You are on page 1of 9

ILMIAH Volume IV No.3, 2012 Jamiyla.

Tinjauan Perhitungan

6 ISSN: 1979-0759


TINJAUAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
(Studi Kasus PT PLN WS2JB Cabang Palembang)

Jamiyla
Dosen Tetap Jurusan Akuntansi Politeknik Darussalam
miyla@ymail.com
No. Hp. 085268258153

Ani Triastuti
Mahasiswi


ABSTRACT
The purpose of this study was to find out how the calculations and delivery article 21 income tax on the
income of employees at PT PLN (Persero) Branch Palembang WS2JB. This study includes the type of applied
research. Data collection techniques used by the author are observation, interview, reffencies study. The
data used are primary data and secondary data. The method used is descriptive qualitative method.The
results of the analysis showed that section 21 in the calculation of the income of employees of PT PLN
(Persero) Branch Palembang WS2JB not according to the 2009 tax law. There are not macth calculations
made by the company with the normative law 2009 tax, the company does not follow the rules to reduce the
cost of the rent of offices in the form of tantiem, bonus, gratuity, THR products and services by 5% for the
five contributors. The reason given by the company due to the five employees of the taxpayer has transferred
the cost of the Office after official expenditure figures in the return of taxes of the previous year where came.
Keywords : calculation, delivery, income tax

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perhitungan dan penyampain pajak penghasilan
pasal 21 atas penghasilan karyawan pada PT PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian terapan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik observasi,
wawancara, studi pustaka. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder serta metode yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis menunjukan bahwa perhitungan pph pasal 21
atas penghasilan karyawan pada PT PLN (Persero) WS2JB Cabang Palembang belum sesuai dengan
Undang-Undang pajak tahun 2009. Terdapat ketidaksesuaian perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan
dengan peraturan Undang-Undang pajak tahun 2009, perusahaan belum mengikuti peraturan pemotongan
biaya jabatan bagi penghasilan berupa tantiem, bonus, gratifikasi, jasa produk dan THR sebesar 5% untuk
kelima Wajib Pajak . Alasan yang diberikan oleh perusahaan adalah karena Wajib Pajak tersebut karyawan
pindahan yang biaya jabatan mengikuti angka biaya jabatan pada SPT tahun sebelumnya.
Kata Kunci : Perhitungan, Pemotongan, Penyampaian PPh 21

PENDAHULUAN
Pembangunan di bidang ekonomi sangat
dibutuhkan dalam rangka meningkatkan
pendapatan pemerintah yang dilaksanakan
melalui berbagai Kemajuan di bidang ekonomi
perlu ditingkatkan dengan menggali dan
mengembalikan segala sumber penerimaan
negara, salah satunya adalah melalui sektor
pajak.Oleh karena itu pemerintah berusaha
melakukan efisiensi dan efektivitas sistem
pemungutan pajak, memperluas objek pajak dan
wajib pajak dengan memberikan penyuluhan
untuk meningkatkan kesadaran membayar pajak
dan mempermudah wajib pajak dalam membayar
pajak.
Peraturan perundang - undangan perpajakan
yang mengatur tentang Pajak Penghasilan yang
berlaku sejak 1 Januari 1984 adalah Undang -
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2000.
Salah satu jenis pajak adalah pajak penghasilan
pasal 21. Ketentuan pasal 21 Undang - Undang
pajak penghasilan mengatur tentang pembayaran
dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak
atas penghasilan yang di terima atau di peroleh
oleh wajib pajak pribadi dalam negeri sehubungan
dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan.
Dalam melaksanakan perhitungan PPh pasal
21 setiap karyawan akan berbeda walaupun
karyawan tersebut mempunyai penghasilan yang
sama setiap bulannya, tetapi pengenaan Pajak
Penghasilan (PPh) belum tentu sama karena
keadaan status wajib pajak.
Pembayaran PPh dilakukan dalam tahun
berjalan melalui pemotongan oleh pihak - pihak
tertentu. Pihak yang wajib melakukan
pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh
Pasal 21 adalah pemberi kerja, bendaharawan

ILMIAH Volume IV No.3, 2012 Jamiyla. Tinjauan Perhitungan

7 ISSN: 1979-0759


pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan, dan
penyelenggaraan kegiatan.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
TINJAUAN PERHITUNGAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 21
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : Bagaimana perhitungan dan
penyampaian surat setoran pajak (SSP) Masa dan
SPT tahunan atas Pajak Penghasilan pasal 21
serta kaitannya dengan undang-undang
perpajakan pada PT PLN (Persero) WS2J B
Cabang Palembang.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah perhitungan pajak
penghasilan pasal 21 pada PT PLN (Persero)
WS2JB Cabang Palembang telah diterapkan
sesuai dengan Undang Undang pajak
penghasilan.
Manfaat Penelitian
Agar penghitungan pajak penghasilan
karyawan dapat diterapkan sesuai dengan
peraturan undang-undang perpajakan.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pajak
Seiring dengan perkembangan perekonomian
di Indonesia akan diikuti pula dengan kebijakan -
kebijakan di bidang pajak. Oleh karena itu, pajak
merupakan fenomena yang selalu berkembang di
masyarakat. Salah satu usaha untuk mewujudkan
kemandirian suatu bangsa atau negara dalam
pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber
dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak.
Soemitro yang dikutip oleh Mardiasmo
(2006 : 1) mengemukakan definisi pajak adalah
iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tiada mendapat jasa timbale balik (kontarpestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Pengertian pajak menurut Andriani (2007 :
2) adalah iuran kepada Negara yang dapat
dipaksakan dan terhutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan, dengan
mendapat prestasi kembali, yang langsung
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran umum berhubung dengan
tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintah.
Kesimpulan dari pengertian-pengertian
diatas adalah :
1. Pajak dipungut berdasarkan Undang -
Undang serta aturan pelaksanaannya
yang bersifat dapat dipaksakan.
2. Dalam hal pembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan kontraprestasi individual
oleh pemerintah.
3. Pajak digunakan untuk pengeluaran-
pengeluaran pemerintah.
2. Fungsi Pajak
Pajak memiliki dua fungsi yaitu :
1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan
Negara)
Yaitu pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan pemerintah untuk
membiayai pengeluaran baik rutin maupun
pembangunan.
2. Fungsi Regulared (Pengatur)
Yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi, serta
mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar
bidang keuangan.
3. Syarat dan asas Pemungutan Pajak
Syarat pemungutan pajak ada lima yaitu :
1. Pemungutan pajak harus adil.
2. Pemungutan pajak harus berdasarkan
Undang-Undang.
3. Tidak mengganggu perekonomian.
4. Pemungutan pajak harus efisien.
5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Adapun Asas pemungutan pajak yaitu :
1. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)
Asas ini menyatakan bahwa negara
berhak mengenakan pajak atas seluruh
penghasilan Wajib Pajak yang bertempat
tinggal di wilayahnya, baik penghasilan
yang berasal dari dalam maupun luar
negeri.
2. Asas Sumber
Asas ini menyatakan bahwa negara
berhak mengenakan pajak atas
penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpamemerhatikan tempat
tinggal Wajib Pajak.
3. Asas Kebangsaan
Asas ini menyatakan bahwa pengenaan
pajak dihubungkan dengan kebangsaan
suatu Negara. Misalnya pajak bangsa
asing di Indonesia dikenakan atas setiap
orang asing yang bukan berkebangsaan
Indonesia tetapi bertempat tinggal di
Indonesia.
4. Jenis Pajak dan Cara Pemungutan Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak, yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Menurut Golongannya
Pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Pajak Langsung
b. Pajak Tidak Langsung
2. Menurut Sifat
Pajak dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Pajak subjektif.
b. Pajak Objektif.
3. Menurut Lembaga Pemungut
Pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Pajak Negara (Pajak Pusat).

ILMIAH Volume IV No.3, 2012 Jamiyla. Tinjauan Perhitungan

8 ISSN: 1979-0759


b. Pajak Daerah.
Adapun Tata cara pemungutan pajak yaitu :
1. Stelsel Nyata (Riil)
Stelsel ini menyatakan bahwa
pengenaan pajak didasarkan pada objek
yang sesungguhnya terjadi (untuk PPh
maka obkeknya adalah penghasilan).
2. Stelsel Anggapan (Fiktif)
Stelsel ini menyatakan bahwa
pengenaan pajak didasarkan pada suatu
anggapan yang diatur oleh Undang
Undang..
3. Stelsel Campuran
Stelsel ini menyatakan bahwa
pengenaan pajak didasarkan pada
kombinasi antara stelsel nyata dan
stelsel anggapan. Pada awal tahun,
besarnya pajak dihitung berdasarkan
suatu anggapan, kemudian pada akhir
tahun besarnya pajak dihitung
berdasarkan keadaan yamg
sesungguhnya.
5. Subjek dan Objek Pajak Penghasilan
Pasal 21
Menurut Siti Resmi (2007 : 135) Pajak
penghasilan (PPh) pasal 21 adalah pajak
penghasilan yang dikenakan atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama apapun
sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan
yang dilakukan oleh wajib pajak dalam negeri.
Subjek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
a. Subjek Pajak orang pribadi
b. Subjek pajak warisan yang belum terbagi
sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak.
c. Subjek Pajak Badan.
d. Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan
pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,
honorarium, komisi, bonus, uang pensiun,
atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali
ditentukan lain dalam undang-undang.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau
kegiatan dan penghargaan.
c. Laba Usaha
d. Keuntungan karena penjualan atau
penghasilan harta, termasuk :
1. Keuntungan karena pengalihan harta
kepada perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya sebagai pengganti saham
atau penyertaan modal.
2. Keuntungan yang diperoleh perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya karena
pengalihan harta kepada pemegang
saham, sekutu dan anggota.
3. Keuntungan karena likuidasi,
penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, atau pengambilalihan usaha.
4. Keuntungan karena pengalihan harta
berupa hibah, bantuan atau sumbangan
kecuali diberikan kepada keluarga
sedarah semenda dalam garis keturunan
lurus satu derajat, dan badan keagamaan
atau badan pendidikan atau badan sosial
atau pengusaha kecil termasuk koperasi
informasi yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan atau pengusaha antara
pihak-pihak yang bersangkutan.
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak
yang telah dibebankan sebagai biaya.
6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan
imbalan lain karena jaminan
pengembalian utang.
7. Dividen, dengan nama dalam bentuk
apapun (termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang
polis) dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi.
8. Royalti
Royalti dibedakan menjadi tiga
sehubungan dengan penggunannya,yaitu:
a. Hak atas harta tak berwujud,
misalnya hak penulis, paten, merk
dagang, formula, atau rahasia
perusahaan
b. Hak atas harta berwujud, misalnya
hak atas alat-alat industri, komersial,
dan ilmu pengetahuan.
c. Informasi, yaitu informasi yang
belum diungkapkan secara umum,
walaupun mungkin belum
dipatenkan, misalnya pengalaman
dibidang industri atau bidang usaha
lainnya.
d. Sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan
harta.
e. Penerimaan atau perolehan
pembayaran berkala.
f. Keuntungan karena kebebasan
utang, kecuali smapai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan
dengan peraturan pemerintah.
g. Keuntungan karena selisih kurs mata
uang asing.
h. Selisih lebih karena pengulangan
kembali aktiva.
i. Premi asuransi.
j. Iuran yang diterima atau diperoleh
perkupuln dari anggotanya yang
tertidiri atas wajib pajak yang
menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas.

ILMIAH Volume IV No.3, 2012 Jamiyla. Tinjauan Perhitungan

9 ISSN: 1979-0759


k. Tambahan kekayaan netto yang
berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.

6. Pengurang Penghasilan Bruto
1. Pegawai Tetap
a. Pengurang yang diperbolehkan dari
penghasilan bruto untuk menentukan
besarnya penghasilan neto adalah:
9. Biaya jabatan, yaitu biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, yang
besarnya adalah 5% dari
penghasilan bruto, setinggi-
tingginya Rp 6.000.000 setahun atau
Rp 500.000 sebulan. Sumber : Siti
Resmi (2009 : 187)
2. Iuran yang terkait dengan gaji untuk
wajib pajak orang pribadi dalam
negeri yaitu yang dibayar oleh
pegawai kepada dana pensiun yang
pendirian dana telah disahkan oleh
Menteri Keuangan. Yang besarnya
adalah 5% dari penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp 2.400.000
setahun atau Rp 200.000 sebulan.
Sumber : Siti Resmi (2009 : 187)
3. Penghasilan neto (dari penghitungaan
a) tersebut masih diperkenankan
dikurangi dengan Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP), untuk
menentukan besarnya Penghasilan
Kena Pajak (PKP). Besarnya PTKP
ditentukan dengan pedoman sebagai
Berikut:

Tabel 1
Setahun
Untuk diri sendiri Rp 15.840.000
Tambahan untuk kawin Rp 1.320.000
Tambahan untuk
seorang istri yang
penghasilannya
digabung dengan
penghasilan suami
Rp 15.840.000
Tambahan untuk setiap
keluarga sedarah dan
keluarga semenda dalam
satu garis keturunan
lurus, serta anak angkat
yang menjadi
tanggungan
sepenuhnya, paling
banyak 3 orang.
Rp 1.320.000
Sumber : Siti Resmi ( 2009 : 187 )
2. Pegawai Tidak Tetap, Pemagang, dan Calon
Pegawai
Pengurang penghasilan bruto yang
diperkenankan untuk menentukan besarnya
PKP yang sebenarnya.
3. Penerima Pensiun
Penguran penghasilan bruto yang
diperkenankan untuk menentukan besarnya
PKP adalah :
a. Biaya pensiun, yaitu biaya untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara
uang pensiun yang besarnya adalah 5%
dari penghasilan bruto berupa uang
pensiun.
b. PTKP yang sebenarnya.
4. Pegawai Harian, Pegawai Mingguan, dan
Pegawai Tidak Tetap Lainnya
Penghasilan bruto yang diterima oleh
pegawai harian, pegawai mingguan,
pemagang, dan pegawai tidak tetap
lainnya dapat berupa upah harian, upah
mingguan, upah satuan, upah borongan, dan
uang saku harian.
5. Distributor perusahaan multilevel marketing
atau direct selling dan kegiatan sejenis
lainnya.
Tarif Pajak
Tarif Pajak Penghasilan (PPh) sesuai pasal 17
ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2008 yang dikenakan atas Penghasilan
Kena Pajak bagi :

Tabel 2.2
Lapisan penghasilan kena pajak Tarif
pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000 5%
Di atas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15%
Di atas Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25%
Di atas Rp 500.000.000 30%
Sumber : Siti Resmi (2009 : 185)

a. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21
Terhutang
Gaji pokok sebulan
xxx
Tunjangan sebulan
xxx
Premi asuransi kecelakaan kerja sebulan
xxx
Premi asuransi kematian sebulan
Penghasilan bruto sebulan
xxx
Pengurangan :
1. Biaya jabatan (5% x penghasilan bruto)
xxx
2. Iuran pensiun
xxx +
Total pengurangan
xxx -
Penghasilan neto sebulan
xxx

ILMIAH Volume IV No.3, 2012 Jamiyla. Tinjauan Perhitungan

10 ISSN: 1979-0759


Penghasilan neto setahun
xxx
Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) setahun
xxx
Penghasilan kena pajak (PKP) setahun
xxx
Penghasilan kena pajak (PKP) setahun
(dibulatkan) xxx
PPh Pasal 21 terutang setahun
..... x .....
xxx
.... x ....
xxx
.... x ....
xxx
.... x ....
xxx +
PPh Pasal 21 terutang setahun
xxx
PPh Pasal 21 terutang sebulan
xxx

b.Penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
21 Bulanan
Penyetoran pajak penghasilan pasal 21 bulanan
paling lambat di setorkan pada tanggal 10 bulan
berikutnya setelah masa pajak berakhir.
Sumber : Siti Resmi (2009 : 46)
7. Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)
Masa dan Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan
a. Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)
Masa
Batas waktu pelaporan surat pemberitahuan
(SPT) masa paling lambat tanggal 20 setelah
akhir masa pajak yaitu paling lambat tanggal 20
bulan berikutnya SPT masa harus disampaikan ke
kantor pelayanan pajak atau kantor penyuluhan
pajak yang wilayah krjanya meliputi tempat
tinggal wajib pajak yang bersangkutan. Sumber :
Siti Resmi (2009 : 46)
b. Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan
Batas waktu pelaporan surat pemberitahuan
(SPT) Tahunan paling lambat tiga bulan setelah
akhir tahun pajak (31 Maret setelah akhir tahun
pajak berakhir) surat pemberitahuan harus
disampaikan kekantor pelayanan pajak atau
kantor penyuluhan PT PLN (Persero) WS2J B
Cabang Palembang. Sumber : Siti Resmi (2009 :
47). Penyampaian SPT tahunan dapat dilakukan
dengan cara:
1. Disampaikan langsung kekantor
pelayanan pajak atau kantor penyuluhan
pajak dan atas penyampaian SPT
tersebut wajib pajak menerima tanda
bukti penerimaan.
2. Disampaikan melalui kantor pos dan giro
dengan surat tercatat atau cara lain yang
diatur dengan keputusan Direktur
Jenderal sebagai bukti dan tanggal
penerimaan sepanjang SPT tahunan
tersebut telah lengkap.
3. Disampaikan melalui jasa ekspedisi atau
jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal pajak dan tanda bukati serta
tanggal penerimaan dianggap sebagai
tanda bukti dan tanggapan penerimaan
spt sepanjang SPT tersebut telah
lengkap.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Margono (2007 : 3) mendefinisikan
penelitian adalah semua kegiatan pencarian,
penyelidikan, dan percobaan secara alamiah
dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan
fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang
bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan
menaikkan tingkat ilmu serta teknologi.
Menurut Cooper and Emory yang disadur
oleh Suliyanto (2006 : 2) penelitian merupakan
suatu kegiatan sistematik yang bertujuan
menyediakan informasi untuk memecahkan
permasalahan.
Jika dipandang dari tujuannya, maka jenis
penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu
penelitian terapan. Margono (2007 : 6)
menyatakan penelitian terapan merupakan
penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di PT PLN
(Persero) WS2JB Cabang Palembang yang
beralamat di Jl. Kapten A. Rivai No.37
Palembang 30129.
Populasi dan Sampel
a. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT PLN (Persero)
WS2JB Cabang Palembang yang berjumlah 88
orang. Yang terbagi dalam 7 kelompok yaitu :
1. Bagian Distribusi
2. Bagian Pembangkit
3. Bagian Pengukur dan Proteksi
4. Bagian Komersial
5. Bagian Pemasaran
6. Bagian SDM dan ADM
7. Bagian Keuangan
Besar penghasilan bruto per bulan karyawan
PT PLN (Persero) WS2J B Cabang Palembang
yaitu :
1. Diatas Rp 5.000.000
2. Diatas Rp 4.000.000
3. Diatas Rp 3.000.000
4. Diatas Rp 2.000.000
b. Sampel
Sugiono (2004 :73) sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.

ILMIAH Volume IV No.3, 2012 Jamiyla. Tinjauan Perhitungan

11 ISSN: 1979-0759



Teknik Sampling
Sugiono (2004 : 73) teknik sampling adalah
teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini teknik sampel yang
digunakan penulis adalah proportionate stratified
random sampling. Dimana Perusahaan
mempunyai karyawan dari jenis penghasilan yang
berstrata, maka jenis penghasilan karyawan itu
berstrata. Sampel penelitian adalah karyawan di
bagian keuangan PT PLN (Persero) WS2J B
Cabang Palembang yang berjumlah 11 orang
diantarnya adalah:
Tabel 3
Data Karyawan PT PLN (Persero) WS2JB
Cabang Palembang
N
o NPWP
Nama
Karyawa
n
Penghasilan
Bruto/setah
un
Statu
s J abatan
1
14.181.554.6.311.
000
Harun
A.Roni
Rp
189.808.65
4 K / 3
Ass.Manag
er
2
48.906.044.2.301.
000
Sukiman Rp
95.834.758
K / 3 Pegawai
3
77.274.571.7.307.
000
Yuliana
Tuti
Rp
79.855.620
K / 0 Pegawai
4
69.188.983.6.307.
000
J oko
Warono
Rp
141.704.47
2 K / 3 Pegawai
5
69.194.904.4.307.
000
Leni
Yanti
Rp
122.104.22
0 K / 0 Pegawai
6
69.194.905.1.307.
000
Olivia
Andrean
a
Rp
119.630.14
7 K / 0 Pegawai
7
69.194.860.8.307.
000
Carolina
Lusiana
Tupan
Rp
118.638.13
8 K / 0 Pegawai
8
87.226.650.7.019.
000
Amelia
Niko
Rp
80.292.037
K / 0 Pegawai
9
15.181.778.0.306.
000
Eka
Indah
P.S
Rp
37.687.671 TK /
0 Pegawai
10
57.971.821.4.301.
000
M.Herja
ni
Subhan
Rp
21.927.125 TK /
0 Pegawai
11
57.971.825.5.301.
000
Mardhia
na
Rp
21.927.125
TK /
0 Pegawai
Sumber : PT PLN (Persero) WS2JB Cabang
Palembang Tahun 2010

Jenis Data
Data yang dipakai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Yaitu data mentah yang masih harus diolah
yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian atau yang
memerlukan. Data primer juga data asli atau
data baru dalam hal ini berupa penghasilan
bruto karyawan pada PT PLN (Persero)
WS2JB Cabang Palembang.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan
dari sumber-sumber yang ada. Data sekunder
dalam penelitian ini berupa :
1. Surat Setoran Pajak Penghasilan (PPh)
pasal 21 tahun 2010.
2. Surat Setoran Pajak (SSP) Masa
Penghasilan Pasal 21 tahun 2010
3. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Pasal 21 tahun 2010 pada saat
menyampaikan SPT Tahunan.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan
dengan pokok pembahasan maka digunakan
teknik pengumpulan data yang objektif agar
pembahasan lebih mendekati dengan keadaan
yang sebenarnya.
Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Observasi (observation)
Yaitu mengadakan pengamatan
secara langsung terhadap objek
penelitian tentang pelaksanaan dari
kegiatan operasional. Dalam teknik
ini pengamatan dilakukan terhadap
karyawan di PT PLN (Persero)
WS2JB Cabang Palembang.
2. Wawancara (Interview)
Yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara melakukan tanya jawab
secara langsung dengan pihak yang
berwenang untuk mendapatkan data-
data sebagai bahan penelitian. Pihak
yang diwawancarai adalah karyawan
di PT PLN (Persero) WS2J B Cabang
Palembang yang menjadi objek
penelitian ini.
3. Studi Kepustakaan.
Yaitu teknik pengumpulan data
dengan cara mempelajari dan
mendalami serta mengutip teori -
teori atau konsep dari sebuah literatur
baik buku ataupun karya tulis lainnya
yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan penulis angkat dan teliti.
Teknik Analisis
Metode yang digunakan untuk menganalisis
data yang telah diperoleh adalah dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Sugiono (2004 : 11) metode deskriptif kualitatif
ialah suatu metode analisis secara objektif dengan
mencatat, memaparkan, mengklasifikasikan dan
menganalisis data dan informasi secara jelas
mengenai permasalahan yang ada, lalu diolah
menggunakan teori - teori yang relevan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dengan adanya analisis terhadap PPh Pasal
21 di PT PLN (Persero) WS2JB Cabang
Palembang, maka penulis dapat mengetahui
bagaimana perhitungan pajak penghasilan (PPh)
pasal 21 yang dilakukan oleh PT PLN (Persero)
WS2JB Palembang.
Untuk menghitung pajak penghasilan (PPh)
pasal 21 ini diambil sampel sebelas orang

ILMIAH Volume IV No.3, 2012 Jamiyla. Tinjauan Perhitungan

12 ISSN: 1979-0759


karyawan, dimana penghasilan masing-masing
karyawan tersebut berbeda. Gaji pokok dari
sebelas karyawan tersebut yaitu :

Tabel 4
Data Penghasilan Karyawan
No NPWP Nama Karyawan
1
14.181.554.6.311.000 Harun A.Roni
2
48.906.044.2.301.000 Sukiman
3
77.274.571.7.307.000 Yuliana Tuti
4
69.188.983.6.307.000 J oko Warono
5
69.194.904.4.307.000 Leni Yanti
6
69.194.905.1.307.000 Olivia Andreana
7
69.194.860.8.307.000 Carolina Lusiana
Tupan
8
87.226.650.7.019.000 Amelia Niko
9
15.181.778.0.306.000 Eka Indah P.S
10
57.971.821.4.301.000 M.Herjani Subhan
11
57.971.825.5.301.000 Mardhiana
Sumber : PT PLN (Persero) WS2JB Cabang
Palembang Tahun 2010

Gaji pokok kesebelas karyawan yang
menjadi sampel berbeda, sehingga untuk masing-
masing orang pribadi tersebut PPh pasal 21 yang
dikenakan berbeda pula. Untuk menjawab
rumusan masalah, maka penulis menyajikan
perhitungan pajak penghasilan pasal 21 orang
pribadi untuk tahun 2010 sebagai berikut :

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
1. Nama : Harun A.Roni
Status : K/3
Ada perbedaan hasil perhitungan antara
perhitungan menurut PT PLN (Persero) WS2J B
Cabang Palembang dan menurut Undang-Undang
pajak yaitu pada biaya jabatan (nomor 11).
Menurut PT PLN (Persero) WS2J B Cabang
Palembang biaya jabatan (nomor 11) sebesar Rp
190.150. Angka ini berasal dari perhitungan SPT
tahun sebelumnya karena karyawan tersebut
pindahan dari perusahaan lain. Sedangkan
perhitungan yang penulis lakukan berdasarkan
Undang-Undang pajak tahun 2009 biaya jabatan
(nomor 11) sebesar Rp 3.680.582 yaitu 5% x
tantiem, bonus, gratifikasi, jasa produk dan THR
atau 5% x Rp 73.611.654. Perbedaan perhitungan
biaya jabatan tersebut menyebabkan pajak
penghasilan (PPh) pasal 21 yang terutang untuk
Wajib Pajak Harun A.Roni berbeda.
2. Nama : Sukiman
Status : K/3
Ada perbedaan hasil perhitungan antara
perhitungan menurut PT PLN (Persero) WS2J B
Cabang Palembang dan menurut Undang-Undang
pajak yaitu pada biaya jabatan (nomor 11).
Menurut PT PLN (Persero) WS2J B Cabang
Palembang biaya jabatan (nomor 11) sebesar Rp
1.369.050. Angka ini berasal dari perhitungan
SPT tahun sebelumnya karena karyawan tersebut
pindahan dari perusahaan lain. Sedangkan
perhitungan yang penulis lakukan berdasarkan
Undang-Undang pajak tahun 2009 biaya jabatan
(nomor 11) sebesar Rp 2.160.787 yaitu 5% x
tatiem, bonus, gratifikasi, jasa produk dan THR
atau 5% x Rp 43.215.758. Perbedaan perhitungan
biaya jabatan tersebut menyebabkan pajak
penghasilan (PPh) pasal 21 yang terutang untuk
Wajib Pajak Sukiman berbeda.
3. Nama : Yuliana Tuti
Status : K/0
Ada perbedaan hasil perhitungan antara
perhitungan menurut PT PLN (Persero) WS2J B
Cabang Palembang dan menurut Undang-Undang
pajak yaitu pada biaya jabatan (nomor 11).
Menurut PT PLN (Persero) WS2J B Cabang
Palembang biaya jabatan (nomor 11) sebesar Rp
1.348.200. Angka ini berasal dari perhitungan
SPT tahun sebelumnya karena karyawan tersebut
pindahan dari perusahaan lain. Sedangkan
perhitungan yang penulis lakukan berdasarkan
Undang-Undang pajak tahun 2009 biaya jabatan
(nomor 11) sebesar Rp 1.840.981 yaitu 5% x
tatiem, bonus, gratifikasi, jasa produk dan THR
atau 5% x Rp 36.819.620. Perbedaan perhitungan
biaya jabatan tersebut menyebabkan pajak
penghasilan (PPh) pasal 21 yang terutang untuk
Wajib Pajak Yuliana Tuti berbeda.
4. Nama : Joko Warono
Status : K/3
Ada perbedaan hasil perhitungan antara
perhitungan menurut PT PLN (Persero) WS2J B
Cabang Palembang dan menurut Undang-Undang
pajak yaitu pada biaya jabatan (nomor 11).
Menurut PT PLN (Persero) WS2J B Cabang
Palembang biaya jabatan (nomor 11) sebesar Rp
1.729.700. Angka ini berasal dari perhitungan
SPT tahun sebelumnya karena karyawan tersebut
pindahan dari perusahaan lain. Sedangkan
perhitungan yang penulis lakukan berdasarkan
Undang-Undang pajak tahun 2010 biaya jabatan
(nomor 11) sebesar Rp 2.814.923 yaitu 5% x
tatiem, bonus, gratifikasi, jasa produk dan THR
atau 5% x Rp 56.298.472. Perbedaan perhitungan
biaya jabatan tersebut menyebabkan pajak
penghasilan (PPh) pasal 21 yang terutang untuk
Wajib Pajak Joko Warono berbeda.
5. Nama : Leni Yanti
Status : K/0
Ada perbedaan hasil perhitungan antara
perhitungan menurut PT PLN (Persero) WS2J B
Cabang Palembang dan menurut Undang-Undang
pajak yaitu pada biaya jabatan (nomor 11).
Menurut PT PLN (Persero) WS2J B Cabang
Palembang biaya jabatan (nomor 11) sebesar Rp

ILMIAH Volume IV No.3, 2012 Jamiyla. Tinjauan Perhitungan

13 ISSN: 1979-0759


2.261.600. Angka ini berasal dari perhitungan
SPT tahun sebelumnya karena karyawan tersebut
pindahan dari perusahaan lain. Sedangkan
perhitungan yang penulis lakukan berdasarkan
Undang-Undang pajak tahun 2009 biaya jabatan
(nomor 11) sebesar Rp 2.366.811 yaitu 5% x
tantiem, bonus, gratifikasi, jasa produk dan THR
atau 5% x Rp 47.336.220. Perbedaan perhitungan
biaya jabatan tersebut menyebabkan pajak
penghasilan (PPh) pasal 21 yang terutang untuk
Wajib Pajak Leni Yanti berbeda.
6. Nama : Olivia Andreana
Status : K/0
Perhitungan pajak penghasilan (PPh) pasal 21
yang terutang yang dilakukan oleh PT PLN
(Persero) WS2JB Cabang Palembang sudah
sesuai dengan perhitungan menurut Undang-
Undang pajak tahun 2010 yaitu sebesar Rp
9.307.750
7. Nama : Carolina Lusiana Tupan
Status : K/0
Perhitungan pajak penghasilan (PPh) pasal 21
yang terutang yang dilakukan oleh PT PLN
(Persero) WS2JB Cabang Palembang sudah
sesuai dengan perhitungan menurut Undang-
Undang pajak tahun 2010 yaitu sebesar Rp
9.049.150.
8. Nama : Amelia Niko
Status : K / 0
Perhitungan pajak penghasilan (PPh) pasal 21
yang terutang yang dilakukan oleh PT PLN
(Persero) WS2JB Cabang Palembang sudah
sesuai dengan perhitungan menurut Undang-
Undang pajak tahun 2010 yaitu sebesar Rp
3.751.000.
9. Nama : Eka Indah Permata Sari
Status : TK/0
Perhitungan pajak penghasilan (PPh) pasal 21
yang terutang yang dilakukan oleh PT PLN
(Persero) WS2JB Cabang Palembang sudah
sesuai dengan perhitungan menurut Undang-
Undang pajak tahun 2010 yaitu sebesar Rp
1.553.376.
10. Nama : M. Herjan Subhan
Status : TK/0
Perhitungan pajak penghasilan (PPh)
pasal 21 yang terutang yang dilakukan oleh PT
PLN (Persero) WS2J B Cabang Palembang sudah
sesuai dengan perhitungan menurut Undang-
Undang pajak tahun 2010 yaitu sebesar Rp
234.800.
9. Nama : Mardhiana
Status : TK/0
Perhitungan pajak penghasilan (PPh)
pasal 21 yang terutang yang dilakukan oleh PT
PLN (Persero) WS2J B Cabang Palembang sudah
sesuai dengan perhitungan menurut Undang-
Undang pajak tahun 2010 yaitu sebesar Rp
234.800.


Pembahasan
Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 yang
terutang untuk Wajib Pajak Olivia Andreana,
Carolina Lusiana Tupan, Amelia Niko, Eka Indah
Permata Sari, M. Herjan Subhan, Mardhiana
sudah sesuai dengan Undang-Undang pajak tahun
2009.
Pajak penghasilan (PPh) pasal 21 yang
terutang untuk Wajib Pajak Harun A. Roni,
Sukiman, Yuliana Tuti, Joko Warono dan Leni
Yanti belum sesuai dengan Undang-Undang pajak
tahun 2009. Terdapat ketidaksesuaian perhitungan
yang dilakukan oleh perusahaan dengan peraturan
Undang-Undang pajak tahun 2009, perusahaan
tidak mengikuti peraturan pemotongan biaya
jabatan bagi penghasilan berupa tantiem, bonus,
gratifikasi, jasa produk dan THR sebesar 5%
untuk kelima Wajib Pajak . Alasan yang diberikan
oleh perusahaan adalah karena kelima Wajib
Pajak tersebut karyawan pindahan yang biaya
jabatan mengikuti angka biaya jabatan pada SPT
tahun sebelumnya darimana mereka berasal.
Pelaksanaan penyetoran Pajak Penghasilan
pasal 21 yang terutang setiap bulannya ke kas
negara (dapat dilihat di SSP masa) adalah sebagai
berikut :
a) Bulan Januari disetorkan pada tanggal 20
Januari 2010 (sudah sesuai)
b) BulanFebruari disetorkan pada tanggal
23 Februari 2010 (sudah sesuai)
c) Bulan Maret disetorkan pada tanggal 17
Maret 2010 (sudah sesuai)
d) Bulan April disetorkan pada tanggal 20
April 2010 (sudah sesuai)
e) Bulan Mei disetorkan pada tanggal 11
Mei 2010 (sudah sesuai)
f) Bulan Juni disetorkan pada tanggal 30
Juni 2010 (sudah sesuai)
g) Bulan Juli disetorkan pada tanggal 21
Juli 2010 (sudah sesuai)
h) Bulan Agustus disetorkan pada tanggal
23 Agustus 2010 (sudah sesuai)
i) Bulan September diterima pembayaran
pada tanggal 6 Oktober 2010 (sudah
memenuhi peraturan tetapi di SSP Wajib
Pajak tidak mencantumkan tanggal
penyetoran)
j) Bulan Oktober diterima pembayaran
pada tanggal 29 Oktober 2010 (sudah
memenuhi peraturan tetapi di SSP Wajib
Pajak tidak mencantumkan tanggal
penyetoran)
k) Bulan November diterima pembayaran
pada tanggal 18 November 2010 (sudah
memenuhi peraturan tetapi di SSP Wajib
Pajak tidak mencantumkan tanggal
penyetoran)
l) Bulan Desember diterima pembayaran
pada tanggal 7 Januari 2011 (sudah

ILMIAH Volume IV No.3, 2012 Jamiyla. Tinjauan Perhitungan

14 ISSN: 1979-0759


memenuhi peraturan tetapi di SSP Wajib
Pajak tidak mencantumkan tanggal
penyetoran)
Dalam hal penyetoran yang dilakukan telah
sesuai dengan ketentuan yaitu tidak melewati
tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak
berakhir.
Pelaksanaan Penyampaian Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan
pasal 21 karyawan ke kantor Pelayanan Pajak
(KPP), telah dilaksanakan dengan ketentuan yaitu
tidak melewati tanggal 31 Maret tahun berikutnya
setelah tahun pajak (pada tanggal 17 Januari
2011)
Apabila terjadi keterlambatan dalam
penyampaian SPT Pajak Penghasilan pasal 21
dikenakan denda administrasi yang telah di atur
dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2007 dalam hal :
1. SPT Tahunan badan tidak disampaikan
pada waktunya, sanksi Rp. 1.000.000 per
SPT
2. SPT Tahunan orang pribadi tidak
disampaikan pada waktunya, sanksi Rp.
500.000 per SPT
3. SPT Masa PPN tidak disampaikan pada
waktunya, sanksi Rp. 500.000 per SPT.
4. SPT Masa Lainnya tidak disampaikan
pada waktunya, sanksi Rp. 100.000 per
SPT.

KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan dan saran saran bagi PT PLN
(Persero) WS2JB Cabang Palembang dalam
kaitannya dengan pemotongan, penyampaian dan
penyetoran pajak penghasilan pasal 21.

Kesimpulan
1. Dari analisis perhitungan pajak penghasilan
(PPh) pasal 21 yang terutang oleh PT PLN
(Persero) WS2JB Cabang Palembang belum
diterapkan perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 yang terutang menurut Undang-
Undang yang berlaku pada beberapa Wajib
Pajak. Hal ini menyebabkan Pajak
Penghasilan (PPh) pasal 21 yang terutang
belum tepat.











2. Didalam penyetoran Surat Setoran Pajak
(SSP) Masa pajak penghasilan pasal 21 telah
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
belaku, namun pengisiannya masih ada yang
belum lengkap.
3. Dalam penyetoran Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan pajak penghasilan pasal 21
telah dilakukan dengan ketentuan yang
berlaku yaitu tidak melewati tanggal 31
Maret tahun berikutnya setelah tahun pajak
namun masih ada pengisian formulisr SPT
yang belum sesuai.
Saran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
berikut ini saran yang dapat di berikan penulis,
yaitu :
1. Sebaiknya perhitungan pajak penghasilan
pasal 21 yang terutang dilakukan sesuai
dengan perhitungan Undang-Undang pajak
yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pajak .
2. Surat Setoran Pajak (SSP) masa sebaiknya
diisi dengan lengkap sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3. Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
sebaiknya diisi dan disampaikan sesuai
dengan formulir yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Estralita trisnawati.2009. Akuntansi
Perpajakan Edisi 2. Jakarta : Salemba
Empat
Djoko Muljono,2006. Akuntansi Pajak (prosedur
perhitungan dan pelaporan pajak
penghasilan) Yogyakarta. Andi.
Direktorat Jenderal Pajak. Undang-undang No. 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan
Direktorat Jenderal Pajak. Undang-undang No. 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Harnanto.2010.Akuntansi Perpajakan (Dasar-
dasar Konsep Pajak Penghasilan).
Yogyakarta: Fakultas Ekonmi dan Bisnis
UIGM.
Muljono, Baruni Wicaksono.2009. Akuntansi
Pajak Lanjutan. Yogyakarta. CV Andi.
Resmi, Siti.2008. Teori dan Kasus Perpajakan.
Edisi Keempat, Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono.2005. Metodologi Penelitian Bisnis.
Bandung. CV Alfa Beta.

You might also like