You are on page 1of 46

1

Prof Dr Eddy Rahardjo, dr, SpAn(K)


Lahir 1948
Lulus Dokter 1973
Dokter Spesialis Anestesiologi 1977
Doktor S3 1995
Guru Besar 2000
Riwayat pekerjaan
Dosen FK Unair sejak 1974
KPS Subspesialis Intensive Care sejak 2008
Ka Instalasi Transfusi RS dr Sutomo sejak 2007
Ketua MKEK Jawa Timur sejak 2008
2
Etik Kedokteran
dalam tantangan dan peluang JKN
Apakah etik itu?
Untuk apa etik itu dalam JKN?
3
Ethics is not mathematics,
not a physical science.
It is about life values generated
in a society
It differs between different societies
4
Wikipedia: Ethics
In the modern era, ethical theories were
generally divided between
The consequentialist theories of utilitarian
philosophers such as Jeremy Bentham and
John Stuart Mill,
The deontological ethics by the work of
Immanuel Kant.
5
Bentham & Stuart Mill
Consequentialism
Consequentialism refers to moral theories
that hold that the consequences of a
particular action form the basis for any
valid moral judgment about that action.
From a consequentialist standpoint, a
morally right action is one that produces a
good outcome, or consequence. This view
is often expressed as : "The ends justify
the means".
6
Immanuel Kant, deontology
In deontology, an act may be considered
right even if the act produces a bad
consequence
Immanuel Kant argues that to act in the
morally right way, people must act from
duty (deon).
Kant argued that it was not the
consequences of actions that make them
right or wrong but the motives of the
person who carries out the action.
7
Lalu etik kedokteran ikut aliran
yang mana?
8
9
Primum non nocere
First do no harm
Is this a rule? Or a doctrine? Or ethics?

Apapun namanya ini adalah landasan
utama dalam pelayanan kedokteran
yang baik termasuk JKN nantinya
10
Hippocrates
the health of my patient will be
my first consideration

Mungkin jaman itu pasiennya Hippocrates
sehari hanya satu
Bagaimana dengan JKN dimana
masyarakat jadi manja sedikit-dikit cari
dokter?
11
the health of my patient will be
my first consideration
seorang pasien masuk UGD dengan koliek
abdomen, Sdr sedang memeriksa palpasi
sambil anamnesa.
HP berbunyi, Sdr terima dimuka pasien karena
dari orang yang besok pagi jam 08 harus
menjemput Sdr di Cengkareng lalau membawa
ke rapat Kemkes jam 10.00. Jadwal yang ketat
dan tak boleh meleset.
Pasien masih kesakitan, sementara perawat
menyuntikkan Buscopan iv, tetapi karena pasien
bergerak, obat keluar vena dan itu menambah
kesakitan baru
12
esok pagi nama RS tempat Sdr bekerja
masuk koran
Dokter tidak punya kepedulian pada pasien
yang kesakitan
Dokter melecehkan pasien yang menderita.
Direktur tidak segera menanggapi Surat
Pembaca ini.
Satu minggu kemudian datang surat somasi dari
pengacara si pasien.
Menuntut ganti rugi karena bengkak ditempat
suntikan sampai 2 minggu belum hilang,
tangannya nyeri kalau digerakkan.
Pasien adalah guru piano.
13
Apakah Dokter ini malpraktek?
Apakah Dokter ini melanggar disiplin?
Apakah Dokter ini melanggar etik?
14
Principles of medical ethics
Adopted by the AMA's House of Delegates June 17, 2001
I. A physician shall be dedicated to
providing competent medical care, with
compassion and respect for human dignity
and rights.
Untuk itu jumlah rasio dokter dan
penduduk harus mencukupi nilai ambang
batas tertentu
15
When a doctor performs a treatment
It is for the benefit of the patient
The doctor should perform the treatment
in the best way
The doctor should know all the benefits
and all the possible harm of the treatment
The doctor should be able to treat any
possible harm that may arise
16
Prinsip Dasar Etik
1. Do good
Saya senantiasa
mengutamakan kesehatan pasien
2. Do no harm
3. Veracity / Honesty
Memberi informasi yang benar & arif
4. Autonomy
5. Confidentiality
6. Justice
MAKIN SUKAR
17
Pesan Prof Karijadi Wirjoatmodjo:
The duty of a physician
To protect lives
To alleviate sufferings
18
19
Kodeki
Kode Etik Kedokteran Indonesia
(17 pasal)
1. Kewajiban Umum
13 pasal; 7-7abcd
2. Kewajiban Dokter terhadap pasien
4 pasal
3. Kewajiban Dokter terhadap teman
sejawat
2 pasal
4. Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri
2 pasal
20
Kodeki pasal 7c:

Seorang dokter harus menghormati hak-
hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak
tenaga kesehatan lainnya, dan harus
menjaga kepercayaan pasien
21
22
Massa rusak tempat praktik dan pukuli dokter
Rumah sekaligus tempat praktik milik dr Sony S
Wirawan di Jombang diobrak-abrik massa. Ada
seorang warga Plosorejo bernama Jamat antre
membawa anaknya guna dikhitan. Dokter itu
sedang menangani pasien lainnya, anak yang akan
dikhitan itu harus antre. Nah, karena tidak sabar
menunggu, orang tua anak tersebut marah dan
mengamuk. Jamat mengobrak-abrik tempat praktik
dokter tersebut.. Warga yang jumlahnya sekitar 10
orang justru membantu Jamat. Mereka kemudian
bersama-sama mengeroyok dokter Sony. Pukulan
dan tendangan mendarat di tubuh dokter itu.
23
Ikatan Dokter Indonesia mengawal proses hukum
kasus penganiayaan oleh sejumlah perwira
TNI AU Pangkalan Adi Sutjipto, Yogya,
terhadap dr Achmad Arief Fatoni.
Penganiayaan disebabkan ketidakpuasan Letnan
Satu Dika terhadap Achmad yang mendiagnosisnya
mengalami kelainan jantung. Achmad menyarankan
dia berkonsultasi kepada dokter spesialis jantung di
RSPAU Dr S Hardjolukito, Yogyakarta. Dika
menjalani pemeriksaan treadmill dan perekaman
jantung. Hasilnya ternyata sama dengan diagnosis
Achmad. Perkembangan terakhir, empat dari
delapan perwira yang menganiaya telah menjalani
pemeriksaan oleh Polisi Militer Angkatan Udara.
24
Minim Gaji, Dokter Puskesmas 24 Jam
Mengundurkan Diri

Hal ini tidak dibantah oleh Kepala DinKes
Kota Jambi, Polisman Sitanggang.
Penyebab pengunduran diri para dokter itu
lantaran minimnya honor yang mereka
dapatkan, sementara mereka bekerja pada
puskesmas yang buka 24 jam. Apalagi
untuk dokter kontrak, sebulannya hanya
dapat gaji Rp 1,4 Juta. Segitu memang
yang dianggarkan APBD," katanya.
25
Anggota DPRD Kota Mojokerto, Hardijah Santi adu mulut
dengan dr Diana, spesialis radiologi RSUD Dr Wahidin Sudiro
Husodo Kota Mojokerto, bermula dari complain Elis Anjarwati,
seorang pasien yang hendak USG namun ditolak oleh dr
Diana. Dinyatakan, layanan USG dalam sehari maksimal 10
pasien. Sementara pasien yang diantar Santi itu menurut
Diana tidak tercatat dalam daftar 10 yang dilayani USG hari
ini. Santi meminta penjelasan ke Direktur RSU Sugeng
Hariadi. "Apa pembatasan pasien itu dibenarkan oleh
aturan?," tutur Santi. "Radiolog itu single fighter. Kerja
sendirian saat tangani pasien," tutur Direksi. Jika dipaksa
harus digarap semuanya, ujar Didik, maka pelayanan dan
penanganan pasien tak akan maksimal.
Mengerjakan 10 USG sehari = 10 x 30 menit = 5 jam.
Membaca 30 foto dan tuliskan hasil, tiap foto 5-7 menit = 3 jam
26
Kodeki Pasal 16
Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri
Setiap dokter harus memelihara
kesehatannya, supaya dapat bekerja
dengan baik
27
Kodeki Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan
kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian pasien

28
Pedoman Pelaksanaan Kodeki Pasal 3 :
hal-hal berikut dilarang
1b) Menjuruskan pasien untuk membeli
obat tertentu karena dokter yang
bersangkutan telah menerima komisi dari
perusahaan farmasi tertentu
1d) Melakukan tindakan kedokteran yang
tidak perlu atau tanpa indikasi yang jelas,
karena ingin menarik pembayaran yang
lebih banyak
29
Hendaknya semua stakeholder
bermain lurus dong, jangan jadi
setan penggoda
30
Kodeki Pasal 17
Setiap dokter harus senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi kedokteran / kesehatan
31
Pengalaman pribadi
Testimonial
case report
case serial
RCT
meta-analysis
journal terkenal
Apa kata hasil kongres terbaru?
32
Orang Diabetes, sebaiknya diberi
terapi agar gula darahnya normal
kembali, benar atau salah?
33
ACCORD Results Show Increased Mortality With
Aggressive Diabetes Treatment
BETHESDA, Md -- June 9, 2008 --
Intensively targeting blood sugar to near-
normal levels in adults with type 2
diabetes at very high risk for heart attack
and stroke does not significantly reduce
the risk of major cardiovascular events
and actually increases the risk of death.
according to researchers from the Action
to Control Cardiovascular Risk in Diabetes
(ACCORD) clinical trial
34
Kodeki Pasal 1
Setiap dokter harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah
dokter
35
Demi Allah, saya bersumpah bahwa :
7. Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai
mana saya sendiri ingin diperlakukan;
8. Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya
akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya
tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,
kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau
kedudukan sosial;
9. Saya akan menghormati setiap hidup insani
mulai dari saat pembuahan;
10. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan
pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;
11. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan
dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.
36
Seorang laki 78 th dengan stroke dan
extremitas spastik bertahan hidup walau
sudah lewat 1 tahun dengan tracheostomy
dan NG Feeding. GCS 3-x-4.
Keluarganya minta agar semua terapi
dihentikan karena sudah tidak kuat biaya
Kalau dilakukan, pasien akan meninggal
dalam 2-3 hari
Apa sikap Saudara ?
37
"Would you ever recommend or give life-sustaining
therapy when you judged that it was futile?"

Nearly 5300 physicians answered the question
24% said yes, they would continue to give care
they knew to be futile (setuju terus)
37% said they would not (setuju stop)
39% said would depend on the circumstances
Medscape survey:
38
Kodeki Pasal 2
Setiap dokter harus senantiasa berupaya
melaksanakan profesinya sesuai dengan
standar profesi yang tertinggi

Berdasar sumpah dokter dan Kode etik ini
pasien seharusnya dirawat terus,
extremitas yang spastik dioperasi dan
dilakukan tendon-transfer, fisio terapi 4x
sehari but who pays ?
39
Five Things to Stop Doing in the ICU to
Limit Waste
Laird Harrison / January 13, 2014 SAN FRANCISCO

Four critical care provider groups have announced a list of
measures to limit wasteful procedures in the intensive
care unit (ICU) in an attempt to control spiraling healthcare
costs.
Rationing is unavoidable. You cannot reconcile
boundless needs to bounded funds.

The Choosing Wisely campaign acknowledges this reality
with a specific list of 5 "don'ts" that could reduce costs.
40

1. Don't order diagnostic tests at regular intervals, such as
every day. Order in response to specific clinical questions
2. Don't transfuse red blood cells in hemodynamically stable,
nonbleeding ICU patients with a Hb > 7 mg/dL.
3. Don't use parenteral nutrition in adequately nourished
critically ill patients in the first 7 days of an ICU stay.
4. Don't deeply sedate mechanically ventilated patients
without a specific indication and without daily attempts to
lighten sedation.
5.Don't continue life support for patients at
high risk for death or severely impaired
functional recovery without offering patients
and families care focused entirely on comfort
41
Kodeki Pasal 4
Setiap dokter harus menghindarkan diri
dari perbuatan yang memuji diri

Banyak iklan TV dan surat kabar yang
bisa menjebak kita terhadap pasal ini.
Bentuk yang umum adalah desakan
promosi RS tertentu dengan alasan punya
alat medis baru dengan tehnik baru.
42
Pasal 4 ayat 3
Satu satunya tempat untuk
mengumumkan sesuatu yang dianggap
bermanfaat dalam bidang kedokteran ialah
majalah kedokteran sehingga akan
terbukti nanti apakah yang dikemukakan
itu tahan kritik sesama ahli.
43
Kodeki Pasal 7a
Setiap dokter harus, dalam setiap praktik
medisnya, memberikan pelayanan medis
yang kompeten dengan kebebasan tehnis
dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih
sayang (compassion) dan penghormatan
atas martabat manusia
44
Era JKN seharusnya menjanjikan
Kehidupan dan kesehatan yang lebih baik bagai
masyarakat
Tentunya termasuk dokter sebagai bagian
masyarakat dan sebagai pengandil yang
memberi layanan masyarakat
Semua fihak harus memahami kekuatan dan
keterbatasannya.
Jika hanya tahu hak haknya saja dan saling
menuntut,
Maka janji tadi akan makin jauh dari jangkauan
45
Strategi para dokter:
Reducing The Risk Of Being Sued (4 Cs)
1. Competence: practice competent care
2. Communication: communicate expectations,
risks, treatment alternatives, and include the
patients family when possible
3. Compassion: treat patients with compassion
4. Charting: document communications and
reasons for management decisions
46
Terima kasih

You might also like