Professional Documents
Culture Documents
Minyak Kelapa1
Minyak Kelapa1
24 - 32
STUDI FORMULASI CAMPURAN DAN METODE PEMADATAN BETON RINGAN
ARANG CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BATAKO
Alamsyah
1
, Armada
2
, Razali
3
J urusan Teknik Sipil
1,2
, Teknik Mesin
3
Politeknik Negeri Bengkalis
J l. Bathin alam sungai alam Bengkalis 28761
email: alamsyah@polbeng.ac.id
1
, armada@polbeng.ac.id
2
, razali@polbeng.ac.id
3
ABSTRACT
Concrete construction of buildings has weight of large structures, one of the causes of weight is a wall. The use
of the relatively heavy red brick and the manufacturing process environmentally damaging, need to find a
replacement to become green building and structures are lightweight and economical. Brick with a mixture of
palm shell charcoal is an alternative to making a wall, in which they used a mixture of cement, sand, charcoal
and water, were then made by the method of pressed / pressed, skewer and mashed. Expected advantages of this
brick is lighter, cheaper and more powerful. Grouping class brick based of SNI 03-0349-1989 and the process of
making the test specimen using w/c 0.3 and 0.35 with the addition of variations of palm shell charcoal at 0% and
50%. testing brick made in the market also performed and analyzed compressive strength and heavy volume.
Source materials composer of brick obtained from sand Tanjung Balai Karimun, sei Injab and strait of morong
each of which is made for the age of 7 days, 14 days, 21 days and 28 days. The results of these tests indicate that
the concrete blocks in the community (hollow brick) including brick class 4 with heavy volume of 1591.24 kg/m
3
.
Heavy volumes of palm shell charcoal lighter than sand of 683.84 kg/m
3
, while the weight of the volume of
concrete blocks 50% charcoal mix for various types of compaction is smaller than 1600 kg/m
3
and lighter when
compared to brick without shell. The results of maximum compressive strength test obtained on concrete blocks
with compaction press and followed by crushed compacting bricks and sticks. Brick with palm shells 50% has
class 3 brick and has compressive strength higher than the compressive strength of concrete blocks without palm
shell.
Keywords : Oil palm shell, compaction, compressive strength.
PENDAHULUAN
Kebutuhan material seperti pasir, kerikil
dan bata merah terus mengalami pening-
katan sejalan meningakatnya jumlah pem-
bangunan. Kondisi wilayah kepulauan yang
tidak banyak memiliki sumber material pa-
sir dan kerikil sehingga harus didatangkan
dari daerah lain mengakibatkan harganya
relatif mahal oleh karena itu perlu dicarikan
bahan alternatif yang murah dan ramah
lingkungan untuk dapat dijadikan bahan. Ke-
butuhan bata merah yang banyak menye-
babkan terjadinya kerusakan lingkungan da-
lam bentuk penggalian tanah sebagai bahan
dasar pembuatan bata merah tersebut harus
segera dicarikan alternatif lain. Selain itu
juga, kondisi tanah yang ada di Pulau Be-
ngkalis tidak memiliki tahanan ujung yang
besar sehingga konstruksi yang cocok ada-
lah kondisi dengan berat gedung yang re-
latif ringan. Untuk memperoleh gedung ya-
ng lebih ringan salah satunya bisa dilaku-
kan dengan cara mengurangi berat dinding
yang umumnya 250 kg/m
2
dapat direduksi
apabila digunakan batako ringan. Arang
cangkang sawit diharapkan dapat menjadi
alternatif bahan yang murah dan mudah di-
dapatkan, dengan adanya pemanfaatan ara-
ng cangkang sawit sebagai bahan bangunan
diharapkan dapat mengurangi penggunaan
tanah liat untuk bata merah.
Identifikasi masalah
Adapun identifikasi permasalah yang akan
diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik masing-masing
bahan campuran ?
2. Bagaimana pengaruh kadar arang ca-
ngkang sawit terhadap kuat tekan ba-tako
yang dihasilkan ?
3. Bagaimana pengaruh metode pemada-tan
dengan cara tusuk, ditumbuk dan ditekan
terhadap kuat tekan maksimum yang
dapat dicapai ?
4. Bagaimana berat isi yang didapat dari
masing-masing formulasi dan cara pe-
madatan ?
5. Apakah batako yang dihasilkan meme-
nuhi syarat sebagai batako dinding ?
25, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 25 - 32
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam pene-
litian ini meliputi :
1. Mengetahui karakteristik masing-masi-
ng bahan campuran.
2. Mengetahui pengaruh kadar arang ca-
ngkang sawit terhadap kuat tekan bata-
ko.
3. Mengetahui pengaruh metode pemada-
tan dengan cara tusuk, tumbuk dan di-
tekan terhadap kuat tekan maksimum
yang dapat dicapai.
4. Mengetahui berat isi batako yang di-
buat sesuai formulasi rencana.
5. Mengetahui kualitas batako yang di ha-
silkan.
STUDI LITERATUR
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang memanfaatkan arang
cangkang sawit sudah beberapa kali dila-
kukan, berikut beberapa penelitian tersebut.
Narayanan, et al (2007), dalam peneli-
tian dengan judul Flexural Behaviour of
Precast Slab Made of Ops Lightweight
Concrete; dengan komposisi campuran:
Semen 450 kg, air 171 kg, Coarse Ag-
gregate 488 kg, River Sand 629 kg dan Su-
per plasticizer 7,50 liter, diperoleh kuat te-
kan umur 28 hari mendekati 30 MPa. Cam-
puran ini dijadikan sebagai bahan pem-
buatan plat untuk dilakukan uji lentur. Hasil
pengujian menunjukkan initial crack load
beton OPS mendekati 50% initial crack
load beton coarse agregatte sandstone dan
Granit begitu juga failure load yang dicapai.
Fitriyani (2010) melakukan penelitian
dengan judul penelitian Pengaruh Abu
Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Bahan
Tambahan Pada Pembuatan Batako, dalam
penelitian ini ditambahkan abu cangkang
kelapa sawit pada campuran batako dengan
komposisi 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan
50% dari berat pasir yang digunakan, hasil
pengujian menunjukkan Kuat tekan batako
dengan campuran abu cangkang kelapa sa-
wit pada komposisi 10% dan 20% hampir
menyamai kuat tekan batako normal, penye-
rapan air batako dengan menggunakan abu
cangkang kelapa sawit yaitu 15,03%-23,13%
lebih besar dari batako normal, densitas pa-
da batako dengan menggunakan abu cang-
kang kelapa sawit yaitu 1,69 gr/cm
3
-1,41
gr/cm
3
lebih rendah dari batako normal.
Gambaran umum Oil Palm Shell/OPS
Arang cangkang sawit merupakan pelindu-
ng bagian inti buah sawit yang memiliki ka-
rakteristik seperti tempurung kelapa (cang-
kang kelapasawit.com). Gambar 1 berikut
memberikan gambaran bagian-bagian dari
buah sawit.
Gambar 1. Bagian-bagian buah sawit
Sebagai pelindung bagian inti arang cang-
kang sawit relatif keras solid dan ringan.
Hasil utama dalam pengolahan buah sawit
adalah CPO (Crude palm Oil) yang meru-
pakan komponen terbesar daripada daging
buah selain serat/sabut. Dalam pengolahan
buah sawit terdapat produk samping/limbah
yang jumlahnya cukup besar yaitu arang
cangkang sawit Gambar 2 atau sering juga
dikenal dengan istilah OPS (oil palm shell)
atau PKS (Palm Kernel Shell).
Gambar 2. Bentuk Arang cangkang sawit
secara visual
Dari Gambar 2 terlihat bahwa limbah arang
cangkang sawit juga mengandung serat/ sa-
but yang umumnya masih melekat pada
arang cangkang sawit yang sering juga di-
DagingBuah
cangkang
inti
26, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 26 - 32
Karakterisasi Batako
Untuk mendapatkan kualitas batako yang
diharapkan maka dilakukan pengujian yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran/
karakterisasi batako yang dihasilkan sesuai
formulasi campuran yang digunakan. Ada-
pun karakteristik yang dilakukan yaitu pe-
ngujian berat isi dan kuat tekan. Penge-
lompokkan jenis batako dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2. Pengelompokkan kelas batako
No
Syarat
Fisis
Kelas
1
Kelas
2
Kelas
3
Kelas
4
1
Kuat
Tekan
brutto
rata-rata
(kg/cm
2
)
100 70 40 25
2
Kuat
Tekan
masing-
masing
(kg/cm
2
)
90 65 35 21
Sumber SNI 03-0349-1989
Berat volume (berat isi)
Berat isi atau berat volume (BV) batako da-
pat dihitung dengan persamaan :
BV =BS/VS ...(1)
dengan,
BV : berat volume (kg/m
3
)
BS : berat sample (kg)
VS : volume sample (m
3
)
Kuat Tekan (Compressive Strength)
Pengukuran pada kuat tekan (compressive
strength) dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
..(2)
dengan,
: Kuat tekan (N/mm
2
)
F : Gaya tekan (N)
A : Luas penampang (mm
2
)
Hasil Pengujian
Hasil pemeriksaan terhadap sifat fisik kua-
litas agregat halus dari Sei. Injab, Selat Mo-
rong, Tanjung Balai dan Arang cangkang
sawit (dari Dumai) dilakukan dengan serang-
Selanjutnya campuran dicetak dalam silin-
der dengan dimensi cetakan diameter 15 cm
tinggi 60 cm dengan target dimensi benda
uji yang dihasilkan adalah diameter 15 cm
tinggi 30 cm. proses pemadatan masing-
masing sampel dengan cara press/tekan
(300 kg/cm
2
), tusuk dan tumbuk. Proses
masing-masing pemadatan dapat dilihat
pada Gambar 6, Gambar 7 dan Gambar 8
berikut ini:
Gambar 6. Pemadatan dengan press/tekan
Gambar 7. Pemadatan dengan tumbuk
Gambar 7. Pemadatan dengan tusuk
30, Seminar Nasional Industri dan Teknologi, Volume 2, Nomor 1, Desember 2013, hlm. 30 - 32