You are on page 1of 12

Mata kuliah sesi 3 atau week ke 3

A. Kep Paliatif care dan menjelang ajal


Forum diskusi:
Kebijakan & masalah etik dalam pelayanan Paliatif
1. Kebijakan paliatif care
Kebijakan ini berdasararkan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
812/Menkes/SK/VII/2007
1) Tujuan Dan Sasaran Kebijakan
Tujuan kebijakan
- Tujuan umum:
Sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan paliatif di Indonesia

- Tujuan khusus:

 Terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku di


seluruh Indonesia
 Tersusunnya pedoman-pedoman pelaksanaan/juklak perawatan paliatif.
 Tersedianya tenaga medis dan non medis yang terlatih.
 Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.
2. Etik dan dilemma etik
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk kesejahteraan
manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang
sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur
hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan
secara bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan memahami tentang etik itu
sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai
perilaku yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77). Untuk itu
diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam
pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu:
- Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
- Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
- Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma
- Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema
- Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative
- Menetapkan tindakan yang tepat.

Forum diskusi hasil dari internet:

Pengertian Etik atau ethics berasal dari bahasa yunani yaitu ethos, yang artinya ada,
kebiasaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus Webster, etik adalah
suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik secara moral. Dari pengertian di
atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan – aturan atau prinsip –
prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : baik dan buruk dan kewajiban
dan tanggung jawab. Dalam memberikan perawatan pelayanan pada individu, keluarga
atau komunitas perawat sangat memerlukan etika keperawatan yang merupakan filsafat
yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasar terhadap pelaksanaan
praktik keperawatan, dimana inti dari falsafah tersebut adalah hak dan martabat
manusia. 

Kebijakan paliatif care


Kebijakan ini berdasararkan keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
812/Menkes/SK/VII/2007
TUGAS ON LINE 3 dikumpulkan tgl 11 april 21
Jawab pertanyaan dibawah ini dengan ringkas dan jelas !!!
1. Apa yang dimaksud dengan pernyataan bahwa perawatan paliatif berfokus pada aspek
multidimensi?
Jawaban: Perawatan paliatif merupakan pendekatan yang mengembangkan kualitas hidup pasien
dan keluarganya dari masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam hidup, pada
berbagai kelainan bersifat kronis atau pada penyakit terminal. Perawatan paliatif berfokus pada aspek
yang multidimensi termasuk psikologis, social, spiritual, fisik, interpersonal dan komponen perawatan.

2. Jelaskan menurut pendapat saudara bahwa perawat mempunyai tanggung jawab dalam
melindungi hak pasien!
Jawaban: karena seorang perawat melakukan tindakan keperawatan yg bersentuhan langsung
dengan pasien, dan 24 jam selalu bersama pasien. Hak pasienharus selalu dilindungi karna
sudah duiatur pada pasal 32 Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

3. Jelaskan berbagai macam cara pemecahan dilemma etik yang saudara ketahui ?
Jawaban:
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.
a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil

Kep terapi komplementer sesi 3


Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternative
Komplementer
Tidak semua jenis pengobatan / perawatan yang dilakukan Berdasarkan
pengalaman dan ketrampilan masuk dalam katagori yang dimaksudkan oleh
Undang-Undang , melainkan harus memenuhi uji empirik dan tidak melanggar
norma yang berlaku di masyarakat. Saat ini keberadaan pengobatan tradisional
(Battra) di lndonesia cukup diakui dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan akan kesehatan. Pemanfaatan pengobatan tradisional pada
umumnya lebih diutamakan sebagai upaya pengobatan suatu penyakit. Dalam
pelayanan kesehatan, Battra merupakan salah satu pilihan bagi masyarakat dalam
mencari pemecahan masalah kesehatan. Masyarakat memilih cara pengobatan
tradisional pada umumnya karena obat tradisional mudah diperoleh dan biayanya
relatif murah dibandingkan pengobatan modern.
Untuk dapat dimanfaatkannya secara luas oleh masyarakat, pengobatan tradisional
dalam pelayanan kesehatan, banyak yang harus diperhatikan. Diantaranya,
pelayanan kesehatan harus:
1. Bersifat jelas
2. Masuk akal
3. Mudah dimengerti
4. Dapat dipercaya
5. Abash
6. Meyakinkan
7. Mantap

Tugas sesi 3 kep komplimenter:


Perawat ingin melaksanakan praktek mandiri dan didalamnya terapi komplementer.
1. Buatlah alur perijinan untuk pembukaan praktek terapi komplementer dan alternatif !
Jawaban: harus mempunyai STPT dan SIPT
Alur pembuatan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) yaitu:
Pengobat tradisional dengan cara supranatural harus mendapat rekomendasi terlebih dahulu
dari Kejaksaan Kabupaten/Kota setempat  jika Pengobat tradisional dengan cara pendekatan
agama harus mendapat rekomendasi terlebih dahulu dari Kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota setempat  Untuk menjalankan praktik pelayanan, pusat pelayanan kesehatan
tradisional wajib mendapat izin dari pemerintah yakni lembaga yang berwenang.
Alur Pembuatan SIPT:
Pengobat tradisional harus mengajukan permohonan dengan disertai kelengkapan pendaftaran
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota dimana pengobat tradisional berada.

2. Syarat apa saja yang diperlukan dalam pembuatan STPT dan SIPT !
Jawaban:
Syarat pembuatan STPT:
a. Biodata pengobat tradisional sebagaimana contoh Formulir B.
b. Fotokopi KTP.
c. Surat keterangan Kepala Desa / Lurah tempat melakukan pekerjaan sebagai pengobat
tradisional
d. Rekomendasi dari asosiasi/organisasi profesi di bidang pengobatan tradisional yang
bersangkutan
e. Fotokopi sertifikat / ijazah pengobatan tradisional yang dimiliki.
f. Surat pengantar Puskesmas setempat.
g. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2( dua ) lembar.
h. Rekomendasi Kejaksaan Kabupaten/Kota bagi pengobat tradisional klasifikasi supranatural
dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/ Kota bagi pengobat tradisional klasifikasi
pendekatan agama.
Syarat pembuatan SIPT:

a. Biodata pengobat tradisional sebagaimana contoh Formulir B.


b. Fotokopi KTP.
c. Surat keterangan Kepala Desa / Lurah tempat melakukan pekerjaan sebagai pengobat
tradisional.
d. Peta lokasi usaha dan denah ruangan.
e. Rekomendasi dari asosiasi/organisasi profesi di bidang pengobatan tradisional yang
bersangkutan.
f. Fotokopi sertifikat / ijazah pengobatan tradisional.
g. Surat pengantar Puskesmas setempat
h. Pas foto ukuran 4x6 cm sebanyak 2( dua ) lembar.

3. Sebutkan syarat sarana prasarana yang harus disediakan dalam fasilitas pelayanan
primer !
Jawaban: Pasal 14 Kepmenkes No.1076 Tahun 2003 berbicara tentang kewajiban sarana
prasarana dari suatu tempat pengobatan tradisional, yaitu: Pengobat tradisional yang
melakukan pekerjaan/praktik sebagai pengobat tradisional harus memiliki STPT atau SIPT.
Pengobat tradisional juga berkewajiban menyediakan :
a. Ruang kerja dengan ukuran minimal 2 x 2,50 m2.
b. Ruang tunggu.
c. Papan nama pengobat tradisional dengan mencantumkan surat terdaftar/ surat ijin pengobat
tradisional, serta luas maksimal papan 1 x 1,5 m2.
d. Kamar kecil yang terpisah dari ruang pengobatan.
e. Penerangan yang baik sehingga dapat membedakan warna dengan jelas.

Keperawatan Jiwa
Forum diskusi:

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA


Model konseptual keperawatan jiwa merupakan upaya yang dilakukan baik
oleh perawat untuk menolong seseorang dalam mempertahankan keseimbangan melalui
mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stresor yang dialaminya (Videbeck, 2008 : 54).
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi
pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan
petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang
terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan (Brockopp, 1999 : 73).
 Macam –macam  model konseptual keperawatan jiwa

Menurut Yosep (2009 : 12), konseptual model keperawatan, dapat dikelompokkan menjadi
beberapa model yaitu :
1. Model psikoanalisa ( Freud, Erickson )
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego (akal)
tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang
dalam menggunakan akalnya ( ego ) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama
(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (defiation of
behavioral).
2. Model interpersonal
Teori ini dikemukakan oleh Harri Stack Sullivan. Dia menganggap perilaku itu merupakan
bentukan karena adanya interaksi dengan orang lain atau lingkungan sosial. Kecemasan
disebabkan perilakunya tidak sesuai atau tidak diterima orang lain sehingga akan ditolak oleh
lingkungan. Perilaku timbul karena adanya dorongan untuk kepuasan dan dorongan untuk
keamanan.
3. Model sosial
Konsep ini dikemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa perilaku
dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa situasi sosial dan
menjadi faktor predisposisi klien mengalami gangguan mental, seperti kejadian
kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang rendah. Karena kondisi ini akhirnya
individu mengalami ketidakmampuan mengkoping stes, ditambah lagi dukungan dari
lingkungan sangat sedikit.
4.   Model eksistensi
Menurut teori model eksistensi ganguan prilaku atau ganguan jiwa terjadi bila individu
gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan
akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami ganguan dalam body image – nya.
5. Model komunikasi
Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap perilaku, baik
verbal maupun non verbal adalah bentuk komunikasi. Ketidak mampuan komunikasi
mengakibatkan kecemasan dan frustasi.
6. Model behavioral
7. Konsep ini berdasarkan teori belajar, dan mengatakan bahawa semua perilaku itu
dipelajari. Perilaku seseorang karena dia belajar itu dari lingkungannya. Fokus konsep ini
terletak pada tindakan, bukan pada pikiran atau perasaan individu. Perubahan perilaku
membuat perubahan pada kognitif dan afektif.
8.  Model medical
Menurut konsep ini ganguan jiwa cendrung muncul akibat multi factor yang kompleks
meliputi aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus
penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic,
farmakologi, dan teknik interpersonal.
9.    Model keperawatan
Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha Rogers.
Konsep ini berdasarkan teori sistem, teori perkembangan dan teori interaksi yang bersifat
holistik : bio-psiko-sosial spiritual. Perawat mengarah pada perubahan perilaku,
menyediakan waktu banyak, menciptakan hubungan yang terapeutik dan sebagai pembela
klien.
Hopice dan home care sesi 3

PERSPEKTIF HOME CARE

Home care merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien, sehingga home care
dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien (Suharyati, 2003).
Manfaat home care agar pelayanan akan lebih sempurna, holistik dan komprenhensif.
Pelayanan lebih professional Pelayanan keperawatan mandiri bisa diaplikasikan dengan di
bawah naungan legal dan etik- keperawatan Kebutuhan pasien akan dapat terpenuhi
sehingga pasien akan lebih nyaman dan puas dengan asuhan keperawatan yang
professional (Tribowo, 2012).
Ada beberapa fase dalam memberikan pelayanan keperawatan di keluarga/rumah :
1. Fase preinisiasi/persiapan
Fase pertama, perawat mendapatkan data yang akan dikunjungi dari Puskesmas atau kader kesehatan.
Perawat perlu membuat lap. Pendahuluan untuk kunjungan yang akan dilakukan dan kontrak waktu
dengan keluarga.
2. Fase inisiasi/perkenalan
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama fase ini perawat dan keluarga berusaha
untuk saling mengenal dan mengetahui keluarga menanggapi suatu masalah kesehatan
3. Fase implementasi
Pada fase ini perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga. Melakukan intervensi sesuai rencana. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga
terhadap kebutuhan. Berikan pendidikan kesehatan sesuai sumberdaya yang dimiliki keluarga dengan
berbagai media yang sesuai
4. Fase terminasi
Perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pencapaian tujuan. Menyusun rencana
tindak lanjut. Tinggalkan nama dan alamat perawat dengan nomer telp.
5. Fase pasca kunjungan
Perawat membuat dokumentasi lengkap tentang hasil kunjungan untuk disimpan di pelayanan
kesehatan setempat.

TUGAS ON LINE 3
1. Apa yang anda ketahui tentang Personal Digital Assistance ? .
Jawaban:
Personal Digital Assistant; PDA) adalah sebuah alat elektronik yang berbasis komputer dan
berbentuk kecil serta dapat dibawa ke mana-mana. PDA banyak digunakan sebagai
pengorganisir pribadi pada awalnya, tetapi karena perkembangannya, kemudian bertambah
banyak fungsi kegunaannya, seperti kalkulator, penunjuk jam dan waktu, permainan komputer,
pengakses internet, penerima dan pengirim surat elektronik (e-mail), penerima radio, perekam
video, dan pencatat memo. Selain itu, dengan PDA (komputer saku) ini, kita dapat menggunakan
buku alamat dan menyimpan alamat, membaca buku-e, menggunakan GPS dan masih banyak
lagi fungsi yang lain.

2. Jelaskan Manfaat Home Care menurut yang anda pahami


Jawaban:

Perawatan kesehatan yang dilakukan di rumah atau home care sangat menguntungkan bagi
pengguna jasa karena alasan-alasan berikut ini: biaya lebih murah, lebih nyaman, perawatan
sama efektifnya seperti di rumah sakit atau fasilitas kesehatan, pelayanan lebih cepat, pelayanan
lebih sempurna, holistik, dan komprehensif, dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan
pasien.

3. Apa yang anda ketahui tentang Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital
Home Care)
Jawaban:
Pelayanan Kesehatan di Rumah terbentuk karena tindak lanjut dari perawatan di rumah sakit
yang selanjutnya dapat di rawat dirumah (Home Care) konsep pelayanan dirumah sakit
merupakan konsep yang sudah  lama dan mulai berkembang dengan pelayanan di rumah. Home
Care terdiri tim home care yang dapat merawat pasien baik pasca dirawat dirumah sakit
maupun di pasien yang ingin dirawat dirumah.
4. Perspektif Home Care dibagi menjadi 2 sebutkan dan uraikan dengan singkat ?
Jawaban:
a. Perspektif social
Sebelum tahun 1960an perawatan dirumah dipandang
sebangai pelayanan masyarakat. Meskipun keperawatan
kesehatan masyarakat berfokus pada promosi kesehatan,
home care nursingkhusus berfokus pada pemulihan
kesehatan dan perawatan pasien yang sakit. Salah satu
lembaga seperti Visiting Nurse Associations(VNAs)
memiliki misi yang penting yaitu memberikan perawatan
dirumah yang berkualitas kepada semua pasien tanpa
memperhatikan kemampuan pasien untuk membayar jasa
layanan (Suardana,2013).
b. Perspektif teknologi dalam home care
Pekembangan teknologi komunikasi memungkinkan
pasien, keluarga, perawat dapat melakukan aktivitas
pelayanan dengan semakin baik. Penggunaan Personal
Digital Assistancesangat membantu dalam melakukan
telemonitoring, konsultasi dan, dokumentasi tindakkan
perawatan yang dilakukan (Parellangi,2015)

5. Sebutkan dampak positif dari kemajuan teknologi dalam pelayanan home care?
Jawaban:
a. Meningkatkan kualitas tingkat layanan pada pasien dengan
penyakit kronis di rumah.
b. Kemajuan teknologi dapat membantu dalam memberikan
pelayanan pada pasien keterbatasan fisik dan financial.
c. Mengurangi kerugian sosial dan ekonomi akibat pelayanan
kesehatan.
d. Melakukan manajemen pemenuhan berbagai kebutuhan pasien
di rumah.
e. Melakukan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan terhadap pelayanan home care personal.

Mata kulian kep anak sesi 3/minggu ke3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RHD


(Rheumatoid Hearth Disease

Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart


Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa
berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai
akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).

Gejala Penyakit Jantung Reumatik


Gejala yang muncul pada tiap orang dapat berbeda, tergantung keparahan penyakit
dan kerusakan yang ditimbulkan pada jantung. Kerusakan pada jantung dapat
menimbulkan gejala, berupa:

 Sesak napas, terutama ketika beraktivitas atau ketika berbaring.


 Aritmia.
 Nyeri dada.
 Cepat lelah.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyakit jantung reumatik merupakan


komplikasi dari demam reumatik. Maka sebelum pasien mengalami gejala penyakit
jantung reumatik, terlebih dahulu pasien akan mengalami gejala demam reumatik,
seperti:

 Demam.
 Berkeringat.
 Mimisan.
 Muntah.
 Muncul rasa nyeri di perut.
 Pembesaran kelenjar getah bening atau benjolan di leher.
 Peradangan sendi, terutama di bagian pergelangan kaki dan lutut.

Diagnosis Penyakit Jantung Reumatik

 Foto Rontgen dada


 Elektrokardiografi
 Ekokardiografi
 MRI jantung

Sumber : https://www.alodokter.com

You might also like