You are on page 1of 16

PENGARUH SUKU BUNGA, PENDAPATAN NASABAH, STATUS PEKERJAAN NASABAH,

JANGKA WAKTU KREDIT TERHADAP JUMLAH PENGAMBILAN KREDIT PADA


NASABAH PERUSAHAAN DAERAH BADAN KREDIT KECAMATAN
EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI
Sugeng Raharjo
STIE AUB Surakarta
ABSTRACT
The purpose of this research is investigated and examined the influence of rate of
interest, job, and state of the job and time of credit toward amount of credit at PD BKK
Eromoko Wonogiri. The Hypotesis that formulated in this research is there is influence rate of
interest, job, state of the job and time of credit toward amount of credit at PD BKK Eromoko
Wonogiri as partial and simultan.
This research is empirical survey at PD BKK Eromoko Wonogiri. Data that used in this
research is secondary data. Data have been collected from PD BKK Eromoko Wonogiri 2010.
The data have been colleted in this research as 100 respondents. The analisys that used is
multiple regression, clasic asumption,t test, F test and test of R 2.
The result of t test show that rate of interest have negatif influence toward amount
of credit so tgat time of credit have positif significant but the job and state of job have not
significant influence toward amount of credit. The result of F test show that rate of interest,
job, state of the job and time of credit have significant influence toward amount of credit at
PD BKK EromokoWonogiri as simultance. The R 2 show as 0,784 it means that independent
variable can explain 7, 84% for variation of depedent variable, and 21,6 % can been explained
another variable
Keyword: rate of interest, job, state of the job, time of credit, amount of credit
A. Pendahuluan

inerja keuangan bank merupakan


salah satu dasar penilaian terhadap
kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dan
pengelola dana masyarakat. Perbaikan
kondisi kinerja keuangan perbankan
nasional membawa kepada suatu alam
persaingan yang ketat diantara bank-bank
umum dari suatu periode ke periode
berikutnya, sebagai bahan pertimbangan
bagi manajemen dalam melaksanakan
kegiatan operasi dan penyusunan rencana
kerja anggaran bank, untuk memonitor
pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga
dapat diadakan perbaikan di masa yang
akan datang.
Implikasi dari Hal tersebut adalah
semakin tingginya kompetisi di dunia

bisnis,sehingga perlu adanya mana-jemen


pemasaran jasa yang berbeda dengan
pemasaran tradisional yang telah dikenal
selama ini.
Perkembangan tersebut
mengakibat-kan iklim bisnis di Indonesia
pun berubah. Masing-masing perusahaan
akan berupaya untuk dapat merebut pasar
yang ada untuk produk dan jasa yang
sama, akibatnya masyarakat sebagai
konsmen akan mempunyai posisi tawar
yang tinggi dalam mene-ntukan pilihan
terhadap produk dan jasa yang akan
dibelinya. Perusahaan dituntut untuk mem
punyai daya saing terhadap perusahaan
pesaingnya.
Daya saing tersebut dapat
diujudkan melalui kegiatan-kegiatan fungsional yang cermat dan tepat. Melikuidasi
bank bank yang dinilai tidak sehat dan
tidak layak lagi untuk beroperasi. Hal ini
menimbulkan krisis kepercayaan dari
masyarakat terhadap industri perbankan.

Sumber utama pendapatan bank berasal


dari kegiatan penyaluran kredit dalam
bentuk pendapatan bunga untuk bank
konvesional dan bagi hasil untuk bank
syariah. Terkonsentrasinya usaha bank
dalam penyaluran kredit tersebut disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama,
sifat usaha bank yang berfungsi sebagai
lembaga intermediasi antara unit surplus
dengan unit defisit. Kedua, penyaluran
kredit memberikan spread yang pasti
sehingga besarnya pendapatan dapat
diperkirakan. Ketiga, melihat posisinya
dalam
pelaksanaan
kebijaksanaan
moneter, perbankan merupakan sektor
usaha yang kegiatannya paling diatur dan
dibatasi. Keempat, sumber utama dana
bank berasal dari dana masyarakat
sehingga secara moral mereka harus
menya-lurkan kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit, namun dalam pelaksanaan tidak semua dana yang dihimpun
dari masyarakat bisa tersalurkan dengan
baik sesuai dengan tolak ukur yang telah
ditetapkan dan penyaluran kredit kepada
masyarakat kerap kali mengalami hambatan dalam hal pengembalian pinjaman
kepada pihak bank dan nyaris semua bank
beroperasi di Indonesia mengalami kredit
macet (bermasalah). Pemerintah selaku
regulator haus selalu berusaha untuk
menghidupkan dan memperbaiki dunia
perbankan melalui berbagai
paket
kebijaksanaan yang berupa paket deregulasi, khususnya yang berkenaan dengan
sektor perbankan. Pada dasarnya inti dari
semua kebijaksanaan yang ada adalah
untuk memberikan kebebasan kepada
dunia perbankan dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat
dan
kemudian menyalurkannya kembali kepada
masyarakat.
Pengamatan yang dilakukan di
lembaga perbankan, diketahui permintaan
kredit selalu berubah tergantung pada
bebeapa hal antaa lain : suku bunga, pendapatan, status pekerjaaan, dan jangka
waktu kedit Suku bunga merupakan salah
satu faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam rangkan menghimpun dan menyalurkan dana pada masyarakat. Tingkat suku

bunga pada dasarnya merupakan refleksi


dan kekuatan permintaan dan penawaran
dana. Dengan demikian perkembangan dan
tingkat suku bunga mencerminkan tingkat
kelangkaan atau kecukupan dana dimasyarakat. Naik turunnya permintaan kedit
tergantung perilaku konsumen, artinya
dalam hukum permintaan yang menyatakan bahwa, bila suatu harga barang naik
(ceteris paribus) maka, jumlah yang
diminta konsumen akan barang tersebut
turun maka jumlah barang tersebut yang
diminta konsumen akan naik Cateris
paribus berarti bahwa semua faktor-faktor
lain yang mempengaruhi jumlah barang
yang diminta dianggap tidak berubah
(Boediono, 1998). Para ahli ekonomi membedakan pemakaian istilah fungsi permintaan dan kurva permintaan. Fungsi permintaan menghubungkan kuantitas yang
diminta dengan harga barang tersebut juga
dengan faktor-faktor lainnya yang besar
pengaruhnya terhadap permin-taan, seperi
: pendapatan konsumen yang bersangkutan, harga barang pengganti, harga
barang komple-menter dan citarasa. Kurva
atau skedul permintaan hanya menghubungkan kuantitas yang diminta dengan
harga satuan barang tersebut (Soediyono,
1983 : 18). Fungsi permintaan menghubungkan kuantitas yang diminta dengan
harga barang tersebut juga dengan faktorfaktor lainnya yang besar pengaruhnya
terhadap permintaan Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat
telah mempergunakan dana sebagai balas
jasa.
Menurut Samuelson dan Nordhaus
(1995), tingkat bunga adalah pembayaran
yang dilakukan untuk penggunaan uang.
Tingkat bunga adalah jumlah bunga yang
dibayarkan per unit waktu. Masyarakat
harus membayar peluang untuk meminjam
uang. Biaya untuk meminjam uang, diukur
dalam rupiah per tahun untuk setiap
rupiah yang dipinjam, adalah tingkat
bunga. Perubahan suku bunga merupakan
perubahan dalam permintaan uang
(kredit). Kenaikan suku bunga mengakibatkan penurunan permintaan agregat /
pengeluaran investasi, sebaliknya, pening-

katan suku bunga akan mengakibatkan


peningkatan permintaan agregat. Dalam
lingkup eksternal tingkat suku bunga
sangat berperan terhadap arus modal
masuk dan keluar. Pendapatan adalah
penerimaan tingkat hidup dalam satuan
rupiah yang dapat dinikmati seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas
penghasilannya atau sumber-sumber pendapatan lain.
Menurut Winardi (2001:249) pendapatan merupakan pendapatan tingkat
hidup yang dapat dinikmati oleh individu di
masyarakat Pendapatan masyarakat yang
digunakan untuk mengembalikan kredit,
harus jelas dan riil. Pendapatan masyarakat
tersebut sebagai sumber penghasilan dari
ber-bagai macam mata pekerjaan, seperti
pegawai negeri, wiraswasta, petani, pengusaha dan perajin. Pengaruh perubahan
pendapatan terhadap mempunyai dua
kemungkinan. Pada umumnya pengaruh
pendapatan terhadap permintaan adalah
positif dalam arti bahwa kenaikan pendapatan akan menaikkan permintaan. Hal ini
terjadi apabila barang tersebut merupakan barang superior atau normal. Ini
seperti efek selera dan efek banyaknya
pembeli yang mempunyai efek positif.
Pada kasus barang inferior, maka kenaikkan pendapatan justru menurunkan permintaan (Wijaya,1991).
Kosumen selalu beusaha untuk
dapat memenuhi segala kebutuhannya dila
kukan usaha tambahan agar dapat membantu menambah pendapatannya.
Berbagai cara dilakukan masyarakat mulai
dari investasi sederhana sampai dengan
investasi bermodal besar.
Dampaknya pada sektor moneter adalah
permohonan modal usaha dan investasi
akhinya semakin meningkat. Permohonan
modal tersebut, mengarah kepada permohonan kredit ke lembaga perbankan yang
semakin meningkat. Faktor lain yang mem
pengaruhi permohonan kedit adalah jangka waktu pinjaman. Semakin lama jangka
waktu pinjaman maka akan memberikan
resiko yang lebih besar pada kredit
tersebut. Petimbangan resiko kredit menye
babkan seorang nasabah akan memikirnya

jangka waktu yang akan diambil dalam


pengambilan kredit di bank.
Terkait dengan hal tersebut banyak
penelitian yang telah dilakukan antara
lain: Banjarnahor (2006) mela-kukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada PT Bank Sumut Cabang
Tarutung. Hasil dari penelitian adalah
faktor suku bunga kredit, jumlah kredit,
jangka waktu dan pelayanan nasabah
berpe-ngaruh terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan mempengaruhi keputusan permintaan kredit pada
PT Bank Sumut Cabang Tarutung adalah
faktor tingkat suku bunga kredit.
Situngkir (2008) melakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Memu-tuskan
Pengambilan Kredit Pada PT Bank Internasional Indonesia Medan. Hasil dari penelitian adalah faktor tingkat suku bunga
kredit, proses penyaluran kredit, lokasi
bank dan jumlah kredit berpengaruh
terhadap keputusan permintaan kredit.
Faktor yang dominan mempengaruhi
nasabah terhadap keputusan permintaan
kredit pada PT Bank Internasional
Indonesia Medan adalah faktor tingkat
suku bunga kredit
Aryaningsih (2008) melakukan penelitian dengan judul pengaruh suku bunga,
inflasi dan jumlah pendapatan terhadap
permintaan kredit di PT BPB Cabang
Pembantu Kediri. Hasil penelitiaannya
menyatakan bahwa ketiga faktor (suku
bunga, inflasi dan jumlah pedapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan kredit secara simultan. Secara
parsial Suku bunga dan jumlah pendapatan
mem-punyai pengaruh signifikan terhadap
permintaan kredit sedangkan inflasi tidak
berpengaruh
Arsyid (2008) dalam pene-litiannya
yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap
kredit pemilikan rumah sederhana di
Kabupaten Bandung menyatakan bahwa
secara Multiple (serempak) Harga, Pendapatan, Selera, Suku Bunga Kredit, Jangka
Waktu Kredit, Lokasi, dan sarana Prasarana

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Permintaan KPRS di Kabupaten


Bandung. Namun secara parsial hanya
Pendapatan dan selera saja yang secara
signifikan berpengaruh positif terhadap
Permintaan KPRS di Kabupaten Bandung.
Sedangkan Harga, Suku Bunga Kredit,
Jangka Waktu Kredit, Lokasi, dan sarana
Prasarana, secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Permintaan
KPRS di Kabupaten Bandung.
Berdasarkan penelitian-penelitian di
atas diketahui bahwa jumlah permintaan
kedit dipengaruhi oleh banyak faktor
antara lain: suku bunga, pendapatan
nasabah, poses. Lokasi dan status pekejaan
nasabah Berdasarkan hal tersebut perlu
dilakukan penelitian dengan judul
Pengaruh Suku bunga, Pendapatan
Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah,
Jangka Waktu Kredit Terhadap Jumlah
Pengambilan Kredit Pada Nasabah PD BKK
Eromoko Kabupaten Wonogiri.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut
maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh suku bunga
dengan jumlah pengambilan kredit di
PD BKK Eromoko Kabupaten Wonogiri?
2. Apakah pengaruh pendapatan nasabah
dengan jumlah pengambilan kredit di
PD BKK Eromoko Kabupaten Wonogiri?
3. Apakah pengaruh status pekerjaan
nasabah dengan jumlah pengambilan
kredit di PD BKK Eromoko Kabupaten
Wonogiri ?
4. Apakah pengaruh Jangka waktu dengan
jumlah pengambilan kredit di PD BKK
Eromoko Kabupaten Wonogiri?
5. Apakah pengaruh suku bunga, pendapatan nasabah, status pekerjaan
nasabah dan Jangka waktu dengan
jumlah pengambilan kredit di PD BKK
Eromoko Kabupaten Wonogiri secara
simultan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui:

1. Signifikansi pengaruh suku bunga


dengan jumlah pengambilan kredit di
PD BKK Eromoko Kabupaten Wonogiri
2. Signifikansi
pengaruh pendapatan
nasabah dengan jumlah pengambilan
kredit di PD BKK Eromoko Kabupaten
Wonogiri
3. Signifikansi pengaruh status pekerjaan
nasabah dengan jumlah pengambilan
kredit di PD BKK Eromoko Kabupaten
Wonogiri
4. Signifikansi pengaruh jangka waktu
kredit dengan jumlah pengambilan
kredit di PD BKK Eromoko Kabupaten
Wonogiri
5. Signifikansi pengaruh suku bunga,
pendapatan nasabah, status pekerjaan
nasabah dan Jangka waktu dengan
jumlah pengambilan kredit di PD BKK
Eromoko Kabupaten Wonogiri secara
simultan
D. Kerangka Teori dan Penelitian Terdahulu
1. Permintaan
Inflasi
Permintaan
dalam
ekonomi adalah kombinasi harga dan
jumlah suatu barang yang ingin dibeli
oleh konsumen pada berbagai tingkat
harga suatu periode tertentu.
Permintaan suatu barang sangat dipengaruhi oleh pendapatan dan harga
barang tersebut. Apabila harga barang
naik sedang pendapatan tidak berubah
maka permintaan barang tersebut akan
turun. Sebaliknya, jika harga barang
turun, sedang pendapatan tidak
berubah maka permintaan barang akan
mengalami kenaikan atau bertambah
(Soekirno, 1985).
Menurut Faried Wijaya (1991)
selain harga barang itu sendiri, faktorfaktor lain yang menentukan permintaan individu maupun pasar adalah :
a. Selera konsumen. Perubahan selera
konsumen yang lebih menyenangi
barang tersebut misalnya, akan
berarti lebih banyak barang yamg
akan diminta pada setiap tingkat
harga. Jadi permintaan akan naik
atau kurva permintaan akan ber-

geser ke kanan. Sebaliknya berkurangnya selera konsumen akan


barang tersebut menyebabkan permintaan turun yang berarti kurva
permintaan bergeser ke kiri.
b. Banyaknya konsumen pembeli. Bila
volume pembelian oleh masingmasing konsumen adalah sama,
maka kenaikan jumlah konsumen di
pasar akan menyebabkan kenaikan
permintaan, sehingga kurvanya bergeser ke kanan. Penurunan jumlah
atau banyaknya konsumen akan
menyebabkan penurunan permintaan.
c. Pendapatan konsumen Pengaruh
perubahan pendapatan terhadap
mempunyai dua kemungkinan. Pada
umumnya pengaruh pendapatan
terhadap permintaan adalah positif
dalam arti bahwa kenaikan pendapatan akan menaikkan permintaan.
Hal ini terjadi apabila barang tersebut merupakan barang superior
atau normal. Ini seperti efek selera
dan efek banyaknya pembeli yang
mempunyai efek positif. Pada kasus
barang inferior, maka kenaikkan
pendapatan justru menurunkan
permintaan.
d. Harga barang-barang lain yang bersangkutan. Barang-barang lain yang
bersangkutan biasanya merupakan
barang subsitusi (pengganti) atau
barang komplementer (pelengkap).
Kenaikan
harga
barang
subsitusi
berarti
penurunan hargabarang
tersebut secara relatif meskipun
harganya
tetap,
tidak
berubah, sehingga harga
barang
tersebut
menjadi lebih murah secara relatif.
Permintaan suatu barang akan naik
apabila harga barang penggantinya
turun, maka permintaan akan
barang tersebut juga turun. Hal ini
karena barang tersebut harganya
lebih mahal dibandingkan dengan
harga barang penggantinya.
Kenaikan harga barang pelengkap
suatu barang tertentu akan menye-

babkan permintaan akan barang


tersebut turun, dan sebaliknya.
e. Ekspektasi (perkiraan harga-harga
barang dan pendapatan di masa
depan). Ekspektasi para konsumen
bahwa harga-harga akan naik di
masa depan mungkin menyebabkan
mereka membeli barang tersebut
sekarang untuk menghindari kemungkinan akibat adanya kenaikan
harga tersebut. Demikian juga
halnya jika konsumen memperkirakan bahwa pendapatannya akan naik
dimasa depan. Sebaliknya, terjadi
penurunan permintaan bila para
konsumen memperkirakan bahwa
dimasa depan harga-harga akan naik
atau pendapatannya akan turun
2. Kredit
a. Pengertian kredit dan jangka waktu
Kredit barasal dari kata
credere yang artinya kepercayaan.
Setiap pelaku ekonomi yang menikmati kredit adalah orang yang dipercaya oleh kreditor. Kondisi ini
setelah melalui proses penilaian atas
beberapa aspek seperti kemauan,
motivasi dan kemampuan.
Pemahaman ini perlu menjadi
perhatian karena kepercayaan yang
diberikan kreditor kepada debitor
merupakan prestasi tersendiri. UU
No. 10 tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan Kredit adalah
penyediaan uang atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan
atau
kesepakatan
pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak debitor untuk melunasi
hutangnya sesuai jangka waktu
dengan pemberian bunga.
Sedangkan menurut pernyataan
standart akuntansi keuangan (2002)
No 31 paragraf 11 definisi kredit
adalah : Peminjaman uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk


melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah
bunga,
imbalan atau
pembagian
hasil
keuntungan.
Jangka waktu
dibagi menjadi jangka waktu pendek
dan panjang. Jangka waktu pendek
adalah meliputi satu siklus akuntansi
atausatu tahun sedangkan jangka
panjang adalah lebih dari dari siklu
akuntansi (lebih dari setahun)
Berdasarkan pengertian diatas
dapat dikemukakan bahwa dalam
pemberian kredit terdapat beberapa
hal yaitu pihak yang memberikan
pinjaman yang disebut kreditor,
pihak yang menerima pinjaman dana
yang disebut debitor, penyedia dana
perjanjian kredit, batas waktu kredit,
suku bunga yang dipersyaratkan
serta risiko bagi kreditor sebagai
akibat dari penerimaan sejumlah
dana pada masa akan datang yang
dihadapkan pada ketidakpastian.
b. Prinsip prinsip pemberian kredit
Menurut Kasmir (2007:104)
terdapat terdapat lima prinsip yang
harus diperhatikan dalam melakukan
penelaahan yang mendalam terhadap kondisi calon debitor meliputi
penganalisaan terhadap character,
capacity, capital, collateral and
condition of economic (5 C).
1) Character.
Suatu
keyakinan
bahwa, sifat atau watak dari
orang orang yang akan diberikan akan diberikan kredit benar
benar dapat dipercaya, hal ini
tercermin dari latar belakang si
nasabah baik yang bersifat latar
belakang pekerjaan maupun yang
bersifat pribadi seperti : cara
hidup tau gaya hidup yang
dianutnya, keadaan keluarga,
hobby dan sosial standingnya. Ini
merupakan ukuran kemauan
membayar.
2) Capacity. Melihat nasabah dalam
kemampuannya dalam bidang
bisnis yang dihubungkan dengan
pendidikannya,
kemampuan

bisnis juga diukur dengan kemam


puannya
dalam
memahami
tentang ketentuan ketentuan
pemerintah. Begitu pula dengan
kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada
akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan
kredit yang disalurkan.
3) Capital. Melihat penggunaan
modal apakah efektif, dilihat dari
laporan keuangan (neraca dan
laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari
segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital
juga harus dilihat dari sumber
mana saja modal yang ada
sekarang ini.
4) Collatera/Jaminan yang akan dibe
rikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya mele-bihi
jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi
suatu masalah, maka jaminan
yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5) Condition of economic. Dalam
menilai kredit hendaknya juga
dinilai kondisi ekonomi dan
politik sekarang dan dimasa yang
akan datang sesuai sektor masing
masing, serta prospek usaha
dari sektor yang ia jalankan.
Penilaian prospek bidang usaha
yang dibiayai hendaknya benar
benar memiliki prospek yang
baik, sehingga kemungkinan
kredit tersebut bermasalah relatif
kecil.
3. Suku bunga
Pengertian tingkat suku bunga
(interest rate) menurut Samuelson dan
Nordhaus (1995:482) adalah sebagai
berikut :
"The interest rate is the amount of
interest paid per unit of time. In other
words, people must pay for the

opportunity to borrow money. The cost


of borrowing money, measured in dollar
per year per dollar borrowed, is the
interest rate".
Sedangkan menurut Bernstein
dan Wild (1998:292): Interest is
composition for use money. It is the
excess cah paid or collected beyond the
money (peicipal) borrowed or loaned.
Penentuan tingkat bunga haruslah
memperhatikan tingkat inflasi yang
terjadi. Hal ini diungkapkan oleh Fisher
dalam Mankiw (2003;86) bahwa:
tingkat bunga nominal akan berubah
karena dua alasan yaitu karena tingkat
bunga riil berubah atau karena tingkat
inflasi berubah jadi tingkat bunga
nominal besarnya adalah penjumlahan
dari tingkat bunga riil ditambah tingkat
inflasi.
Tingkat bunga nominal yang
terdiri dari tingkat inflasi plus tingkat
bunga riil dinyatakan pula oleh
Taylor(1998;521) : Real interest rate is
the interest rate minus the expected
rate of inflation,it adjust the nominal
interest rate for inflation. Nominal
interest rate is the interest rate
uncorrected for inflation.
Menurut Keynes, dalam Kuncoro
(2001:38), menyatakan bahwa:
Tingkat bunga terjadi karena adanya
permintaan dan penawaran akan uang
dari masyarakat,sedangkan perubahan
naik-turunnya tingkat suku bunga mem
pengaruhi keinginan untuk mengadakan
investasi, misalnya pada surat berharga,
dimana harga dapat naik atau turun
tergantung pada tingkat bunga (bila
tingkat bunga naik maka surat berharga
turun dan sebaliknya), sehingga ada
kemungkinan pemegang surat berharga
akan menderita capital loss atau gain.
Suku bunga dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1) Suku bunga nominal adalah suku
bunga dalam nilai uang. Suku bunga
ini merupakan nilai yang dapat
dibaca secara umum. Suku bunga ini
menunjukkan sejumlah rupiah untuk

setiap satu rupiah yang diinvestasikan.


2) Suku bunga riil adalah suku bunga
yang telah mengalami koreksi akibat
inflasi dan didefinisikan sebagai suku
bunga nominal dikurangi laju inflasi.
Dalam Kamus Akuntansi (1996:69),
disebutkan bahwa Interest (bunga,
kepentingan, hak) merupakan: [1]
beban atas penggunaan uang dalam
suatu periode, dan [2] suatu pemilikan atau bagian kenyataan dalam
suatu perusahaan, usaha dagang,
atau sumber daya.
E. Kajian Empiris
Setianingsih (2001) melakukan penelitian tentang factor-faktor yang mempengaruhi deposito berjangka rupiah pada
bank pemerintah. Variabel yang digunakan
adalah PDB riil per kapita, tingkat suku
bunga deposito, dan nilai rupiah terhadap
dollar. Alat analisis yang digunakan adalah
PAM. Hasil penelitian ini menyebutkan
bahwa PDB riil per kapita, tingkat suku
bunga deposito, dan tingkat deposito
periode sebelumnya berpengaruh positif
dan signifikan terhadap deposito berjangka
rupiah.
Sulastri (2002) dengan judul penelitian Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi dana perbankan tahun 1978-1999
dalam penelitian ini meng-gunakan
metode kuadarat terkecil biasa disebut
OLS. Variabel yang digunakan adalah PDB,
JUB, tingkat suku bunga dan IHK. Dari
penelitian ini disimpulkan ada dua variabel
yang berpengaruh signifikan terhadap dana
perbankan yaitu PDB dan suku bunga.
Banjarnahor
(2006) melakukan
penelitian dengan judul Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Permintaan Kredit Pada PT Bank Sumut
Cabang Tarutung. Tujuan penelitiannya
adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh faktor tingkat suku bunga kredit,
jumlah kredit, jangka waktu dan pelayanan
nasabah dalam mempengaruhi dan menen
tukan keputusan permintaan kredit pada
PT Bank Sumut Cabang Tarutung. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis

regresi linier berganda. Hasil dari penelitian


adalah faktor suku bunga kredit, jumlah
kredit, jangka waktu dan pelayanan
nasabah berpengaruh terhadap keputusan
permintaan kredit. Faktor yang dominan
mempengaruhi keputusan permintaan
kredit pada PT Bank Sumut Cabang
Tarutung adalah faktor tingkat suku bunga
kredit.
Situngkir (2008) melakukan penelitian berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Memutuskan
Pengambilan Kredit Pada PT Bank Internasional Indonesia Medan. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh faktor tingkat suku
bunga kredit, proses penyaluran kredit,
lokasi bank dan jumlah kredit terhadap
keputusan permintaan kredit pada PT Bank
Inter-nasional Indonesia Medan. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian adalah faktor
tingkat suku bunga kredit, proses penyaluran kredit, lokasi bank dan jumlah kredit

berpengaruh terhadap keputusan permintaan kredit. Faktor yang dominan


mempengaruhi nasabah terhadap keputusan permintaan kredit pada PT Bank
Internasional Indonesia Medan adalah
faktor tingkat suku bunga kredit.
Aryaningsih (2008) melakukan penelitian dengan judul pengaruh suku bunga,
inflasi dan jumlah pendapatan terhadap
permintaan kredit di PT BPB Cabang
Pembantu Kediri. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil
penelitiaannya menyatakan bahwa ketiga
faktor (suku bunga, inflasi dan jumlah
pedapatan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap permintaan kredit secara simultan. Secara parsial Suku bunga dan jumlah
pendapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan kredit sedangkan inflasi tidak berpengaruh
F. Kerangka Berfikir
Ada Untuk memberikan gambaran
yang jelas dalam penelitian ini diberikan
kerangka pemikiran sebagai berikut ini.

Suku bunga
(r)
Pendapatan
(y)

Jumlah
Pengambilan
Kredit (Y)

Status
Pekerjaan(Sp)

Jangka waktu
kredit (Jw)

G. Hipotesis
Hipotesis Hipotesis adalah dugaan
sementara atau jawaban sementara atas
permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran
dugaan
tersebut
(Sugiyono,2004:67)
Berdasarkan landasan teori dan penelitian
terdahulu hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:

Gambar 1. Kerangka pemikiran

H1 :

H2 :

Suku bunga berpengaruh negatif


signifikan terhadap jumlah pengam
bilan kredit di PD BKK Eromoko
Kabupaten Wonogiri .
Pendapatan berpengaruh positif
signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit di PD BKK Eromoko
Kabupaten Wonogiri .

H3 :

H3 :

H3 :

Status pekerjaan berpengaruh positif


signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit di PD BKK Eromoko
Kabupaten Wonogiri .
Jangka waktu kredit berpengaruh
positif signifikan terhadap jumlah
pengambilan kredit di PD BKK
Eromoko Kabupaten Wonogiri.
suku bunga, pendapatan nasabah,
status pekerjaan nasabah dan Jangka
waktu berpengaruh positif signifikan
terhadap jumlah pengambilan kredit
di PD BKK Eromoko Kabupaten
Wonogiri secara simultan.

H. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu penelitian
Lokasi Penelitian ini di PD BKK
Eromoko Kabupaten Wonogiri. Obyek
Peleitian ini adalah nasabah PD BKK
Eromoko Kabupaten Wonogiri
2. Populasi dan teknik pengampilan
sampel
Populasi
Menurut Sugiyono
(2004: 115) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek/
subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah nasabah
PD BKK Eromoko Kabupaten Kabupaten
Wonogiri pada tahun 2010 sejumlah
400 orang.
Sampel adalah bagian dari
populasi penelitian. Sampel ber-kisar 10
15 % atau 20 25 % atau lebih dari
seluruh populasi (Arikunto, 2006: 134).
Sampel dalam penelitian ini adalah
nasabah pada PD BKK Eromoko Kabupaten Wonogiri Sampel dalam penelitian ini akan diambil dengan teknik
random sampling sejumlah 100
responden dihitung dari 25% (400)
orang.
3. Variabel Penelitian
a. Variabel Jumlah Pengambilan kredit
(Y) merupakan jumlah nilai rupiah
yang diambil oleh nasabah dalam
transaksi kredit pada PD BKK
Eromoko Kab. Wonogiri

b. Suku bunga (r) merupakan tingkat


imbal jasa atau harga yang dibayarkan oleh nasabah pada PD BKK
Eromoko Kabupaten Wonogiri. Suku
bunga akan dihitung dalm jangka
waktu tahun derngan indikator %
per tahun
c. Pendapatan (y) merupakan besaran
pendapaan yang diperoleh oleh
nasabah PD BKK Eromoko Kab.
Wonogiri setiap bulan dalam Rupiah
baik dari gaji atau usaha lain.
Pendapatan dihitung dengan nilai
rupiah yang diperoleh setiap bulan.
d. Status Pekerjaan (Sp) merupakan
pekerjaan yang dimilki oleh nasabah.
Variabel ini merupakan variabel
dummy yaitu: kode Angka 1 untuk
PNS, Angka 0 untuk non PNS
e. Jangka waktu kredit (Jw) meru-pakan
jangka waktu pengem-balian kredit
oleh nasabah di PD BKK Eromoko
Kabupaten. Variabel ini merupakan
variabel yang diukur dengan jumlah
bulan yang ditetapkan dalam
pengembalian kredit
4. Teknik Analisis Data
a. Uji Asumsi Kalsik
Metode regresi berganda
akan dapat dijadikan alat estimasi
yang tidak bisa jika telah memenuhi persyaratan Best Liniear
Unbiased Estimation (BLUE). Oleh
karena itu diperlukan adanya uji
asumsi klasik terhadap model
yang telah diformulasikan yang
mencakup pengujian sebagai
berikut:
1. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk
menguji apakah variabel berdistribusi normal atau tidak,
dapat dilihat dari Uji Kolmo
gorov-Smirnov. Dasar pengam
bilan keputusan yaitu jika
probabilitas lebih besar dari
0,05 maka Ho diterima yang
berarti variabel berdistribusi
normal dan jika probabilitas
kurang dari 0,05 maka Ho

ditolak yang berarti variabel


tidak berdistribusi normal
(Santoso, 2003:393)
2. Multikolinier
Salah satu asumsi klasik
adalah tidak terjadi multikol
diantara variabel independen
yang ada dalam satu model
dalam bentuk model regresi
linier berganda hendaknya
dihindari terjadinya multikoliniear. Multikolinier berarti
ada hubungan linier yang
sempurna atau pasti di antara
beberapa atau semua variabel
penjelas. Apabila sebagian
atau seluruh variabel independen berkorelasi kuat maka
terjadi multikolinear.
Konsekuensi terjadinya multikolinieritas adalah koefisien
korelasi variabel tidak tertentu
dan kesalahan menjadi sangat
besar atau tidak terhingga.
Salah satu cara untuk
mendeteksi kolinieritas adalah
dengan melihat nilai tolerance
dan lawan Variance Inflation
Factor (VIF). Model regresi
bebas dari multikol apabila
nilai variance dan VIF di
sekitar nilai 1 (Santoso,
2004:2006)
3. Auto Korelasi
Pengujian autokorelasi
digunakan untuk mengetahui
apakah
korelasi
antara
anggota serangkaian observasi
yang diurutkan
menurut
waktu (data time series) atau
ruang data (data cross
section). Beberapa faktor yang
menyebabkan adalah tidak
dimasukkannya variabel bebas
dan satu variabel terikat,
dalam pembuatan model
hanya memasukkan 3 variabel
bebas. Model dikatakan terbebas dari autokorelasi jika
angka DW berada antara -2
dan 2 (Algifari,2000:89)

4. Heterokedastisitas
Penyimpangan asumsi
klasik ini adalah adanya
Heterokedastisitas,
artinya
varian variabel dalam model
tidak sama. Konsekuensi
adanya
Heterokedastisitas
dalam model regresi adalah
penaksir yang diperoleh tidak
efisien, baik dalam sampel
kecil maupun besar, walau
pun penaksir yang diperoleh
menggambarkan populasinya
dalam arti tidak bisa.
Bertambahnya sampel yang
digunakan akan mendekati
nilai sebenarya (konsisten).
Hal ini disebabkan oleh varian
yang tidak efisien. untuk mendeteksi ada tidaknya Heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan uji Scatterplot.
b. Analisis Regresi
Untuk menguji hubungan
variabel independen dengan
variabel dependen dalam penelitian ini akan digunakan model
regresi linier berganda. Secara
umum model ini dirumuskan
sebagai::
JK = 0 + 1 ri + 2 Yi + 3 SPi +
4 Jwi + e
Keterangan:
Y = Jumlah Pengambilan kredit
0 = Konstanta r
= Suku bunga y
= Pendapatan
SP = Status Pekerjaan
Jw = Jangka waktu kredit
1 4 =
Koefisien
variabel
independen X1X3
e = Error (Widayat 2004:177)
i= observasi ke i
(error)
c.Uji Parsial (Uji t)
Keterandalan regresi berganda sebagai alat estimasi
sangat ditentukan oleh signifikansi parameter-parameter yang

dalam hal ini adalah koefisien


regresi. Uji t digunakan untuk
menguji koefisien regresi secara
parsial dari variabel independen
sinya. Untuk menentukan nilai tstatistik tabel digunakan tingkat
signifikansi 5% derajat kebebasan
(degree of fredoom) df= (n-k) dan
(k-1) dimana n adalah jumlah
observasi, kriteria uji yang digunakan adalah :
d. Uji Simultan (Uji F-statistik)
Uji F-statistik digunakan
untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama
(simultan) terhadap variabel
dependen. Pembuktian dilakukan
dengan cara membandingkan
nilai F kritis (Ftabel ) dengan nilai
Fhitung yang terdapat pada tabel
analysis of variance.
Untuk menentukan nilai Ftabel, tingkat signifikansi yang
digunakan sebesar 5% dengan
derajat kebebasan (degree of
fredoom) df= (n-k) dan (k-1)

dimana n adalah jumlah observasi,


e. Koefisien Determinasi
Dalam penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda, maka masing masing
variabel independen yaitu inflasi,
nilai tukar
dan suku bunga
secara parsial dan secara simultan mempengaruhi
variabel
dependen yaitu Harga saham (Y),
yang dinyatakan dengan R2 untuk
menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar
pengaruh inflasi, nilai kurs rupiah,
dan tingkat suku bunga terhadap
harga saham secara simultan
terhadap harga saham (Y).
Sedangkan r2 untuk menyatakan
koefisien determinasi parsial
variabel independen terhadap
variabel dependen.
I. Hasil dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas

Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
100
Normal Parameters
Mean
3.125000E-03
Std. Deviation
2411238.5000000
Most Extreme Differences
Absolute
.143
Positive
.116
Negative
-.143
Kolmogorov-Smirnov Z
1.425
Asymp. Sig. (2-tailed)
.084
Sumber: data diolah 2011

Hasil pengujian normalitas seperti tabel di atas


menunjukkan bahwa variabel
tersebut diatas mempunyai
nilai asymp. Sig sebesar 0,84 >
0,05.
Model
R
1
0.890
Sumber : data diolah 2011

b. Uji autokorelasi
Pengujian Uji autokorelasi
dilakukan dengan membandingkan nilai DW dengan nilai Tabel
DW. Hasil uji yang dilakukan
adalah:
Uji Autokorelasi

R Square
0.792

Adjusted R Square
0.784

Durbin-Watson
1.981

Dari tabel di atas dapat


dilihat
nilai
Durbin-Watson
sebesar `1,981 akan dibandingkan
dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%,
jumlah sampel 100 dan jumlah
variabel bebas 4, maka di tabel
Durbin-Watson akan didapat nilai
dL 1.592 dan 4 - dU 1.758. Nilai

DW 1.945 terletak di antara dL


dan dU atau 1.592<1,981< 2.242
maka diterima. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model
regresi.
c.Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas

Variabel
Suku bunga
Pendapatan
Status pekerjaan
Jangka waktu kredit
Sumber : Data diolah, 2011

Toleransi
0,876
0,523
0,424
0,458

VIF
1,142
1,912
2,358
2,185

Hasil pengujian yang telah


dilakukan seperti pada tabel IV.
10 diatas menunjukkan bahwa
angka Varian Inflation Factor di
bawah 10 dan angka toleransi
diatas 0,10.
Oleh karena

Kesimpulan
Non Multikolinieritas
Non Multikolinieritas
Non Multikolinieritas
Non Multikolinieritas

masing masing angka VIF di


bawah 10 dan angka toleransi
diatas 0,10 maka disimpulkan
tidak terdapat multikolinieritas.
d. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 1
Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: JUMKRE
Regression Studentized Residual

4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-1.5

-1.0

-.5

0.0

.5

1.0

1.5

2.0

Regression Standardized Predicted Value

Sumber : Data sekunder diolah

Grafik scatterplots di
atas terlihat titik-titik menye
bar secara acak (random) baik
diatas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y. hal ini
dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedas


tisitas pada model regresi.
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji t

Hasil Analisa Regresi Linier Berganda

Unstandardized
Coefficients
B
(Constant)
8719229.189
BUNGA
-7384287.996
PENDPATN
7.161E-02
STATPEK
941692.211
WAKTU
437021.202
Sumber: Data primer diolah,2011

Berdasarkan uji regresi


pada tabel diatas diperoleh kesim
pulan berikut:
1) Pengaruh suku bunga terhadap jumlah pengambilan
kredit
Hasil pengujian terhadap
koefisien
parsial variabel
suku bunga diperoleh nilai
probabilitas tingkat signifikansi sebesar 0,020 yang
berarti lebuh kecil dai tingkat
signifikansi
0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi parsial suku
bunga signifikan maka suku
bunga berpengaruh signifikan
terhadap jumlah pengambilan
kredit. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa apabila suku
bunga yang ditingkatkan maka
akan menurunkan
jumlah
pengambilan kredit.
2) Pengaruh pendapatan terhadap jumlah pengambilan
kredit
Hasil pengujian terhadap
koefisien parsial variabel pendapatan diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi
sebesar 0,761 yang berarti
lebuh besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa koefisien
regresi parsial variabel pendapatan tidak signifikan maka
suku bunga berpengaruh tidak
signifikan terhadap jumlah
pengambilan kredit. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa

Std. Error
5340707.861
3116338.740
.234
759842.893
36376.720

Sig.

1.633
-2.370
.306
1.239
12.014

.106
.020
.761
.218
.000

pendapatan nasabah tidak


akan mempengaruhi jumlah
pengambilan kredit
3) Pengaruh Status pekerjaan
terhadap jumlah pengambilan
kredit
Hasil pengujian terhadap koefi
sien parsial variabel Status
pekerjaan
diperoleh nilai
probabilitas tingkat signifikansi sebesar 0,218 yang ber
arti lebuh besar dari tingkat
signifikansi 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa
koefisien regresi parsial variabel Status pekerjaan tidak
signifikan maka suku bunga
berpengaruh tidak signifikan
terhadap jumlah pengambilan
kredit. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa Status pekerjaan tidak
meningkatkan
jumlah pengambilan kredit
4) Pengaruh jangka waktu kredit
terhadap jumlah pengambilan
kredit.
Hasil pengujian terhadap
koefisien
parsial variabel
variabel jangka waktu kredit
diperoleh nilai probabilitas
tingkat signifikansi sebesar
0,000 yang berarti lebuh kecil
dari tingkat signifikansi 0,05
sehingga dapat disimpulkan
bahwa koefisien regresi parsial
variabel jangka waktu kredit
signifikan maka suku bunga
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengambilan
kredit. Hasil tersebut mengin-

dikasikan
bahwa apabila
jangka waktu makin lama akan

meningkatkan
pengambilan kredit.
3. Uji F

uji F (Anova)

Regression
Residual
Total
Sumber: data diolah 2011

df
4
95
99

R
1
Sumber: data primer diolah,2011

Sig.
90,659

Hasil uji koefisien regresi


parsial secara serempak (Uji F) diketahui besarnya nilai Fhitung = 90,659
nilai probabilitas tingkat signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil daqri
tingkat signifikansi 0,05 (5%)
sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil uji F koefisien regresi parsial
Model

jumlah

0,000

secara bersama adalah signifikan,


Sehingga disimpulkan secara bersama
suku bunga, pendapatan,
Status pekerjaan, dqn jangka waktu
kredit berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit
Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2
0.890

R Square
0.792

Adjusted R Square
0.784

Berdasarkan tabel tersebut Uji R2 didapatkan hasil sebesar 0,784 atau 78,4%. yang
berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dije-laskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 78,4% sedang-kan sisanya (21,6%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
dima-sukkan dalam model regresi seperti jumlah tanggungan keluarga.
J. Interpretasi ekonomi
Hasil Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut di atas maka dapat diimplementasikan
hal hal berikut :
1. Suku bunga terbukti mempunyai pengaruh negatif signifikan ter-hadap jumlah pengambilan
kredit. Suku bunga merupakan sejumlah rupiah yang dibayar akibat telah mempergunakan
dana sebagai balas jasa. Perubahan suku bunga meru-pakan perubahan dalam permintaan
uang (kredit). Kenaikan suku bunga mengakibatkan penurunan permin-taan
agregat/pengeluaran investasi. Sebaliknya, peningkatan suku bunga akan mengakibatkan
peningkatan permintaan agregat. Hasil pnelitian menunjukkan bahwa nasabah tidak
mempertimbangkan suku bunga yang dikenakan pada kredit yang diambil nasabah
2. Pendapatan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah pengambilan kredit.
Pendapatan adalah penerimaan tingkat hidup dalam satuan rupiah yang dapat dinikmati
seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas peng-hasilannya atau sumber-sumber
pendapatan lain. Pendapatan nasabah yang digunakan untuk mengembalikan kredit, harus
jelas dan riil. Pendapatan nasabah ter-sebut sebagai sumber penghasilan dari berbagai
macam mata peker-jaan. Dalam penelitian ini tealah ditemukan bahwa pendapatan nasabah
tidak mempunyai dampak terhadap jumlah pengambilan kredit
3. Status pekerjaan terbukti berpe-ngaruh secara signfikan terhadap jumlah pengambilan kredit
Status pekerjaan merupakan profesi yang dimiliki oleh nasabah. Dalam pene-litian ini status
nasabah dibedakan anatar egawaineheri sipil dan non PNS. Status pekerjaan merupakan
jaminan.terhadap kelncaran kredit yang diamabil. Status PNS meru-pakan status yang relaif

pasti diban-ding dengan non PNS sehingga PNS akan lebih yakin dalam mengambil kredit,
namun dalam penelitian ini ditemukan bahwa status pekerjaan tidak mempunyai pengaruh
signi-fikan terhadap besaran kredit yang diambil. Implikasinya bahwa dalam dalam
pertimbangan kredit status pekerjaan belum tentu menjamin kelangsungan kredit yang
diambil
4. Jangka waktu kredit terbukti berpe-ngaruh secara signifikan terhadap jumlah pengambilan
kredit.
Berbagai pinjaman mempunyai syarat atau jatuh tempo. Artinya bahwa
pengembalian pinjaman nasabah dibatasi oleh waktu Pinja-man terpendek adalah pinjaman
satu malam. Pinjaman jangka pen-dek biasanya mempunyai periode sampai dengan satu
tahun.
Pinjaman jangka panjang umumnya lebih dari satu tahun dan membe-rikan suku
bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan jangka pen-dek oleh karena itu, lembaga dalam
hal ini manjemen harus mewu-judkan sistem pimjaman yang mem-berikan resiko kecil dan
tidak mem-beratkan nasabah terutama dalam hal jangka waktu pelunasan kredit.
K. Keterbatasan
Sampel Berdasarkan hasil pene-litian, beberapa hal yang menjadi keterbatasan penelitian
ini adalah:
1. Penelitian ini hanya dilakukan di satu institusi yaitu PD BKK Eromoko Kabu paten Wonogiri
sehingga tidak dapat diterapkan di lembaga lain
2. Sampel yang digunakan hanya 40 orang sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan
untuk mem-buat prediksi secara umum, ke depan disarankan untuk lebih mem-perluas baik
populasi maupun sampel penelitiannya
3. Variabel yang digunakan dalam meprediksi kinerja hanya Suku bunga, Pendapatan, status
peker-jaan, dan Jangka waktu kredit.
Penelitian
ke
depan
disarankan
untuk
menambahkan variabel lain seperti lokasi bank, kualitas pela-yanan, tanggungan keluarga dan
kecepatan proses kredit.
L. Saran
Sesuai dengan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan bahwa dalam menentukan
kebijakan khu-susnya di PD BKK Eromoko Kabupaten Wonogiri, maka disarankan:
1. Suku bunga perlu yang selama ini diterapkan dalam pemberian kredit kepda nasabah di PD
BKK Eromoko Kabupaten Wonogiri perlu dijaga dan dipertahankan sesuai dengan kondisi
nasabah dan ketentuan yang yang telah diatur oleh perbankan dalam hal ini BI tentang
penerapan suku bunga pinjaman.
2. Pendapatan dan status pekerjaan merupakan jaminan kepastian kolek- tibilitas kredit, namun
kedua hal tersebut bukan satu-satunya pertim- bangan dalam memutuskan permo-honan
kredit nasabah.
3. Jangka waktu kredit perlu diper-timbangkan dalam melaksanakan keputusan pembeian kredit
kepada calon nasabah.
Daftar Pustaka
Axwar, Saiffudin. (200). Metode Penelitian. Peberbit Rineka Cipta, Jakarta
Aryaningsih (2008). Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Jumlah Pendapatan Terhadap Permintaan
Kredit di PT BPB Cabang Pembantu Kediri. www.google.com
Adiningsih, Sri dkk. (1998). Perangkat Analisis dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia.
Jakarta: P.T. Bursa Efek Jakarta.
Ajayi, R.A dan M. Mougoue. (1996). On The Dynamic Relation Between Stock Prices and Exchange
Rate. Journal Of Finance Research. 19:193-207.
Banjarnahor (2006). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada
PT Bank Sumut Cabang Tarutung . www. Google.com

Boediono, (1998). Ekonomi Makro. Penerbit BPFE. Yogyakarta


Ghozali,Imam.(2005).Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang : Badan Penerbit : Undip
Semarang
Hakim, Abdul (2002). Statistik Indukti Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit Ekonisia, Yogyakarta
Kasmir, (2007). Bank dan lembaga keuangna lainnya. Edisis revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Keynes, John Maynard. (1991). Kesem- patan Kerja, Bunga dan Uang. Diter-jemahkan Oleh Willem H
Makaliwe, Universitas Hasnudin. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Miskhin. (1996). Financial markets institution, and money. New York: The Lehigh Press, Inc.
Nachrowi, D Nachrowi, (2006), Pendekatan Populer dan Praktis: Ekonometrika Untuk Analisis
Ekonomi dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Samuelson dan Nordhaus (1995). Micro economic. Preentice Hall. USA
Soediyono. (1983). Ekonomi Mikro, Edisi 2. Liberty : Yogyakarta
Setianingsih (2001) Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Deposito Berjangka Rupiah Pada Bank
Pemerintah. Tesis UII. Tidak dipublikasikan
Sulastri (2002). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dana Perbankan tahun 1978-1999. Jurnal
Manajemen UII Yogyakarta
Soemarso. (2005). Akuntansi Suatu Pengantar Penerbit salemba empat Jakarta
Suharyadi dan Purwanto, (2004), Statitistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta
Sugiyono, (2004). Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Cetakan keenam Bandung
Sudarsono. (1983). Pengantar Ekonomi Mikro. PT. New Aqua Press : Jakarta.
Sukirno, Sadono (1985). Teori Mikro Ekonomi. FE UI : Jakarta.
Standart Akuntansi Keuangan (2002). Ikatan Akuntan indonesia. Salemba Empat Jakarta
Tim Penyusun Kamus Akuntansi. (1996) . Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Prehalindo
Jakarta.
Umar, Husein , (2003), Metode Riset Akuntansi Terapan, Ghalia Indonesia
Undang-Undang RI No. 7 tahun 1998 tentang Perbankan. Penerbit Handayani, 1999
Widayat.( 2004). Metode Penelitian Pemasaran, UMM, Malang
Winardi (2001). Pengantar ekonomi. Penerbit Gahlia Indonesia. Jakarta
Yulk. Gary, (2005), Suku Bunga Dalam Organisasi, Edisi Kelima, Terjemahan, Indeks, Jakarta

You might also like