditentukan.
g. Para pemakai yang berkepentingan
Merupakan para pengambil keputusan yang menggunakan dan
mengandalkan temuan-temuan yang dikonfirmasikan melalui laporan audit
dan laporan lainnya.

Menurut Arrens (2000: 9) definisi auditing adalah:
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence
between the information and established criteria. Auditing should be
done by a competent independent person.

Definisi di atas menunjukkan bahwa bahan bukti merupakan informasi yang
digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang di
audit dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti adalah penting bagi auditor untuk memperoleh
bahan bukti dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan
audit. Seorang auditor harus mempunyai kemampuan memahami kriteria
yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan bukti yang
dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Auditor
harus juga memiliki sikap mental independen. Tahap akhir dalam audit adalah
pelaporan. Dalam tahap akhir ini auditor memberikan pendapat atas penyajian
laporan keuangan yang diperiksa melalui laporan audit.
Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa rangkaian
langkah atau prosedur yang logis, beraturan dan terorganisasi, untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. Audit dilaksanakan oleh
seorang yang kompeten dan independen. Sedangkan yang dimaksud dengan
pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi adalah hasil proses
akuntansi. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan
dalam laporan keuangan. Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan
evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk
laporan akuntan (audit report) (Halim, 2001).
William C. Boynton dan Raymond N. Johnson (2006:8)
mengemukakan bahwa jenis-jenis audit dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan
entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-
laporan tersebut telah disajikan secara sesuai dengan criteria yang telah
ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
b. Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah
kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan
persyaratan, ketentuan, dan peraturan tertentu.
c. Audit operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas
kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan
tertentu.
Dari uraian diatas terlihat bahwa auditing terbagi atas financial audit,
compliance audit, dan operational audit yang merupakan tugas dari satuan
pengawasan intern dalam melaksanakan fungsi pengawasan.

1. Pengertian Audit Internal
The Institute of Internal Auditors (IIA 1995: 3) dan Sawyer (1998: 6)
mengemukakan bahwa:
Internal auditing is an independent appraisal function established
within an organization to examine and evaluate its activities as a
service to the organizations. It is a control that function by
examining and evaluating the adequacy and effectiveness of other
controls (Pickett, 2000: 4).

Menurut pengertian di atas audit internal merupakan fungsi penilaian
independen yang dibentuk dalam suatu perusahaan atau organisasi yang
memberikan jasa-jasanya dengan menguji dan mengevaluasi kegiatan
organisasi yang bersangkutan.
Dalam tahun 1994 definisi audit intern disempurnakan kembali oleh
IIA seperti yang tertera dalam IIA Statement of responsibilities, sebagai
berikut:
Internal auditing is an independent appraisal function established
within an organization to examine and evaluate its activities as a
service to the organization. The objective of internal auditing is to
assist member of the organization, including those in management
and on the board, in the effective discharge of their responsibilities.
To this end internal audit furnishes them with analysis, appraisals,
recommendation, counsel, and information corncerning the activities
reviewed. The objective includes promoting effective control at
reasonable cost (Pickett, 2000: 5).

Dari definisi diatas terlihat bahwa audit internal merupakan fungsi
yang independen dan objektif, yang dibentuk dalam organisasi (within
organization), yang bertujuan untuk membantu organisasi mencapai
tujuannya secara efektif, efisien, dan ekonomis. Audit intern memberikan
bantuan dengan cara menganalisis, menilai, memberikan rekomendasi,
konsultasi atas aktivitas yang ditelaahnya, serta meningkatkan
pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.
Audit intern membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan
cara pendekatan yang sistematis dan interdisipliner untuk mengevaluasi
dan memperbaiki efektivitas manajemen resiko (risk management),
pengendalian, dan proses tata kelola (governance).
Pemahaman yang lebih baik akan audit internal ini adalah dengan
mengerti bahwa audit internal adalah suatu pengendalian perusahaan yang
berfungsi mengukur dan mengevaluasi efektivitas pengendalian lain yang
ada dalam organisasi (Curtis C. & Verschoor, 2008). Pengendalian lain
yang dimaksud disini adalah pengendalian yang diadakan sebagai
pengawas operasi organisasi untuk menjamin bahwa tujuan organisasi
akan tercapai.
Definisi mengenai audit internal memiliki satu kesamaan, yaitu audit
internal sebagai pelayanan independen yang mengevaluasi struktur
pengendalian internal yang merupakan alat bantu manajemen.
2. Faktor Faktor Audit Internal
a. Independensi
Dalam perkembangannya, aktivitas audit telah bergeser bukan
hanya sekedar watch dog dalam suatu organisasi, tetapi juga kearah
memberikan jasa keyakinan dan kegiatan konsultasi, di mana audit
intern memberikan rekomendasi solusi atas hal-hal yang menjadi
permasalahan dalam organisasi yang berpotensi menimbulkan kerugian
bagi organisasi secara keseluruhan (Sudharwan, 2003).
Dalam melaksanakan aktivitasnya, walaupun audit intern berada dalam
organisasi, audit intern haruslah dapat mempertahankan
independensinya. Tingkat independensi audit intern sangat ditentukan
oleh struktur organisasi dan objektivitas audit intern itu sendiri (IIA,
2004). Struktur organisasi yang menempatkan audit intern pada tingkat
yang relatif tinggi akan memberikan lingkup audit yang luas dan
keleluasaan bagi audit intern untuk memberikan pendapatnya secara
objektif tanpa tekanan dari otoritas lainnya dalam organisasi. Oleh
karena itu, salah satu komponen penting dari peran audit intern adalah
independensi.
Untuk menjaga independensi audit intern, maka audit intern harus
menghindari hal-hal yang mempengaruhi independensi. Dalam standar
Audit Pemerintahan (SAP) yang dikeluarkan oleh (BPK-RI, 2005: 20)
standar umum yang kedua sebagai berikut:
Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit,
organisasi/ lembaga audit dan auditor pemerintahan maupun
akuntan publik (ekstern), yang dapat mempengaruhi
independensinya, serta harus dapat mempertahankan sikap dan
penampilan yang independen.

Standar tersebut menyatakan bahwa seorang auditor maupun
organisasi harus memenuhi dua macam independensi yaitu:
1) Independensi dalam sikap mental (in fact) yang berarti dalam
menjalankan tugasnya, seorang auditor harus benar-benar bersikap
independen dengan memelihara objektivitas pelaksanaan audit.
Indpendensi ini sulit diketahui oleh masyarakat, karena mereka tidak
terlihat langsung dalam pelaksanaan audit.
2) Indpendensi dalam penampilan (in appearance) yang berarti auditor
dipandang independen dan bersikap objektif, sehingga masyarakat
cenderung menilai independensi auditor dari penampilannya.
Pickett (2003) menyatakan bahwa hal-hal yang dapat
mempengaruhi keindependensian seorang auditor seperti: (1) terlalu
terlibat dalam perancangan sistem; (2) hubungan yang terlalu akrab
dengan auditee; dan (3) adanya pertentangan kepentingan (conflict of
interest).
b. Keahlian Profesional
Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana yang
diharapkan, maka audit internal harus terdiri dari tenaga-tenaga yang
cakap, mempunyai pengetahuan dan kemampuan teknis audit dengan
standar yang tinggi, memiliki daya imajinasi serta berinisiatif, dan
mampu berhubungan dengan bagian lainnya dalam sebuah organisasi.
Dalam menilai kemampuan seseorang perlu ditinjau latar
belakang pendidikannya. Simanjuntak (1983: 67) menyatakan:

Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang
untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik dan tepat. Latihan
membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja. Dengan
demikian, semakin tinggi tingkat pendidikan serta latihan
seseorang semakin tinggi pula kemampuan kerjanya.

c. Lingkup Pekerjaan
Lingkup kerja audit internal menunjukkan luasnya pekerjaan
audit internal dalam tugas audit. Dalam lingkup kerja dijelaskan tujuan
dilakukannya audit, apakah untuk mengidentifikasi dan melaporkan
hal-hal yang memerlukan perhatian dan perbaikan, atau untuk
mengevaluasi bidang-bidang yang diaudit.
Lingkup pekerjaan seorang audit intern meliputi pemeriksaan
atas: (1) keuangan (financial audit); (2) operasional (operational audit);
(3) value for money (VFM) audit; (4) penugasan-penugasan khusus
(special project). Pelaksanaan financial audit yang dilakukan audit
intern, mempunyai tujuan yang berbeda dengan yang dilakukan oleh
akuntan publik.
Tujuan akuntan publik melaksanakan financial audit adalah
dalam rangka memberikan pendapat (opinion) atas kebenaran dan
kewajaran (true and fair view) laporan keuangan, sedangkan tujuan
audit intern adalah untuk meyakinkan bahwa financial system dalam
perusahaan telah dirancang secara memadai, dilaksanakan dan
dipelihara sehingga cukup efektif untuk mencegah, atau mendeteksi dan
memperbaiki kekeliruan-kekeliruan (errors) dan ketidakberesan
(irregularities) atas catatan-catatan dan data keuangan yang mendasari
angka-angka dalam laporan keuangan.
Tujuan utama dari operational audit yang dilaksanakan audit
intern adalah untuk memeriksa lingkungan pengendalian dari fungsi-
fungsi dalam organisasi, atau aspek operationalnya. Mengenai VFM
audit adalah sama dengan operational audit yang meliputi seluruh area
aktivitas dalam organisasi, dan bertujuan untuk memastikan efektivitas,
efisiensi dan ekonomisasi dari area aktivitas dimaksud.
Audit intern kerapkali diminta oleh direksi untuk melaksanakan
tugas pemeriksaan secara khusus (special project), termasuk
diantaranya adalah pemeriksaan kecurangan (fraud investigation)
(Porter, et. al., 2003).
d. Pelaksanaan Pekerjaan Audit
Tahap awal pelaksanaan audit adalah penyusunan program audit
internal. Harahap (1992: 167) mengemukakan tentang program audit
sebagai berikut:
Program pemeriksaan adalah rencana yang disusun sebelum
pemeriksaan dilakukan di lapangan. Program inilah yang nantinya
menjadi pemandu pemeriksaan dalam melaksanakan
pemeriksaan. Program pemeriksaan biasanya disusun untuk
menggambarkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam
laporan keuangan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa program
audit dapat digunakan sebagai pedoman bagi tim auditor, untuk
mengecek kegiatan yang sudah dilakukan, sebagai dasar penyusunan
rencana audit tahun berikutnya, dan program audit dapat
menggambarkan kegiatan yang dilakukan oleh auditor serta dapat
digunakan sebagai bahan untuk membuat rekomendasi hasil audit.
e. Pengelolaan Bagian Audit Internal
Pimpinan audit internal harus mengelola bagian audit internal
secara tepat. Seperti yang diungkapkan oleh Tugiman (2000: 79):
Pimpinan audit internal bertanggung jawab mengelola bagian
audit internal secara tepat, sehingga:
1. Pekerjaan pemeriksaan memenuhi tujuan umum dan tanggung
jawab yang disetujui oleh manajemen senior dan diterima oleh
dewan.
2. Sumber daya bagian audit internal digunakan secara efisien
dan efektif, dan
3. Pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan dilakukan sesuai dengan
standard profesi.

Tugiman (2000: 79) mengemukakan pendapatnya lebih lanjut
mengenai pengelolaan bagian audit internal sebagai berikut:
1. Pimpinan audit internal harus memiliki pernyataan tentang tujuan,
kewenangan dan tanggung jawab untuk bagian audit internanl.
2. Pimpinan audit internal harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan
tanggung jawab bagian audit internal.
3. Pimpinan audit internal harus membuat berbagai kebijaksanaan dan
prosedur secara tertulis sebagai pedoman bagi staf pemeriksa.
4. Pimpinan audit internal harus menetapkan suatu program untuk
menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian
audit internal.
5. Pimpinan audit internal harus mengkoordinasikan usaha atau
kegiatan audit internal dengan auditor eksternal.
6. Pimpinan audit internal harus menetapkan dan mengembangkan
program pengendalian mutu untuk mengevaluasi berbagai kegiatan
dari bagian audit internal.


f. Pengalaman Kerja
Selain pendidikan dan pengetahuan, audit internal juga dituntut
yang berpengalaman. Seperti yang dikemukakan oleh Hariyadi (1992:
103) sebagai berikut:
Karena faktor pengalaman (langsung) memang berperan penting
bagi penumbuhan sikap yang kuat terhadap suatu objek.

Dengan pengalaman kerja yang cukup, maka keterampilan audit
internal dalam melaksanakan audit tidak diragukan lagi, begitu juga
dalam hal memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sesuai dengan
pengalaman dalam bekerja, maka audit internal dapat menghasilkan
informasi dan saran yang diharapkan oleh pemakai.
g. Jumlah Staf Audit
Untuk melaksanakan tugas audit yang begitu komplek dan
menyeluruh, audit internal tidak dapat melakukannya seorang diri. Ini
harus terdiri dari beberapa orang yang memiliki keahlian dibidang
masing-masing pekerjaan.
Penentuan staf ini tergantung besar kecilnya perusahaan,
demikian juga untuk staf audit internal. Jumlah staf audit internal juga
tergantung besar kecilnya perusahaan dan luasnya ruang lingkup audit.
Perusahaan besar dalam ruang lingkup yang besar tentu membutuhkan
staf audit yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil dan
ruang lingkup yang sempit.

h. Frekuensi Audit
Untuk membantu manajemen dalam menjalankan fungsi
pengendalian, maka audit internal melaksanakan audit keuangan dan
audit operasional. Dalam melaksanakan audit keuangan audit internal
dapat membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengendalian.
Akan tetapi audit internal tidak dapat memberikan opini atas
kewajaran laporan keuangan yang disajikan manajemen melainkan
hanya memberikan saran atau rekomendasi. Padahal opini atas
kewajaran laporan keuangan sangat diperlukan oleh manajemen untuk
meningkatkan kepercayaan pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan. Oleh karena itu, manajemen meminta jasa audit eksternal
untuk mengaudit laporan keuangannya. Frekuensi audit oleh audit
eksternal akan mempengaruhi audit internal dalam menjalankan
tugasnya. Semakin sering perusahaan diaudit oleh audit eksternal, maka
diharapkan pekerjaan audit internal semakin baik.
i. Teknologi Audit Yang Digunakan
Teknologi audit yang dimaksud adalah audit dengan bantuan
Elektronik Data Processing atau biasa disebut sebagai EDP audit atau
Sistem informasi. Audit internal akan sangat mudah dalam menjalankan
tugasnya dengan bantuan teknologi tersebut.
Dengan teknologi audit sistem informasi maka pekerjaan dapat
diselesaikan lebih cepat, lebih akurat dan hasil yang diperoleh akan
lebih baik dan berkualitas. Dengan demikian audit internal dapat
menjalankan fungsi pengendaliannya dengan baik. Audit internal harus
mempunyai kemampuan untuk mengoperasikan teknologi audit sistem
informasi.
3. Fungsi Dan Aktivitas Audit Internal
Tanggung jawab audit intern ialah memberikan pelayanan kepada
organisasi dengan cara-cara yang konsisten dengan Standards for The
Professional Practice of Internal Auditing dan dengan Professional
Standards of Conduct seperti Kode Etik yang umumnya mengacu kepada
The Institute of Internal Auditors, Inc. (IIA, 2004). Tanggung jawab ini
meliputi koordinasi antara audit intern dengan bagian-bagian lain sehingga
dicapai tujuan audit dan tujuan organisasi.
Oleh karena itu, tanggung jawab pokok audit intern adalah
menyediakan keyakinan (assuranse) kepada direksi dan eksekutif senior
perusahaan mengenai seluruh aspek dari lingkungan pengendalian
perusahaan.
Dalam melaksanakan aktivitasnya, tahapan proses penugasan yang
dilakukan audit intern meliputi: (1) perencanaan penugasan (engagement
planning); (2) pelaksanaan penugasan (performing the engagement); (3)
komunikasi hasil (communicating result); dan (4) pemantauan tindak
lanjut hasil penugasan (monitoring progress) (IIA, 2004). Rincian kegiatan
dalam setiap tahapan proses penugasan audit intern adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Penugasan (Engagement Planning)
Perencanaan penugasan (engagement planning) merupakan
kegiatan di mana audit intern melaksanakan perencanaan untuk setiap
penugasa yang akan dilaksanakannya.
Perencanaan penugasan meliputi kegiatan: (i) menentukan
tujuan dan lingkup penugasan; (2) pemahaman background
information dari aktivitas yang ditelaah (auditee); (iii) menentukan
jumlah dan kualifikasi staf pelaksanaan penugasan (auditors); (iv)
komunikasi dengan manajemen yang bertanggung jawab atas aktifitas
yang ditelaah; (v) melaksanakan survey untuk memahami kegiatan,
risiko dan pengendalian untuk mengidentifikasi area penugasan, serta
untuk mengundang komentar dan usulan auditee; (vi) membuat
program kerja penugasan; dan (vii) menentukan bagaimana, kapan
dan kepada siapa hasil penugasan dikomunikasikan.
b. Pelaksanaan Penugasan (Performing The Engagement)
Pelaksanaan penugasan merupakan kegiatan melaksanakan
penugasan (performing the engagement), di mana audit intern
mengidentifikasi (identify), menganalisa (analyze), mengevaluasi
(evaluate), dan mendokumentasikan (record) informasi untuk
mendukung hasil penugasan, yang meliputi kegiatan: (i)
mengumpulkan dan mengidentifikasikan informasi yang berhubungan
dengan tujuan dan lingkup penugasan; (ii) infomasi harus memadai,
handal, relevan, dan berguna sebagai dasar temuan dan rekomendasi;
(iii) pemilihan prosedur yang tepat; (iv) proses pengumpulan, analisa,
evaluasi, interpretasi, dan dokumentasi informasi harus di supervisi;
dan (v) kertas kerja (working papers) disiapkan (prepared) oleh
pelaksana penugasan dan ditelaah (supervised) oleh atasannya.
c. Komunikasi Hasil (Communicating Results)
Komunikasi hasil merupakan kegiatan mengkomunikasikan
hasil-hasil penugasan (communicating results), di dalamnya termasuk
kegiatan persiapan, penelaahan dan revisi, serta pengiriman atau
penyampaian komunikasi hasil. Kegiatan mengkomunikasikan hasil
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (i) komunikasi tertulis
yang ditandatangani harus diterbitkan setelah penugasan selesai.
Interim report dapat secara tertulis atau lisan dan dapat disampaikan
secara formal dan informal; (ii) sebelum menerbitkan komunikasi
tertulis final, pelaksana penugasan harus mendiskusikan kesimpulan
dan rekomendasinya dengan auditee; (iii) komunikasi hasil harus
akurat, objektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu; (iv)
komunikasi harus menunjukkan tujuan, lingkup serta hasil penugasan,
dan apabila memungkinkan, komunikasi hasil berisikan juga
pandangan keseluruhan dan kesimpulan auditor intern; (v) komunikasi
hasil agar meliputi rekomendasi perbaikan, menyatakan kinerja yang
memuaskan, dan tindakan perbaikan; (vi) memuat pandangan auditee
terhadap kesimpulan atau rekomendasi dari auditor intern; dan (vii)
kepala audit intern atau yang diberi wewenang harus menelaah dan
menyetujui (review and approve) komunikasi hasil penugasan final
sebelum diterbitkan, dan menentukan kepada siapa komunikasi hasil
penugasan tersebut didistribusikan.
d. Pemantauan Tindak Lanjut (Monitoring Progress)
Pemantauan tindak lanjut hasil penugasan oleh auditor intern
merupakan suatu proses untuk menetukan kecukupan, keefektifan, dan
ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh
manajemen terhadap berbagai temuan penugasan yang dilaporkan
(monitoring process). Pemantauan tindak lanjut hasil penugasan
merupakan kegiatan di mana auditor intern harus melakukan tindak
lanjut untuk meyakinkan bahwa atas komunikasi temuan penugasan
telah diambil tindakan perbaikan yang tepat oleh auditee, dan atau
bahwa manajemen senior telah dapat menerima resiko dari tidak
dilaksanakannya suatu tindakan korektif. Auditor intern harus
memastikan apakah suatu tindakan korektif telah dilakukan dan
memberikan berbagai hasil yang diharapkan, ataukah manajemen
senior atau dewan telah menerima risiko akibat tidak dilakukannya
tindakan korektif atas temuan penugasan yang dilaporkan. Kegiatan
pemantauan tindak lanjut hasil penugasan meliputi: (i) penetapan
jangka waktu yang disediakan bagi manajemen untuk memberikan
tanggapan; (ii) mengevaluasi tanggapan manajemen; (iii) mengadakan
verifikasi terhadap tanggapan manajemen, apabila diperlukan; (iv)
melaksanakan penelaahan terhadap tindak lanjut, apabila diiperlukan;
dan (v) prosedur komunikasi kepada tingkatan manajemen yang sesuai
tentang tindakan yang tidak memuaskan, termasuk tentang perkiraan
risiko akibat tidak dilakukan tindakan korektif.
Aktivitas atau kegiatan audit intern akan berjalan dengan baik
dalam perusahaan yang memiliki pengendalian intern yang baik. Pada
pengendalian intern yang baik, khususnya apabila faktor lingkungan
pengendalian sangat mendukung, di mana manajemen memberikan
dukungan penuh terhadap keberadaan dan aktivitas audit intern, maka
kinerja audit intern akan optimal dalam rangka pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan.

B. Pengendalian Intern
Pencapaian tujuan perusahaan sangat dipengaruhi oleh pengendalian
intern yang terselenggara dalam perusahaan. Pengertian awal dari
pengendalian intern dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public
Accountans (AICPA) pada tahun 1949, di mana AICPA Committe on
Auditing Procedure menerbitkan laporan khusus dengan judul Internal
Control Elements of Coordinated System and its Importance to
Management and the Independent Accountant, yang mendefinisikan
pengendalian intern sebagai berikut:
Internal control comprises the plan of organization and all of the
coordinate methods and measure adopted within a business to
safeguard its assets, check the accuracy and reliability of its accounting
data, promote operational efficiency, and encourage adherence to
prescribed managerial policies (Sawyer et. al., 2003: 61; Moeller &
Witt, 1999: 2-8).

Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pengendalian intern
(internal control) berisikan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
membantu manajemen dengan keyakinan memadai bahwa perusahaan akan
mencapai tujuannya, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Kebijakan dan prosedur tersebut terkadang disebut pengendalian (control),
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur tersebut secara bersama
membentuk pengendalian intern perusahaan.
Pengendalian intern adalah suatu proses, atau suatu alat atau cara untuk
mencapai tujuan akhir dan bukan tujuan akhir itu sendiri. Proses tersebut
dijalankan oleh perorangan (individu), dan tidak hanya manual kebijakan,
dokumen-dokumen dan formulir-formulir.
Pengendalian intern merupakan suatu proses dari aktivitas operasional
organisasi dan merupakan bagian integral dari proses manajemen seperti
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Konsep dasar dari pengendalian
intern meliputi: (1) berbagai kegiatan (a process), (2) dipengaruhi oleh
manusia (is affected by people), (3) Diharapkan dapat mencapai tujuan
(objectives). (Arens, et. al., 2005).
1. Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan pengendalian intern tidak terlepas dari pengertian
pengendalian intern itu sendiri. Arens dan Loebbeck (2000: 289)
menyatakan tujuan pengendalian intern adalah:
a. To provide reliable data;
b. To safeguard assets and records;
c. To promote operational efficiency;
d. To encourage adherence to prescribe policies.

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
a. Menyediakan data yang dapat dipercaya.
Manajemen harus memiliki informasi yang akurat dalam pelaksanaan
tugasnya. Informasi yang akurat harus diperoleh dari hasil pengolahan
data yang andal.
b. Menjaga keamanan harta dan catatan perusahaan.
Setiap catatan dan assets yang dimiliki perusahaan harus mendapat
perindungan yang layak dari kemungkinan kecurigaan atau kerusakan.
Oleh karena itu, catatan dan assets perusahaan perlu dilindungi dengan
melaksanakan pengendalian intern yang memadai.
c. Untuk meningkatkan efisiensi.
Pengendalian intern diharapkan dapat menghindarkan terjadinya
pemborosan dan in-efisiensi sumber daya.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan yang telah ditetapkan.
Pengendalian intern dimaksudkan untuk memastikan bahwa segala
peraturan dan prosedur ditaati oleh karyawan perusahaan.
2. Struktur Pengendalian Intern
Pengendalian intern terdiri dari lima komponen atau unsur, yaitu:
Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penetapan Risiko (Risk
Assesment), Aktivitas Pengendalian (Control Activities), Sistem Informasi
dan Komunikasi (Information and Communication), dan Pemantauan
(Monitoring) (COSO, 1994; Konrath, 2002; Arens, et. al., 2005).
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan pondasi atau dasar dari
komponen-komponen pengendalian intern lainnya. Arens, et. al.,
(2005) mendefinisikan lingkungan pengendalian sebagai kontrol yang
terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap
menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris, serta pemilik
perusahaan (owners) terhadap pengendalian intern dan pentingnya
pengendalian intern tersebut terhadap perusahaan.
b. Penetapan Risiko
Setiap organisasi mempunyai tingkat risiko yang berbeda yang harus
dikendalikan untuk tercapainya tujuan perusahaan. Manajemen harus
mengidentifikasikan berbagai risiko agar mencapai tingkat risiko yang
minimal.
c. Aktivitas Pengendalian
Untuk dapat berhasil dalam mengendalikan risiko dan mencapai tujuan
organisasi maka manajemen harus menerapkan kegiatan pengendalian
(control activities), diantaranya adalah: (1) tidak memadainya
pemisahan fungsi; (2) adanya otorisasi pada setiap transaksi; (3) tidak
memadainya dokumen dan catatan; (4) adanya pengendalian fisik atas
catatan dan aktiva perusahaan; dan (5) pengendalian independen pada
setiap aktivitas.
d. Sistem Informasi dan Komunikasi
Komponen kunci dalam pengendalian risiko adalah arus komunikasi
internal yang ada dalam perusahaan. Pada organisasi yang sehat, arus
informasi berjalan ke seluruh arah dan tidak searah dari atas ke bawah.
e. Pemantauan
Pemantauan terhadap pengendalian harus terus menerus dilakukan, agar
dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan dan tujuan
organisasi dapat dicapai.
3. Keterbatasan Struktur Pengendalian Intern
Walaupun struktur pengendalian intern telah disusun dan
diselenggarakan secara memadai dapat saja dianggap tidak sepenuhnya
efektif, karena pada dasarnya struktur pengendalian intern tidak dapat
menjamin sepenuhnya tercapai tujuan organisasi. Faktor-faktor yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi, seperti yang
dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2001: 319) sebagai berikut:


- Pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah
dan bahwa struktur pengendalian intern dapat rusak karena
kegagalan yang bersifat manusiawi, seperti kekeliruan atas
kesalahan yang bersifat sederhana. Di samping itu, pengendalian
dapat tidak efektif karena adanya kolusi diantara dua orang atau
lebih atau manajemen mengesampingkan struktur pengendalian
intern.
- Biaya pengendalian intern entitas tidak boleh lebih melebihi
manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut.
- Adat istiadat, kultur, dan corporate governance system dapat
mencegah ketidakeresan yang dilakukan oleh manajemen.

Kelemahan manusia merupakan faktor yang sangat berpengaruh
sehingga dapat mengakibatkan struktur pengendalian intern tidak efektif.
Adanya keterbatasan struktur pengendalian intern yang disebabkan oleh
faktor manusia diatas diperkuat oleh analisa hasil penelitian dari National
Association of Certified Fraud Examiners mengemukakan bahwa: (1) 40%
karyawan tidak pernah melakukan kecurangan, (2) 30% akan melakukan
kecurangan apabila ada kesempatan, dan (3) 30% akan melakukan
kecurangan setiap saat (Tugiman, 2000: 28).

C. Pengaruh Audit Internal terhadap Pelaksanaan Pengendalian Intern
Telah diuraikan bahwa struktur pengendalian intern sangat penting
dalam perusahaan dan harus dilaksanakan secara efektif, sehingga tujuan
perusahaan tercapai. Pengendalian intern dikatakan telah memuaskan bila
telah diterapkannya keseluruhan unsur-unsur struktur pengendalian intern
seperti yang telah disebut di atas. Audit intern sebagai pengawas penerapan
pengendalian intern dan merupakan alat bantu yang independen untuk
menjamin diterapkannya pengendalian intern secara memuaskan.
Bagian audit internal yang dibentuk pada perusahaanlah yang turut
bertanggung jawab atas berfungsi atau tidaknya pengendalian intern. Jadi,
tugas seorang audit internal selain mengadakan penyelidikan dan menilai
efektivitas pengendalian intern yang diselenggarakan perusahaan juga
memberikan rekomendasi berdasarkan temuan-temuan serta perbaikannya
kepada manajemen puncak. Berdasarkan rekomendasi tersebut, manajemen
puncak mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk disampaikan
kepada bagian-bagian yang kegiatannya telah diaudit oleh audit internal.
Standar Profesional Akuntan Publik di Indonesia (IAI, 2000: 322)
mengemukakan pentingnya peran auditor sebagai berikut:
Jika pekerjaan auditor intern diharapkan mempunyai dampak terhadap
prosedur auditor, hal ini akan efisien jika auditor dan auditor intern
mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan: (1) menyelengarakan
rapat berkala; (2) menjadwalkan pekerjaan audit; (3) memberikan
kesempatan akses ke kertas kerja auditor intern; (4) mereview laporan
audit; dan (5) membicarakan kemungkinan adanya masalah akuntansi
dan auditing yang ditemukan.

Standar Audit Pemerintah (SAP) memuat secara jelas tujuan audit yang
dilaksanakan oleh aparat pengawasan fungsional (salah satunya satuan
pengawasan intern) yaitu untuk meningkatkan bobot akuntabilitas entitas
pemerintah, termasuk BUMD dengan cara melakukan audit keuangan untuk
menilai kewajaran informasi keuangan dan struktur pengendalian intern, dan
melakukan audit kinerja dengan tujuan menilai kinerja entitas pemerintah
termasuk menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh pihak
yang diberi tanggung jawab untuk mengatur atau melaksanakan tindakan
koreksi.
Dalam melaksanakan audit, auditor dapat meminta bantuan langsung
dari auditor intern. Bantuan langsung berkaitan dengan pekerjaan yang secara
spesifik diminta oleh auditor dari auditor internal untuk menyelesaikan
beberapa aspek pekerjaan auditor.
Latar belakang penelitian ini sangat erat dengan teori bahwa
pengendalian intern merupakan proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personal lain yang dirancang untuk pencapaian: (1)
efektivitas dan efisiensi operasi; (2) keandalan pelaporan keuangan; dan (3)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan (COSO, 1994 dalam Sawyer,
2003).
Tabel 2.1.
Daftar Penelitian Terdahulu

No. Penelitian
Independent
Variables
Dependent
Variables
Hasil Penelitian
1. Suripto Samid
(1996)
Satuan pengawasan
intern, gaya
kepemimpinan
partisipatif pimpinan
operasional.
Persepsi bawahan
terhadap atasan,
upaya manajemen
melaksanakan tugas
pokok, peningkatan
profitabilitas.
1. Satuan pengawasan intern
berpengaruh terhadap
persepsi bawahan.
2. Satuan pengawasan intern,
gaya kepemimpinan
partisipatif, dan persepsi
bawahan berpengaruh
terhadap upaya manajemen
melaksanakan tugas pokok.
3. Gaya kepemimpinan
partisipatif, upaya
manajemen melaksanakan
tugas pokok berpengaruh
terhadap profitabilitas
perusahaan.
4. Pengawasan intern, gaya
kepemimpinan partisipatif
dan upaya manajemen
melaksanakan tugas pokok
berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan.
5. Terdapat indikasi sebagian
auditor intern
melaksanakan pemeriksaan
dengan pendekatan yang
kurang partisipatif.
2. Hiro Tugiman
(2000)
Manajer puncak,
kualitas jasa auditor
intern, manajer
produksi, manajer
keuangan.
Pengendalian intern,
kinerja perusahaan.
1. Kinerja perusahaan
dipengaruhi oleh
pengendalian intern,
kualitas jasa auditor intern,
dan manajer.
2. Pengendalian intern yang
efektif tidak dipengaruhi
secara kumulatif oleh
kualitas jasa auditor intern
dan manajer.
3. Kualitas jasa auditor intern
dipengaruhi oleh manajer
puncak dan manajer
produksi, namun tidak
dipengaruhi secara nyata
oleh manajer keuangan.
4. Terdapat hubungan yang
nyata antar para manajer
dalam rangka
meningkatkan
pengendalian intern.
3. Heryanto S. Gani
(2005)
Peran Manajer,
Pelaksanaan
Pengendalian Intern.
Aktivitas Audit
Intern, Kinerja
Perusahaan
(Financial
Persfective, Non
Financial
Persfective)
1. Peran manajer mempunyai
hubungan (korelasi) positif
dengan pelaksanaan
penegndalian intern.
2. Peran manajer dan
pelaksanaan pengendalian
intern baik secara parsial
maupun simultan
berpengaruh terhadap
aktivitas audit intern.
3. Peran manajer, pelaksanaan
pengendalian intern, dan
aktivitas audit intern, baik
secara parsial maupun
simultan, berpengaruh
terhadap kinerja
perusahaan.

Dalam penelitian ini untuk variabel independen (X) mengacu pada
penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hiro Tugiman
(2000) mengenai Pengaruh Peran Auditor Internal Serta Faktor-Faktor
Pendukungnya Terhadap Peningkatan Pengendalian Internal dan Kinerja
Perusahaan. Dimana faktor-faktor pendukung dari auditor internal mengacu
kepada Institute of Internal Auditor (Statements on Internal Auditing
Standards Nos.1-14, 1995), dan variabel tidak bebasnya adalah struktur
pengendalian internal, yang terdiri dari: lingkungan pengendalian, penaksiran
resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan
(monitoring) ditambah dengan pengalaman kerja, jumlah staf audit internal,
frekuensi audit, dan teknologi. Variabel dependen (Y) yang merupakan
efektivitas struktur pengendalian intern mengacu pada unsur-unsur dari
struktur pengendalian intern, seperti yang diungkapkan oleh Arens dan
Loebbecke (2000:292) sebagai berikut:
Internal control includes five categories of control that management
design and implements to provide reasonable assurance that
managements control objectives will be met. These are called the
components of internal control and are:
(1) The control enviorenment, (2) risk assessment, (3) control
activities, (4) information and communication, and (5) monitoring.

Agar struktur pengendalian intern berfungsi dengan baik, maka
diperlukan pelaksanaan kelima unsur tersebut sehingga akan tercipta
efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern yang memadai diharakan
perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan efektif sesuai dengan
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan sehingga akhirnya dapat tercapai
tujuan perusahaan.

D. Kerangka Pemikiran
Pada kondisi dimana perusahaan yang aktivitasnya semakin banyak,
manajemen puncak tidak mungkin lagi dapat menangani secara langsung
segala kegiatan opersional perusahaan, sehingga mereka perlu
mendelegasikan sebagian tugasnya tersebut kepada bawahannya. Meskipun
demikian manajemen puncak harus tetap memiliki keyakinan bahwa segala
tugas yang telah didelegasikan kepada bawahannya tersebut benar-benar telah
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan. Untu
meyakinkan bahwa telah dijalankan, perlu dievaluasi, diteliti dan penilaian
dengan bagian pengawasan atas tugas-tugas yang didelegasikannya kepada
audit internal (Sawyer, et. al., 2005: 32).
Ruang lingkup audit internal dewasa ini bukan menyangkut kebenaran
dan kewajaran perhitungan secara sistematis akan tetapi meliputi semua aspek
organisasi. Tujuan audit internal adalah umtuk membantu semua tugas
manajemen dalam tugasnya dengan memberikan saran-saran dan komentar-
komentar analisis dan penelitian mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), fungsi audit
internal ditetapkan dalam satuan usaha untuk memeriksa dan mengevaluasi
kecukupan dan efektivitas kebijaksanaan dan prosedur pengendalian intern.
Penetapan fungsi audit internal yang efektif mencakup pertimbangan
wewenang dan hubungan pelaporannya, kualifikasi staf, dan sumber dananya.
Untuk mempermudah penulisan dalam penelitian, maka secara garis
besar kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:





Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian

E. Perumusan Hipotesis
Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)
Audit Internal (X)
Efektivitas Pelaksanaan Struktur
Pengendalian Internal (Y)
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang harus diuji atau
dibuktikan kebenarannya (Sekaran, 2003). Berdasarkan kerangka pemikiran
penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Ha

: Terdapat pengaruh yang signifikan antara audit internal terhadap
efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern.

















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit Satuan
Pengawasan Intern (SPI) dan Bagian Keuangan pada BUMD di Kabupaten
Kuningan. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah variabel audit internal
yang terdiri dari independensi, keahlian profesional, lingkup pekerjaan,
pelaksanaan pekerjaan audit, pengelolaan bagian audit internal, pengalaman
kerja, jumlah staf audit internal, dan teknologi terhadap efektivitas pelaksanaan
struktur pengendalian intern yang terdiri dari lingkup pengendalian, penetapan
risiko, aktivitas pengendalian, sistem informasi dan komunikasi, pemantauan.

B. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling. Simple random sampling merupakan salah satu metode penarikan
sampel probabilitas dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap
responden memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden.
Metode ini umumnya di pakai jika sampel dalam populasi jumlahnya sedikit.
Pada kondisi demikian, penggunaan metode ini akan menjadi efisien dan
efektif (Hamid, 2007).
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey dengan daftar pertanyaan
penelitian (questionnaire). Karena sifat penelitian ini adalah survey, maka
lingkungan penelitiannya adalah lapangan (a field setting) dan kemampuan
peneliti untuk mempengaruhi variabel dalam penelitian ini adalah ex post facto,
yang berarti bahwa peneliti tidak dapat mempengaruhi variabel-variabel yang
diteliti, karena variabel-variabel tersebut sudah ada dan tidak dapat
dimanipulasi (Indriantoro & Supomo, 2002: 131).
Populasi dalam penelitian ini adalah unit Satuan Pengawas Intern (SPI)
atau pejabat yang berfungsi sebagai Audit Internal, dan Bagian Keuangan atau
bagian yang memegang otorisasi yang berhubungan dengan pencatatan
keuangan pada BUMD yang berada di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa
Barat. Berdasarkan data dari Kantor Statistik, jumlah BUMD yang berada di
Kabupaten Kuningan adalah dua BUMD.

C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara penelitian
lapangan, yaitu peneliti mengadakan penelitian langsung dengan menyebarkan
kuesioner di lokasi penelitian.
Data sekunder yang biasa digunakan digunakan biasanya berupa bukti
catatan atau laporan historis yang telah tersusun di dalam arsip (data
dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro &
Supomo, 2002: 147).
Data sekunder yakni data yang sudah diolah dan diperoleh dari
perusahaan yang menjadi objek penelitian, instansi terkait, dan pustaka yang
berhubungan dengan penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan, yakni :
1. Studi Lapangan
a. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan
indikator-indikator dari variabel penelitian yang harus direspon oleh
responden (Widodo, 2004). Teknik ini dipilih karena subyek adalah
orang yang mengetahui dirinya sendiri, apa yang dinyatakan oleh subyek
kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya, dan interpretasi subyek
tentang pertanyaan atau pernyataan yang diajukan subyek adalah sama
dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.
Teknik pengukuran data dengan mengindikasikan jawaban
responden dalam lima titik skala pendapat (Likert Scale). Skala terendah
(skala 1) menunjukkan pendapat yang sangat tidak signifikan/ tidak
pernah melaksanakan dan skala tertinggi (skala 5) menunjukkan
pendapat yang sangat signifikan/ selalu melaksanakan (Indriantoro &
Supomo, 2002). Dalam pengisian kuesioner pada unit Sistem
Pengawasan Intern dan Bagian Keuangan, dapat memilih 5 jawaban yang
tersedia dalam nilai masing-masing, yaitu :
Sangat baik (a) : 5
Baik (b) : 4
Cukup baik (c) : 3
Kurang baik (d) : 2
Tidak baik sama sekali (e) : 1
Adapun kuesioner ini berasal dari contoh kuesioner pada
http://www.aicpa.org. Namun tidak semua pertanyaan peneliti ambil
karena disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
b. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen
tertulis yang berhubungan dengan penelitan yang dilakukan di BUMD
Kabupaten Kuningan.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari, mendalami,
dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur baik
buku, jurnal atau karya tulis lain yang relevan dengan variable penelitian.




D. Metode Analisis Data
1. Statistika Deskriptif
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif selanjutnya diuji menggunakan bantuan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 12.0 for windows. Analisis
statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui harga skor minimum, skor
minimum, skor maksimum, jangkauan (range), mean, median, modus,
standar deviasi dan varian dari masing-masing variabel (Widodo: 2004).
2. Uji Kualitas Data
Mengingat pengumpulan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner,
maka kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu
penelitian sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan, apabila
alat ukur yang digunakan tidak valid atau tidak dipercaya, maka hasil
penelitian yang diperoleh tidak akan menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya. Sehubungan dengan hal tersebut, pengujian validitas dan
reabilitas diperlukan untuk penelitian yang menggunakan instrumen
kuesioner.
a. Pengujian Validitas (Test of Validity)
Pengujian validitas digunakan untuk menguji apakah instrumen (alat
ukur) telah cukup baik (dimengerti) atau tidak dan apakah data
penelitian telah dijawab dengan benar atau tidak.
Validitas diukur dengan korelasi antar skor masing-masing pertanyaan
dengan skor total. Alat ukur dinyatakan valid apabila korelasi antar skor
masing-masing butir pertanyaan dengan skor totalnya adalah signifikan.
b. Pengujian Reliabilitas (Test of Reliability)
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah jawaban dari responden
konsisten atau stabil. Suatu angket dikatakan reliable (andal) jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu, jadi jika seseorang menjawab suka terhadap sesuatu,
maka ia harusnya tetap konsisten pada jawaban semula, yaitu tetap
menyukai hal tersebut. Pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah
One shot atau ukur sekali saja, disini pengukurannya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS (Statistical Product
and Services Solution) memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas
dengan uji statistic Cronbach Alpha (). Suatu konstruk atatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.06
(Nunnally: 1967 dalam Gozali: 2005).
3. Uji Hipotesis
a. Regresi linear sederhana
Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen dan
variabel dependen, data diolah dengan menggunakan analisis regresi
linier sederhana. Regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan
fungsional atau kausal satu variabel bebas dengan satu variabel terikat.
Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:
Y = a + bX
Dimana :
Y = Subyek dalam variabel bebas yang diprediksikan.
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan).
^
^
b = Angka arahan atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel terikat yang
didasarkan pada variabel bebas. Bila b (+) maka naik, dan bila
(-) maka terjadi penurun.
b. Uji R
2
(koefisien determinasi)
Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien
determinasi (R-Square). Jika R-Square adalah sebesar 1 berarti
fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel
independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi
variabel dependen. Nilai R-Square berkisar 0 R
2
1, berarti semakin
kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen. Sebaliknya, jika nilai R-Square semakin mendekati 0 berarti
semakin lemah kemampuan variabel independen dapat menjelaskan
fluktuasi variabel dependen (Ghozali: 2001).

c. Uji t
Uji statistik ini dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing dependen,
maka digunakan signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probability t lebih
besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel
dependen secara bersama tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Sebaliknya nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen
atau dengan kata lain variabel independen secara bersama berpengaruh
terhadap variabel independen. Hipotesis pengujiannya yaitu apabila t
hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
independen dan variabel dummy secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen. Apabila t hitung , t tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen dan
variabel dummy secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali: 2001).




E. Operasional Variabel Penelitian
1. Definisi dan Variabel Penelitian
a. Definisi Variabel Penelitian
Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lainnya. Sedangkan variabel dependen
merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
independen (Indriantoro & Supomo: 2002).
1) Peran Auditor Internal (X)
Peran Auditor Internal adalah sebagai alat bantu yang menunjang
pelaksanaan fungsi pengendalian bagi manajemen.
2) Efektivitas Struktur Pengendalian Intern (Y)
Efektivitas merupakan kemampuan suatu unit kerja untuk
mencapai tujuan perubahan. Sedangkan Struktur Pengendalian
Intern adalah suatu proses dari aktivitas operasional organisasi dan
merupakan bagian integral dari proses manajemen seperti
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian.
b. Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Variabel Independen (X)
Peranan Audior internal, dengan sub variabel:
i. Independensi
ii. Lingkup Pekerjaan
iii. Pelaksanaan Pekerjaan Audit
iv. Pengelolaan Bagian Audit Internal
v. Pengelolaan Bagian Audit Internal
vi. Pengalaman Kerja
vii. Jumlah Staf Internal Audit internal
viii. Frekuensi Audit
ix. Teknologi
2) Variabel Dependen (Y)
Pelaksanaan Pengendalian Intern (Internal Control
Implementation), dengan sub variabel:
i. Lingkungan Pengendalian
ii. Penetapan Risiko
iii. Aktivitas Pengendalian
iv. Sistem Informasi dan Komunikasi
v. Pemantauan
2. Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator
Skala
Likert
Independensi


Bebas bertanggung jawab
operasional
Objektif
Status organisasional

Ordinal

Ordinal
Ordinal
Keahlian Profesional Pendidikan formal
Pendidikan berkelanjutan
Ordinal
Ordinal
Lingkup Pekerjaan Pelaksanaan SPI
Semua Aktivitas Perusahaan
Ordinal
Ordinal
Auditor
Internal
(X)
Pelaksaan Pekerjaan
Audit
Adanya perencanaan
pemeriksaan
Mengadakan pengujian dan
evaluasi informasi
Mengkomunikasikan hasil
pemeriksaan
Ordinal

Ordinal

Ordinal
Pengelolaan Bagian
Audit Internal
Adanya pembagian tugas sesuai
dengan keahlian
Adanya pegembangan SDM
Adanya komunikasi dengan
pemeriksaan eksternal
Adanya review yang dilakukan
oleh lembaga independen
Ordinal

Ordinal
Ordinal

Ordinal
Pengalaman Kerja Pengalaman kerja
Masa kerja di bidang
pemeriksaan
Pengalaman kerja sebelum di
perusahaan sekarang
Ordinal
Ordinal

Ordinal

Jumlah Staf Internal
Audit internal
Jumlah dan latar belakang
pendidikan akuntansi atau
pemeriksaan.
Ordinal

Frekuensi Audit Frekuensi audit yang dilakukan
oleh auditor eksternal
Tenggat waktu audit intern oleh
auditor eksternal
Hasil audit oleh auditor eksternal
Penggantian auditor eksternal
Ordinal

Ordinal

Ordinal
Ordinal

Teknologi Adanya teknologi sistem
informasi yang digunakan
perusahaan
Kualitas peralatan teknologi
sistem informasi
Mengkomunikasikan hasil
pemeriksaan
Ordinal


Ordinal

Ordinal
Pelaksanaan
Pengendalian
Intern
(Y)
Lingkungan
Pengendalian

Integritas dan nilai etis
Komitmen atas daya saing
Struktur organisasi
Pelimpahan wewenang dan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
tanggung jawab
Penetapan Risiko Perubahan lingkungan operasi
Personel baru
Teknologi baru
Produk baru
Restrukturisasi
Perusahaan laporan akuntansi
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Aktivitas Pengendalian Pemrosesan informasi
Pegawasan fisik
Pemisahan tugas

Ordinal
Ordinal
Ordinal
Sistem Informasi dan
Komunikasi
Jenis transaksi
Catatan akuntansi yang
mendukung informasi
Alat elektronik yang digunakan
Proses pelaporan keuangan
Ordinal
Ordinal

Ordinal
Ordinal
Pemantauan Memastikan apakah semuanya
dijalankan seperti yang
direncanakan
Ordinal













BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah
disebar ke dua kantor pusat dan kantor cabang BUMD di Kabupaten
Kuningan dengan objek penelitian adalah unit Satuan Pengawas Intern (SPI)
atau pejabat yang berfungsi sebagai Audit Internal dan unit Keuangan atau
bagian yang memegang otorisasi yang berhubungan dengan pencatatan
keuangan pada BUMD yang berada di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa
Barat. Pengumpulan data memakan waktu selama dua bulan, yaitu antara
bulan Desember 2008 sampai Januari 2009.
Tabel 4.1.
Tempat Penelitian

BUMD Alamat
PDAM TIRTA KAMUNING Jl. R.E. Martadinata no. 527
Kuningan 45553
PD BPR KUNINGAN
Kantor Cabang BPR :
1. BPR Kadugede
2. BPR Mandirancan
3. BPR Garawangi
4. BPR Lebakwangi
5. BPR Ciawi
6. BPR Cidahu
Kantor Pusat :
Jl. Jenderal Sudirman no.88
Kuningan 45511


2. Profil Responden
Dalam pengumpulan data, penulis menyebarkan sebanyak 27
kuesioner ke dua kantor pusat dan kantor cabang BUMD di Kabupaten
Kuningan secara langsung kemudian didistribusikan ke unit Satuan
Pengawas Intern (SPI) atau pejabat yang berfungsi sebagai Audit Internal
dan Bagian Keuangan atau bagian yang memegang otorisasi yang
berhubungan dengan pencatatan keuangan di kantor tersebut.
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan simple random sampling, dengan ketentuan bahwa teknik
ini merupakan cara yang sederhana karena pengambilan sampel anggota
populasi anggota dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
populasi tersebut dan dengan pertimbangan sifat anggota populasi yang
homogen. Data populasi penelitian dapat dilihat secara terinci pada tabel.
Tabel 4.2.
Data Populasi Penelitian

No. BUMD Populasi Sampel
1. PDAM TIRTA KAMUNING 16 16
2. PD BPR KUNINGAN
Kantor Pusat
Kantor Cabang

5
6

5
6
Jumlah 27 27
Sumber: Data diolah




Tabel 4.3.
Rekapitulasi Sampel Responden

No. Keterangan Sampel
disebar
Tidak
kembali
Sampel
diterima
1. PDAM TIRTA KAMUNING 16 0 16
2. PD BPR KUNINGAN
Kantor Pusat
Kantor Cabang

5
6

0
0

5
6
Jumlah 27 0 27
Persentase 100% 0 100%
Sumber: Data Diolah
B. Deskripsi Data
Dalam deskripsi data ini penulis menyajikan identitas responden yaitu
unit Satuan Pengawas Intern (SPI) atau pejabat yang berfungsi sebagai Audit
Internal dan unit Keuangan atau bagian yang memegang otorisasi yang
berhubungan dengan pencatatan keuangan pada BUMD yang berada di
Kabupaten Kuningan.
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.4.
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-Laki 15 55,6 55,6 55,6
Perempuan 12 44,4 44,4 100,0
Total 27 100,0 100,0
Sumber: Data diolah
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebesar 55.6% responden
didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya berjenis kelamin
perempuan. Hal ini dapat terlihat di lapangan bahwa perbandingan antara
pegawai BUMD di Kabupaten Kuningan pada unit SPI dan Keuangan
banyak laki-laki.
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.5.
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Dibawah 25 Tahun 8 29,6 29,6 29,6
25-35 Tahun 13 48,1 48,1 77,8
Diatas 35 Tahun 6 22,2 22,2 100,0
Total 27 100,0 100,0
Sumber: Data diolah

Hasil yang diperoleh dari tabel tersebut memperlihatkan sebesar
48.1% pegawai BUMD di Kabupaten Kuningan bidang SPI dan Keuangan
berusia antara 25 sampai 35 tahun. Sebanyak 29.6% dan 22.2% berusia
dibawah 25 tahun dan diatas 35 tahun.
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.6. mengindikasikan bahwa rata-rata pegawai BUMD di
Kabupaten Kuningan pada unit SPI dan Bagian Keuangan berpendidikan
terakhir Sarjana Strata 1 atau yang sederajat, ini ditunjukkan dengan angka
59,3%. Sebanyak 33,3% berpendidikan SMA atau sederajat dan hanya 7,4%
yang berpendidikan Sarjana Strata 2 atau yang sederajat.




Tabel 4.6.
Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Data diolah
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Tabel 4.7. dibawah ini menjelaskan lama bekerja pegawai BUMD di
Kabupaten Kuningan pada unit SPI dan Bagian Keuangan yaitu 22,2%
dibawah 3 tahun, 29,6% 3 sampai 5 tahun dan 48,1% diatas 5 tahun. Hal ini
dipengaruhi oleh faktor usia pada tabel 4.5.
Tabel 4.7.
Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Dibawah 3 Tahun 6 22,2 22,2 22,2
3-5 Tahun 8 29,6 29,6 51,9
Diatas 3 Tahun 13 48,1 48,1 100,0
Total 27 100,0 100,0
Sumber: Data diolah






5. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Pada Jabatan Sekarang
Tabel 4.8.
Deskripsi Responden Berdasarkan Pada Jabatan Sekarang
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA/ Sederajat 9 33,3 33,3 33,3
S1/ Sederajat 16 59,3 59,3 92,6
S2/ Sederajat 2 7,4 7,4 100,0
Total 27 100,0 100,0
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Dibawah 1 Tahun 8 29,6 29,6 29,6
1-5 Tahun 12 44,4 44,4 74,1
Diatas 5 Tahun 7 25,9 25,9 100,0
Total 27 100,0 100,0
Sumber: Data diolah
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa 44,4% dari responden sudah
bekerja selama 1 sampai 5 tahun pada jabatannya saat ini, 25,9% untuk
responden yang sudah bekerja diatas 5 tahun dan 29,6% responden yang
bekerja dibawah 1 tahun.
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Pekerjaan
Tabel 4.9.
Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Pekerjaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SPI 9 33,3 33,3 33,3
Bagian Keuangan 18 66,7 66,7 100,0
Total 27 100,0 100,0
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa responden bekerja
sebagai SPI pada BUMD di Kabupaten Kuningan sebesar 33,3% dan Bagian
Keuangan 66,7%.



C. Hasil Dan Pembahasan
1. Uji Kualitas Data
a. Uji validitas
Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan
teknik pearson correlation dengan menghitung angka pada kolom
Corrected item-Total Correlation atau r hitung dari nilai jawaban
responden untuk tiap butir pernyataan, kemudian dibandingkan dengan
angka pada tabel r tabel. Setiap butir pernyataan dikatakan valid bila r
hitung lebih besar atau sama dengan r tabel.
Tabel 4.10.
Uji Validitas Audit Internal (Variabel X)
Item R hitung R tabel Keterangan
Q_1 0,579 0,396 Valid
Q_2 0,531 0,396 Valid
Q_4 0,638 0,396 Valid
Q_5 0,592 0,396 Valid
Q_8 0,493 0,396 Valid
Q_11 0,647 0,396 Valid
Q_12 0,482 0,396 Valid
Q_13 0,585 0,396 Valid
Q_14 0,609 0,396 Valid
Q_15 0,664 0,396 Valid
Q_19 0,330 0,396 Valid
Q_20 0,349 0,396 Valid
Q_21 0,663 0,396 Valid
Q_22 0,594 0,396 Valid
Q_24 0,602 0,396 Valid
Q_25 0,758 0,396 Valid
Q_26 0,737 0,396 Valid
Q_27 0,599 0,396 Valid
Item R hitung R tabel Keterangan
Q_28 0,753 0,396 Valid
Q_29 0,618 0,396 Valid
Q_31 0,704 0,396 Valid
Q_32 0,641 0,396 Valid
Q_34 0,693 0,396 Valid
Q_35 0,739 0,396 Valid
Q_36 0,576 0,396 Valid
Q_37 0,626 0,396 Valid
Q_38 0,638 0,396 Valid
Q_39 0,667 0,396 Valid
Q_40 0,535 0,396 Valid
Q_42 0,777 0,396 Valid
Q_43 0,488 0,396 Valid
Q_46 0,549 0,396 Valid
Q_47 0,609 0,396 Valid
Q_48 0,870 0,396 Valid
Q_49 0,737 0,396 Valid
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil uji validitas audit internal diperoleh hasil bahwa,
terdapat empat belas item pernyataan tidak valid karena r hitung < r tabel.
Pernyataan tersebut antara lain Q_3 dengan r hitung 0.347, Q_7 dengan r
hitung 0.183, Q_9 dengan r hitung 0.088, Q_10 dengan r hitung 0.377,
Q_16 dengan r hitung 0.290, Q_17 dengan r hitung 0.336, Q_18 dengan r
hitung 0.207, Q_23 dengan r hitung 0.116, Q_30 dengan r hitung 0.275,
Q_33 dengan r hitung 0.388, Q_36 dengan r hitung 0.349, Q_41 dengan r
hitung 0.267, Q_44 dengan r hitung 0.309, Q_45 dengan r hitung -0.254.


Tabel 4.11.
Uji Validitas Efektivitas Pelaksanaan SPI (Variabel Y)
Item R hitung R tabel Keterangan
Q_2 0,415 0,396 Valid
Q_3 0,667 0,396 Valid
Q_5 0,618 0,396 Valid
Q_7 0,503 0,396 Valid
Q_8 0,554 0,396 Valid
Q_9 0,554 0,396 Valid
Q_10 0,647 0,396 Valid
Q_11 0,565 0,396 Valid
Q_12 0,403 0,396 Valid
Q_13 0,447 0,396 Valid
Q_14 0,627 0,396 Valid
Q_15 0,657 0,396 Valid
Q_17 0,601 0,396 Valid
Q_18 0,840 0,396 Valid
Q_19 0,656 0,396 Valid
Q_20 0,728 0,396 Valid
Q_21 0,705 0,396 Valid
Q_22 0,670 0,396 Valid
Q_23 0,407 0,396 Valid
Q_24 0,670 0,396 Valid
Q_25 0,554 0,396 Valid
Q_28 0,551 0,396 Valid
Q_29 0,704 0,396 Valid
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil uji validitas efektivitas pelaksanaan struktur
pengendalian intern diperoleh hasil bahwa, terdapat delapan item
pernyataan tidak valid karena r hitung < r tabel. Pernyataan tersebut
antara lain Q_1 dengan r hitung 0.352, Q_4 dengan r hitung 0.052, Q_6
dengan r hitung 0.365, Q_16 dengan r hitung 0.328, Q_26 dengan r
hitung 0.388 Q_27 dengan r hitung 0.172, Q_30 dengan r hitung 0.221,
Q_31 dengan r hitung 0.381.
Berdasarkan hasil uji validitas terdapat empat belas item
pernyataan pada variable audit internal (X) yang tidak valid (pernyataan
no 3, 6, 7, 9, 10, 16, 17, 18, 23, 30, 33, 41, 44, 45). Sedangkan variabel
efektivias pelaksanaan struktur pengendalian intern (Y) terdapat delapan
pernyataan yang tidak valid (pernyataan no 1, 4, 6, 16, 26, 27, 30, 31),
pernyataan-pernyataan tersebut dikatakan tidak valid karena r hitung <
0,396.
b. Uji reliabilitas
Setelah instrument dipastikan akurasinya, kemudian dilakukan
pengujian reliabilitas dengan menggunakan Cronbachs Alpha.
Reliabilitas suatu instrumen variabel dikatakan baik jika memiliki
Cronbachs Alpha > 0.6 (Gozali: 2005).
Tabel 4.12.
Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Cronbach's Alpha N of Items
X ,952 37
Y ,924 23
Sumber: Data diolah
Dari hasil analisis variabel Audit Internal (X) dan Efektivitas
Pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern (Y) menunjukkan bahwa
Cronbachs Alpha mempunyai nilai di atas 0.6. Kesimpulannya semua
butir pernyataan di atas sudah reliabel.
Karena semua butir pernyataan sudah reliabel, kesimpulannya
instrument penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula
(konsisten).
2. Uji Hipotesis
a. Analisis regresi sederhana
Tabel 4.13.
Coefficients
a

Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 20,531 5,884 3,489 ,002
AI ,482 ,049 ,892 9,886 ,000
a Dependent Variable: Efektivitas Pelaksanaan SPI
Sumber: Data diolah
Hasil analisis tabel Coeffisients
a
di atas memperlihatkan bahwa
nilai constant 20.531 dan audit internal 0.482. Hal ini mengindikasikan
bahwa jika tidak ada variabel audit internal, maka efektivitas pelaksanaan
struktur pengendalian intern bernilai 20.531.
Koefisien regresi 0.482 menyatakan bahwa setiap penambahan
sejumlah audit internal akan meningkatkan efektivitas pelaksanaan
struktur pengendalian internal sebesar 0.482.




b. Uji R
2
(koefisien determinasi)
Tabel 4.14.
Model Summary
b


Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,892
a
,796 ,788 5,10021
a Predictors: (Constant), AI
b Dependent Variable: Efektivitas Pelaksanaan SPI
Sumber: Data diolah
Pengaruh audit internal ditunjukkan oleh R
2
(koefisien
determinasi) dari analisis regresi, R
2
ini menunjukkan proporsi atau
presentase variasi total dalam variabel dependen (Y) yang dijelaskan oleh
variabel independen (X) secara bersama-sama. Hasil analisis regresi yang
disajikan pada tabel 4. C. 6, menunjukkan nilai R
2
= 0.796 dan nilai
adjusted R
2
= 0.788. Karena jumlah variabel independen tidak lebih dari
dua, maka peneliti menggunakan R
2
dan bukan Adjusted R
2
(Santoso:
2000). Dengan menggunakan R
2
= 0.796 dapat ditafsirkan bahwa audit
internal memberikan pengaruh yang besar terhadap efektivitas
pelaksanaan struktur pengendalian intern karena R
2
mendekati satu.
Keeratan hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen ditunjukkan dengan nilai R
2
= 0.796 yang mendekati satu.
Angka ini menunjukkan keeratan hubungan yang kuat antara variabel
independen X terhadap variabel dependen Y.


c. Uji t
Dari hasil pengolahan data program SPSS 12.0 for windows
ditujukan pada tabel 4.14, dasar pengambilan keputusan untuk menerima
atau menolak hipotesis tiap variabel independen adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas 0.05 atau (sig < 0.05), maka Ha diterima dan Ho ditolak,
artinya signifikan (terdapat pengaruh yang nyata).
2) Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0.05 atau
(sig > 0.05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak
signifikan (tidak terdapat pengaruh yang nyata).
Kaidah Keputusan:
Hipotesis yang akan diuji untuk variabel audit internal (X) akan
dirumuskan sebagai berikut:
Ha = Audit internal berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan
struktur pengendalian intern.
Ho = Audit internal tidak berpengaruh terhadap efektivitas
pelaksanaan struktur pengendalian intern.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa
variabel audit intern memiliki sig 0.000, ini berarti nilai probabilitas sig
lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau (0.000 < 0.05). Maka, audit
internal berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan struktur
pengendalian intern sebesar 0.892 atau 89.2%.









BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan
1. Audit internal (variabel X) yang diukur oleh efektivitas pelaksanaan
pengendalian struktur pengendalian intern (variabel Y) memiliki sig
0.000, ini berarti nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai probabilitas
0.05. Berdasarkan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
hipotesis penelitian yang menyatakan audit internal signifikan
berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan pengendalian struktur
pengendalian intern dapat diterima yaitu sebesar 0.892 atau 89.2%.
2. Untuk menentukan besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependen diperoleh hasil bahwa R
2
= 0.796. Angka tersebut mempunyai
maksud bahwa variabel audit internal dapat menjelaskan efektivitas
pelaksanaan struktur pengendalian intern sebesar 79.6%. Adapun sisanya
sebesar 20.4% (100% - 79.6%) dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak
termasuk dalam analisis regresi ini.

B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut ini diuraikan implikasi yang
dianggap relevan dengan penelitian. Bagi BUMD Kabupaten Kuningan,
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bahwa dengan fungsi
Satuan Pengawasan Intern yang berjalan dengan baik, maka bisa
meningkatkan efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern yang
dapat memberikan dampak positif bagi BUMD dalam pelaksanaan
operasional perusahaan dan peningkatan laba perusahaan.

C. Saran
1. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan bagian audit
internal memberikan sumbangan terbesar terhadap efektivitas
pelaksanaan struktur pengendalian internal, maka para audit internal
dilingkungan BUMD di Kabupaten Kuningan dituntut agar secara cepat,
akurat dan tepat dalam memberikan rekomendasi kepada pihak
manajemen. Sedangkan untuk pimpinan diharapkan turut menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi audit internal agar dapat menjalankan
fungsi dan peranannya secara efektif dan efisien dalam upaya
meningkatkan kinerja BUMD di Kabupaten Kuningan. Disamping itu,
diharapkan kepada pihak BUMD untuk selalu memberikan kesempatan
kepada audit internal untuk senantiasa dapat meningkatkan keahlian baik
dengan pendidikan formal maupun non formal.



2. Penelitian ini membuka peluang bagi peneliti lain yang tertarik dengan
masalah audit internal baik kalangan praktisi maupun akademis. Peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mengamati variabel lain yang belum
termasuk dalam penelitian ini. Penulis menduga bahwa efektivitas
pelaksanaan struktur pengendalian intern tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor audit internal namun juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu
manajemen perusahaan. Dalam penelitian selanjutnya dianjurkan untuk
menggunakan skala rasio atau dengan pendekatan tujuan dalam
mengukur efektivitas pelaksanaan struktur pengendalian intern.




















DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. Auditing. Edisi Ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta. 2006

Amran, Adamrah. Pentingnya Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern
Dalam Melaksanakan Audit Sistem Informasi dan Teknologi. Jurnal
Akuntansi/FE Untar/Th.V/02/2001.

Arens, Alvin A. and James K. Loebbeck. Auditing An Integrated Approach.
Eighth Edition. Printice Hall. Inc., New Jersey. 2000.

Arens, et. all. Auditing and Assurance Services An Integrated Approach. Tenth
Edition. Pearson Education. Inc., New Jersey. 2005.

Badan Pemeriksaan Keuangan. Standar Audit Pemerintah. Jakarta. 2005.

Cooper, Donald R. and Pamela, S. Schindler. Business Research Methods.
Eighth Edition. Mc Graw-Hill Companies. Inc., Boston. 2003.

Gade, M.. Pengaruh Auditor Eksternal dan Internal Terhadap Upaya
Manajemen Mencapai Profitabilitas Perusahaan. Jurnal
Akuntansi/Th.VIII/01/Mei/2004.

Gani, Heryanto Subrata. Pengaruh Peran Manajer dan Pelaksanaan
Pengendalian Intern terhadap Aktivitas Audit Intern serta Kinerja
Perusahaan. Disertasi S3 tidak Dipublikasikan. 2005.

Halim, Abdul. Auditing Buku 1. Edisi Pertama. Salemba Empat. 2001.

Hamid, Abdul. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta. 2007.

Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik. Standar Professional
Akuntan Publik. Cetakan ke-1. Salemba Empat. Jakarta. per 1 Januari
2001.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.
2002.

Institute of Internal Auditors (IIA). The Professional Practices Framework;
International Standards for the Professional Practice of Internal
Auditing. Altamonte Springs. The Institute of Internal Auditors Inc.,
Florida. 2004.

Konrath, Larry F. Auditing Concepts and Applications A Risk Analysis
Approach. Fifth Edition. West Publishing Company. 2002.

Messier, William F. Jr. Auditing and Assurance Service-A Systematic
Approach. Second Edition. Internasional Edition. Irwin McGraw-Hill co,
New York. 2000.

Mulyadi. Auditing. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta. 2002.

Pickett, K. H. Spencer (assisted by Gerald Vintent). The Internal Auditing
Handbook. Second Edition. John Wiley & Sons Inc., New York. 2000.

_____________ (assisted by Jennifer M. Pickett). The Internal Auditing
Handbook. Second Edition. John Wiley & Sons Inc., New York. 2003.

Santoso, Singgih. Statistik Deskriptif. Penerbit ANDI. Yogyakarta. 2003.

Sarwono, Jonathan. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Penerbit
ANDI. Yogyakarta. 2006.




Sawyer, Lawrence B, Mortimer A. Dittenhofer and James H. Scheiner. Sawyers
Internal Auditing, The Practice of Modern Internal Auditing. Fifth
Edition. Altamonte Springs. The Institute of Internal Auditors Inc.,
Florida. 2003.

Sekaran, Uma. Research Methods for Business. Fourth Editions. John Wiley &
Sons Inc. New York. 2003.

Sudharwan. Proses dan Teknik Audit Intern. Seminar sehari yang
diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia. Gedung Bidakara. Jakarta.
19 Februari 2003.

Tugiman, Hiro. Pandangan Baru Internal Audit Sebagai Penunjang Kinerja
Perusahaan. Edisi Keempat. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 2000.

_____________. Pengaruh Peran Auditor Internal, serta Faktor-Faktor
Pendukungnya Terhadap Peningkatan Pengendalian Internal dan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Akuntansi/Th.VI/01/Mei/2002.

Verschoor, Curtis C. Audit Committee Assentials. John Wiley. New Jersey.
2008.

Wardhani, Rulyanti. Pengaruh Audit Internal terhadap Efektivitas Pelaksanaan
Pemberian Kredit pada PT. Bank JABAR. Tesis S2 Tidak
Dipublikasikan. 2003.

Widodo. Cerdik Menyusun Proposal Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
Yayasan Kelopak. MAGNA Script. Jakarta. 2004.

William C. Boynton dan Raymond N. Johnson. Modern Auditing. Eighth
Edition. Willey, USA. 2006.







Reliability X


Case Processing Summary


a Listwise deletion based on all variables in the procedure.


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,960 37


Item Statistics

Mean Std. Deviation N
VAR00001
3,5185 ,64273 27
VAR00002
3,0741 ,78082 27
VAR00003
3,0000 ,67937 27
VAR00004
2,4074 ,93064 27
VAR00005
4,0741 ,82862 27
VAR00006
3,6296 1,00568 27
VAR00007
3,1111 ,80064 27
VAR00008
3,1111 ,80064 27
VAR00009
3,4444 ,89156 27
VAR00010
2,7037 1,03086 27
VAR00011
3,0370 ,85402 27
VAR00012
2,7407 1,05948 27
VAR00013
3,1852 1,03912 27
VAR00014
3,5926 ,57239 27
VAR00015
3,3333 ,91987 27
VAR00016
3,5185 ,97548 27
VAR00017
2,9630 ,64935 27
VAR00018
3,7778 ,80064 27
VAR00019
3,5556 1,01274 27
VAR00020
3,6296 ,49210 27
N %
Valid
27 100,0
Excluded
a

0 ,0
Cases
Total
27 100,0
VAR00021
3,3704 ,68770 27
VAR00022
3,2593 ,76423 27
VAR00023
3,4444 ,80064 27
VAR00024
3,3333 ,48038 27
VAR00025
3,3704 ,49210 27
VAR00026
3,7037 ,82345 27
VAR00027
3,5926 ,79707 27
Mean Std. Deviation N
VAR00028
3,5556 ,64051 27
VAR00029
3,7037 ,72403 27
VAR00030
3,6667 ,96077 27
VAR00031
3,2222 ,42366 27
VAR00032
3,9259 ,61556 27
VAR00033
2,3704 1,36292 27
VAR00034
2,4074 1,27880 27
VAR00035
2,3333 1,35873 27
VAR00036
2,1481 ,90739 27
VAR00037
2,0741 ,99715 27


Item-Total Statistics


Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001
115,3704 404,704 ,579 ,959
VAR00002
115,8148 402,849 ,531 ,960
VAR00003
115,8889 402,256 ,638 ,959
VAR00004
116,4815 397,259 ,592 ,959
VAR00005
114,8148 403,003 ,493 ,960
VAR00006
115,2593 393,276 ,647 ,959
VAR00007
115,7778 403,949 ,482 ,960
VAR00008
115,7778 400,718 ,585 ,959
VAR00009
115,4444 397,641 ,609 ,959
VAR00010
116,1852 391,926 ,664 ,959
VAR00011
115,8519 407,977 ,623 ,961
VAR00012
116,1481 404,131 ,453 ,961
VAR00013
115,7037 391,755 ,663 ,959
VAR00014
115,2963 406,063 ,594 ,959
VAR00015
115,5556 397,179 ,602 ,959
VAR00016
115,3704 389,934 ,758 ,958
VAR00017
115,9259 400,533 ,737 ,959
VAR00018
115,1111 400,256 ,599 ,959
VAR00019
115,3333 389,000 ,753 ,958
VAR00020
115,2593 407,584 ,618 ,959
VAR00021
115,5185 400,259 ,704 ,959
VAR00022
115,6296 399,934 ,641 ,959
VAR00023
115,4444 397,333 ,693 ,959
VAR00024
115,5556 405,564 ,739 ,959
VAR00025
115,5185 408,413 ,576 ,960
VAR00026
115,1852 398,849 ,626 ,959
VAR00027
115,2963 399,140 ,638 ,959
VAR00028
115,3333 402,538 ,667 ,959
VAR00029
115,1852 404,003 ,535 ,960
VAR00030
115,2222 389,718 ,777 ,958
VAR00031
115,6667 411,538 ,488 ,960

Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00032
114,9630 406,114 ,549 ,960
VAR00033
116,5185 385,644 ,609 ,960
VAR00034
116,4815 375,336 ,870 ,957
VAR00035
116,5556 379,256 ,737 ,959
VAR00036
116,7407 389,892 ,820 ,958
VAR00037
116,8148 385,695 ,853 ,958


Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items
118,8889 420,103 20,49640 37



Reliability Y

Case Processing Summary

N %
Valid
27 100,0
Excluded
a

0 ,0
Cases
Total
27 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,924 23


Item Statistics

Mean Std. Deviation N
VAR00001
2,8889 1,42325 27
VAR00002
3,0741 1,26873 27
VAR00003
3,7037 ,72403 27
VAR00004
3,5556 ,64051 27
VAR00005
3,2963 ,72403 27
VAR00006
3,2963 ,72403 27
VAR00007
2,8889 ,80064 27
VAR00008
4,0370 ,64935 27
VAR00009
4,0741 ,72991 27
VAR00010
3,1481 ,94883 27
VAR00011
3,3333 ,62017 27
Mean Std. Deviation N
VAR00012
3,6296 ,62929 27
VAR00013
3,1852 ,68146 27
VAR00014
2,8148 ,68146 27
VAR00015
3,2222 ,42366 27
VAR00016
4,0000 ,67937 27
VAR00017
2,5185 ,84900 27
VAR00018
3,4444 ,64051 27
VAR00019
3,1852 ,87868 27
VAR00020
3,0370 ,85402 27
VAR00021
4,6667 ,55470 27
VAR00022
3,1111 ,75107 27
VAR00023
3,7778 ,57735 27


Item-Total Statistics


Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001
75,0000 108,462 ,415 ,929
VAR00002
74,8148 103,926 ,667 ,920
VAR00003
74,1852 112,772 ,618 ,920
VAR00004
74,3333 115,462 ,503 ,922
VAR00005
74,5926 113,712 ,554 ,921
VAR00006
74,5926 113,712 ,554 ,921
VAR00007
75,0000 111,231 ,647 ,919
VAR00008
73,8519 114,516 ,565 ,921
VAR00009
73,8148 115,926 ,403 ,923
VAR00010
74,7407 112,892 ,447 ,923
VAR00011
74,5556 114,103 ,627 ,920
VAR00012
74,2593 113,584 ,657 ,919
VAR00013
74,7037 113,601 ,601 ,920
VAR00014
75,0741 110,302 ,840 ,916
VAR00015
74,6667 116,615 ,656 ,921
VAR00016
73,8889 111,872 ,728 ,918
VAR00017
75,3704 109,550 ,705 ,918
VAR00018
74,4444 113,256 ,670 ,919
VAR00019
74,7037 114,370 ,407 ,924
VAR00020
74,8519 110,054 ,670 ,918
VAR00021
73,2222 115,872 ,554 ,921
VAR00022
74,7778 113,410 ,551 ,921
VAR00023
74,1111 113,795 ,704 ,919






Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items
77,8889 122,795 11,08128 23




Regression

Variables Entered/Removed
b


Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1
AI
a
. Enter
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Efektivitas Pelaksanaan SPI


Model Summary
b


Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1
,892
a
,796 ,788 5,10021 1,613
a Predictors: (Constant), AI
b Dependent Variable: Efektivitas Pelaksanaan SPI


ANOVA
b


Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
2542,363 1 2542,363 97,738 ,000
a

Residual
650,303 25 26,012
Total
3192,667 26
a Predictors: (Constant), AI
b Dependent Variable: Efektivitas Pelaksanaan SPI


Coefficients
a


Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
20,531 5,884 3,489 ,002
AI
,482 ,049 ,892 9,886 ,000
a Dependent Variable: Efektivitas Pelaksanaan SPI






Casewise Diagnostics
a


Case Number Std. Residual
Efektivitas
Pelaksanaan
SPI
Predicted
Value Residual
1
2,390 80,00 67,8110 12,18901
2
,412 95,00 92,8985 2,10148
3
-,028 86,00 86,1442 -,14419
4
-1,881 78,00 87,5915 -9,59154
5
1,203 100,00 93,8634 6,13658
6
-,610 84,00 87,1091 -3,10909
7
-,064 67,00 67,3285 -,32854
8
-1,234 62,00 68,2934 -6,29345
9
-,199 75,00 76,0127 -1,01269
10
,505 81,00 78,4249 2,57505
11
-,044 70,00 70,2233 -,22326
12
-,761 62,00 65,8812 -3,88118
13
-,321 71,00 72,6355 -1,63552
14
,632 72,00 68,7759 3,22410
15
1,109 100,00 94,3459 5,65412
16
1,066 80,00 74,5653 5,43467
17
,507 95,00 92,4161 2,58393
18
,180 75,00 74,0829 ,91712
19
1,220 75,00 68,7759 6,22410
20
-,138 70,00 70,7057 -,70571
21
,066 86,00 85,6617 ,33827
22
-1,975 78,00 88,0740 -10,07399
23
-,515 84,00 86,6266 -2,62664
24
,159 72,00 71,1882 ,81184
25
-1,518 62,00 69,7408 -7,74080
26
-,383 62,00 63,9514 -1,95138
27
,221 81,00 79,8723 1,12770
a Dependent Variable: Efektivitas Pelaksanaan SPI






















Residuals Statistics
a


Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value
63,9514 94,3459 77,8889 9,88854 27
Std. Predicted Value
-1,409 1,664 ,000 1,000 27
Standard Error of
Predicted Value
,983 1,932 1,363 ,270 27
Adjusted Predicted Value
64,2011 93,3981 77,8570 9,81439 27
Residual
-10,07399 12,18901 ,00000 5,00117 27
Std. Residual
-1,975 2,390 ,000 ,981 27
Stud. Residual
-2,057 2,488 ,003 1,023 27
Deleted Residual
-10,92435 13,20565 ,03193 5,44322 27
Stud. Deleted Residual
-2,211 2,810 ,004 1,080 27
Mahal. Distance
,003 2,770 ,963 ,783 27
Cook's Distance
,000 ,258 ,045 ,067 27
Centered Leverage Value
,000 ,107 ,037 ,030 27
a Dependent Variable: Efektivitas Pelaksanaan SPI



Charts
3 2 1 0 -1 -2
Regression Standardized Residual
7
6
5
4
3
2
1
0
F
r
e
q
u
e
n
c
y
Mean = -5.55E-17
Std. Dev. = 0.981
N = 27
Dependent Variable: VAR00002
Histogram








Uji Normalitas

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
E
x
p
e
c
t
e
d

C
u
m

P
r
o
b
Dependent Variable: VAR00002
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


Uji Heteroskedastisitas



2 1 0 -1
Regression Standardized Predicted Value
4
2
0
-2
-4
R
e
g
r
e
s
s
i
o
n

S
t
u
d
e
n
t
i
z
e
d

R
e
s
i
d
u
a
l
Dependent Variable: VAR00002
Scatterplot










DATA RESPONDEN DATA RESPONDEN DATA RESPONDEN DATA RESPONDEN
UNTUK : SATUAN PENGENDALIAN INTERN UNTUK : SATUAN PENGENDALIAN INTERN UNTUK : SATUAN PENGENDALIAN INTERN UNTUK : SATUAN PENGENDALIAN INTERN
Nama : __________________________________
Jabatan : __________________________________
Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita
Umur : _________tahun
Lama bekerja : _________tahun
Lama bekerja dalam jabatan sekarang_________ : ______________________ tahun
Pendidikan formal : a. SD b. SMP c.
SMA
d. Akademi
e. Universitas : - S1 -S2
- S3
f. Jurusan : i. Akuntansi
ii. Manajemen
iii. Lainnya












Kuningan, .. 2009
Kepada Yth,
Bapak/ Ibu dan Saudara/ i Responden
Di Tempat,

Dengan Hormat,
Dalam rangka penulisan skripsi sebagai tugas akhir studi,
saya melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Audit Internal
Terhadap Efektivitas Pelaksanaan Struktur Pengendalian Internal
Pada BUMD Di Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat. Maka
saya :
Nama : Widia Endang Nurmalasari
NIM : 104082002709
Fakultas/ Jurusan : Ekonomi dan Ilmu Sosial/ Akuntansi
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah
Untuk itu saya memohon bantuan Bapak/ Ibu/ Saudara/i agar
bersedia untuk mengisi seperti terlampir dalam surat ini.
Perlu diketahui bahwa kualitas dan kepercayaan hasil
penelitian ini sangat tergantung dari angket yang Bapak/ Ibu/
Saudara/I isi, untuk itu saya berharap Bapak/ Ibu/ Saudara/I dapat
mengisinya dengan sejujurnya. Informasi yang terkumpul mengenai
kuesioner ini hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian saja
dan sama sekali tidak mempunyai dampak terhadap Bapak/ Ibu/
Saudara/I sekalian.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kerja sama
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i saya ucapkan terima kasih.


Hormat
Saya,
Penulis


PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Berilah tanda (X) pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
berdasarkan pendapat anda.
Keterangan : a = 5 b = 4 c = 3 d = 2
e = 1

Kelompok Pertanyaan yang Berkaitan dengan Audit Internal (X) Kelompok Pertanyaan yang Berkaitan dengan Audit Internal (X) Kelompok Pertanyaan yang Berkaitan dengan Audit Internal (X) Kelompok Pertanyaan yang Berkaitan dengan Audit Internal (X)
INDEPENDENSI INDEPENDENSI INDEPENDENSI INDEPENDENSI
1. Bagaimana dukungan yang diberikan oleh pimpinan perusahaan
kepada staf Satuan Pengawasan Intern (audit internal) ?
a. Didukung sepenuhnya d. Kurang mendapat
dukungan
b. Didukung e. Tidak mendapat dukungan
c. Cukup mendapat dukungan
2. Bagaiamana sikap pimpinan perusahaan terhadap unit Satuan
Pengawasan Intern (audit internal) dalam melaksanakan fungsi
dan tanggung jawabnya ?
a. Selalu memberi dukungan d. Kurang memberi
dukungan
b. Memberi dukungan e. Tidak memberi
dukungan sama sekali
c. Cukup memberi dukungan
3. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit internal) sering
menyampaikan laporan ?
a. Selalu menyampaikan laporan audit secara rutin
b. Menyampaikan laporan audit bila dianggap perlu
c. Kadang-kadang menyampaikan laporan audit
d. Jarang menyampaikan laporan audit
e. Tidak pernah menyampaikan laporan audit
4. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit internal)
berkeinginan untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih
tinggi ?
a. Selalu mempunyai keinginan untuk melanjutkan jenjang
pendidika lebih tinggi.
b. Berkeinginan untuk melanjutkan jenjang pendidikan lebih
tinggi.
c. Kadang-kadang mempunyai keinginan untuk melanjutkan
jenjang pendidikan lebih tinggi.
d. Kurang berkeinginan untuk melanjutkan jenjang pendidikan
lebih tinggi.
e. Tidak mempunyai keinginan sama sekali.
5. Bagaimana pelaksanaan wewenang Satuan Pengawasan Intern
(audit internal) untuk mengaudit semua aktivitas perusahaan ?
a. Secara keseluruhan pelaksanaan tersebut telah berjalan
dengan baik
b. Hampir semua dapat berjalan dengan baik
c. Hanya beberapa pelaksanaan tersebut berjalan dengan baik
d. Masih terdapat aktivitas perusahaan yang tidak dapat diaudit
secara baik
e. Pelaksanaan tersebut tidak berjalan dengan baik
6. Bagaimana frekuensi staf Satuan Pengawasan Intern (audit
internal) dalam mengikuti aktivitas perusahaan ?
a. Selalu mengikuti aktivitas perusahaan
b. Sering mengikuti aktivitas perusahaan
c. Kadang-kadang mengikuti aktivitas perusahaan
d. Jarang mengikuti aktivitas perusahaan
e. Tidak pernah mengikuti aktivitas perusahaan
KEAHLIAN PROFESIONAL KEAHLIAN PROFESIONAL KEAHLIAN PROFESIONAL KEAHLIAN PROFESIONAL
7. Tingkat pendidikan formal staf Satuan Pengawasan Intern (audit
intern) :
a. Pascasarjana (S
2
/ S
3
)
b. Sarjana (S
1
), Jurusan Akuntansi/ Manajemen
c. Sarjana (S
1
), selain Jurusan Akuntansi/ Manajemen


d. Setara D
3
, Jurusan Akuntansi/ Manajemen
e. Dibawah D
3

8. Tingkat pendidikan formal unit staf Satuan Pengawasan Intern
(audit intern) :
a. Pada umumnya S
1
dengan jurusan sesuai bidang penugasan
b. S
1
dengan jurusan tidak sesuai bidang penugasan
c. D
3
dengan jurusan sesuai bidang penugasan
d. D
3
dengan jurusan tidak sesuai bidang penugasan
e. Dibawah D
3
atau sederajat
9. Berapa kali rata-rata para staf Satuan Pengawasan Intern
mengikuti pelatihan audit di bidangnya (manajemen, keuangan,
EDP, khusus) :
a. 4 kali d. 1 kali
b. 3 kali e. 0
c. 2 kali
10. Apakah latar belakang pendidikan atau yang telah mendapat
pelatihan dari berbagai disiplin ilmu dari staf Satuan
Pengawasan Intern (audit intern) mendukung pelaksanaan
pekerjaanya ?
a. Secara keseluruhan mendukung pelaksanaan pekerjaannya
b. Hampir semua mendukung pelaksanaan pekerjaannya
c. Beberapa bagian saja yang mendukung pelaksanaan
pekerjaannya
d. Masih banyak pelaksanaan pekerjaan yang tidak mendukung
e. Tidak mendukung sama sekali
11. Bagaimana komunikasi staf Satuan Pengawasan Intern (audit
intern) agar penyampaian tujuan audit, evaluasi, kesimpulan,
dan rekomendasi jelas dan efektif ?
a. Sepenuhnya dilakukan secara lisan maupun tulisan
b. Hampir semua dilakukan secara lisan maupun tulisan
c. Beberapa bagian saja yang melakukan secara lisan maupun
tulisan
d. Masih banyak yang tidak melakukan secara lisan maupun
tulisan
e. Tidak melakukan sama sekali
12. Bagaimana sikap staf Satuan Pengawasan Intern (audit
intern) dalam melaksanakan tugas ?
a. Selalu melaksanakan tugasnya dengan ketelitian profesional
b. Melaksanakan tugasnya dengan ketelitian professional
c. Kadang-kadang melaksanakan tugasnya dengan ketelitian
professional
d. Jarang melaksanakan tugasnya dengan ketelitian
professional
e. Dalam melaksanakan tugasnya sama sekali tidak
menggunakan ketelitian profesional


LINGKUP KERJA LINGKUP KERJA LINGKUP KERJA LINGKUP KERJA
13. Bagaimana kegiatan staf Satuan Pengawasan Intern (audit
intern) dalam melakukan peninjauan (review) terhadap
kecukupan pengendalian internal untuk menentukan bahwa
sistem yang ditetapkan telah memadai ?
a. Selalu melakukan peninjauan d. Jarang melakukan
peninjauan
b. Sering melakukan peninjauan e. Tidak melakukan
peninjauan
c. Kadang-kadang melakukan peninjauan
14. Bagaimana kegiatan staf Satuan Pengawasan Intern (audit
intern) dalam melakukan peninjauan (review) terhadap
keefektivan pengandalian internal untuk memastikan bahwa
sistem tersebut berfungsi sebagaimana yang diharapkan ?
a. Selalu melakukan peninjauan d. Jarang melakukan
peninjauan
b. Sering melakukan peninjauan e. Tidak melakukan
peninjauan
c. Kadang-kadang melakukan peninjauan
15. Bagaimana kegiatan Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
dalam melakukan peninjauan (review) terhadap kualitas
pelaksanaan kegiatan untuk memastikan bahwa tujuan dan
sasaran organisasi telah dicapai ?
a. Selalu melakukan peninjauan d. Jarang melakukan
peninjauan
b. Sering melakukan peninjauan e. Tidak melakukan
peninjauan
c. Kadang-kadang melakukan peninjauan
16. Bagaimana kegiatan Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
dalam melakukan peninjauan (review) terhadap sistem informasi
untuk menentukan bahwa; berbagai catatan, laporan keuangan,
operasional mengandung informasi yang akurat dapat dibuktikan
keberadaannya, tepat waktu, lengkap dan berguna serta telah
dilakukan pengawasan yang cukup dan efektif atas penyimpanan
catatan dan pelaporan ?
a. Selalu melakukan peninjauan d. Jarang melakukan
peninjauan
b. Sering melakukan peninjauan e. Tidak melakukan
peninjauan
c. Kadang-kadang melakukan peninjauan
17. Bagaimana kegiatan Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
dalam melakukan peninjauan (review) terhadap berbagai alat
atau cara yang digunakan untuk melindungi harta dari berbagai
kemungkinan kerugian dan bila perlu melakukan verifikasi
dengan menggunakan prosedur audit yang sesuai dan tepat ?
a. Selalu melakukan penilaian d. Jarang melakukan
penilaian
b. Sering melakukan penilaian e. Tidak melakukan
penilaian
c. Kadang-kadang melakukan penilaian
18. Bagaimana frekuensi kegiatan Satuan Pengawasan Intern
(audit intern) dalam melakukan penilaian terhadap
keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada
?
a. Selalu melakukan penilaian d. Jarang melakukan
penilaian
b. Sering melakukan penilaian e. Tidak melakukan
penilaian
c. Kadang-kadang melakukan penilaian
19. Bagaimana kegiatan Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
dalam melakukan penilaian terhadap pekerjaan, operasional
atau program dan hasil yang dicapai telah
a. Ada kesesuian antara tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan
b. Secara relatif dapat dikatakan ada kesesuaian antara tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan
c. Terdapat beberapa ketidakesesuaian antara tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan
d. Banyak terdapat ketidakesesuaian antara tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan
e. Tidak ada kesesuaian sama sekali antara tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan
PELAKSANAAN PEKERJAAN AUDIT PELAKSANAAN PEKERJAAN AUDIT PELAKSANAAN PEKERJAAN AUDIT PELAKSANAAN PEKERJAAN AUDIT
20. Bagaimana staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
dalam melaksanakan kegiatan audit ?
a. Selalu melakukan perencanaan, menyusun kertas kerja
pemeriksaan, pendokumentasian mengenai tujuan audit dan
lingkup kegiatan.
b. Sering melakukan perencanaan, menyusun kertas kerja
pemeriksaan, pendokumentasian mengenai tujuan audit dan
lingkup kegiatan.
c. Kadang-kadang melakukan perencanaan, menyusun kertas
kerja pemeriksaan, pendokumentasian mengenai tujuan audit
dan lingkup kegiatan.
d. Jarang melakukan perencanaan, menyusun kertas kerja
pemeriksaan, pendokumentasian mengenai tujuan audit dan
lingkup kegiatan.
e. Tidak pernah sama sekali
21. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern) dalam
pelaksanaan kegiatan audit mempertimbangkan berbagai
tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit ?
a. Selalu dipertimbangkan d. Jarang dipertimbangkan
b. Sering dipertimbangkan e. Tidak dipertimbangkan
sama sekali
c. Kadang-kadang dipertimbangkan
22. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern) dalam
pelaksanaan kegiatan audit melakukan rapat dengan pihak
pimpinan, membahas: berbagai tujuan dan lingkup audit yang
direncanakan, waktu pelaksanaan audit, staf yang ditugaskan,
metode yang digunakan dan lain-lain ?
a. Selalu melakukan rapat dengan pimpinan
b. Sering melakukan rapat dengan pimpinan
c. Kadang-kadang melakukan rapat dengan pimpinan
d. Jarang melakukan rapat dengan pimpinan
e. Tidak melakukan rapat dengan pimpinan sama sekali
23. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern) dalam
pelaksanaan kegiatan audit sering melakukan penulisan
program audit ?
a. Selalu melakukan penulisan program audit
b. Melakukan penulisan program audit
c. Kadang-kadang melakukan penulisan program audit
d. Jarang melakukan penulisan program audit
e. Tidak melakukan penulisan program audit sama sekali
24. Bagaimana data dan informasi yang diperlukan staf Satuan
Pengawasan Intern (audit intern) dalam pelaksanaan kegiatan
audit ?

a. Secara keseluruhan data dan informasi mendukung
pelaksanaan kegiatan audit
b. Hampir semua data dan informasi mendukung pelaksanaan
kegiatan audit
c. Ada beberapa data dan informasi mendukung pelaksanaan
kegiatan audit
d. Masih banyak terdapat data dan informasi mendukung
pelaksanaan kegiatan audit
e. Tidak mendukung sama sekali
25. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern) dalam
melakukan audit membuat laporannya ?
a. Selalu membuat laporan audit d. Jarang membuat
laporan audit
b. Sering membuat laporan audit e. Tidak memuat sama sekali
c. Kadang-kadang membuat laporan audit
26. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern) dalam
pelaksanaan kegiatan audit terlebih dahulu mendiskusikan
berbagai kesimpulan dan rekomendasi dengan pihak manajemen
sebelum mengeluarkan laporan akhir ?
a. Selalu didiskusikan terlebih dahulu d. Jarang didiskusikan
terlebih dahulu
b. Sering didiskusikan terlebih dahulu e. Tidak didiskusikan
sama sekali
c. Kadang-kadang didiskusikan terlebih dahulu
27. Apakah laporan hasil audit selalu memuat berbagai
rekomendasi, berbagai perkembangan yang mungkin dicapai,
pengakuan atas kegiatan yang dilaksanakan secara luas dan
positif, serta tindakan koreksi ?
a. Selalu memuat berbagai rekomendasi
b. Sering memuat berbagai rekomendasi
c. Kadang-kadang memuat berbagai rekomendasi
d. Jarang memuat berbagai rekomendasi
e. Tidak memuat sama sekali
28. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
melakukan review dan menyetujui laporan audit sebelum laporan
dikeluarkan, dan menentukan kepada siapa laporan tersebut
akan disampaikan ?


a. Selalu melakukan review d. Jarang melakukan
review
b. Sering melakukan review e. Tidak melakukan
review sama sekali
c. Kadang-kadang melakukan review
29. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
melakukan monitoring terhadap tindak lanjut untuk memastikan
bahwa temuan audit yang dilaporkan telah dilakukan tindakan
yang tepat ?
a. Selalu melakukan monitoring d. Jarang melakukan
monitoring
b. Sering melakukan monitoring e. Tidak melakukan
monitoring
c. Kadang-kadang melakukan monitoring
PENGELOLAAN BAGIAN AUDIT INTERNAL PENGELOLAAN BAGIAN AUDIT INTERNAL PENGELOLAAN BAGIAN AUDIT INTERNAL PENGELOLAAN BAGIAN AUDIT INTERNAL
30. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern) dalam
memimpin unit audit internal sesuai dengan tujuan, wewenang
dan tanggung jawab yang ada pada job description ?
a. Ada kesesuaian antara tujuan, wewenang, dan tanggung
jawab yang ada pada job description
b. Secara relative dapat dikatakan ada kesesuaian antara
tujuan, wewenang, dan tanggung jawab yang ada pada job
description
c. Terdapat beberapa ketidakesesuaian antara tujuan,
wewenang, dan tanggung jawab yang ada pada job
description
d. Banyak terdapat yang tidak sesuai antara tujuan, wewenang,
dan tanggung jawab yang ada pada job description
e. Tidak sesuai sama sekali
31. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
melakukan perencanaan mengenai hal-hal meliputi sasaran,
jadwal pelaksanaan audit, rencana susunan staf dan anggaran
keuangan, serta laporan kegiatan ?
a. Selalu melakukan perencanaan d. Kurang melakukan
perencanaan
b. Sering melakukan perencanaan e. Tidak melakukan
perencanaan
c. Kadang-kadang melakukan perencanaan
32. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
menyusun berbagai kebijaksanaan dan prosedur secara tertulis
sebagai pedoman dalam mengaudit yang meliputi: pedoman
administrasi formal dan teknik audit, pengawasan terhadap staf
?
a. Selalu menyusun berbagai kebijaksanaan dan prosedur
b. Menyusun kebijaksanaan dan prosedur
c. Kadang-kadang menyusun kebijaksanaan dan prosedur
d. Jarang menyusun kebijaksanaan dan prosedur
e. Tidak menyusun sama sekali kebijaksanaan dan prosedur
33. Bagaimana staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
dalam meningkatkan atau mengembangkan sumber daya
manusia pada bagian audit internal ?
a. Selalu berusaha ikut dalam pelatihan dan melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi
b. Berusaha ikut dalam pelatihan dan melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi
c. Kadang-kadang berusaha ikut dalam pelatihan dan
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
d. Kurang berusaha ikut dalam pelatihan dan melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi
e. Tidak berusaha sama sekali ikut dalam pelatihan dan
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
34. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
melakukan kerja sama dengan auditor eksternal, meliputi:
koordinasi untuk kegiatan audit dan mengurang pelaksanaan
audit rangkap ?
a. Selalu melakukan kerja sama dengan auditor eksternal
b. Sering melakukan kerja sama dengan auditor eksternal
c. Kadang-kadang melakukan kerja sama dengan auditor
eksternal
d. Jarang melakukan kerja sama dengan auditor eksternal
e. Tidak melakukan kerja sama dengan auditor eksternal sama
sekali
35. Apakah staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern) di beri
tugas untuk melakukan kegiatan eksekutif, misalnya sebagai Pjs
kepala kantor/ anggota tim tender/ pimpinan proyek dan lain-lain
?


a. Tidak pernah sama sekali d. Sering merangkap
tugas lain
b. Kadang-kadang e. Selalu merangkap tugas
lain
c. Jarang sekali
PENGALAMAN KERJA PENGALAMAN KERJA PENGALAMAN KERJA PENGALAMAN KERJA
36. Bagaimana pengalaman kerja yang dimiliki oleh staf Satuan
Pengawasan Intern (audit intern) dalam perusahaan ?
a. Secara keseluruhan mendukung pekerjaan dalam
perusahaan
b. Hampir semua mendukung pekerjaan dalam perusahaan
c. Beberapa yang mendukung pekerjaan dalam perusahaan
d. Masih terdapat banyak pekerjaan dalam perusahaan yang
tidak didukung oleh pengalaman kerja
e. Pelaksanaan dalam perusahaan tidak didukung sama sekali
dengan pengalaman kerja
37. Apakah semakin berpengalaman staf Satuan Pengawasan
Intern (audit intern) di bidang audit, maka kualitas auditnya baik
?
a. Secara keseluruhan ya, kualitas auditnya baik
b. Secara relatif dikatakan kualitas auditnya baik
c. Semakin berpengalaman dibidang audit, kualitas auditnya
belum tentu baik
d. Banyak terdapat staf yang berpengalaman di bidang audit,
yang kualitas auditnya tidak baik
e. Semakin berpengalaman staf Satuan Pengawasan Intern
(audit intern) di bidang audit, kualitas auditnya sama sekali
tidak baik
38. Semakin lama staf Satuan Pengawasan Intern (audit intern)
bekerja pada bidang yang sama sebelum perusahaan yang
sekarang semakin mahir dalam dalam melaksanakan
pekerjaannya ?
a. Secara keseluruhan ya, semakin mahir d. Kurang mahir
b. Secara relatif dikatakan mahir e. Tidak mahir sama
sekali
c. Belum tentu mahir
JUMLAH STAF AUDIT INTERNAL JUMLAH STAF AUDIT INTERNAL JUMLAH STAF AUDIT INTERNAL JUMLAH STAF AUDIT INTERNAL
39. Jumlah staf Satuan Pengawasan Intern (audit internal) yang
memadai dalam perusahaan menghasilkan pekerjaan audit yang
berkualitas.
a. Selalu menghasilkan pekerjaan audit yang berkualitas
b. Menghasilkan pekerjaan audit yang berkualitas
c. Cukup menghasilkan pekerjaan audit yang berkualitas
d. Kurang menghasilkan pekerjaan audit yang berkualitas
e. Tidak menghasilkan pekerjaan audit yang berkualitas
40. Jumlah staf Satuan Pengawasan Intern (audit internal) yang
berpendidikan akuntansi lebih banyak dibandingkan dengan
yang tidak berpendidikan akuntansi.
a. > 70 % berpendidikan akuntansi
b. > 60 % berpendidikan akuntansi
c. > 50 % berpendidikan akuntansi
d. 50 % berpendidikan akuntansi
e. Berpendidikan akuntansi lebih kecil dari yang tidak
berpendidikan akuntansi
FREKUENSI AUDIT FREKUENSI AUDIT FREKUENSI AUDIT FREKUENSI AUDIT
41. Berapa kali audit eksternal melakukan audit pada perusahaan
secara rutin.
a. 6 Bulan sekali d. 3 Bulan sekali
b. 5 Bulan sekali e. Tidak pernah sama
sekali
c. 4 Bulan sekali
42. Apakah frekuensi audit oleh audit eksternal yang semakin
memotivasi semangat staf Satuan Pengawasan Intern (audit
internal) untuk melakukan pekerjaan dalam waktu yang tepat ?
a. Selalu memotivasi d. Kurang memotivasi
b. Sering memotivasi e. Tidak memotivasi sama
sekali
c. Kadang-kadang memotivasi
43. Bagaimanakah audit eksternal memberikan pendapat pada
tahun berakhir ?
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan penyeleseian
yang ditambahkan dalam laporan audit
c. Pendapat wajar dengan pengecualian
d. Pendapat tidak wajar
e. Tidak memberikan pendapat
44. Apakah pimpinan menindaklajuti temuan-temuan dari hasil
audit yang dilakukan oleh audit eksternal ?
a. Selalu menindaklanjuti d. Jarang menindaklanjuti
b. Sering menindaklanjuti e. Tidak menindaklanjuti
sama sekali
c. Kadang-kadang menindaklanjuti
45. Apakah penggantian audit eksternal dilakukan dalam
perusahaan ?
a. Sama sekali tidak pernah d. Sering
b. Jarang e. Selalu
c. Kadang-kadang
TEKNOLOGI TEKNOLOGI TEKNOLOGI TEKNOLOGI
46. Bagaimana keberadaan sistem informasi (EDP) sistem, agar
pekerjaan staf Satuan Pengawasan Intern (audit internal)
menjadi lancar ?
a. Keberadaannya mendukung secara keseluruhan pekerjaan
staf Satuan Pengawasan Intern (audit internal)
b. Keberadaannya mendukung sebagian besar pekerjaan staf
Satuan Pengawasan Intern (audit internal)
c. Hanya sebagian kecil yang mendukung pekerjaan staf Satuan
Pengawasan Intern (audit internal)
d. Kurang didukung pekerjaan staf Satuan Pengawasan Intern
(audit internal)
e. Tidak mendukung sama sekali pekerjaan staf Satuan
Pengawasan Intern (audit internal)
47. Bagaimana keberadaan peralatan sistem informasi (EDP)
sistem dalam aktivitas audit oleh staf Satuan Pengawasan Intern
(audit internal) ?
a. Sangat menunjang d. Tidak menunjang
b. Menunjang e. Tidak menunjang sama
sekali
c. Cukup menunjang
48. Bagaimana pekerjaan yang diselesaikan oleh staf Satuan
Pengawasan Intern (audit internal) dengan peralatan teknologi
sistem informasi (EDP) sistem ?
a. Sangat sempurna d. Kurang sempurna
b. Sempurna e. Tidak sempurna sama
sekali
c. Cukup sempurna
49. Kemampuan staf Satuan Pengawasan Intern (audit internal)
dalam menggunakan peralatan teknologi sistem informasi (EDP)
sistem.
a. Sangat baik d. Kurang baik
b. Baik e. Tidak baik
c. Cukup baik

You might also like